Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KELOMPOK 2

KELOR DAUN (MORINGA OLEIFERA)

DISUSUN OLEH:
RAHMATIA (520 011 104)
REZKI AMALIA (520 011 121)
NOVITA ANGRAENY (520 011 064)
WIDIA SARI (520 011 164)
EMILIANA JIKING (520 011 099)

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR


PROGRAM STUDI FARMASI
KELAS A REGULER
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul memahami

Tumbuhan Kelor (Moringa oleifera). Makalah ini dapat memberikan informasi

kepada kita semua tentang Tumbuhan Kelor(Moringa oleifera). Kami berharap

semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak

kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Dan makalah ini

masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

senantiasa memberkati segala usaha kita Aamiin.

Makassar, 16 Desember 2020

Penyusun

Kelopok 2

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................4

BAB I.......................................................................................................................................5

PENDAHULUAN....................................................................................................................5

A. Latar Belakang...............................................................................................................5

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................6

C. Tujuan Pembelajaran......................................................................................................6

BAB II......................................................................................................................................7

PEMBAHASAN......................................................................................................................7

A. Klasifikasi Tanaman Kelor Daun (moringa

oleifera)...........................................................7

B. STRUKTUR MORFOLOGI TUMBUHAN KELOR DAUN (MORINGA OLEIFERA)8

a) Akar Tanaman Kelor..................................................................................................8

b) Batang Tanaman Kelor...............................................................................................9

c) Daun Tanaman Kelor...............................................................................................10

d) Bunga Tanaman Kelor.............................................................................................11

e) Buah Tanaman Kelor...............................................................................................12

f) Biji Tanaman Kelor..................................................................................................13

C. STRUKTUR ANATOMI AKAR,BATANG,DAN DAUN KELOR (MORINGA

OLEIFERA).................................................................................................................16

1. JARINGAN EPIDERMIS........................................................................................16

2. JARINGAN MESOFIL............................................................................................18

3
3. JARINGAN PENGANGKUT..................................................................................21

BAB III..................................................................................................................................24

PENUTUP..............................................................................................................................24

A. Kesimpulan..................................................................................................................24

B. Saran............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelor Daun atau Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula

berupa pohon dengan tinggi 12 m dengan diameter 30 cm. Kayunya

merupakan jenis kayu lunak dan memiliki kualitas rendah. Daun tanaman

kelor memiliki karakteristik bersirip tak sempurna, kecil, berbentuk telur,

sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki warna hijau sampai hijau

kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1-3 cm,

lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi

daun rata. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari dalam berwarna

kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk

tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak

berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian

besar terpisah.

Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah

sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan

hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan

tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia,

Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific

Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap

kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama

5
sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat

pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai

bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Di

kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai

tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga

pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air

hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau

“tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain.

Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa

pertanyaan yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian

makalah. Diantaranya yaitu :

1. Apa sajakah morfologi tumbuhan Kelor Daun (Moringa Oleifera) ?

2. Apakah klasifikasi Kelor Daun (Moringa Oleifera) ?

3. Apakah anatomi Kelor Daun (Moringa Oleifera) ?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui morfologi tumbuhan Kelor Daun (Moringa Oleifera)

2. Untuk mengetahui klasifikasi Kelor Daun (Moringa Oleifera)

3. Untuk mengetahui anatomi Kelor Daun (Moringa Oleifera)

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Tanaman Kelor Daun (moringa oleifera)

Kelor Daun (moringa oleifera ) Tumbuhan dalam bentuk pohon, berumur

panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak,

berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial,

arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.

Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang).

Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ±

1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah

atau ladang. Kelor merupakan tanaman yang dapat mentolerir berbagai

kondisi lingkungan, sehingga mudah tumbuh meski dalam kondisi ekstrim

seperti temperatur yang sangat tinggi, di bawah naungan dan dapat bertahan

hidup di daerah bersalju ringan. Kelor tahan dalam musim kering yang

panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan tahunan

berkisar antara 250 sampai 1500 mm. Meskipun lebih suka tanah kering

lempung berpasir atau lempung, tetapi dapat hidup di tanah yang didominasi

tanah liat. Bagian tanaman ini yang sering digunakan sebagai obat adalah biji

dan daun, berkhasiat digunakan sebagai antidiabetes dan antioksidan (Jaiswal

et al., 2009).

7
Klasifikasi tanaman kelor adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Ordo : Capparales

Famili : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera Lam.

Gambar 2.1 Tanaman Moringa oleifera (Rajanandh et al., 2012)

8
B. STRUKTUR MORFOLOGI TUMBUHAN KELOR DAUN (MORINGA

OLEIFERA)

9
Struktur morfologi tumbuhan Kelor Daun (Moringa Oleifera) terdiri atas :

a) Akar Tanaman Kelor

Jenis akar kelor termasuk kedalam akar tunggang.Kulit akar berasa dan

berbau tajam dan pedas,dari dalam berwarna kuning pucat,bergaris

halus,tetapi terang dan melintang.Tidak keras,bentuk tidak

beraturan,permukaan luar kulit agak licin,permukaan dalam agak

berserabut,bagian kayu nya warna cokelat muda,atau krem

berserabut,sebagian besar terpisah.Ukurannya lumayan besar dan

menyerupai seperti lobak,berbau tajaam dan berasa pedas.Cabang-cabang

kemudian tumbuh dan berkembang secara tidak teratur dan kanopi

berbentuk payung.Akar biasanya berwarna putih, perakaran sangat rapat

sehingga karakter akar cukup kokoh.

Bahkan akar sering digunakan untuk mencegah erosi karena dinilai kuat

untuk menahan tanah yang terkikis oleh air. Tumbuhan ini dapat hidup

disegala kondisi tanah, bahkan dalam kondisi 6 bulan dengan tanah kering

pun tumbuhan ini masih dapat bertahan hidup.

10
b) Batang Tanaman Kelor

Tanaman kelor merupakan tanaman tahunan yang tumbuh cepat dan dapat

tumbuh hingga mencapai tinggi hampir 10 m, dengan kulit batang berwarna

abu-abu atau pucat yang halus atau sedikit kasar. Diameter batangnya dapat

mencapai 20-40 cm. Batang umumnya lurus tetapi kadang-kadang tidak

terbentuk dengan baik. Pohon kelor tumbuh dengan batang lurus pendek

yang dapat mencapai ketinggian 1,5-3 m sebelum mulai bercabang.

Batang milik tanaman kelor adalah berkayu, bercabang simpodial atau arah

cabangan miring dan tegak, berbentuk silindris, tumbuh tegak, biasanya

berwarna putih, dan bagian luar batang mempunyai kulit tipis.

Batangnya sangat kuat serta tidak mudah patah. Batang dapat tumbuh tinggi

hingga 7 sampai 12 meter, bagian luar batang kasar.

11
c) Daun Tanaman Kelor

Selain bentuk keseluruhan tanaman, orang dapat mengenali tanaman ini

dengan bentuk daunnya.Memiliki panjang 1-3 cm,lebar 4 mm sampai 1-2

cm.Ukuran daun bervariatif, bentuknya menyirip gasal dan posisi tiap

daunnya berselang-seling.Daun kelor berbentuk bulat telur,tepi daun

rata,ukurannya kecil-kecil dan bersusun majemuk dalam satu

tangkai.Tangkai daun berbentuk silinder,permukaan daun halus,ujung dan

pangkal daunnya membulat serta susunan tulang daunnya menyirip.Daun

kelor menyirip alternate, dua kali atau tiga kali tumbuh sebagian besar di

ujung cabang. Panjang daun sekitar 20-70 cm sedangkan panjang tangkai

daun sekitar 8-10 cm, dengan warna daun keabu-abuan saat masih muda dan

kemudian hijau setelah tumbuh maksimal

Terdapat satu buah ibu tangkai dan bercabang memiliki anak ranting achis,

rakhila, dan rakhiolus. Daun berwarna hijau, akan berubah warna menjadi

gelap jika sudah tua, membulat dari pangkal sampai ujung daun. Samping

daunnya rata dan tipis.

12
d) Bunga Tanaman Kelor

Jenis bunga tanaman kelor adalah majemuk, bunga akan tumbuh dibagian

ketiak daun(axillaris),bertangkai panjang.Terdiri atas dua tenda

bunga,didalam satu tenda bunga terdapat lima daun tenda yang saling

berlekatan.Berwarna putih kekuning-kuningan(krem) dan ada yang

berwarna merah.Terdapat lima benang sari berwarna kuning kecoklatan,dan

satu putik serta satu bakal buah,serta mengeluarkan aroma yang semerbak. .

Bunganya berwarna putih atau krem dan terkadang memiliki tanda merah.

Bunga tumbuh dan berkembang dalam tandan yang panjangnya sekitar 10-

25 cm. Bunga berdiameter sekitar 2,5 cm dan mengeluarkan aroma yang

cukup harum. Bunga terdiri atas lima helai sepal (kelopak) mengelilingi

lima benang sari.

13
e) Buah Tanaman Kelor

Bentuk buahnya memanjang, tunggal, termasuk kedalam jenis polong-

polongan. Buah memiliki ukuran panjang yang lumayan, yakni berkisar 20

– 45 cm, ketika masih muda buah akan berwarna hijau, dan setelah tua buah

akan berganti warna menjadi coklat.Berbuah setelah 12-18 bulan. Buahnya

pula berbentuk kekacang panjang bewarna hijau dan keras serta memiliki

panjang 30 cm. Buahnya menyerupai atau berbentuk polong dengan tiga sisi

memanjang hingga sekitar 10-60 cm, dan berisikan sekitar 12-35 biji.

Walaupun buahnya berbentuk polong, tanaman kelor bukan termasuk

tanaman legumenose. Buah akan berubah warna dari hijau saat muda

menjadi cokelat saat masak. Saat masak, buah mudah pecah menjadi tiga

bagian.Tanaman ini dapat berkembang biak secara alami menggunakan

bijinya.

14
f) Biji Tanaman Kelor

Biji kelor (Moringa oleifera) berbentuk bulat dengan lambung semi –

permiabel berwarna kecoklatan, memiliki tiga sayap putih menjalar dari atas

ke bawah diameter 1 cm,berisi 15-25 biji.Pada saat muda berwarna hijau

terang dan berwarna coklat kehitaman pada biji yang sudah tua,dengan rata-

rata berat biji 18-36g/100 biji Biji muda 7 berwarna hijau setelah berwarna

coklat dan terpecah menjadi 3 bagian, jumlah biji sampai 20 biji. Pada

kulitnya terdapat organ menyerupai “sayap” berwarna putih hingga krem

yang memanjang dari bawah ke atas biji pada ketiga sisinya. Berat kering

setiap biji sekitar 0,3 g dan rasio kernel (isi biji) terhadap kulit biji 75:25

persen atau 3:2.

15
C. STRUKTUR ANATOMI AKAR,BATANG,DAN DAUN KELOR

(MORINGA OLEIFERA)

Terdapat 3 struktur jaringan penyusun dari daun, diantaranya jaringan

epidermis, jaringan mesofil, dan jaringan pengangkut.

1. JARINGAN EPIDERMIS

Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan

dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat

stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang

terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya

terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada

pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman

Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat

tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma

(rambut) dan sel kipas (Mulyani, 2006).

16
Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah

lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan

trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk

pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas

daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut

permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel.

Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata.

Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai

tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan

daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta

stomata (Campbel, 2005).

17
2. JARINGAN MESOFIL

Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis

atas dan epidermis bawah dan diantara berkas pengangkut. Mesofil dapat

tersusun atas parenkim yang relative homogen atau berdifferensiasi

menjadi parenkim palisade dan parenkim spons. Sesuai dengan fungsinya,

parenkim mesofil merupakan daerah fotosintesis utama karena

mengandung kloroplas (Sutrian, 2004).

Parenkim palisade merupakan sel-sel yang bentuknya silindris, tersusun

rapat berjajar seperti pagar. Parenkim palisade umumnya dijumpai pada

lapisan atas daun, menempati sampai ½ hingga 2/3 mesofi, tetapi dapat

pula dijumpai pada kedua sisi permukaan daun. Jumlah lapisan sel

palisade dapat satu lapis atau lebih (Hidayat, 1995).

Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam

epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan

fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua

jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim

spons.

a. Parenkim Palisade

Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya

tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada

tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium

terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang (Fahn,

1991).

18
Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau

multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis di

antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun

atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu lapisan,

panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah

semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan

abaksial daun.

Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya

saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai

sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu.

Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung

efesien (Kertasapoetro, 1991).

19
b. Perenkin Spons

Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya.

Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam.

Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel

satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan

parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim

palisade terdiri atas beberapa lapisan.

Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan,

biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons

yang ada di dekatnya (Mulyani, 2006).

20
3. JARINGAN PENGANGKUT

Berkas pengangkut ini biasanya terbagi menjadi 2 jenis yaitu, xylem dan

floem. Sel berkas pengangkut ini berdinding tipis untuk memudahkan

terjadinya transpor antar sel, mungkin memiliki kloroplas seperti mesofil.

Sering kali terdapat kristal. Kebanyakan daun Dikotil, parenkim berkas

pengangkut memperluas ke arah epidermis pada satu atau kedua sisi daun.

Sel yang mencapai arah epidermis ini berfungsi dalam pengangkutan pada

daun. Bukan hanya pada daun Dikotil saja yang memiliki berkas

pengangkut akan tetapi berkas pengangkut juga terdapat dalam daun

Monokotil (Campbel, 2005).

 Anatomi Biji

21
Kelor Biji adalah hasil fertilisasi bakal biji, terdiri dari embrio yang di

bungkus oleh lapisan pelindung biji yang berasal dari integumen

(Abererombie, et al. 2005). 13 Kulit biji berguna untuk melindungi biji

terhadap kerusakan mekanis dan kehilangan zat – zat. Kulit biji (testa)

bersifat tahan atau kadang – kadang mempunyai permukaan yang

memudahkan penyebarannya oleh angin. Kulit biji terbentuk atau berasal

dari ovulum (Kartasapoetra, 2003). Pada umumnya terdapat 2 lapisan kulit

biji. Lapisan sebelah dalam (tegmen) biasanya tipis dan lunak, sedangkan

lapisan sebelah luar (testa) tebal dan keras, yang berguna sebagai bahan

proteksi terhadap suhu, penyakit dan sentuhan mekanis (Tjitrosoepomo,

2010). Biji kelor tidak memerlukan adanya masa jeda untuk berkecambah.

Perlakuan benih dengan metode perendaman dilakukan sebagai upaya untuk

meningkatkan kecepatan perkecambahan melalui proses imbibisi Biji yang

berasal dari buah yang telah tua dapat langsung dikecambahkan

(Katharina,dkk, 2008). Buah kelor berbentuk linier, memiliki panjang 20

sampai 50 cm, memiliki luas 2,0 – 2,5 cm, setiap polong buah kelor

biasanya sampai dengan 26 biji, berwarna hijau gelap selama

perkembangannya dan membutuhkan waktu tiga bulan untuk matang setelah

berbunga, dan berubah menjadi coklat pada saat jatuh tempo, biji berwarna

coklat dan bersegi tiga, panjang biji 1 cm, dengan tiga sayap tipis keputihan

pada setiap sudut nya (Krisnadi, 2015).

22
23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kelor Daun

(moringa oleifera ) Tumbuhan dalam bentuk pohon, berumur panjang

(perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna

putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang

tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Dan terdiri atas

Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah dan Biji.

B. Saran

Adapun saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini kepada

teman-teman agar lebih meningkatkan menggali dan mengkaji lebih dalam

tentang Tumbuhan Kelor Daun (moringa oleifera)

24
DAFTAR PUSTAKA

http://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kelor/

sinta.unud.ac.id

https://geograph 88.blogspot.com/

25

Anda mungkin juga menyukai