Anda di halaman 1dari 9

Cara Mencangkok Yang Benar dan Berhasil Dengan Buah

Yang Lebat
Ingin Tau Cara Mencangkok Agar Cepat Berbuah ???...
Simak Artikel Berikut...
Mencangkok adalah suatu proses yang dilakukan dengan menguliti hingga
bersih dan menghilangkan kambium yang ada di batang atau ranting suatu
tumbuhan sepanjang 5-10 cm. Mencangkok dilakukan untuk memperoleh
keturunan buah yang lebih bagus dan optimal. Dan masa tumbuh tanaman
cangkokan akan lebih cepat daripada aslinya(buah yang tidak cangkokan).
Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan
yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Akan
tetapi, tumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena sistem perakarannya
adalah serabut, oleh karena itu berhati-hatilah ketika menanamnya dan
umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.
Kebanyakan tumbuhan yang dicangkok adalah tumbuhan berakar tunggang,
seperti tumbuhan mangga, jambu, Acce, Durian, Sawo, Jeruk, Belibing, dll.
Dengan dicangkok, tumbuhan yang tadinya berakar tunggan tidk lagi berakar
tunggang, melainkan menjadi berakar serabut.
Cara mencangkok agar cepat berbuah:

1.

Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.

2.

Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.

3.

Kerat kambiumnya hingga bersih, dan diangin-anginkan agar kambium

cepat hilang dari batang.

4.

Tutup dengan tanah yang sudah diberi pupuk kandang, kemudian

dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa, bisa juga menggunakan ijuk. Ikat
pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan
plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu agar ada udara yang masuk.

5.

Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.

6.

Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut,

kemudian taruhlah pada pot. setelah terlihat baik tanamlah di tanah.


Home Uncategories Cara Mencangkok Tanaman Mengunakan Botol Air Mineral
Bekas

CARA MENCANGKOK TANAMAN MENGUNAKAN BOTOL AIR


MINERAL BEKAS
Info Popular 04.02 Add Comment

Bahan

dan

alat

yang

dibutuhkan

1.
tanaman yang berkambium Ex.jambu air, jambu biji, mangga,
rambutan, nangka, belimbing, Kelengkeng dll.
2.
tanah yang gembur
3.
pupuk kandang
4.
pisau atau kater yang tajam
5.
gergaji
6.
Botol air minum
7.
tali raffia atau pengikat
Langkah-langkah
1.
Pilih dahan tanaman yang bergaris tengah kira-kira 2 cm. Panjang
dahan kira-kira 100 cm dan dahan tumbuh tegak.
2.
Sayatlah kulit cabang secara melingkar sepanjang 5-10 cm. Kulit
cabang yang disayat sebaiknya berada tepat di bawah kuncup daun.
3.
Keratlah kulit dahan itu dengan ujung pisau. Kikislah kambium
yang mungkin masih melekat pada bagian kayu, buang lendir yang
membasahinya.

4.
Keringkan
bagian
dahan
yang
telah
dikupas
dengan
membiarkannya selama 2-5 hari.
5.
Belah botol Aqua Setengah Bagian memanjang lalu letakkan
diantara keratan kayu tersebut Ikatlah bagian bawah botol
6.
Masukkan tanah basah yang telah dicampur pupuk kandang ke
dalam Botol itu.
7.
Rapikan sehingga dahan yang terkelupas itu tertutup tanah
seluruhnya. Ikatlah bagian atas lembaran pembungkus.
8.
Jagalah tanah pada bagaian yang dicangkok agar tetap lembap.
Siramlah tanah didalam botol secara teratur (pagi & sore), terutama
jika tidak hujan.
9.
Amatilah
keadaan
dahan
yang
dicangkok
saat
anda
menyiramnya.
10. Pertumbuhan akar yang sempurna membutuhkan waktu
berbulan-bulan. Jika akar tumbuh sempurna, potonglah dahan tesebut
dengan gergaji tepat di bawah botol.
11. Jangan langsung menanam cangkokan ini di kebun (tanah
terbuka). Cangkokan itu lebih baik disemaikan dahulu. Untuk itu, isilah
polybag dengann campuran tanah gembur dan pupuk kandang.
Buatlah lubang pada bagian bawah polybag, kira-kira berdiameter 2
cm.
12. Tanamlah cangkokan di wadah persemaian (polybag) ini.
Letakkan di tempat yang agak teduh. Waktu yang dibutuhkan untuk
penyemaian kira-kira 3 bulan.
13. Setelah itu semaian dapat dipindahkan ke tempat yang lebih
banyak mendapat cahaya matahari.
14. Akhirnya hasil semaian (cangkokan) dapat ditanam di tanah
terbuka. Untuk itu, buatlah lubang sebesar ukuran semaian polybag.
Tanamlah cangkokan bersama dengan tanah semaiannya.
15. Siramlah tanaman baru ini setiap hari.

PENCANGKOKAN TANAMAN SAWO

Tanaman sawo

(Manilkara zapota) telah lama dikenal oleh masyarakat

Indonesia. Tanaman ini sering ditanam sebagai tanaman pekarangan,


tanaman pelindung dan penahan erosi serta sebagai tanaman obat. Di
beberapa daerah tanaman ini diusahakan di areal yang cukup luas.
Sampai saat ini kebanyakan masyarakat belum memelihara tanaman sawo
secara intensif, sehingga produksi tanaman tidak maksimum. Disamping itu
bibit yang dipakai kebanyakan masih merupakan bibit asal biji yang produksi
sehingga kualitas buahnya berbeda dengan tanaman induknya. Pada kali ini
kita akan mencoba mengupas tentang pelaksanaan pencangkokan sawo.
Mencangkok
Mencangkok merupakan teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan
atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk
merangsang terbentuknya akar. Pada teknik ini tidak dikenal istilah batang
bawah dan batang atas. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan
tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar
tumbuh ketika masih berada di pohon induk. Media untuk mencangkok
adalah cocopit atau serbuk sabut kelapa, cacahan sabut kelapa, campuran
kompos/pupuk kandang, kompos kulit kopi, serbuk gergaji , serta lumut dan
tanah bertekstur ringan dengan perbandingan 1:1. Waktu pelaksanaan
pencangkokan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, sehingga
cangkokan tidak kering. Selain itu dengan mencangkok di awal musim hujan
akan tersedia waktu untuk menanam hasil cangkokan pada musim itu juga.
Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain : umur dan ukuran batang, media, waktu pencangkokan dan jenis
tanaman. Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga akan
menjadi lebih banyak, hal ini disebabkan karena permukaan bidang
perakaran menjadi lebih luas. Umur batang sebaiknya masih cukup muda
(berwarna coklat/coklat muda) karena batang yang sudah tua (berwarna abuabu) umumnya lebih sulit dan lambat membentuk akar.
Disamping ukuran dan umur batang, media juga sangat besar pengaruhnya
terhadap pembentukan akar cangkokan. Akar cangkokan dapat berkembang
dengan

baik

bila

medianya

memiliki aerasi

yang baik

dan

mampu

menyediakan kelembaban yang cukup. Selain itu, suhu media tidak boleh
terlalu tinggi. Penambahan bahan organik pada media cangkokan dapat
meningkatkan keberhasilan cangkokan dan meningkatkan jumlah akar yang
terbentuk.

A.1. Pelaksanaan pencangkokan.


1. Pilih cabang yang sehat, kuat dan sudah berkayu, dengan diameter
0,5-2 cm atau

lebih kurang sebesar pensil, sebaiknya warna kulit

batang sudah coklat yang menunjukkan batang yang akan digunakan


sudah cukup tua.
2. Sayat cabang dengan pisau secara melingkar dan dibuat memanjang
ke bawah sepanjang 3-5 cm atau dua kali diameter cabang. Kemudian
kulit dikelupas sehingga bagian kambium yang tampak seperti lendir
kelihatan dengan jelas. Kambium dibuang dengan cara dikerok dengan
mata pisau sampai kering (Gambar 4a).
3. Olesi bagian atas keratan dengan zat pengatur tumbuh seperti
Rootone-F yang diberikan dalam bentuk pasta.
4. Siapkan dan atur lembaran plastik yang sudah dibelah beserta media
berupa campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Posisi lembaran
plastik menghadap ke arah bawah, kemudian diikiat dengan tali plastik
atau tali rafia (Gambar 4b)
5. Tutup

bekas

sayatan

dengan

media

cangkok,

media

diatur

penempatannya agar rata menutupi luka keratan sampai menutupi


bagian atas luka keratan (Gambar 4c)
6. Rawat cangkokan dengan cara disiram setiap hari.
7. Cangkokan akan berakar 4 bulan setelah pencangkokan, dan siap
dipisahkan dari pohon induknya, serta dapat ditanam langsung di
lapangan atau dirawat di dalam polibag.
Urutan pelaksanaan pencangkokan sawo dapat dilihat pada Gambar 4:

a.Pengupasan kulit batang

b.Pengupasan kantong plastik


berisi media

c.Cabang yang sudah dikupas kulitnya

d.Pencangkokan telah selesai

dimasukkan ke dalam kantong media

B. Kriteria bibit bermutu untuk ditanam di lapang


Kriteria bibit bermutu hasil sambungan yang akan ditanam di lapang adalah
sebagai berikut:
Ciri morfologi :

Diameter batang 2 cm dan tinggi minimal 50 cm

Umur tanaman minimal 4 bulan setelah pindah ke polibag.

Daun berwarna hijau segar dan mengkilat.


Ciri kesehatan :
Tanaman yang sehat tidak memperlihatkan gejala serangan hama dan
penyakit serta defisiensi unsur hara, misalnya :

Terdapat noda berwarna coklat pada daun akibat terserang antraknose.

Daun menguning karena kekurangan unsur N

Anda mungkin juga menyukai