Polewali Mandar
BUDIDAYA TANAMAN
BELIMBING (Averrhoa carambola L)
Disusun oleh :
Nashiruddin Muslim
A0118013
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini akan membahas tentang
“BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING (Averrhoa carambola L)”. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan
hambatan. Maka dari itu tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua anggota kelompok dan semua pihak serta teman-teman mahasiswa yang
juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan makalah ini.Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, kalimat maupun
penyusunan tata bahasanya.
Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun guna kami dapat meperbaiki makalah kami ini.Akhir
kata kami mengucapkan selamat membaca dan berpandang mesra dengan dunia
grammatikal yang kami sajikan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Daftar Gambar.......................................................................................................iv
Daftar Tabel...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang.........................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah....................................................................................1
I.3. Tujuan......................................................................................................1
BAB II BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING
II.1. Deskripsi dan Nilai Ekonomi.................................................................2
II.2. Hama Tanaman Kacang Hijau dan Pengendaliannya.............................13
II.3. Penyakit Tanaman Kacang Hijau dan Pengendaliannya........................16
BAB III PENUTUP
III.1. Kesimpulan............................................................................................18
III.2. Saran......................................................................................................18
Dafat Pustaka
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1
BAB II
BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING
(Averrhoa carambola L)
II.1 Deskripsi dan Nilai Ekonomis
2
A. Taksonomi
3
akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar. Pada masing-masing bagian
akar mempunyai fungsi tersendiri.
Daun pada tanaman belimbing termasuk dalam kategori daun tidak
lengkap dan kebanyakan berjumlah sembilan daun. Daun paling panjang
8,5 cm dan lebar sekitar 4 cm. pangkal daun berbentuk bulat sedangkan
ujung daun berbentuk meruncing. Pada permukaan daun terlihat
mengkilap.
Bunga pada tanaman belimbing akan berwarna merah muda pada
awalnya, dan tumbuh di ujung dahan. Belimbing termasuk tanaman yang
mempunyai bunga lebat dan keluar di ketiak daun. Dalam bunga terdapat
kelopak bunga, mahkota bunga dan tangkai bunga.
Biji buah berwarna coklat dengan diselimuti daging buah dan
berbentuk pipih. Biji terdiri dari dua lapisan, lapisan berwarna coklat tua
sedangkan lapisan dalam berwarna coklat tua. Terdapat kandungan
antioksidan dalam biji belimbing yang berguna untuk mencegah radikal
bebas.
Buah belimbing berbentuk bintang dengan lima buah rusuk. Saat
masih kecil buah berwarna hijau kemudian berubah menjadi kuning
keemasan ketika sudah tua. Tekstur buah sangat renyah dan manis dengan
sedikit rasa asam.
4
berbuah. Budidaya tanaman belimbing dapat dilakukann dalam skala besar
dan kecil (Wijaya, 2016).
D. Syarat tumbuh
1. Keadaann iklim
Di indonesia, belimbing ditanam di dataran rendah sampai
menengah (500 m dpl) yang tidak berangin kencang. Pada ketinggian
500 m dpl, tanaman belimbing tumbuh dengan subur tetpi lambat
berbunga dan berbuah. Daerah paling cocok untuk bididaya tannaman
belimbing adalah daerah yang beriklim panas dengan suhu udara sehari-
hari berkisar 22-23℃, kelembapan udara (rH) antara 50-70%,
penyinaran matahari minimal 7 jam/ hari dan mempunyai kisaran bulan
basah 5-7 bulan serta bulan kering 3-6 bulan sampai dengan daerah
yang tidak mempunyai bulan kering dan mempunyai bulan basah 12
bulan.
Di daerah yang tidak mempunyai bulann kering, air tanahnya
harus diupayakan antara >20-<50 cm. Di wilayah atau daerah yang
memiliki musim kemarau lebih dari dua bulan perlu dibuat sistem
pengairan yang memadai.
2. Keadaan tanah
Belimbing memiliki daya adaptasi tinggi terhadap berbagai jenis
tanah. Jenis tanah yang paling cocok adalah latosol. Posolik merah
kunping, dan andosol, air tanahnya cukup dan mengandung banyak
bahan organik (humus) seingga mampu mengikat air dan draenase baik.
Apabila tanaman belimbing ditanam di tanah liat berpasir, maka pada
lahan tersebut dibutuhkan banyak bahan organik agar gembur dan
mampu megikat air. Tanaman belimbing tanah menghendaki reksi
tanah yang agak masam (pH 5,0 - 6,5).
Secara umum tanaman belimbinng akan tumbuh subur dan
berproduksi dengan optimal apa bila ditanam pada tanah yang gembur
dan subur, aerasi dan drainasenya baik dengan kedalaman efektif > 60
5
cm, bebas dari rumput (gulma), dan derajat kemiringan lereng
hamparan optimal 20% agar tidak tergenang air.
E. Teknik Budidaya Tanaman Belimbing Manis
1. Penyiapan Bibit
Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dgn cara
pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus pada
perbanyakan vegetatif dgn cara penyambungan (okulasi, enten,
susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yg berasal dari
biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk
penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut:
a. Pilih buah belimbing yg sudah matang dipohon & keadaannya
sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
b. Ambil (keluarkan) biji dari buah dgn cara membelahnya,
kemudian tampung dalam suatu wadah.
c. Cuci biji belimbing dgn air bersih hingga bebas dari lendirnya.
d. Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga
kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
e. Simpan biji belimbing dlm suatu wadah tertutup rapat & berwarna,
atau langsung disemai di persemaian.
6
kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau
bambu ataupun cangkul.
d. Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi
100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula
palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
e. Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar
plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian
lengkap dgn atapnya siap disemai biji belimbing.
2. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan pada intinya meliputi kegiatan pengolahan
tanah dan pembuatan lubang tanam hingga siap ditanami. Pada tanah
gembur dan subur dibuat lubang tanam dengan ukuran 50×50×50 cm,
sedangkan pada tanah yang keras dan kurang subur dibuat lubang
7
tanam dengan ukuran 100×100×100 cm. Saat menggali lubang, tanah
galian dibagi dua, bagian atas ditonggokkan dikiri lubang dan bagian
bawah di kanan lubang. Lubang tanam tersebut dibiarkan kering dan
terangin-angin selama 2-4 minggu. Setelah itu lubang tanam ditutup
kembali. Tanahh galian dicampur dulu dengan pupuk kandang atau
kompos sebanyak 50 kg dengan ditambah 150 g pupuk NPK
(20:10:20) serta diberi insektisida butiran untuk menghindari rayap,
semut dan hama lain. Lubang tanam yang siap ditanami akan tampak
membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
3. Penanaman
Waktu penanaman yang baik adalah pada waktu awal musim
hujan sehingga tidak perlu penyiraman. Diteempat yang sumber
airnya memadai, penanaman dapat dilakukann setiap waktu
(Rukmana, 2010).
Tatacara menanam bibit tanaman belimbing meliputi langkah-
langkah kerja sebagai berikut.
a. Ambil polybag bibit, siram mediumnya, kemudian lepaskan
polybag secara hati-hati agar bibit belimbing tetap lengkap akar
dan tanahnya.
b. Buat lubang seukuran dengan medium perakaran bibit tanaman
belimbing, kemugian taburkan pestisida berbahan aktif
Carbofuran (granul pada lubang tanam).
c. Bibit ditanam tepat pada lubang tanam, ditimbun sampai sebatas
leher akar. Tanahnya dipadatkan pelan-pelan, kemudian disiram
hingga diseliling aka tanaman cukup basah.
4. Pemeliharaan
Menurut (Rukmana, 2010) pemeliharaan (perawatan) tanaman
belimbing manis meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut.
a. Pengairan
8
Tanaman belimbing manis membutuhkan air yang cukup,
terutama pada fase tanaman muda. Pada fase awal pertumbuhan,
pengairan dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore hari, terutama
pada musim kemarau. Pada fase tanaman dewasa, pengairan dapat
dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Hal penting yang harus
diperhatikan dalam pengelolalan air adalah tanah jangan dibiarkan
kering danterlalu lembab. Tanah yang terlalu kering dapat
menyebabkan bunga yang sudah terbentuk bisa rontok dan gagal
menjadi buah. Sedanngkan tanah yang kelembabannya terlalu
tinggi menyebabkan daun menguning karenan pwerakaran
tanaman membusuk. Pengairan dapat dilakukan dengan cara
genangan atau dengan cara disiram pada bagian sikitar tajuk
tanaman satu persatu hingga cukup basah.
b. Penyulaman dan pemasangan mulsa
Tanaman yang mati atau tunbuhnya abnormal harus segera
disulam atau diganti seawal mungkin. Caranya yaitu dengan
membongkar tanaman yang lama kemudian diganti dengan bibit
tanaman yang baru. Selain itu, pemberian mulsa organik (jerami
atau rumput kering) sebagai penutup tanah disekitar tanaman
sangat diperlukan. Mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma,
menjaga kelembaban dan suhu tanah agar stabil, mengurangi
penguapan air tanah, dan setelah hancur akan menjadi bahan
organik penyubur tanah. Cara memasang mulsa, ditebarkan pada
permukaan tanah setebal 3-5 cm disekeliling tajuk tanaman.
c. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman
agar tidak saling beradu dengan tajuk tanaman lain. Hal ini juga
mendorong produksi buah dan memudahkan pemanenan dari
tanaman yang tidak terlalu tinggi (Wijaya, 2016).
1) Pemangkasan bentuk: Percabangan dibentuk dengan
mengacu sistem 1-3-9. Artinya yang dipelihara hanya satu
9
batang utama (batang uatama dipotong pada ketinggian 60-70
cm dari tanah), tiga cabang primer (cabang primer atau
cabang yang tumbuh pada batang utama setelah pemangkasan
dipotong sejauh 30-40 cm dari batang utama), dan sembilan
cabang cabang sekunder atau cabang yang tumbuh dicabang
primer setelah pemangkasan dipotong sejauh 30-40 cm dari
cabang primer. Tujuannya agar sinar matahari dapat masuk
dan mengurangi kelembaban. Cabang lain yang tidak
dikehendaki dipangkas. Dari cabang sekunder ini akan
tumbuh cabang-cabang tersier. Pemangkasan ini dilakukann
pada tanaman yang belum produktif dengan umur sekitar 2-3
tahun. Pemangkasan yang tumbuh dipangkal dan tengah
cabang serta ujung ranting dilaksanakan setiap 1-2 bulan
sekali.
2) Pemangkasan peremajaan: Pemangkasan ini dilakukan pada
pohon berumur lebih dari 10 tahun yang produksinya mulai
menurun. Batang utama dipotong miring pada ketinggian60-
70 cm dari permukaan tannah
d. Sanitasi kebun
Tanah di sekitar tanaman belimbing manis biasanya
ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma akan menjadi pesaing
tanaman belimbing dalam mencari unsur hara, air, bahkan
gulma sering menjadi sarang hama atau penyakit. Keadaan
kebun harus disanitasi dari gulma (Rukmana, 2010).
Tanah disekitar tanaman belimbing dengan jarak 1,5-2 m.
Dari pangkal batang harus didangir, kemudian tanahnya
digemburkan. Apabila kebun hektaran, maka pemberantasan
gulma dapat dilakukan dengan aplikasi herbisida. Saat terbaik
untuk menyiangi adalah sesudah panen. Apabila disiangi pada
saat tanaman berbunga, biasanya bunga yang telah terbentuk
akan rontok. Penyiangan dan penggemburan pertama dilakukan
10
pada waktu musim hujan. Penyiangan selanjutnya dilakukan
setiap habis panen.
11
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara continue dan bertahap
disesuaikan dengan fase pertuumbuhan tanaman belimbing
manis. Jenis dan dosis pemupukan yang tepat sebaiknya
berdasarkan hasil analisis tanah dan tanaman dilaboretorium.
Meskipun demikian, pedoman umum pemupukan tanaman
belimbing manis dapat dapat mengacu pada tabel di bawah ini.
12
maksimal karena persaingan nutrisi dan unsur haranya
berkurang. Sebaiknya dalam satu pohin dipilih hanya 500
buah saja. Penjaran buah dilakukan bersamaan pada saat
pembukusan buah.
2) Pembungkusan buah: Pembungkusan dilakuakan pada saat
ukuran buah sebesar kelereng. Dalam satu rangkaian,
dipilih satu buah yang benntuk dan pertumbuhannya
terbaik, lalu dibungkus. Bahan pembungkus dapat berupa
dua lapis karton bekasyang ujungnya dan pangkalnya
diikat. Bahan pembungkuslain yang dapat digunakan
adalah kantomg plastiknyang bagian bawahnya digunting
untuk menjaga kelembaban tinggi. Untuk pembungkus
plastik bagian dalalmnya dilapisi dengan kertas koran yang
dapat menyerap uap air hasil respirasi buah.
13
II.2 Hama pada Tanaman Belimbing dan Pengendaliannya
Sumber: https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwinl.com
14
2. Ulat Lymantriid (Porthesia scintilans)
15
hama ini meliputi Asia tengah, Asia selatan, dan Asia Tenggara
(Muhlison, 2016).
Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan kebun (sanitasi), menutup lubang pergerakan hama
menggunkan kapas yang diberi insektisida, memotong bagian tanaman
yang terserang 5 cm dari lubang gerekan dan dimusnahkan, dan cara
yangg terakhir dengan menginfus tanaman dengan insektisida sistemik,
baik melalui batang maupun akar (Andik, 2013).
A B C D
Sumber: http://jhpttropika.fp.unila.ac.id/index.php/jhttropika/article/view/353
Gambar 5. Gejala serangan T. javanicus, (A) malformasi buah (B) buah burik dan pecah-pecah (C)
imago T. javanicus dan (D) penampang sayap depan antara seta venasi pertama dan kedua
16
Adapun beberarapa prnyakit yang ada pada tanaman belimbing
menurut (Semangun, 2004) antara lain sebagai berikut:
17
Gambar 7. gejala serangan Jamur Upas
Sumber: http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2015/03/Erythricium-salmonicolor-Cendawan-Upas.html?
m=1
18
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari
kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yg
beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya
belimbing ditanam dlmbentuk kultur pekarangan (home yard
gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman
peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah
belimbing dikenal dgn nama /sebutan “star fruits”, & jenis belimbing
yang populer & digemari masyarakat adalah belimbing “Florida”.
2. Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan
buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai
stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dpt menyerap gas-
gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu,
meredam getaran suara, & memelihara lingkungan dari pencemaran
karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan,
penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari program
pemerintah dlm usaha gerakan menanam sejuta pohon.
3. Hama pada tanaman belimbing terdiri dari Lalat buah (Bactrocera
doesalis), Ulat Lymantriid (Porthesia scintilans), Ulat Lymantriid
(Porthesia scintilans), Ulat daun (Adoxophyes privatana), Ulat
penggerek batang (Indarbela dissciplaga) dan Ulat penggulung daun
atau ulat kantong (Adoxophyes perstricta). Sedangkan penyakit
tanaman belimbing yaitu Bercak daun Cercospora, Hawar daun, Jamur
upas dan Kapang jelaga.
III.2 Saran
Saran kami selaku penulis agar kiranya pembaca tidak hanya mengambil
referensi tentang budidaya belimbing dari makalah ini saja, namu lebih
memperkaya referensi pembaca dari tulisan-tulisan yang lain.
19
DAFTAR PUSTAKA