1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya
yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Pemanenan
Hutan yang berjudul “Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa)”, ini dengan tepat
waktu. Atas karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Hj. Sari Mayawati,
M.P. atas bimbingan, arahan, dan pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Demikian makalah ini saya buat dan saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga makalah ini menjadi sempurna. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pandangan Umum ............................................................................... 3
2.2 Struktur Anatomi................................................................................. 4
2.3 Sebaran dan Potensi ............................................................................ 6
III. PEMBAHASAN
3.1 Budidaya dan Manfaat ........................................................................ 7
3.2 Cara Pemanenan ................................................................................. 8
3.3 Pengolahan.......................................................................................... 9
3.4 Pemasaran ........................................................................................... 10
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan malah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui budidaya dan manfaat tumbuhan karamunting.
2. Untuk mengetahui cara pemanenan tumbuhan karamunting.
3. Untuk mengetahui pengolahan tumbuhan karamunting.
4. Untuk mengetahui pemasaran tumbuhan karamunting.
3
ketika buah sudah tua, kulit buah menjadi sangat lunak dan dapat dimakan bersama
dengan pulp atau bagian dalam buahnya yang terdiri dari daging buah dan biji. Buah
yang sudah tua dapat dimakan langsung atau dibuat jus, juga dapat diolah menjadi
selai, dodol, pie, tart, atau salad. Di Vietnam, buah karamunting diolah menjadi
anggur (wine) yang disebut rou sim atau routusim (Liem, 2012).
Menurut Latiff (1992), ada dua varitas karamunting, yaitu R. tomentosa var.
tomentosa dan R. tomentosa var. parviflora. R. tomentosa var. tomentosa (sinonim:
Myrtus canescens Lour) adalah varitas yang terdapat di Asia tenggara, China
Selatan, dan Indo-China. Varitas ini memiliki daun tomentosa yang berwarna agak
putih, ujung daunnya agak membulat atau tumpul (obtusus), tidak apiculatus.
Tulang daunnya tidak reticulatus, dan panjang tangkai bunganya (pedicel) sekitar
1- 2,5 cm. R. tomentosa var. parviflora (Alston) A.J. Scott (sinonim: Rhodomyrtus
parviflora Alston) umumnya ditemukan di India dan Srilangka. Daunnya tomentosa
berwarna krem atau agak kekuningan, dan ujung daunnya apiculatus (apiculate
apex). Tulang daunnya reticulatus, dan panjang tangkai bunganya kurang dari 1 cm.
Menurut Hamrick and Godt (1996), keragaman genetik di dalam dan di
antara populasi tumbuhan kemungkinan dapat disebabkan oleh sistem
budidayanya. 15 populasi Rodomyrtus tomentosa 9 yang ada di Malysia memiliki
keragaman genetik yang cukup tinggi (keragaman genetik populasi total = 0,2510;
indeks informasi Shannon = 0,3897; persentase pita polimorfik = 95,29%) dengan
analisis menggunakan petanda ISSR (intersimple sequence repeat) (Hue et al.,
2015). Diferensiasi genetik level tinggi (diferensiasi genetik antar populasi =
0,6534) dan aliran gen level rendah (Nm = 0,2652) juga tampak dalam populasi R.
tomentosa. Begitu pula Yao (2010) telah meneliti keragaman genetik R. tomentosa
di Hongkong menggunakan petanda ISSR. Dalam penelitian ini diinvestigasi 300
individu tumbuhan karamunting dari 10 populasi karamunting yang tumbuh alami
di Hongkong menggunakan primer 11 ISSR. Dari analisis ini terungkap bahwa
terdapat variasi genetik level tinggi pada tingk at spesies. Koefisien keragaman
genetik antar populasi relatif tinggi dan aliran genetik relatif rendah dibandingkan
dengan spesies luar yang lain.
6
III. PEMBAHASAN
dan mencegah infeksi setelah melahirkan. Buahnya digunakan sebagai antibisa dan
diare, dan dapat dibuat selai, yang di India disebut thaonthi. Kayunya mengandung
zat warna yang dapat menghitamkan gigi, sedangkan sari akar karamunting,
digunakan untuk pengobatan terhadap sakit jantung, diare, mengurangi rasa sakit
setelah melahirkan dan untuk perawatan bekas luka pada kornea mata.
Tumbuhan ini di Indonesia tumbuh liar, belum dikebunkan, tetapi di beberapa
wilayah di Vietnam bagian Tengah dan Selatan sudah dikebunkan karena di
Vietnam anggur buah karamunting sudah diproduksi secara besar-besaran dan
dikenal dengan nama rou sim.
4) Bagian biji, biji diambil dari buah yang telah masak sempurna dan berasal
dari buah yang tidak terserang hama maupun penyakit.
5) Bagian akar, sebaiknya diambil dari bagian pangkal dan bagian tengah dari
akar tumbuhan tersebut. Bagian akar ini biasanya cukup direndam dengan
air putih mendidih, bisa juga direbus air terlebih dahulu setelah mendidih
kemudian baru masukan bagian akar yang akan digunakan sebagai obat
6) Bagian rimpang, dipanen pada saat tumbuhan tersebut telah mengering.
7) Bagian batang, dipanen setelah batang berwarna cokelat.
3.3 Pengolahan
a. Pencucian dan pengeringan
Bahan yang sudah dipanen atau dikumpulkan segera dibersihkan yaitu
dengan mencucinya pada air yang mengalir, apabila tumbuhan tersebut diperlukan
dalam keadaan segar maka setelah dibersuhkan langsung dapat dimanfaatkan. Akan
tetapi, bisa pula dikeringkan agar tahan disimpan untuk jangka waktu yang lama.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mencegah
pembusukan oleh cendawan dan bakteri. Bahan kering juga mudah dihaluskan bila
ingin dibuat serbuk, berikut cara yang dilakukan untuk mengeringkan tumbuhan
obat:
1) Bahan berukuran besar atau banyak mengandung air dapat dipotong-potong
seperlunya terlebih dahulu
2) Pengeringan bisa langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung
seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat
3) Pengeringan bisa juga dengan megangin-anginkan bahan di tempat yang
teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.
Cara pengolahannya yaitu direbus (62%), dioleskan (15%), langsung
dimakan (12%), dimasak (4%), dibuat mandi (3%), dibakar (3%), dan diblender
(1%).
10
3.4 Pemasaran
Perlu dibukakan akses untuk pemasaran produk, karena masalah pemasaran
merupakan permasalahan klasik yang banyak dihadapi oleh pelaku industri rumah
tangga. Akses pemasaran yang paling luas jangkauannya adalah melalui pemasaran
online. Oleh karena itu perlu dirintis mata rantai pemasaran, mulai dari pengumpul
(koperasi), distributor, dan retail. Pemanfaatan gawai untuk pemasaran online
merupakan potensi dalam pengembangan wirausaha (Arifianto, dkk, 2020).
Pemanfaatan sarana media social seperti Instagram telah dijalankan pada industry
walaupun pada skala yang lebih besar yakni industry rumah tangga.
Hidayat & Supartoko, (2017) menyebutkan bahwa tanaman obat memiliki
nilai berantai yang memberikan sumber penghasilan bagi setiap pelakunya. Pola
pemasaran yang dilakukan dimulai dari UMKM hingga industri besar, pasarnya
tidak hanya bersifat local tetapi juga diekspor hingga ke luar negeri.
11
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Budidaya karamunting ini di Indonesia masih tumbuh liar, belum
dikebunkan tetapi di beberapa wilayah di Vietnam bagian Tengah dan
Selatan sudah dikebunkan karena di Vietnam buah karamunting sudah
diproduksi secara besar-besaran dan dikenal dengan nama rou sim.
Karamunting digunakan secara tradisional sebagai obat demam, diare, dan
disentri dan dalam pengobatan tradisional China digunakan untuk
mengobati infeksi saluran urin.
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam cara pemanenan adalah waktu panen,
cara panen pada bagian daun, bunga, buah, biji, akar, rimpang dan batang.
3. Cara pengolahannya yaitu direbus (62%), dioleskan (15%), langsung
dimakan (12%), dimasak (4%), dibuat mandi (3%), dibakar (3%), dan
diblender (1%).
4. Perlu dibukakan akses untuk pemasaran produk, karena masalah pemasaran
merupakan permasalahan klasik yang banyak dihadapi oleh pelaku industri
rumah tangga.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., dan A.P.K. Lim., (2012), Field Guide to Shark of The Southeast Asian
Region, Journal of Seafdec/Merdmd/SP/18:16-20 pp
Arya V. A review on anti-tuberculosssis plants. Int J PharmTech Res 2011; 3(2):
872-80.
Burkill IH. Dictionary of The Economic Product of Malaysia Peninsula, vol. II.
Kuala Lumpur Malaysia: Government of Malaysia and Singapore by Ministry
of Agriculture and Cooperatives: 1966.
Chuakul W. Medicinal plants in the Khok Pho district, pattani province (Thailand).
Thai J Phytopharm 2005: 12(2): 23-45
Do T. Medicine Plants and Remedies of Vietnam. Hanoi: Thoi Dai publisher; 2011.
Hamid HA, Mutazah SSZR, Yusoff MM. Rhodomyrtus tomentosa: a
phytochemical and pharmacological review. Asian J Pharm Clin Res 2017;
10 (1): 10-16
Hamrick, J.L. and Godt, M.J.W. (1996) Effects of life history traits on genetic
diversity in plant species. Transaction of the Royal Society of London Series
Langeland and CraddockBurks. 1998. Identification & Biology of Non-Native
Plants in Florida's Natural Areas
Latiff AM. 1992. Plant Resource of South East Asia No. 2, Edible Fruits and Nuts.
Bogor : PROSEA.
Wei F. Manufacture of Oral Liquid Containing Traditional Chinese Medicine
Extract for Treating Gynecopathy (Guangxi Huahong Pharmaceutical Co.,
Ltd., People’s Republic of China; Shanghai Fosun Pharmaceutical (Group)
Co., Ltd.), Faming Zhuanli Shenqing Gongkai Shuomingshu. People’s
Republic of China Patent CN1846715; 2006.
Wei Y, et al. (2019) Identification of genes involved in shea butter biosynthesis
from Vitellaria paradoxa fruits through transcriptomics and functional
heterologous expression.
Yao Y, et al. (2010) Ecm1 is a new pre-ribosomal factor involved in pre-60S
particle export. RNA 16(5):1007-17