(Dahlia variabilis)
Tanaman Dahlia merupakan tanaman hias bunga yang banyak dibudidayakan dan
diminati, terutama untuk bunga potong. Selain diambil bunganya untuk bunga potong, umbi
Dahlia bisa dimanfaatkan sebagai sumber pemanis berupa gula cair fruktosa. Tanaman tumbuh
tegak, mempunyai umbi, dengan warna bunga beraneka macam. Tanaman Dahlia berasal dari
Meksiko, dan menyebar ke berbagai Negara termasuk Indonesia. Tanaman Dahlia cocok ditanam
pada tanah lempung berpasir, dengan pH 6-8 dan menghendaki sinar matahari langsung.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam. Penyulaman dilakukan segera
manakala ada tanaman yang rusak atau mati dan dapat dilakukan sampai tanaman
berumur 3 minggu.
b. Penyiraman
Pada awal pertumbuhan penyiraman sangat penting diperhatikan. Tanah di sekitar
pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan sampai mengering. Pada saat itu, jika
perlu tanaman disiram 2-3 kali sehari tergantung dari keadaan cuaca. Setelah itu
penyiraman dapat dilakukan setiap 5 hari. Penyiraman juga perlu dilakukan setelah
pemberian pupuk.
c. Penjarangan bunga
Perlu dilakukan jika jumlah bunga dalam satu tangkai terlalu banyak. Penjarangan bunga
dilakukan untuk menjaga kualitas bunga, supaya diameter bunga mencapai maksimum.
Pada Dahlia kaktus (putih) hanya satu bunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai,
sedangkan pada Dahlia semi kaktus dapat 5 - 6 bunga.
d. Penyiangan
Penyiangan rutin dilakukan dan atau sesuai dengan pertumbuhan gulma. Pencegahan
tumbuhnya gulma dapat dilakukan dengan pemberian mulsa
organik di antara tanaman.
e. Pengendalian hama/penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman Dahlia adalah :
a) Ulat tanah (Agrotis ipsilon) :Ulat menyerang umbi dan batang, dengan memotong
titik tumbuh atau pada pangkal batang sehingga batang rebah dan layu. Cara
pengendaliannya dengan mengambil ulat yang menyerang. Bisa juga diberikan
insektisida.
b) Nematoda : Menyerang akar sehingga menyebabkan akar busuk dan tanaman layu.
Pengendaliannya dengan cara sterilisasi.
Penyakit yang biasa menyerang tanaman Dahlia adalah :
a) Embun tepung : Penyebabnya adalah jamur Oidium tingitaniun. Gejalanya adalah
daun tertutup lapisan putih seperti tepung, kemudian daun akan mongering dan
gugur. Pengendaliannya menggunakan fungisida.
b) Virus: Gejalanya pertumbuhan tidak normal atau kerdil. Penyebabnya virus CMV
atau jenis lainnya. Pengendaliannya dengan cara penggunaan benih yang sehat. Jika
tanaman yang terserang sudah parah maka harus disingkirkan dan dibakar.
f. Pemberian ajir atau tiang penyangga
Ketika tanaman mencapai 1 m, tanaman dibumbun dan disangga dengan 2 batang
bambu agar tidak rebah.
g. Pemupukan
Dilakukan setiap 10 hari sekali menggunakan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2 gram
atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah tanam. Pupuk
diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang, ditutup dengan tanah.
5. Pemanenan
Bunga Dahlia bisa dipanen pertama kali pada umur 3 bulan setelah tanam. Bunga dipetik 2
kali seminggu sampai 4 bulan kemudian. Bunga yang siap dipetik telah mekar penuh dengan
diameter 10 cm. Bunga Dahlia dipetik dengan cara dipotong beserta tangkai bunga
sepanjang 20-50 cm dari dasar bunga.
6. Pasca Panen
Pangkal tangkai bunga Dahlia potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan pengawet
atau dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan
pengawet lalu dikemas dalam kotak karton atau kemasan lain yang sesuai. Satu ikatan
terdiri dari 20 tangkai bunga dan dibungkus dengan pembungkus dari kertas khusus Sleeves.
Kuntum tidak tertutup seludang, pangkal bunga diberi kapas basah. Pengepakan dilakukan
dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan. Pada bagian luar kemasan diberi label.
Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-8 0C dengan kelembaban
udara 60-65 %.
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN HIAS SUPLIR
(Adiantum cuneatum)
Tanaman suplir merupakan tunmbuhan paku terrestrial yang juga sering dijumpai di
antara bebatuan. Dinding, kolam, pagar suur, selokan, tepi sungai atau tempat-tempat lain yang
lembab. Spora sebagai alat perkembangbiakannya berukuran sangat kecil dan ringan sehingga
memungkinkannya untuk tumbuh di celah sempit sekalipun. Anggota dari marga Adiatum ini
cukup mudah dikenali. Tangkai daun yang berwarna hitam mengkilap, ketiadaan tulang daun
yang nyata dan sporangium dibagian bawah helaian daunnya yang tertutup oleh indusium
semu merupakan penandanya.
Syarat tumbuh dari tanaman hias suplir diantaranya yaitu, (1) Kebutuhan Cahaya :
semua jenis suplir tumbuh paling bagus di tempat yang terlindungi atau di bawah naungan.
Kebutuhan cahaya rendah, cukup dengan intensitas sekitar 150 f.e. (2) Kebutuhan Suhu dan
Kelembaban : Adiantum membutuhkan suhu siang hari 600F – 680F. Kelembaban 50% adalah
ideal bagi semua jenis suplir. Oleh karena itu, kelembaban media tanam harus dipertahankan
sepanjang waktu dengan cara melakukan penyiraman pagi dan sore. Jika media menjadi kering,
tanaman cepat layu. (3) Media Tanam : Media tanam untuk suplir yang baik terdiri atas
campuran satu bagian tanah, satu bagian kompos atau moss atau humus dari hutan dan satu
bagian serbuk kulit pepohonan yang digiling halus atau ditumbuk, kemudian diayak. Setiap 4,5
kg media ditambah 2 sendok makan tepung tulang.
Referensi :
Lestari, W. S. (2011). Suplir, Tanaman Paku Dengan Banyak Potensi. Dalam M. Siregar, Warta
Kebun Raya : Majalah Semi Populer (hal. 3-7). Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun
Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Ratnasari, J. (2008). Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Niaga Swadaya.
Widyastuti, Titiek. (2018). Teknologi Budidaya Tanaman Hias Agribisnis. Yogyakarta : CV Mine.