BUAH NANAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah nanas merupakan salah satu tanaman yang banyak diusahakan petani di
Indonesia, terutama di daerah Sumatera dan Jawa. Tiap tahun produksinya terus
meningkat. Pada tahun 2005 produksi nanas di Indonesia mencapai 925,082 ton dan
1.427,781 ton pada tahun 2006.
Nenas (Ananas comosus (L) Merr) merupakan salah satu tanaman buah yang
banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak
manfaat terutama pada buahnya. Nanas mempunyai sifat yang mudah rusak dan busuk
sehingga tidak tahan lama disimpan. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, juga
dimanfaatkan dalam industri pengolahan buah nenas untuk pembuatan sari buah, jam
dan jelly.
Tingkat kematangan buah nanas yang baik untuk dikonsumsi dapat dilihat dari
warna buahnya yaitu bila warna kuning telah mencapai 25 % (dari total permukaan
buah). Pada tingkat ini buah mempunyai total padatan terlarut yang tinggi dan
keasamannya rendah. Demikian pula tingkat kematangan buah dapat dilihat dari warna
pada mata dan kulit buah yaitu tidak kurang dari 20 % tetapi tidak lebih dari 40 % mata
mempunyai bercak kuning
Buah nanas selain dapat dimakan secara langsung, bisa juga diawetkan dengan
cara direbus dan diberi gula, dibuat selai, atau sirup. Buah nanas juga dapat digunakan
untuk memberi cita rasa asam manis, sekaligus sebagai pengempuk daging. Daunnya
yang berserat dapat dibuat benang ataupun tali.
Buah nanas mengandung vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium,
besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan kaya akan kandungan enzim
bromelain. Enzim bromelain adalah enzim protease yaitu sebagai enzim pencerna
protein yang diproduksi pankreas, terdiri dari tripsin dan kimotripsin untuk mencerna
protein menjadi polipeptida dan asam amino. Enzim bromelain pada nanas terdapat
pada bonggol, kulit, dan tangkainya.
BAB II
Pra Panen dan Pasca Panen Buah Nanas
berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah.
Pada umur 6 bulan dipupuk kandang 10 ton/ha. Cara pemberian pupuk
dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan
tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain: disemprotkan pada daun
terutama pupuk 900 liter larutan Nitrogen dengan dosis 40 gram Urea per liter
atau urea per hektar. KCL sangat berguna untuk menghasilkan rasa buah yang
manis dan legit. TSP untuk kematangan pohon dan jenis buah yang bagus. Urea
untuk pertumbuhan akar dan daun.
Pengairan atau penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau
tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk
merangsang pembungaan dan pembuahan secara optimal. Tanah yang terlalu
kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil.
2.2 Panen Buah Nanas
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan,
tergantung dari jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga
berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan.
Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan,
sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Pemanenan buah nanas dilakukan
bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga
25% dari jumlah yang ada. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:
a. Mahkota buah terbuka.
b. Tangkai buah mengerut.
c. Mata pada kulit buah berukuran lebar, besar, lebih bulat, tidak tajam,
rata serta berlubang pada bagian tengahnya
d. Pangkal buah kuning.
e. Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
f. Bila dipukul (diketuk) akan mengeluarkan suara menggema.
Jika buah telah siap dipanen, biasanya akan tumbuh bibit atau anakan
nanas dibawah pohon induk yang biasa disebut bibit ketiak. Sehingga nanas
dipanen dengan menebang pohon induk, tetapi tetap membiarkan anakan nanas
tumbuh disamping. Nanas dipanen dengan cara pangkal tangkai buah dipotong
mendatar atau miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara
hati-hati agar tidak rusak dan memar. Waktu panen dipengaruhi juga oleh tujuan
penggunaannya, untuk dikonsumsi sebagai buah segar, diolah menjadi selai,
keripik, nata, dsb, atau untuk dipasarkan ke tempat jauh. Tanaman yang sudah
berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan
buahnya kecil. Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman nanas
untuk diganti dengan bibit yang baru.
2.3 Pasca Panen Buah Nanas
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan
atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas
berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca
produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca
kotoran lain yang masih menempel dan memangkas tangkai buahnya. Dan
pencuciannya sebaiknya pada air bersih dan mengalir.
d. Pemeraman
Agar diperoleh buah nanas yang matang secara bersama, maka dilakukan pemeraman,
yaitu dengan cara membungkus buah nanas dengan daun, kemudian dimasukkan ke
dalam peti.
e. Pengemasan
Proses ini juga dapat mempengaruhi tampilan buah nanas nantinya, buah nanas dengan
kemasan yang menarik mempunyai harga yang lebih tinggi. Buah nanas tersebut dapat
dikemas dalam kotak kayu yang jarang papannya, sehingga aliran udara masih dapat
masuk. Kotak tersebut diberi alas lumut atau sabuk kelapa dan setelah itu dilapisi
dengan kertas minyak.
f. Pengangkutan
Dalam proses pengangkutan harus diperhatikan penempatannya dan aliran udaranya,
tidak terkena hujan atau sinar matahari langsung.
g. Penyimpanan
Penyimpanan buah dapat dilakukan pada suhu dingin, suhu atmosfer terawasi dan pada
suhu ruangan. Dalam proses ini juga harus diperhatikan waktu atau lama
penyimpanannya dan kerusakannya akibat bakteri. Jika harga buah jatuh di pasaran
kita dapat melakukan penyimpanan untuk menunggu harga naik. Buah nanas biasanya
disimpan dalam peti kemas dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 50C.
Penanganan pasca panen yang baik sebenarnya perlu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan nilai hasil pertanian, tetapi kenyataannya di Indonesia
seringkali tidak dilakukannya penanganan pasca panen di tingkat petani, hal ini
dikarenakan harga buah dan sayuran di tingkat petani rendah sehingga penanganan
pasca panen dirasa mahal, keterbatasan pengetahuan mengenai penanganan pasca
panen dan hasil panen tersebut membuat hasil panen langsung di jual. Sedangkan
ditingkat pedagang biaya penanganan pasca panen yang lain dirasa mahal sehingga
tidak sesuai dengan laba yang diperoleh karena daya beli konsumen yang rendah. Oleh
karena itu diperlukan penerapan teknologi tinggi yang tentunya juga disertai dengan
peningkatan pengetahuan di kalangan petani tentang pentingnya penanganan pasca
panen terutama jenis buah dan sayur yang tidak tahan lama. Serta diperlukan peran
serta dari masyarakat dan pemerintah untuk menunjang hal tersebut.
Buah nanas tergolong komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat
busuk. Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang
memadai. Pengumpulan Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat
penampungan hasil atau gudang sortasi. Penyortiran dan Penggolongan Kegiatan
sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar, busuk, atau mentah
secara tersendiri dari buah yang bagus dan normal. Klasifikasi buah berdasarkan bentuk
dan ukuran yang seragam, jenis maupun tingkat kematangannya.
secara total tidak dapat dilakukan. Saat tersebut mulailah penggunaan substrat
cadangan yang ada di dalam tubuh bagian tanaman yang dipanen untuk aktivitas
respirasinya. Pada saat substrat mulai terbatas maka terjadilah kemunduran mutu dan
kesegaran atau proses pelayuan dengan cepat.
Karakteristik laju respirasi produk pascapanen hortikultura segar beragam sesuai
dengan stadia perkembangan dan pertumbuhan bagian tanaman yang dipanen tersebut.
Bagian tanaman yang aktif mengalami pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
laju respirasi lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tanaman yang sedikit dan tidak
lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tinggi laju respirasi maka
maka semakin cepat laju kemunduran mutu dan kesegarannya. Karena hubungan yang
erat antara laju respirasi dengan laju kemunduran mutu dan kesegaran, maka laju
respirasi sering dijadikan indikator masa simpan atau masa hidup pascapanen produk
segar hortikultura.
Pada penyimpanan produk hortikultura segar yang perlu pula dicermati adalah
adanya gas etilen yang mempercepat proses pelayuan. Etilen adalah senyawa organik
hidrokarbon paling sederhana (C2H4), secara alami dihasilkan oleh aktivitas
metabolisme buah dan saturan. Gas ini dapat pula dihasilkan dari pembakaran minyak
kendaraan bermotor. Secara fisiologis etilen sangat aktif dalam konsentarsi sangat
rendah (part per billion). Laju produksi etilen oleh buah dan sayuran beragam seperti
ditunjukkan pada Tabel 2. Bila produk dengan laju produksi etilennya tinggi
ditempatkan satu ruangan dengan produk yang laju produksi etilennya rendah maka
akan mempercepat penuaan atau pelayuan produk yang berproduksi etileh rendah.
SIRUP NANAS
Bahan :
1. nanas 200 g
2. air 350 cc
3. gula pasir 500 g
Cara Membuat :
1. Blender nanas dengan 100 cc air hingga halus, kemudian saring.
2. Rebus sisa air dengan gula pasir hingga larut. Masukkan sari nanas, masak hingga
mendidih. Angkat, hilangkan uapnya.
3. Masukkan ke dalam botol steril.