Anda di halaman 1dari 13

Pengadaan Dan

Pembibitan Tanaman
Karet
Kelompok 2 :
1. Dwinda Nurul Aini (D1A020214)
2. Aldhira Liba Ardhana (D1A021157)
3. M.Hasan Zidane Zein (D1A021158)
4. Yustika Mariana (D1A021160)
5. Riski Fadillah (D1A021161)
01
Pengenalan
klon-klon
anjuran
Klon- Klon Anjuran
Rendahnya produktivitas karet perkebunan disebabkan belum
optimalnya penerapan manajemen penggunaan klon anjuran dengan
baik. Klon adalah kumpulan individu yang mempunyai genotipe sama
dan berasal dari satu pohon induk. Sehingga untuk mengoptimalkan
produktivitas tanaman karet dapat ditempuh dengan cara pemilihan
klon berproduksi tinggi, pengaturan komposisi klon dalam kebun, dan
penempatan klon pada agroekosistem yang sesuai. Saat ini sudah
banyak dikembangkan klon-klon unggul baru yang berproduksi
tinggi. Oleh karena itu, dalam rangka perluasan areal maupun
peremajaan, klon-klon berproduksi rendah sebaiknya mulai diganti
dengan klon-klon berproduksi tinggi.
Alternatif pilihan klon penghasil lateks tinggi (2.000−3.000 kg/ha/thn)
dan penghasil kayu tinggi (>200 m3/ha) adalah AVROS2037, BPM1, IRR5,
IRR39, IRR42, IRR107, IRR119, dan RRIC100. Alternatif lain adalah
menggunakan klon penghasil lateks tinggi dengan produksi kayu sedang,
yaitu BPM24, IRR104, IRR112, IRR118, IRR220, PB260, PB330, dan
PB340. Stabilitas produksi suatu kebun dipengaruhi pula oleh komposisi
klon yang ditanam. Hal ini karena setiap klon mempunyai karakteristik
berbeda, baik pola gugur daunnya, ketahanan terhadap suatu jenis penyakit,
maupun terhadap angin. Ketidakseimbangan komposisi klon dalam kebun,
selain mengakibatkan ketidakstabilan produksi tahunan, juga berisiko tinggi
terhadap penurunan produksi akibat gangguan angin, penyakit, atau gugur
daun serempak. Untuk mempertahankan produksi tetap stabil dianjurkan
melakukan diversifikasi klon.
02
Pengadaan
Batang Bawah
Batang Bawah
Batang bawah yang digunakan sebagai bahan tanam karet dipersiapkan dalam pembibitan. Batang bawah ini
berasal dari biji . karet klonal yang diseleksi, disemai dan dikecambahkan di bedengan, serta ditanam di
pembibitan hingga siap diokulasi. Sesuai rekomendasi dari Pusat Penelitian Karet, klonal paling baik untuk
batang bawah adalah: AVROS 2037, GT 1, LCB 1320, PR 228, PR 300, PB 260, RRIC 100, dan BPM 24. Hal-hal
yang harus dilakukan untuk penyediaan batang bawah adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Lahan Pembibitan

b. Pengadaan Biji untuk Batang Bawah

c. Bedeng Pengecambahan

d. Pengecambahan

e. Pembibitan di Lapangan

f. Pemeliharaan Pembibitan di Lapangan

g. Perhitungan kebutuhan benih untuk batang bawah


03
Pengadaan
Batang Atas
(kebun entres)
Batang Atas
Entres adalah salah satu komponen penting dalam pembibitan karet. Entres atau mata okulasi dari
batang atas adalah mata yang digunakan untuk okulasi. Entres diambil dari kebun entres yang sudah
dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan menyiapkan batang bawah. Tahap penyiapan kebun
entres antara lain sebagai berikut :

a. Klon Anjuran untuk Batang Atas

b. Pemilihan Lokasi

c. Persiapan Pembuatan Kebun Entres

d. Pemeliharaan Kebun Entres

e. Pemupukan

f. Pemanenan entres

g. Mata okulasi
04
Teknik
Okulasi
Okulasi
Okulasi adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman
secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari
suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat
bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan
sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di
peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip
okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan
batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan
batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik
tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan
yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah
sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas
adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi
ini di tumbuhkan dilapangan dikatakan tanaman okulasi
sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan
disebut tanaman semai.
Teknik Okulasi Konvensional

Dikatakan teknik okulasi konvensional 4. Teknik Okulasi Hijau


karena metoda okulasi inilah yang
umum digunakan untuk mempersiapkan Disamping tekni okulasi konvensional atau okulasi
bentuk bahan tanaman secara komersial coklat dikembangkan pula metoda okulasi hijau
kalau dalam okulasi konvensional digunakan
hingga munculnya teknik yang baru
batang bawah yang sudah berwarna coklat maka
yaitu: okulasi hijau (Green budding)
dalam okulasi hijau digunakan mata okulasi dari
okulasi konvesional ini disebut juga entres yang masih berwarna hijau(green
okulasi coklat ( brown budding) budwood). Berdasarkan warna komponen tersebut
dikatakanlah okulasi hijau.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
okulasi
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu:

● 1. Keterampilan, kebersihan dan kecepatan mengokulasi

● 2. Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dormán

● 3. Keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karet mengalami gugur daun, kurang
baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan visiologis. Yang baik adalah pada
awal dan akhir musim penghujan, pada musim hujan juga tidak baik, air hujan dapat
meresap pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk. Kelembaban tinggi baik
untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari luka okulasi, ini dapat dapat
menyebabkan kegagalan pengokulasian.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai