Anda di halaman 1dari 4

BUDIDAYA GADUNG

 a. Bibit dan Waktu Tanam


Biasanya gadung diperbanyak dengan menggunakanumbi atau bijinya walaupun perbanyakan
dengan stek masihdimungkinkan. Tetapi biasanya hasil panennya kurangmemuaskan
dibandingkan dengan umbi. Perbanyakanmenggunakan biji juga kurang umum diterapkan.
Gadungsebaiknya ditanam di awal musim hujan karena tanama initidak ekonomis atau tidak umum di
tanam di areal yangberirigasi teratur. Di areal dengan musim hujan kurangdari 8 bulan, penanaman
awal sampai dengan 3 bulansebelum datangnya musim hujan dapat meningkatkan
hasilsebesar 30 %.
b. Pengolahan Tanah dan Produksi Tanaman
Tanaman gadung menghendaki tanah dengan drainaseyang baik, subur, kandungan bahan
organik yang tinggi, dantekstur tanah yang ringan. Umbi ditanam sebanyak 3 atau 4buah per
lubang pada guludan-guludan. Penanaman inidilakukan pada awal atau akhir musim hujan,
tergantungpada kultivar dan jangka waktu pertumbuhan menujukematangan. Sedangkan jarak
tanam yang digunakan yaituguludan berjumlah 30 – 36 setiap kompleks,
sedangkan jarak antar tanaman adalah 37,5 – 50 cm, tergantungbesarnya habitus
tanamannya.Kemudian tanaman muda ditutupi dengan rumputkering pada saat
penanaman berlangsung. Tanaman mudadisarankan diikat pada bambu yang dipasang
saatpenanaman.
c. Pemeliharaan
1.  Pemupukan dan Pengairan.
 Sebelum penanaman, areal pertanaman dipupukmenggunakan pupuk NPK beberapa hari
sebelumpenanaman dilakukan. Pengairan merupakan hal yangtidak umum dilakukan untuk
merngairi tanaman ini. Hujanmerupakan sumber air yang paling diandalkan.
 2. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit.
 Tidak terdapat gulma penting yang dilaporkanmengganggu tanaman ini. Sedangkan hama yang
pentingyaitu yam beetle (Heteroligus claudius) yang pada stadium larva memakan jaringan umbi
dan yam schoot beetle(Criocerts livida) yang pada stadium larva memakan daun-
daun muda dan tajuk. Hama pertama biasanyaditanggulangi dengan melakukan rotasi tanaman
danmelakukan penanaman yang lambat (late planting). Hamayang kedua dikendalikan
melaksanakan penyemprotanpyrethrum. Hama yang lainnya adalah ulat yangmenyebabkan umbi
mengeras (rot). Hama ini dapatdikendalikan dengan eradikasi atau pemusnahan tanamanyang
terinfeksi dan dengan rotasi atau pergiliran tanaman,sedangkan penyakit yang menyerang adalah
mosaik virusyang menyebabkan penyakit white yam, yellow guineayam I (paling mematikan),
water yam, dan Chinese yam.Gejala yang ditimbulkan adalah tanaman menjadi kerdilatau
terhambat pertumbuhannya. Pemilihan umbi yangsehat, pemusnahan tanaman yang terinfeksi
dan tanamanliar merupakan cara yang dianjurkan untuk mencegahserangan penyakit-penyakit
tersebut.
 d. Pemanenan
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 12 bulan.Pada budidaya tanaman ini dikenal
istilah panen tunggal(single harvesting) dan panen ganda (double harvesting).Pada panen tunggal,
tanaman dipanen setelah Musim berakhir . pemanenan dilakukan setelah sebagian besar daun
menguning Pemanenan ini dilaksanakan 1 bulansebelum penuaan (senescence) sampai 1-2
bulansesudahnya. Caranya adalah dengan menggali,mengangkat, dan memotong umbi agar
terpisah daritajuknya. Panen terdiri dari panen pertama (first harvest ) dan panen kedua (second
harvest ).Panen pertama dilakukan pada saatpertengahan bulan, kira-kira 4-5bulan sesudah tanam,
secara hati-hati agar tidak merusak sistemperakaran, tanah digali disekelilingtanaman dan umbi
diangkat,kemudian umbi dilukai tepat padabagian bawah sambungan umbi-tajuk. Selanjutnya
tanamanditanam kembali sehingga tanaman akan membentuk lebihbanyak umbi lagi (re-
tuberization) di sekitar luka setelahpanen pertama. Saat tanaman menua pada akhir musim,panen
kedua dilakukan. Saat ini tidak ada perlakuan khususuntuk menjaga sistem perakaran. Gadung
biasanya dipanendengan cara yang pertama atau panen tunggal. Sedangkancara yang kedua lebih
banyak dilakukan pada Dioscoreacayenensis dan Dioscorea alata.
 e. Penyimpanan
Sangat sedikit gadung yang setelah dipanen kemudiandiproses lebih lanjut, umbi harus disimpan
dalam bentuksegar. Sebelum disimpan, umbi segar dipanaskan (curing)pada suhu 29-32 derajat
Celcius dengan kelembaban relatif (relativehumidity ) yang tinggi. Proses ini membantu
meningkatkancork dan pengobatan luka pada kulit umbi.Terdapat 3 faktor yang diperlukan agar
penyimpananberlangsung efektif, yaitu :

1) Aerasi harus dijaga denganbaik. Hal ini diperlukan untuk menjaga kelembaban kulitumbi,
sehingga mengurangi serangan mikroorganisme.Aerasi juga diperlukan agar umbi dapat
berespirasi ataubernafas dan menghilangkan panas akibat respirasitersebut.
2) suhu harus dijaga antara 12-150C. Karenapenyimpanan dengan suhu yang lebih rendah
menyebabkankerusakan umbi (deterioration) dan warna umbinya berubahmenjadi abu-abu.
Sedangkan penyimpanan pada suhu yanglebih tinggi membuat respirasi menjadi tinggi
yangmenyebabkan umbi kehilangan banyak berat keringnya.Secara tradisional, petani
menyimpan umbi pada ruang yangteduh atau tertutup.
3) pengawasan harus dilakukan secarateratur. Umbi yang rusak harus segera dikeluarkan
sebelummenginfeksi yang lain, dan mengawasi kemungkinanserangan oleh tikus atau
serangga.

 f. Cara Penurunan Kadar Racun
Umbi gadung sebelum dikonsumsi atau dimasak, terlebihdahulu harus dihilangkan racunnya,
karena dapatmenimbulkan pusing-pusing bagi yang memakannya. Umbigadung mengandung
racun atau zat alkaloid yang disebutdioscorin (C13H19O2N), dimana racun ini apabila
dikonsusmi,walaupun kadarnya rendah dapat menyebabkan pusing.Racun dioscorin dapat
dlhilangkan dengan beberapa carayang khusus, diantaranya adalah cara Rumphius. Cara ini
dapat menurunkan atau menghilangkan kadar racun umbigadung. Langkah-
langkah cara Rumphius adalah sebagaiberikut :

1. Ambil umbi gadung secara hati-hati agar tidak terluka


2. Potong umbi menjadi beberapa potong denganmenggunakan pisau yang tajam.
3. Lumuri luka bekas potongan tersebut dengan abu dapur,dan biarkan atau simpan selama
24 jam.
4. Kemudian kupas kulit potongan umbi gadung tersebuthingga bersih.
5. Cuci potongan gadung yang telah dikupas dalam airmengalir.
6. Masukkan potongan umbi gadung ke dalam keranjangdan segera rendam dalam air garam
selama 2 – 4 hari.
7. Angkatlah dan tiriskan potongan-potongan umbi gadungtersebut dari air garam, lalu cuci
dengan air gula.Selanjutnya, jemur potongan-potongan umbi gadung dibawah sinar
matahari.
8.  Ulangi perendaman dalam air garam, pencucian denganair gula dan penjemuran hingga 2
- 3 kali agar racundioscorin benar-benar hilang.
Untuk mendapatkan kepastian bahwa umbi gadung sudahtidak beracun, dapat dicubakan kepada
ternak. Apabilaternak yang memakan umbi gadung tersebut tidak menunjukkan gejala apa-apa,
berarti umbi gadung tersebutsudah tidak mengandung racun. Namun sebaliknya apabilaternak
yang memakannya menunjukkan gejala-gejala pusing-pusing berarti umbi gadung tersebut
masihmengandung racun, oleh karena itu proses perendamanumbi gadung dalam air garam,
pencucian dengan air guladan penjemuran masih harus diulang sehingga racunnyabenar-benar
hilang.Cara lain untuk menghilangkan racun umbi gadung adalahcara konvensional dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.  Kupas kulit umbi gadung yang masih segar sehinggabersih.
2.  Potong umbi gadung tipis-tipis, lalu lumuri dengan abukayu (abu dapur)
3.  Jemur umbi gadung yang telah dilumuri abu kayutersebut hingga benar-benar kering.
4.  Rendam umbi gadung tersebut dengan air bersih yangmengalir selama 3 – 4 hari.
5.  Tiriskan umbi gadung tersebut, lalu cuci lagi dengan airgaram.
6.  Angkat dan jemur umbi gadung hingga benar-benarkering.

Anda mungkin juga menyukai