Anda di halaman 1dari 8

LATIHAN SOAL TBTIP

1. Jelaskan.
a. Sebutkan dan jelaskan peran penting dan strategis dari perkebunan!
1) Berguna dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri
2) Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan
3) Penyediaan lapangan kerja
4) Berguna dalam menyediakan bahan baku industri dalam negeri
5) Perolehan nilai tambah dan daya saing

b. Sebutkan perbedaan perkebunan rakyat dan perkebunan besar!


1) Pada perkebunan rakyat, luas lahan relatif sempit. Pada perkebunan
besar, luas lahannya juga besar.
2) Dalam perkebunan rakyat, pengeluaran modalnya lemah. Pada
perkebunan besar, pengeluaran modalnya kuat karena akan digunakan
dalam skala yang besar.
3) Perkebunan rakyat cenderung menggunakan alat-alat dengan teknologi
tradisional, sedangkan perkebunan besar menggunakan teknologi
maju.
4) Pengolahan hasil dalam perkebunan rakyat dilakukan secara
konvesional, sedangkan pada perkebunan besar dilakukan secara
modern.

c. Contoh peranan tanaman perkebunan dalam industri pertanian!


1) Tembakau
2) Karet
3) Tebu
4) Kopi
5) Kelapa Sawit
6) Kakao
2. Produktivitas tanaman karet ditentukan oleh mutsu bahan tanam yang
digunakan. 3 komponen yang digunakan ialah batang bawah, batang
atas, dan okulasi. Jelaskan mengenai hal tersebut!
a. Batang bawah.
Batang bawah ditentukan oleh biji yang berasal dari sumber benih
yang telah direkomendasikan dengan standar mutu tertentu untuk batang
bawah. Persiapan batang bawah dilakukan untuk memperoleh bibit dengan
perakaran yang kuat serta daya serap yang baik. Kegiatan persiapan batang
bawah dimulai dari seleksi biji, perkecambahan, dan persemaian.
Biji karet diseleksi berdasarkan kemurnian klon dan daya
berkecambah. Biji yang memiliki daya kecambah baik adalah biji yang
berada dalam keadaan segar atau baru jatuh dari pohonnya, berkulit
mengkilat, dan memantul apabila dijatuhkan pada ubin. Perkecambahan
dilakukan pada suatu nampan dimana biji karet akan dibenamkan sampai
75% dengan perut biji berada di bawah dan dilakukan pemeliharaan.
Perkecambahan juga dapat dilakukan pada lahan dimana dilakukan
pengolahan terlebih dahulu dan pasir ditaburkan di atas permukaan tanah.
Bedengan kemudian diberi atap. Biji dibenamkan dengan jarak 1 cm dan
dilakukan pemeliharaan hingga muncul kecambah.
Setelah biji berkecambah kemudian dilakukan penyemaian.
Pemindahan dilakukan ketika kecambah belum berdaun agar tidak cepat
mati. Kecambah diambil dengan cara dicungkil menggunakan bilah bambu
(sebelum jam 10 atau setelah jam 4) dan dipindahkan ke lahan atau
polybag.

b. Batang atas
Batang atas dapat berasal dari biji, okulasi, atau yang lainnya.
Akan tetapi asal usulnya harus jelas karena ditujukan untuk mempermudah
dalam menentukan hasil akhir okulasi dan dari batang ini lah yang akan
menghasilkan sadapan yang baik. Kayu okulasi yang dijadikan perisai
diambil dari cabang pohon yang disebut kebun entres. Kayu okulasi
memiliki beberapa mata tunas (tunas umur 1-2 tahun).

c. Okulasi.
Teknik ini dilakukan dengan cara menempelkan mata tunas dari
suatu tanaman kepada tanaman lain yang kompatibel. Okulasi dapat
dilaksanakan ketika batang atas dan batang bawah telah siap. Prinsip dasar
dari teknik okulasi adalah kambium batang bawah dan perisai harus
menyatu, tidak dianjurkan melakukan okulasi pada batang bawah dalam
keadaan basah, peralatan harus tajam dan bersih, serta pekerja harus teliti
dan sabar.
Teknik okulasi dibagi menjadi dua, yaitu okulasi hijau dan coklat.
Okulasi hijau dilakukan dengan menggunakan batang bawah berumur 9-18
bulan (berwarna coklat) dan batas atas berwarna hijau kecoklatan. Okulasi
coklat dilakukan dengan menggunakan batang bawah berumur 5-8 bulan
(berwarna hijau) dan batang atas berwarna hijau. Okulasi baik dilakukan
saat musim hujan karena kelembabannya yang tinggi, pada pukul 7-10
karena matahari belum terik.

3. Untuk mendapatkan hasil sadap yang baik, perlu diperhatikan mengenai


penentuan matang sadap, penggambaran bidang sadap, dan pelaksanaan
penyadapan. Jelaskan mengenai hal itu!
a. Penentuan Matang Sadap
Dalam hal ini, harus diketahui kematangan pohon karet yang akan
disadap. Caranya dengan melihat umur pohon karet atau dengan mengukur
lilit batang karena umur hanya dijadikan dasar tingkat kematangan. Pohon
karet yang siap sadap biasanya memiliki lingkar batang 45 cm.
Penyadapan pada kebun karet biasanya dilakukan ketika 55% tanaman
pada kebun tersebut sudah matang sadap.
b. Penggambaran Bidang Sadap
Penggambaran bidang sadap memerlukan ketelitian dalam
kegiatannya karena apabila penggambarannya salah maka pembuatan
bidangnya pun akan salah. Penggambaran bidang sadap ditentukan
berdasarkan tinggi bukaan sadap, arah sadap, bidang sadap, dan panjang
irisan sadap. Tinggi bukaan sadap pada pohon yang berasal dari biji
sebesar 100 cm dari permukaan tanah hingga titik terendah irisan sadapan.
Sedangkan untuk pohon asal okulasi ialah 130 cm dari bidang okulasi
hingga titik terendah sadapan.
Arah sadap yang benar untuk sadap bawah adalah kiri atas ke
kanan bawah, sedangkan sadap bawa adalah kanan bawah ke kiri atas.
Panjang irisan sadap ialah S/2 (setengah lingkar batang), S/4 (seperempat
lingkar batang), S/3 (sepertiga lingkar batang), dan S (satu lingkar batang).
Bidang sadap harus membentuk sudut 30-45o terhadap garis horizontal
sehingga membentuk sadapan yang banyak melukai pembuluh lateks.
c. Pelaksanaan Penyadapan
Kulit karet yang akan disadap harus dibersihkan terlebih dahulu
agar lateks tidak kotor. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanannya adalah,
1) Ketebalan irisan sadap, dianjurkan 1-2 mm. Tidak perlu tebal-tebal
agar tidak boros dan masa produksi dapat panjang.
2) Kedalaman irisan sadap, dianjurkan 1-1,5 mm dari lapisan kambium.
Semakin dalam, maka akan semakin banyak pembuluh lateks yang
terpotong.
3) Waktu penyadapan, dianjurkan pukul 8-10 agar mendapatkan hasil
lateks seoptimal mungkin. Hal ini dipengaruhi karena pada pagi hari
tekanan turgor pembuluh lateks masih tinggi sehingga lateks dapat
mengalir ke luar pembuluh.
4) Pemulihan kulit bidang sadap sangat perlu diperhatikan. Kulit pulihan
pertama dapat disadap kembali setelah enam tahun, sedangkan kulit
pulihan kedua setelah delapan tahun. Minimal setelah ukuran kulit
pulihan sebesar 7 mm.
4. Jelaskan mengenai pengolahan kopi yang dapat dilakukan dengan cara
kering atau basah!
a. Cara Kering
Pengolahan kopi secara kering dilakukan dengan cara melakukan
proses pengeringan setelah buah kopi dipanen. Pengolahan secara kering
diawali dengan proses sortasi buah kopi, pengeringan, hulling, dan sortasi
biji kopi. Sortasi buah kopi dapat dilakukan dengan cara perendaman,
buah yang mengambang akan disingkirkan dan buah yang terendam akan
diambil untuk proses selanjutnya. Pengeringan dapat dilakukan secara
manual di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering.
Kemudian proses hulling atau pengupasan buah kopi dilakukan dengan
mengupas kulit buah dan kulit tanduk hingga menghasilkan biji kopi
beras. Biji kopi yang sudah terkupas akan disortasi kembali untuk
menghindari tercampurnya benda-benda yang tidak diinginkan, seperti
pasir, kotoran, dan lain-lain.
b. Cara Basah
Pengolahan kopi secara basah dilakukan dengan menggunakan air
untuk pengupasan atau pencucian biji kopi. Pengolahan kopi secara basah
dimulai dengan sortasi gelondong, pulping, fermentasi, pencucian,
pengeringan, hulling, dan sortasi biji. Sortasi gelondong ditujukan untuk
memisahkan biji kopi yang sehat dengan yang sakit, dapat dilakukan
memasukkan biji kopi ke dalam air. Yang tenggelam berarti sehat dan
yang mengapung tidak. Kemudian pulping dilakukan dengan mengupas
kulit buah sehingga menghasilkan biji yang masih terbungkus oleh kulit
tanduk. Setelah itu, fermentasi digunakan untuk melepaskan lapisan lendir
yang masih melekat pada biji kopi. Fermentasi bisa dilakukan secara basah
(perendaman) atau kering. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan
lapisan lendir serta kotoran yang melekat setelah fermentasi. Pengeringan
dilakukan untuk menurunkan kadar air biji menjadi 10-13 persen (awal
mula 50-53%). Hulling dilakukan dengan memisahkan biji kopi yang
sudah kering dari kulit tanduk dan arinya. Terakhir, sortasi biji dilakukan
untuk menghindari adanya kotoran serta untuk menentukan kelas mutu.
5. Sebutkan 2 hama utama yang dianggap paling berbahaya dalam
budidaya kakao dan pada stadia apa hama itu menyerang? Jelaskan juga
cara pengendalian terhadap masing-masing hama tersebut!
a. Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella)
Merupakan hama berbahaya yang dapat menurunkan hasil
produksi sebesar 70 hingga 80 persen. Hama ini menyerang pada stadia
larva dengan memberikan serangan berupa menggerek buah muda,
memakan daging buah dan saluran meuju biji. Gejala buah yang diserang
oleh hama ini ialah bila diguncang buah tidak berbunyi dan bila dibelah
daging buahnya hitam. Pengendalian dapat dilakukan dengan proses
karantina (tidak mendatangkan buah untuk diambil benihnya dari lokasi
sumber hama), penyelubungan buah, dan rampasan atau mengambil buah
secara serentak setelah panen dan dibenamkan dalam lubang.
b. Kepik Penghisap Buah (Helopelthis antonii)
Merupakan hama yang menyerang pada stadia dewasa. Hama ini
menyerang dengan cara menusuk serta menghisap buah, terutama buah
muda dan pucuk. Serangan pada buah muda dapat menyebabkan kematian
hingga keguguran, sedangkan pada buah tua menghasilkan nekrotis.
Pengendalian dari hama ini bisa menggunakan semut hitam, menanam
sereh di tepi kebun, dan menggunaakn insektsida (sebagai opsi terakhir
apabila ham tidak dapat dikendalikan).

6. Jelaskan cara pembuatan benih kakao, kriteria benih kakao yang baik,
dan bagaimana cara perkecambahan dan pembibitannya?
a. Pembuatan Benih Kakao
1) Memilih buah yang masak dan memecahnya dengan alat pemukul
hingga terbelah.
2) Mengeluarkan biji kakao dari buahnya (yang baik ada di tengah).
3) Merendam biji yang dilapisi daging buah di dalam larutan kapur 2,5%
dan diremas-remas.
4) Mencuci dengan air bersih. Kemudian daging buah dan kulit biji
dikupas. Setelah itu dicuci lagi hingga bersih.
5) Rendam dalam larutan fungisida selama 5-10 menit agar terhindar dari
jamur. Kemudian keringkan hingga kadar air mencapai 40 persen.
Simpan.
b. Kriteria Benih Kakao yang Baik
Berasal dari buah yang tumbuh normal, sehat, dan telah masak.
Ciri-ciri dari buah yang masak adalah adanya perubahan warna pada kulit
buah, ketika diketuk menggema, dan ketika diguncang timbul bunyi.
c. Cara Perkecambahan
Benih kakao merupakan benih rekalsitran atau benih yang tidak
memiliki daya simpan lama, cepat mengalami kemunduran, dan cepat mati
apabila kadar airnya turun menjadi 20 persen. Oleh sebab itu benih kakao
harus segera dikecambahkan. Benih kakao dapat dikecambahkan dengan
bendengan atau karung goni.
d. Cara Pembibitan
Memiliki syarat bahwa tinggi bibit sudah lebih dari 50 cm,
memiliki 12 helai daun, memiliki diameter batang 1,5 cm pada ketinggian
barang 5 cm dari permukaan tanah. Pemeliharaan seperti penyiraman,
pemupukan, penyiangan, pengendalian OPT harus selalu dilakukan secara
rutin pada proses pembibitan. Setelah 4-6 bulan, bibit dapat dipindah di
lapangan dan siap ditanam. Dianjurkan penanaman pada awal musim
hujan dengan jarak tanamn 3 x 3 m, 3,5 x 3,5 m, atay 4 x 2 m.

7. Jelaskan.
a. Apa yang dapat disimpulkan dari konsumsi karet selama 4 tahun,
untuk rumus berikut jida per sadapnya 1,75 mm - >
1. S, d
2. S/4, d/2
3. S/3, d/4
4. S/2, d/3
5. S/2, d
b. Pemeliharaan tanaman karet (TBM dan TM)!
c. Proses pembungaan tanaman kopi!
d. Kopi luwak!
e. Pemasakan buah kakao, hubungannya dengan jenis kakao, dan
ketinggian tempat tumbuh!
f. Perbedaan kakao criollo dan forastero!

Anda mungkin juga menyukai