Anda di halaman 1dari 5

6.

JAMBU METE

I. Syarat tumbuh

1. Iklim

Tanaman jambu mete untuk tumbuh baik menghemdaki keadaan iklim


sbb:

Curah hujan 500 mm dan maksimal masih dapat tumbuh baik pada curah
hujan 400 mm setahun. Di Indonesia dengan daerah-daerah rata-rata hujan 1200-
2600 mm setahun baik untuk pertumbuhan jambu mete

2. Tanah

Tanah yang baik untuk pertumbuhan jambu mete adalah sbb:

a. Tinggi tempet 0-800 m diatas permukaan laut.


b. Jambu mete dapat tumbuh dan menghasilkan hampir pada semua jenis tanah,
kecuali ditanah-tanah lempung,tanah yang mengandung lapisan garam dan
tanah-tanah dengan drainase buruk
c. Jambu mete masih dapat tumbuh walaupun di tanah-tanah miskin dan tandus.

II. Pembibitan

Bibit yang berasal dari benih yang langsung di semai. Benih yang telah di
semai biasanya telah mengalami penyimpanan sedikitnya 2-3 bulan dan paling
lama 7-12 bulan tergantung tempat penyimpanan. Penyimpang dalam kaleng lebih
baik dari pada dalam karung.

Benih ditanam dengan jarak 20 X 20 cm, kedudukan benih miring,dengan


lekuk benih menghadap kebawah serta pangkal buah menghadap keatas.
Kedalaman tanam 2 cm, agar pertumbuhannya baik, bedengan harus dibuatkan
naungan. Bibit di pindahkan kelapangan setelah berumur 2 bulan

III. Penanaman

1. Persiapan Lahan
Untuk menandai letak tanaman, maka dibuatkan ajir-ajir dengan ukuran
lubang 50 x 50x 50 cm.
2. Penanaman
Saat penanaman bibit adalah pada awal musim hujan. Bibit di tanam
pada umur bulan. Bibit yang telah berumur 8-12 bulan masih baik ditanam
asal dalam bentuk stump.
3. Penyiangan
Pemeliharaan dilakukan intensif terutama dilakukan pada tanaman
umur 2-3 tahun. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan semua
tumbuhan penyangga,dilakukan pada tanaman muda ataupun tanaman
dewasa.
4. Pemupukan
Walaupun tanaman jambu mete dapat tumbuh pada tanah
miskin,namaun agar memperoleh hasil yang optimum harus diberi pupuk.
Untuk tanah-tanah yang relatif miskin, dosis pemupukan yang dianjurkan
adalah 33,6 kg N : 50,5 kg P2O5 : 28 kg K untuk 1 hektar atau .... kg urea
… kg TSP …. Kg KCL.

IV. Pemungutan Hasil.

Pemungutan hasil dilakukan apabila semua buah telah masak.


Masaknya buah ditandai dengan warna merah,kuning atau jingga tergantung
varietasnya. Beberapa cara yang umum dilakuakan untuk pemetikan jambu
mete adalah :

- Cara Lelesan
Yaitu memungut buah yang telah jatuh ketanah karena telah lewat
masak. Cara ini kurang menguntungka karna buah semu tidak dapat
dimanfaatkan.
- Cara Selektif

Yaitu cara memetik buah-buah yang telah masak dipohon secara


langsung.dengan demikian buah semu tidak mengalami kerusakan. Buah
mete glondong dilepaskan dari jambunya kemudian dijemur kira-kira 1
minggu. Buah mete glondong yang telah kering tersebut telah dapat di
kupas ataupun dipakai untuk benih . pengupasan dilakukan dengan kacip.

V. Hama.

Hama yang serin menyerang jambu mete adalah :

1. Hama pengisap daun selenothrips rubrocinctus nyamuk daun (Helopeltis


antonii).
Hama ini merusak daun-daun muda, dengan cara menusuk dan mengisap
akibat serangan hama ini,daun biasanya berkerut-kerut berwarna kuning.
2. Hama pengorok daun
Ulatnya berwarna kekuning-kuningan, panjang lebih kurang 1 cm
ngengatnya berwarna kelabu dengan flek agak kuning ngengat
Acrocercops meletakkan telur pada permukaan daun setelah menetas
mengorok masuk ke dalam daun akibatnya terjadi bercak daun, kemudian
epidermis daun bagian atas mati dan berwarna coklat.
3. Hama penggulung pucuk
Ulat berwarna ungu coklat tua dengan panjang maksimum 2 cm,
kepompong berwarna coklat kelabu dengan bercak putih ke kuning-
kuningan pada sayap depan dan belakang.
4. Hama Pemakan Daun

Ada dua macam yaitu ulat bombotelia jacosatris Gn. Dan ulat kenari
cricula arifenestrata Helf. Ulat kenari berwarna kelabu ungu dengan bulu
putih,berkaki thoracal kepala berwarna merah. Panjang dapat mencapai 6
cm.

VI. Pengendalian Hama

Hal ini dapat dikerjakan dengan mengadakan pengamatan secara


periodis, kemudian melokalisasi daerah serangan. Untuk memeberantas
hama, dilakukan beberapa cara yaitu :

- Cara Mekanis
Pada tanaman jambu mete,cara mekanis dapat dilakukan pada ulat
kipas,karena ulat ini suka berkelompok sehingga mudah dimusnakan
langsung.
- Cara Hayati
Yaitu dengan menggunakan musuh alamya dari hama-hama yang ada
dipelihara dalam laboratorium, kemudian dilepas dipertanaman jambu
mete.
- Cara Kimiawi
Yang perlu diperhatikan dalam usaha pengendalian ini adalah pemilihan
pestisida yang tepat dosis yang sesuai dengan tingkat tumbuh hama dan
saat yang tepat untuk memberantas perlu diperhitungkan.
Hama yang diluar jaringan tanaman dapat dikendalikan dengan
pestisida yang bersifat kontak. Hama yang ada dalam jaringan tanaman,
dengan pestisida yang bersifat sistemik. Penggunaan pestisida sebaiknya
dilakuakan pada saat krisis bagi hama. Misalnya pada fase larva muda.
- Cara Terpadu
Maksudnya adalah pengendalian hama dengan berbagai cara dalam tata
laksana yang harmonis sehingga tidak merusak lingkungan. Penggunaan
pestisida hanya pada saat sangat diperlukan dan digunakan secara tepat.
VII. Pengolahan.

1. Pengolahan Biji Mete


Pada prinsipnya pengolahan ini meliputi :
a. Pengeringan
b. penyimpanan mete glondongan
c. pengupasan kulit mete glondongan
d. pengeringan jambu mete
e. pengepakan
f. penyimpangan

a. Pengeringan

Mete glondong yang baru dipetik, dikeringkan sampai kadar airnya


5%. Pengeringan dilakukan pada lantai jemuran,tikar maupun ringen.
Pengeringan selama 1-2 hari biji yang sudah kering bila glendong dibelah
biji telah lepas dari kulit buah. Kalau glondong kurang kering maka
selama penyimpanan caria CNSL akan mendifusi kedalam biji mete,
menyebabkan biji menjadi coklat sehingga kwalitasnya rendah.

b. Penyimpanan

Setelah dikeringkan,mete glondong tidak segera dimasukkan dalam


karung tetapi di biarkan sebentar agar dingin dulu. Maksudnya adalah agar
mete glondong tidak saling melekat satu sama lain. Penyimpanan dapat
dilakukan dalam karung goni sirkulasi udara harus baik,kadar air mete
harus rendah, dan kelembapan udara juga rendah. Penyimpanan di maksud
agar mete glondong tidak rusak sebelum di kupas.¨

c. Pengupasan
Pengupasan dapat dilakukan dengan kacip belah maupun kacip
ceklok,dengan kacip belah biji mete dapat dikeluarkan dari glondongan
dalam bentuk pecah-pecah. Suatu modifikasi dari kacip belah agar diperoleh
biji mete yang utuh ialah membuat mata pisau tersebut cocok dengan bentuk
alami mete glondong dengan demikian mata pisau hanya memebela kulitnya
saja setebal kulit yang dibelah. Kacip ini di sebut kacip ceklok.
d. Pengeringan Biji Mete
Setelah dikupas,biji mete dikeringkan dengan maksud
- Untuk menurunkan kadar air sampai ± 3%
- Untuk memperendah pengupasan kulit ari.
Pengeringan tersebut ,di lakukan dengan rigen dan dijemur pada
sinar matahari. Penjemuran ini memerlukan waktu 5-7 hari setelah kering
dibersihkan kulit arinya dan selanjutnya di pak dengan mengguankan
kaleng.
2. Hasil Ranjung Dan Pengolahan Biji Mete
Sebagai hasil samping dari pengolůahan biji mete adalah proses
pengolahan CNSL. Hasil ini dapat di peroleh dari pengolahan kulit biji mete.

CNSL = cashelv Nut Shell Liquid

Minyak kulit biji mete

Anda mungkin juga menyukai