Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN OKULASI

MUATAN LOKAL

Disusun Oleh :
Nova Atur Rojab
Henida Putri Rachmadanty
Alfiah Pratiwi
Kristian Martin

KELAS :
XII IPA 1

SMA Negeri 1 Sintang


Tahun Ajaran 2016/2017
1

Lembar Pengesahan

Pengesahan Karya tulis ilmiah dengan judul Penelitian Okulasi


Tanaman Karet Disusun oleh :
Nama
: 1) Alfiah Pratiwi
2) Henida Putri Rachmadanty
3) Kristian Martin
4) Nova Atur Rojab
Sekolah
: SMA Negeri 01 Sintang
Kelas
: XII IPA 1
Alamat Sekolah : Jalan S. Parman no. 07, Sintang
Dengan ini mengesahkan karya tulis ilmiah yang dibuat untuk diajukan
sebagai tugas yang diberikan ibu Umi Supriani, S.Hut sebagai
pengambilan nilai kelompok pelajaran Mulok Semester Ganjil Tahun
2016 .

Guru Bidang Studi,

Ketua Kelompok

Umi Supriani, S.Hut


NIP.

Nova Atur Rojab


NIS.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan Taufik dan Hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan yang sederhana ini tepat pada
waktunya yang disusun untuk melengkapi tugas Mulok Kelas
XII IPA 1 Semester 1
Adapapun laporan okulasi ini kami buat semaksimal
mungkin dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
ucapkan banya terima kasih kepada para pihak yg telah
membantu membuat lapuran ini
Tentunya laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
kami dan bagi siapa saja yang membacanya.
Sintang, 30 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................4
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................5
A. Latar Belakang.................................................................................................5
B. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
BAB III : PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................10
A. Alat dan Bahan...............................................................................................10
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan.....................................................................10
C. Cara Kerja......................................................................................................10
BAB IV : PEMBAHASAN.....................................................................................11
BAB V : PENUTUP................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13
BIODATA NARASUMBER...................................................................................14
LEMBAR DOKUMENTASI..................................................................................15

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbanyakan tanaman karet (Hevea brasiliensis) dapat dilakukan secara generatif
melalui benih dan secara vegetatif melalui teknik okulasi. Perbanyakan dengan benih
saat ini sudah jarang dilakukan kecuali oleh sebagian petani tradisional atau oleh
kalangan peneliti guna perbaikan sifat genetif selanjutnya.
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam
perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari
perbanyakan tanaman dengan cara okulasi antara lain penggunaan okulasi dapat
menghasilkan tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi, pertumbuhan tanaman
yang seragam, penyiapan benih relatif singkat, dan memudahkan pengendalian
penyakit Oidium hevea.
Sedangkan kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara
okulasi antara lain; tanaman hasil okulasi terkadang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres),
memerlukan menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini, dan jika salah satu
syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata
entres tidak tumbuh sangat besar.
Bibit okulasi terdiri dari batang atas dan batang bawah yang biasanya berasal dari
dua klon yang berbeda sifatnya. Okulasi bertujuan untuk menghasilkan dua klon
dalam satu individu sehingga diperoleh produksi tinggi dengan umur ekonomis
panjang.oleh karena itu perlu diperhatikan sifat-sifat unggul dari calon batang atas
dan batang bawah serta kompatibilitas kedua calon batang tersebut.

B. Tujuan
Agar para siswa dapat mengerti dan mehami cara-cara okulasi tanaman karet dan
dapat melakukan okulasi tanaman karet sendiri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi Tanaman Karet yaitu :

Divisi
: Spermatophyta

Sub divisi
: Angiospermae

Class
: Dicotyledoneae

Sub class
: Tricoccae

Familli
: Euphorbiaceae

Genus
: Hevea

Spesies
: Hevea brasilliensis
Tanaman karet merupakan pohon dengan ke tinggiannya dapat mencapai 30-40 m. sistem
perakarannya padat/kompak akar tunggangnya dapat menghujam tanah hingga kedalaman 1-2 m,
sedangkan akar lateralnya dapat menyebar sejauh 10 m. Batangya bulat/silindris, kulit kayunya
halus, rata, berwarna pucat hingga kecoklatan, sedikit bergabus.
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Curah hujan yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman karet tidak kurang dari 2500 mm/tahun, optimal antara 2500-4000 mm/
tahun, yang terbagi dalam 100-150 hari hujan. Kegiatan tempat untuk pertumbuhan tanaman
karet adaah 0-600 m dpl, dan optimal pada ketinggian 200 m dpl. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan tanaman karet adalah 20-30 C dengan kelembapan 75-95 % dan kecepatan angin
tidak terlalu kencang karena dapat mengakibatkan batang atau pohon tumbang. Tanaman karet
tumbuh pada jenis tanah misalnya tanah vulkanis umumnya memiliki sifat yang cukup baik,
terlihat dari struktur, tekstur, solump, kedalam air tanah tanah, aerasi dan drainase tetapi sifat
kimianya kurang baik karena kandungan rendah. Reaksi tanah yang umumnya pH 3-8.
Tanaman karet yang ditumbuhkan seragam di lapangan, sangat bergantung pada
penggunaan bibit hasil okulasi yang entresnya diambil dari kebun entres yang memiliki klon
yang murni. Kegiatan pemuliaan karet di Indonesia sendiri telah menghasilkan bibit-bibit karet
unggul sebagai penghasil lateks dan penghasil kayu. Klonklon unggul baru generasi4 pada
periode periode tahun 2006 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 104, dan IRR
118. Klonklon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi,
tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifatsifat sekunder lainnya.

Pada tanaman karet, persiapan bahan tanam dilakukan jauh hari sebelum penanaman. Dalam
hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct),
entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam.
Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh bahan tanam yang
mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Untuk mencapai kondisi tersebut,
diperlukan pembangunan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup
persiapan tanah pembibitan, penanganan benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha
pemeliharaan tanaman di pembibitan. Bibit-bibit yang dianjurkan sebagai batang bawah adalah klon
GT 1, LCB 1320 dan AVROS 2037. Tanaman untuk batang bawah ditanam 1 1.5 tahun sebelum
okulasi. Untuk okulasi garis tengah tanaman batang bawah sudah mencapai 2.5 cm (Tim Penulis PS,
2007).
Menurut Anwar (2001) untuk mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan
entres yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber, yaitu berupa entres
cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres. Dari dua macam sumber mata okulasi ini
sebaiknya dipilih entres dari kebun entres murni, karena entres cabang akan menghasilkan tanaman
yang pertumbuhannya tidak seragam dan keberhasilan okulasinya rendah.
Setelah persiapan bahan tanam, kemudian dilakukan okulasi. Okulasi merupakan salah satu
teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman
kepada tanaman lain yang dapat bergabung (kompatibel) dengan tujuan menggabungkan sifat-sifat
yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh pertumbuhan dan produksi yang baik.
Keunggulan yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik,
sedang dari batang atas adalah produksi latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini ditumbuhkan
di lapangan disebut sebagai tanaman okulasi, sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan
dilapangan disebut tanaman semai (Simanjuntak, 2010)
Teknik okulasi yang umum digunakan adalah okulasi hijau (green budding) dan okulasi
konvensional atau okulasi cokelat (brown budding), meskipun ada jenis lain yaitu okulasi dini.

Tabel Teknik Okulasi dan Perbedaannya


Teknik Okulasi
Umur Batang Bawah

Umur, Ukuran, dan Warna Entress

Dini

2-3 Bulan

3-4 minggu, garis tengah 0,5 cm, hijau muda

Hijau

4-6 Bulan

3-4 bulan, garis tengah 0,5-1 cm, hijau

Cokelat

8-18 Bulan

1-2 tahun, gais tengah 2,5-4 cm, cokelat

Teknik okulasi konvensional merupakan teknik yang paling umum digunakan


untuk persiapan bentuk bahan tanaman secara komersial. Okulasi konvesional ini disebut juga
okulasi cokelat ( brown budding)
1.
Batang bawah
Untuk keberhasilan okulasi coklat perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:
Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonal GT1, AVROS 2037 dan

LBC1320
Bibit Semaian telah berumur 9 hingga 18 bulan batangnya sudah berwarna coklat dan

mempnuyai 4-5 karangan daun dapat juga digunakan yang berumur 6-9 bulan asal
sudah berbatang coklat dan mempnyai 3-4 karangan daun
Diameter batang telah mencapai 1,5-2 cm dan pertumbuhannya normal
Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia daun tua

2. Batang atas
Sebagai batang atas dipilih klon yang sesuai dengan lingkungan ekologi yang
bersangkutan dari bibit-bibit yang dianjurkan terutama bibit-bibit yang dianjurkan dalam
skala besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari dalam
jangka panjang. Terdapat tiga jenis kuncup tidur yang dikenal pada tanaman karet dan satu
mata bunga yaitu:
Mata Tunas atau disebut juga mata prima, yang ditandai adanya bekas tangkai daun

atau berada pada ketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya
dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata
okulasi. Bila hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari
sebelum dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat.
Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush ) atau pada ujung

payung daun. Digunakan untuk okulasi mini.


Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapat
digunakan untuk okulasi.

Disamping teknik okulasi konvensional atau okulasi coklat, dikembangkan pula metoda
okulasi hijau. Jika dalam okulasi coklat digunakan batang bawah yang sudah berwarna coklat,
maka dalam okulasi hijau digunakan mata okulasi dari entres yang masih berwarna hijau (green
budwood).
1.
Batang bawah
Syarat-syarat batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut:
Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan

2.

LBC1320.
Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5 bulan yang

untuk mempermudah namun dapat juga digunakan batang yang kurang dari umur
tersebut, asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar.
Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8- 12mm diukur pada

pangkal batang
Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun tua.
Batang atas
Entres atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang
ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada
karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memperoleh taruktaruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm diatas karangan
mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah tunas-tunas dari karangan
mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu. Tunas-tunas ini segera dipanen sebagai
kayu okulasi hijau.

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu pisau okulasi, pita plastik, batang atas (mata tunas)
dan batang bawah tanaman karet yang akan diokulasi

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan okulasi ini dilaksanakan di dessa SP2 Pandan pada tanggal 27 November 2016
pada pukul 10:00 sampai pukul 11:00 WIB

C. Cara Kerja
1. Menyiapkan Batang Bawah
-Pertama batang bawah dibersihkan dari kotoran atau tanah
-Membuat Sayatan di batang bawah dengan jarak 7-10 cm dari permukaan tanah atau
satu jengkal dan lebar sayatan 1/3 dari lingkaran batang
-Membuka jendela okulasi dari atas ke bawah dengan hati-hati agar tidak kemasukan
tanah ataupun terkena keringat di tangan kita
2. Menyiapkan Batang Atas (mata tunas)
-Membuat 2 sayatan vertikan di sekitar entres(mata tunas)
-Kemudian sayat hingga terbawa sedikit kayu
3. Penempelan
-Kayu yg menempel di mata tunas dibersihkan/dibuang
-Mata tunas tadi kemudian diselipkan di jendela okulasi yg kita buat di batang bawah
-Kemudian Membalut Hasil tadi dengan Pita Plastik dati bawah ke atas supaya air
tidak bisa masuk
Pemeriksaan dilakukan 3-4 minggu setelah okulasi, okulasi dinyatakan berhasil jika mata
okulasi tetap berwarna hijau, dan dinyatakan gagal jika mata okulasi kering atau busuk
yang ditandai dengan warna hitam.

10

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang atas dan
batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi adalah merupakan
induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda. Pada batang atas harus
diketahui asalnya untuk mempermudah menentukan hasil akhir okulasi.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu keterampilan,
kebersihan dan kecepatan mengokulasi, Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas
yang masih dorman, keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karet mengalami gugur daun,
kurang baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan fisiologis.
Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat berproduksi
lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang
digunakan.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu
terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu menggunakan tenaga ahli
untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

11

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan okulasi tanaman karet sangat bermanfaat untuk menciptakan bibit karet yg lebih
unggul. Untuk menciptakan bibit yang unggul ,kegiatan okulasi tanaman karet harus
dilakukan dengan hati-hati dan teliti dalam memilih batang bawah dan batang aatas
tanaman karet yang akan diokulasi.

B. Saran
Saat melakukan okulasi tanaman karet, hendaknya kita melaksanakannya saat
matahari tidak terik,yaitu pada pagi/sore hari hari agar saat melakukan okulasi badan kita
tidak terlalu berkeringat .Karena jika keringat tubuh kita mengenai kambium yg ada di
tanaman karet yg sedang kita okulasi,maka okulasi tersebut kemungkinan besar gagal.

DAFTAR PUSTAKA

12

Simanjuntak, F. 2010. Teknik Okulasi Karet. http://ditjenbun.deptan.go.id/. [14 Mei 2011]


Anwar, C. 2001.Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet, Medan.
www.worldagroforestrycentre.org
http://sarahyustiani.blogspot.co.id/2016/02/laporan-okulasi-karet.html
http://ahmadfendri.blogspot.co.id/2011/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

BIODATA NARASUMBER
13

Nama

: Eko Budi Sucipto

Alamat

: SP 2 Pandan

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Guru

No. HP

: 0812-5798-5000

LEMBAR DOKUMENTASI

14

Anda mungkin juga menyukai