Disusun Oleh :
Kelompok 12
Shelvy Lamawati A24140131
Muhammad Irham A24140176
Rofikah Fitriana H34140026
Rizqi Nurlaeli H34140065
Tiara Evrinita H44150104
Norma Novita Sari I34140091
Asisten Praktikum :
Rozy Nur Badriyah
Haris Adelani Siregar
Musfiar
Moh. Rofiuddin Wijaya
Dosen :
Dr. Ir Suwarto, M.Si
Dr. Ir. Supijatno, M.Si
Dr. Ir. Hariyadi, MS
Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS
Latar Belakang
Perbanyakan tanaman karet (Hevea brasiliensis) dapat dilakukan secara
generatif melalui benih dan secara vegetatif melalui teknik okulasi. Perbanyakan
dengan benih saat ini sudah jarang dilakukan kecuali oleh sebagian petani
tradisional atau oleh kalangan peneliti guna perbaikan sifat genetif selanjutnya.
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam
perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari
perbanyakan tanaman dengan cara okulasi antara lain penggunaan okulasi dapat
menghasilkan tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi, pertumbuhan
tanaman yang seragam, penyiapan benih relatif singkat, dan memudahkan
pengendalian penyakit Oidium hevea.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi
antara lain; tanaman hasil okulasi terkadang kurang normal terjadi karena tidak
adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres), memerlukan
menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini, dan jika salah satu syarat
dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata
entres tidak tumbuh sangat besar. Bibit okulasi terdiri dari batang atas dan batang
bawah yang biasanya berasal dari dua klon yang berbeda sifatnya. Okulasi
bertujuan untuk menghasilkan dua klon dalam satu individu sehingga diperoleh
produksi tinggi dengan umur ekonomis panjang.oleh karena itu perlu diperhatikan
sifat-sifat unggul dari calon batang atas dan batang bawah serta kompatibilitas
kedua calon batang tersebut.
Pemilihan batang bawah yang sesuai dengan batang atas penting
diperhatikan untuk menghindari ketidakcocokan antara kombinasi batang bawah
dan batang atas. Bila ini terjadi, kombinasi tersebut tidak mampu menampilkan
potensi produksi dan karakter unggul lainnya secara maksimal. Potensi klon
batang atas yang maksimum akan tercapai bila batang bawah sesuai dengan
batang atas. Secara empiris, pemanfaatan bibit unggul memberikan kontribusi
yang besar dalam meningkatkan produktivitas kebun. Dengan menanam bibit
unggul dari klon unggul, produktivitas rata-rata kebun berkisar antara 1.400-2.000
kg/ha/ tahun, bahkan untuk klon generasi IV potensi klon bisa mencapai 3.500
kg/ha/tahun. Tanaman asal biji (semaian), produktivitasnya hanya 400-500
kg/ha/tahun. Oleh karena itu, ketersediaan bibit unggul merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan karet
rakyat.
Tujuan
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Sub class : Tricoccae
Familli : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasilliensis Muell Arg.
Kesimpulan
Dengan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak
dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Kegiatan
okulasi bertujuan untuk perbanyakan tanaman karet secara vegetatif.
Dibandingkan dengan biji, bibit yang dihasilkan dari okulasi mempunyai beberapa
keuntungan yaitu: pertumbuhannya seragam, variasi antar individu sangat kecil,
produktivitas tinggi, perbanyakannya mudah dan bibitnya bagus karena berasal
dari hasil seleksi. Okulasi dimulai dengan membersihkan batang bawah dari
kotoran dengan mengerok secara halus. Batang diiris dengan bentuk irisan
semacam jendela berukuran 5 cm x 2 cm, ketinggian irisan sekitar 10 cm dari
permukaan tanah. Nantinya mata entres dimasukkan ke dalam jendela, segera
ditutup dan diikat dengan tali rafia hingga terbungkus rapat. Kompatibilitas antara
jaringan batang bawah dan batang atas memegang perananan penting. Agar
pengaliran lateks dapat berjalan lancar, maka pembuluh lateks batang bawah dan
batang atas harus bertautan dengan baik dan merupakan kesatuan yang harmonis.
DAFTAR PUSTAKA