DISUSUN OLEH:
RAHMATIA (520 011 104)
REZKI AMALIA (520 011 121)
NOVITA ANGRAENY (520 011 064)
WIDIA SARI (520 011 164)
EMILIANA JIKING (520 011 099)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul memahami
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Dan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
Penyusun
Kelopok 2
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN....................................................................................................................5
A. Latar Belakang...............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................6
C. Tujuan Pembelajaran......................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................7
oleifera)...........................................................7
OLEIFERA).................................................................................................................16
1. JARINGAN EPIDERMIS........................................................................................16
2. JARINGAN MESOFIL............................................................................................18
3
3. JARINGAN PENGANGKUT..................................................................................21
BAB III..................................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................................24
A. Kesimpulan..................................................................................................................24
B. Saran............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelor Daun atau Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula
merupakan jenis kayu lunak dan memiliki kualitas rendah. Daun tanaman
sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki warna hijau sampai hijau
kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1-3 cm,
lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi
daun rata. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari dalam berwarna
kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk
tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak
berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian
besar terpisah.
Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah
sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan
Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific
kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama
5
sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat
kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai
pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air
hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau
“tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain.
Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembelajaran
6
BAB II
PEMBAHASAN
arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.
1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah
seperti temperatur yang sangat tinggi, di bawah naungan dan dapat bertahan
hidup di daerah bersalju ringan. Kelor tahan dalam musim kering yang
panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan tahunan
berkisar antara 250 sampai 1500 mm. Meskipun lebih suka tanah kering
lempung berpasir atau lempung, tetapi dapat hidup di tanah yang didominasi
tanah liat. Bagian tanaman ini yang sering digunakan sebagai obat adalah biji
et al., 2009).
7
Klasifikasi tanaman kelor adalah sebagai berikut:
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
8
B. STRUKTUR MORFOLOGI TUMBUHAN KELOR DAUN (MORINGA
OLEIFERA)
9
Struktur morfologi tumbuhan Kelor Daun (Moringa Oleifera) terdiri atas :
Jenis akar kelor termasuk kedalam akar tunggang.Kulit akar berasa dan
Bahkan akar sering digunakan untuk mencegah erosi karena dinilai kuat
untuk menahan tanah yang terkikis oleh air. Tumbuhan ini dapat hidup
disegala kondisi tanah, bahkan dalam kondisi 6 bulan dengan tanah kering
10
b) Batang Tanaman Kelor
Tanaman kelor merupakan tanaman tahunan yang tumbuh cepat dan dapat
abu-abu atau pucat yang halus atau sedikit kasar. Diameter batangnya dapat
terbentuk dengan baik. Pohon kelor tumbuh dengan batang lurus pendek
Batang milik tanaman kelor adalah berkayu, bercabang simpodial atau arah
Batangnya sangat kuat serta tidak mudah patah. Batang dapat tumbuh tinggi
11
c) Daun Tanaman Kelor
kelor menyirip alternate, dua kali atau tiga kali tumbuh sebagian besar di
daun sekitar 8-10 cm, dengan warna daun keabu-abuan saat masih muda dan
Terdapat satu buah ibu tangkai dan bercabang memiliki anak ranting achis,
rakhila, dan rakhiolus. Daun berwarna hijau, akan berubah warna menjadi
gelap jika sudah tua, membulat dari pangkal sampai ujung daun. Samping
12
d) Bunga Tanaman Kelor
Jenis bunga tanaman kelor adalah majemuk, bunga akan tumbuh dibagian
bunga,didalam satu tenda bunga terdapat lima daun tenda yang saling
satu putik serta satu bakal buah,serta mengeluarkan aroma yang semerbak. .
Bunganya berwarna putih atau krem dan terkadang memiliki tanda merah.
Bunga tumbuh dan berkembang dalam tandan yang panjangnya sekitar 10-
cukup harum. Bunga terdiri atas lima helai sepal (kelopak) mengelilingi
13
e) Buah Tanaman Kelor
– 45 cm, ketika masih muda buah akan berwarna hijau, dan setelah tua buah
pula berbentuk kekacang panjang bewarna hijau dan keras serta memiliki
panjang 30 cm. Buahnya menyerupai atau berbentuk polong dengan tiga sisi
memanjang hingga sekitar 10-60 cm, dan berisikan sekitar 12-35 biji.
tanaman legumenose. Buah akan berubah warna dari hijau saat muda
menjadi cokelat saat masak. Saat masak, buah mudah pecah menjadi tiga
bijinya.
14
f) Biji Tanaman Kelor
permiabel berwarna kecoklatan, memiliki tiga sayap putih menjalar dari atas
terang dan berwarna coklat kehitaman pada biji yang sudah tua,dengan rata-
rata berat biji 18-36g/100 biji Biji muda 7 berwarna hijau setelah berwarna
coklat dan terpecah menjadi 3 bagian, jumlah biji sampai 20 biji. Pada
yang memanjang dari bawah ke atas biji pada ketiga sisinya. Berat kering
setiap biji sekitar 0,3 g dan rasio kernel (isi biji) terhadap kulit biji 75:25
15
C. STRUKTUR ANATOMI AKAR,BATANG,DAN DAUN KELOR
(MORINGA OLEIFERA)
1. JARINGAN EPIDERMIS
dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat
stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang
terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada
pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman
Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat
16
Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah
pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas
permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel.
Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai
tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan
daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta
17
2. JARINGAN MESOFIL
atas dan epidermis bawah dan diantara berkas pengangkut. Mesofil dapat
lapisan atas daun, menempati sampai ½ hingga 2/3 mesofi, tetapi dapat
pula dijumpai pada kedua sisi permukaan daun. Jumlah lapisan sel
spons.
a. Parenkim Palisade
terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang (Fahn,
1991).
18
Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau
atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu lapisan,
panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah
abaksial daun.
sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu.
19
b. Perenkin Spons
Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya.
20
3. JARINGAN PENGANGKUT
Berkas pengangkut ini biasanya terbagi menjadi 2 jenis yaitu, xylem dan
pengangkut memperluas ke arah epidermis pada satu atau kedua sisi daun.
Sel yang mencapai arah epidermis ini berfungsi dalam pengangkutan pada
daun. Bukan hanya pada daun Dikotil saja yang memiliki berkas
Anatomi Biji
21
Kelor Biji adalah hasil fertilisasi bakal biji, terdiri dari embrio yang di
terhadap kerusakan mekanis dan kehilangan zat – zat. Kulit biji (testa)
biji. Lapisan sebelah dalam (tegmen) biasanya tipis dan lunak, sedangkan
lapisan sebelah luar (testa) tebal dan keras, yang berguna sebagai bahan
2010). Biji kelor tidak memerlukan adanya masa jeda untuk berkecambah.
sampai 50 cm, memiliki luas 2,0 – 2,5 cm, setiap polong buah kelor
berbunga, dan berubah menjadi coklat pada saat jatuh tempo, biji berwarna
coklat dan bersegi tiga, panjang biji 1 cm, dengan tiga sayap tipis keputihan
22
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kelor Daun
putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang
tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Dan terdiri atas
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
http://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kelor/
sinta.unud.ac.id
https://geograph 88.blogspot.com/
25