240210160073
cara produksi, iklim lokal, tanah dan kondisi pengolahan (James, 1992). Hasil
pengamatan disajikan pada Tabel 1 berikut.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
4. Hasna Tea
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa warna Hasna tea
sebelum diseduh yaitu hijau kehitaman dan ketika setelah diseduh warnanya
menjadi hijau. Aroma yang dihasilkan sangat khas daun teh sebelum diseduh,
namun aroma daun teh sedikit berkurang ketika sudah diseduh menjadi beraroma
the sedikit asam. Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh seperti daun yang kasar,
sedangkan setelah diseduh teksturnya menjadi halus dan encer. Waktu kelarutan
pada sampel hasna tea yaitu selama 292 detik.
5. Tong tji celup
Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1, didapatkan warna daun teh
tongtji celup sebelum diseduh yaitu hijau kehijauan dan setelah diseduh warnanya
hijau. Rasanya cenderung sepat, sejak pertama kali diminum. Tekstur daun
sebelum diseduh yaitu tergolong kasar, sedangkan setelah diseduh menjadi halus
dan encer. Waktu kelarutan teh tongtji celup ini bervariasi yaitu 27 detik.
6. Teh Oolong Nanoencapsulated
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa warna teh Oolong
Nanoencapsulated sebelum diseduh yaitu merah kehitaman dan ketika setelah
diseduh warnanya menjadi merah sedikit gelap. Aroma yang dihasilkan sangat
khas daun teh sebelum diseduh dan setelah diseduh. Tekstur yang dimiliki
sebelum diseduh seperti serbuk halus, sedangkan setelah diseduh teksturnya
menjadi halus dan encer. Waktu kelarutan pada sampel teh Oolong
Nanoencapsulated yaitu selama 64 detik. Seharusnya kelarutan the oolong
nanoencapsulated sangatlah sebentar, namun sampel yang digunakan memiliki
kualitas yang sudah tidak bagus sehingga kelarutannya pun memakan waktu lama.
Teh Hitam
Dalam bahasa Tionghoa, teh hitam adalah klasifikasi yang umum
digunakan pada teh pasca fermentasi, seperti teh merah. Bila teh hijau biasanya
kehilangan rasanya dalam setahun, tetapi rasa teh hitam tetap bertahan selama
beberapa tahun. Balok teh hitam yang dipadatkan malah menjadi mata uang de
facto di Mongolia, Tibet dan Siberia pada abad ke-19.
Teh hitam atau black tea adalah daun teh yang mengalami proses
fermentasi paling lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
kuat. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat di dunia (khususnya oleh bangsa Inggris). Teh hitam lebih dipercaya
memberikan banyak manfaat seperti meningkatkan konsentrasi dan mencegah
kantuk.
Istilah teh hitam juga digunakan untuk menggambarkan secangkir teh
tanpa susu, mirip dengan kopi yang dihidangkan susu maupun krim. Di negara-
negara persemakmuran, teh hitam biasanya tidak diminum begitu saja tapi diberi
susu. Teh hitam lebih teroksidasi daripada teh hijau, oolong, ketiga varietas itu
terbuat dari daun Cammellia Sinensis. Teh hitam umumnya lebih berasa seleranya
dan lebih banyak mengandung kafein, daripada teh yang tidak berfermentasi.
Hasil pengamatan disajikan pada Tabel 1 berikut.
Teh Hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah
dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi
dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap
atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh
yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung
rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
Teh hijau diproduksi dengan penguapan tanpa fermentasi dalam silinder
atau dandang yang berlobang supaya warna hijaunya bertahan. Perbedaan pokok
antara teh hitam dan teh hijau adalah bahwa teh hitam mengalami proses
fermentasi (proses pemeraman) yang merupakan ciri khasnya, teh hijau tidak
mengenal fermentasi dalam proses pengolahannya. Teh hitam tidak mengandung
unsur-unsur lain di luar pucuk teh, sedangkan teh hijau karena bau daunnya tidak
hilang (karena tidak mengalami proses fermentasi itu) harus dikompensasi dengan
wangi-wangian non teh. Di Indonesia biasanya bunga melati digunakan dalam
proses ini (James, 1992).
Teh Oolong
Teh oolong adalah daun teh yang diolah dengan fermentasi (oksidasi
enzimatis) secara parsial. Artinya, fermentasinya tidak terlalu lama seperti pada
pembuatan teh hitam, sehingga hanya sebagian cairan sel yang mengalami proses
fermentasi. Teh oolong merupakan teh tradisional Cina yang mengalami proses
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
oksidasi atau fermentasi sebagian. Teh tersebut adalah gabungan teh hitam dan teh
hijau. Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam
yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Teh tersebut difermentasi dengan cepat, sesudah dan sebelum
penggulungan. Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya
berwarna merah kecoklatan, sedangkan bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa
seduhan teh oolong lebih mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya
kurang kuat dibandingkan teh hitam. Teh Oolong mengaktifkan enzim yang
berfungsi menghancurkan trigliserida yaitu bentuk lemak diet yang tersimpan di
dalam sel-sel lemak, sehingga teh oolong dapat berfungsi dalam penurunan berat
badan. Proses pembuatan teh oolong (teh semi fermentasi):
1. Daun teh segar (kadar air 75 - 80 %)
2. Pelayuan dengan sinar matahari (90 menit)
3. Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam)
4. Pengeringan I dengan sistim Panning ( proses tersebut dilakukan dengan
cara melewatkan daun pada lorong / silinder panas (suhu permukaan 300°
- 350° C), dengan tujuan untuk menghambat proses oksidasi enzimatis.
5. Penggulungan (5-12 menit )
6. Pemotongan
7. Pengeringan II.
Bahan dasar teh oolong salah satunya adalah daun dari tanaman teh Se Chi Chuen.
Daun yang diambil berasal dari tiga pucuk daun teh teratas yang dipetik pada pagi
hari, umur daun tidak terlalu muda atau terlalu tua. Pucuk daun teh teratas
memiliki kandungan kimia terbaik untuk menghasilkan mutu, rasa dan aroma
yang baik serta bermanfaat bagi kesehatan.
Teh Aroma
Teh aroma merupakan jenis teh yang diolah dengan mempertahankan
aroma asli teh tersebut. Teh di percaya mempunyai khasiat yang sangat tinggi
untuk kesehatan. Ada yang mengatakan bahwa meminum teh secara rutin setiap
hari 2 gelas akan membuat peminumnya terhindar dari penyakit kanker, gagal
ginjal, dan berumur panjang.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
air panas.Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap tea bag dari
berbagai jenis sampel teh celup.
Hasil pengamaan disajikan pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kemasan Teh
Sampel Penjelasan Gambar
pada tea bag juga mayoritas kecil, namun pada sampel teapigs paper mint leaves,
tea bag memiliki pori-pori yang agak besar. Sedangkan isi teh dalam tea bag pada
empat dari lima sampel berisikan teh yang sudah berbentuk bubuk, dan pada
sampel teh tasseo isi teh pada tea bag masih berupa teh utuh.
Teh celup berbeda dibanding teh yang lain, karena tidak perlu menyaring
teh yang masih berupa serbuk. Hal ini memberikan kesan yang ekslusif bagi
banyak orang. Penyajian yang bervariasi baik panas maupun dingin dengan varian
rasa menambah kenikmatansaat minum teh di waktu santai (Anonim, 2014). Pada
tahun 2007, PT Sariwangi meluncurkan inovasi baru yaitu produk teh dengan
teknologi Osmo-filter. Teh Osmo-filter merupakan produk teh yang memiliki
beberapa kelebihan dibanding teh biasa. Teh Osmo-filter tidak mengandung bahan
kimia atau bahan tambahan, seperti pengawet dan pewarna. Pori-pori dari Osmo-
filter akan melepaskan dan juga menyaring teh, sehingga hanya kandungan teh
terbaik yang dikeluarkan dan teh yang dihasilkan jernih dan tanpa ampas
(Anonim, 2014 b ).
Dalam kantong teh celup terdapat klorin, yaitu zat kimia yang lazim
digunakan dalam industri kertas dan berfungsi sebagai pemutih, disinfektan
kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu,
kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena bersifat desinfektan,
klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga.
Zat ini akan larut bersamaan dengan proses pencelupan. Klorin atau chlorine, zat
kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas (Saurma Silaban 2013).
Jika sering mengkonsumsi teh celup sebaiknya tidak mencelup teh lebih
dari 5 menit. Tujuannya, agar senyawa klorin atau senyawa lain pembuat kertas
tidak ikut larut ke dalamnya. Kalau direndam terlalu lama, kantung teh dapat
rusak dan beberapa zat kimia dapat ikut terlarut di dalamnya. Jangan menutup
gelas yang berisi teh panas untuk menjaga suhunya agar tetap panas agar klorin
yang ikut terlarut dalam air dapat menguap dengan baik sehingga klorin yang
terkandung dalam air teh dapat dihilangkan. Sebaiknya menyeduh teh celup tidak
langsung dengan air yang mendidih, turunkan suhu air agar kandungan klorin
yang terlarut lebih sedikit.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
tanaman tidak sama misalnya pada daun yang termuda sebesar tiga sampai empat
persen, pada tangkai 0,5 persen dan pada daun peko dua persen. Kandungan
kafein dalam teh secara kimia lebih dikenal sebagai 1,3,7 trimethylxantine
(Dufresne dan Farnwoth, 2000).
Wang, Provan dan Halliwell (2000) menyatakan bahwa dewasa ini teh
telah mendapatkan perhatian khusus, karena beberapa penelitian telah berhasil
membuktikan manfaat teh bagi kesehatan manusia, terutama sebagai antioksidan
alami dan juga mempunyai kemampuan sebagai anti-kanker serta anti-
arteriosklerosis. Praktikum kali ini dilakukan pengamatan berbagai jenis teh
herbal terhadap sifat inderawi dan sifat fisik yang dimilikinya. Hasil pengamatan
disajikan pada tabel 3 berikut :
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
kuning keemasan. Memiliki rasa asam khas jeruk, dengan aroma khas daun teh.
Tekstur Teh Jeruk Purut sebelum diseduh yaitu kasar, sedangkan setelah diseduh
menjadi halus dan encer. Kelarutan teh Jeruk Purut ini yaitu 33 detik.
Semakin banyak kulit buah jeruk purut maka aroma seduhan teh herbal akan
beraroma kulit buah jeruk purut. Hal ini disebabkan karena kulit buah jeruk purut
memiliki kesan wangi yang kuat dan berbau khas aromatik (Wijaya, 2010). Hal
ini sejalan dengan penelitian Ajeng (2016) bahwa semakin banyak kulit buah
jeruk purut maka semakin kuat aroma kulit jeruk buah purut pada teh yang
dihasilkan.
Warna kuning disebabkan karena kandungan karotenoid yang terdapat
pada jeruk purut, karotenoid merupakan suatu kelompok pigmen berwarna
kuning, orange atau merah orange yang ditemukan pada tumbuhan atau hewan
(Desiana, 2000). Menurut Nathanael (2015), jeruk purut mengandung karotenoid,
flavonoid, limonoid, dan mineral. Karotenoid inilah yang menyebabkan warna
kuning pada seduhan teh.
Semakin banyak kulit buah jeruk purut rasa seduhan teh herbal akan
berasa sepat. Menurut Wijaya (2010), kulit buah jeruk purut memiliki rasa kelat
serta lamakelamaan berasa agak pahit. Rasa pahit disebabkan karena kandungan
alkaloid dalam kulit buah jeruk purut, hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu
Nathanael (2015) yang menjelaskan bahwa kulit buah jeruk purut mengandung
alkaloida, flavonoida, terpenoid, tanin, dan saponin.
Selain dilakukan pengamatan terhadap teh herbal serbuk, dilakukan juga
pengamatan terhadap teh herbal utuh. Teh herbal utuh yaitu teh herbal yang tidak
mengalami pengecilan ukuran, sehingga diseduh dalam bentuk aslinya. Hasil
pngamatan disajikan pada Tabel 4 berikut ini :
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
Aroma yang dihasilkan cukup menyengat dan sangat khas daun teh.
Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh yaitu kasar seperti serpihan daun kering
dan rapuh, sedangkan setelah diseduh teksturnya menjadi halus dan encer. Waktu
kelarutan pada sampel teh daun jati cina yaitu selama 24 detik.
Ciptadi dan Nasution (1979), menambahkan bahwa senyawa pembentuk
aroma teh terutama terdiri dari minyak atsiri yang bersifat mudah menguap dan
bersifat mudah direduksi. Senyawa polifenol menurut Eden (1976), akan
mengalami perubahan kimia menjadi beberapa seri senyawa yaitu turunan asam-
asam galat dan katekin. Harler (1963), menambahkan bahwa katekin merupakan
komponen yang penting dari teh dan berperan terhadap warna, rasa getir
(pugency) dan karakteristik rasa seduhan.
3. Teh Gelang
Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa warna
teh gelang sebelum diseduh yaitu hijau tua kehitaman, dan ketika setelah diseduh
warnanya menjadi bening. Aroma yang dihasilkan yaitu aroma khas daun kering.
Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh yaitu kasar seperti serpihan daun kering
dan rapuh, sedangkan setelah diseduh teksturnya menjadi halus dan encer. Waktu
kelarutan pada sampel teh daun jati cina yaitu selama 21 detik.
Teh sabah sebelum diseduh memiliki warna cokelat kehitaman dan setelah
diseduh menjadi berwarna cokelat. Beraroma khas teh dengan tekstur sebelum
diseduh yaitu serbuk kasar dan setelah diseduh menjadi berpasir dan encer.
Memiliki rasa sepat dengan waktu kelarutannya 12 detik.
Thai tea sebelum diseduh memiliki warna cokelat kehitaman dan setelah
diseduh menjadi berwarna cokelat kemerahan. Beraroma khas thai tea dengan
tekstur sebelum diseduh yaitu serbuk kasar dan setelah diseduh menjadi berpasir
dan encer. Memiliki rasa khas thai tea namun tidak manis dengan waktu
kelarutannya 12 detik.
White tea sebelum di seduh berwarna hijau cerah, tekturnya kasar
sedangkan setelah di seduh warna menjadi kuning keemasan dengan aroma khas
mint, dan memiliki tektur halus berpasir, dengan rasa mint yang sedikit sepat,
serta memiliki waktu kelarutanya 24 detik. White tea berasal dari daun teh
termuda yang masih menggulung di bagian pucuk pohon teh. Daun teh muda ini
biasanya diselimuti oleh bulu-bulu halus yang akan berubah warna menjadi putih
keperakan setelah daun dikeringkan. Warna putih inilah yang menjadi asal nama
white tea. Karena bentuknya yang lurus dan tajam setelah melalui proses
pengeringan, white tea seringkali juga disebut dengan istilah 'silver needle'.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, white tea asal Indonesia memiliki
kandungan antioksidan 11,1 - 25,6% lebih tinggi dibandingkan jenis teh lainnya.
Satu cangkir white tea memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dari 10
gelas jus apel, memiliki 31 kali lebih banyak vitamin C dan 100 kali lebih banyak
vitamin E. White tea terbukti memiliki khasiat sebagai penurun kadar lemak,
kolesterol, kadar gula darah dan menjaga fungsi jantung. Bahkan, pada beberapa
kasus white tea dapat berfungsi sebagai obat penyembuh. Bagi para wanita yang
rutin mengkonsumsi white tea, akan memberikan manfaat berupa terhindar dari
penuaan dini, kulit yang terasa lebih kenyal dan berkurangnya kerutan.
Teh donggure sebelum diseduh memiliki warna coklat tua dengan tekstur
serbuk kasar, sedangkan setelah di seduh menjadi berwarna coklat keemasan
dengan aroma jagung, teksturnya berpasir dan memiliki rasa jagung dengan waktu
kelarutannya hanya 12 detik. Adanya citarasa kacang pada teh ini disebabkan
karena flavor yang ditambahkan pada produk tersebut yaitu kacang.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
Aroma merupakan salah satu sifat yang penting sebagai penentu kulalitas
teh, dimana aroma tersebut sangat erat hubungannya dengan substansi aromatis
yang terkandung dalam daun teh. Substansi aromatis pembentuk aroma teh
merupakan senyawa volatile (mudah menguap), baik yang terkandung secara
alamiah pada daun teh maupun yang terbentuk sebagai hasil reaksi biokimia pada
proses pengolahan teh (pelayuan, penggulungan, oksidasi enzimatis,
pengeringan). Substansi aromatis yang terkandung ecara alamiah jumlahnya jauh
lebih sedikit darpiada yang terbentuk selama proses pengolahan teh. Adapun
senyawa aromatis yang secara alamiah sudah ada pada daun teh di antaranya
adalah linalool, linaloll aoksida, pfhenuetanol, geraniol, benzil alcohol, metil
salsilat, n-heksanal dan cis-3-heksenol (J.Balittri, 2013).
Warna pada seduhan teh disebut nilai lightness. Nilai lightness
menunjukkan gelap terangnya (kecerahan) suatu warna (Winarno, F. G. 2004).
Semakin kecil nilai lightness maka kecerahannya semakin berkurang, hal tersebut
disebabkan oleh perubahan warna teh yang semakin cokelat. Hal tersebut
berhubungan dengan perlakuan oksidasi enzimatis, karena oksidasi enzimatis ini
berperan dalam merubah kandungan senyawa tannin menjadi tehaflavin dan
teharubigin. Selain itu, pada proses oksidasi enzimatis tanin teroksidasi menjadi
tehaflavin dan terkondensasi menjadi teharubigin. Kedua senyawa inilah yang
memberikan warna menjadi lebih gelap pada teh. Proses pelayuan juga berperan
dalam perubahan warna. Saat proses pelayuan sudah terjadi kenaikan aktivitas
enzim, sehingga sudah terjadi sedikit reaksi oksidasi enzimatis, sehingga
perubahan warna sudah mulai terbentuk (Rohdiana, D. 2001).
Katekin berperan penting di dalam menentukan aroma dan rasa. Katekin
merupakan senyawa tidak berwarna dan larut dalam air serta membawa sifat pahit
dan sepat pada seduhan teh. Senyawa ini paling penting dalam daun teh karena
dapat menentukan kualitas teh dalam pengolahanya. Katekin dalam teh
merupakan senyawa kompleks yang tersusun atas epikatekin (EC), epikatekin
galat (ECG), epigalokatekin (EGC), epigalokatekin galat (EGCG), dan
galokatekin (GC). Komponen yang mendominasi yaitu epigalokatekin dan
epigalokatekin galat (Anjarsari. 2016).
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
dan Coffee liberika (Siswoputranto, 1993). Mutu kopi yang dihasilkan ditentukan
oleh cara pengolahannya. Misalnya pada penyangraian biji kopi akan mengubah
secara kimiawi kandungan-kandungan dalam biji kopi. Biji kopi yang setelah
disangrai akan mengalami perubahan kimia yang merupakan unsur cita rasa yang
lezat.
Saat ini kopi banyak dikonsumsi dan diminati masyarakat, baik
darikalangan menengah ke atas hingga menengah ke bawah. Tingginya minat
masyarakat akan kopi disebabkan karena kopi baik dalam bentuk bubuk
maupunseduhannya memiliki aroma khas yang tidak dimiliki oleh minuman
lainnya.Selain itu kopi merupakan minuman yang bisa dinikmati tiap waktu,
pagi,siangmaupun malam hari dan dalam bentuk panas maupun dingin.
Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran
cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.
Kopi Arabika merupakan kopi tradisional yang rasanya dianggap paling
enak oleh para penikmat kopi. Biji kopi arabika memiliki ciri-ciri ukuran biji yang
lebih kecil dibandingkan biji kopi jenis robusta, kandungan kafein yang lebih
rendah, rasa dan aroma yang lebih nikmat serta harga yang lebih mahal. Kopi
arabika pertama dideskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1753. Varietas terbaik
yang dikenal adalah typica dan bourbon dan dari jenis ini beraneka ragam strain
telah dikembangkan.
dilakukan dengan menggunakan mesin disebut pulper. Buah kopi setelah dipanen,
dipecah dengan pulper, sehingga diperoleh biji kopi yang telah terpisah dari kulit
buahnya. Saat ini dikenal beberapa jenis mesin pulper, tetapi yang sering
digunakan adalah vis pulper dan raung pulper. Perbedaanya adalah vis pulper
berfungsi ha-nya sebagai pengupas kulit saja sehingga hasilnya harus difermentasi
dan dicuci lagi. Sementara raung pulper berfungsi juga sebagai pencuci sehingga
tidak perlu difermentasi dan dicuci lagi, tetapi langsung masuk ke tahap
pengeringan.
Tahap selanjutnya adalah pencucian (washing). Proses pencucian
bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa lendir yang masih menempel pada kulit
tanduk (Tello et al., 2011). Setelah kulit buah kopi terkupas dilakukan proses
pencucian (washing). Untuk kapasitas besar dengan menggunakan mesin pencuci
(washer), sedangkan untuk kapasitas kecil, pencucian secara sederhana dapat
dilakukan didalam bak atau ember, segera diaduk-aduk dengan tangan atau
dinjak-injak dengan kaki. Bagian- bagian yang terapung berupa sisa-sisa lapisan
lendir yang terlepas dibuang.
Setelah proses pencucian biji kopi hijau maka dilanjutkan dengan grading
coffee untuk memisahkan biji kopi berdasarkan nilai cacat. Hal tersebut harus
dilakukan karena mutu kopi sangat terkait dengan nilai atau harga jual komoditi
kopi. Oleh sebab itu, klasifikasi kopi atau grading coffee harus untuk menentukan
dan menghitung mutu kopi. Mutu kopi selama grading menentukan kualitas mutu
akhir biji kopi yang dihasilkan. Biji kopi hijau tersebut agar siap dikonsumsi
masih harus melalui proses selanjutnya antara lain yaitu fermentasi,
pengeringan,pengupasan kulit tanduk, penggilingan menjadi bubuk kopi dan
pengemasan.
Sebelum menjadi green bean/biji kopi, berbentuk buah kopi yang dipetik
di atas pohon. Yang matang berwarna merah, sedangkan kopi yang belum matang
berwarna hijau mempunyai kadar nitrogen yang masih tinggi. Di dalam buah
seperti cherry inilah biji kopi didapatkan. Setiap karakter green bean mulai dari
segi warna, aroma dan bentuk, berbeda-beda tergantung pada varietas, klon,
tempat tanam, budidaya dan penangan pasca panennya. Sehingga jika kita ingin
merinci setiap jenis kopi yang ada di dunia dari karakter biji kopi tentu sangatlah
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
banyak, namun secara global dan melihat varietas terbanyak di dunia ada dua
jenis, yaitu Arabika (Coffeea Arabica) dan Robusta (Coffeea Canephora). Dua
jenis ini sudah sangat berbeda mulai dari bentuk biji kopinya. Green Bean Arabika
cenderung pipih memanjang dan Green Bean Robusta cenderung bulat.
melalui proses berikut. Proses pertama adalah memanen buah kopi ranum
berkualitas tinggi, lalu memisahkan biji kopi dengan daging buahnya. Setelah
memisahkan biji dan daging buah kopi, proses selanjutnya adalah penjemuran biji
kopi, hingga siap untuk dipanggang, setelah itu digiling hingga halus.
Kopi bubuk yang sudah digiling memiliki keunggulan dari segi
kepraktisan karena cukup menyeduhnya saja ketika ingin membuat kopi. Kopi
dalam bentuk bubuk ini memberikan peluang bagi para penggiat usaha untuk
menciptakan kopi bubuk dalam berbagai merk. Hal ini menguntungkan terutama
bagi para penikmat kopi yang tidak ingin terlalu banyak membuang waktu untuk
menyiapkan kopi pada pagi hari sebelum berangkat kerja. Namun, karena daya
tetes kopi bubuk lebih cepat dibandingkan dengan kopi berbentuk biji, ada
kemungkinan rasanya akan berubah pada saat meminumnyaPraktikum kali ini
melakukan pengamatan terhadap empat jenis bubuk kopi yaitu robusta, arabika,
luwak, dan dekafeinasi.Hasil pengamatan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kopi Bubuk Berdasarkan Jenis
Perlakuan Kriteria Robusta Arabika Luwak Dekafeinasi
Mutu
Bentuk Bubuk Bubuk Bubuk serbuk
larutan kopi menjadi coklat muda, dengan aroma khas kopi, bertekstur halus saat
disentuh dengan jari dan hals sedikit berpasir di dalam mulut, serta rasa yang
manis dengan waktu kelarutan selama 5 detik. Kopi Ya! (kopi instant) sebelum
diseduh memiliki bentuk dan tekstur bubuk yang halus, warna coklat lebih tua
dari kopi torabika, serta aroma khas kopi, sedangkan setelah diseduh warna
larutan kopi menjadi coklat lebih muda dari kopi torabika, dengan aroma khas
kopi, bertekstur halus saat disentuh dengan jari maupun saat di dalam mulut, serta
rasa yang lebih manis dari kopi torabika dengan waktu kelarutan selama 5 detik.
Kopi ABC sebelum diseduh memiliki bentuk dan tekstur bubuk yang halus, warna
coklat tua, serta aroma khas kopi, sedangkan setelah diseduh warna larutan kopi
menjadi coklat, dengan aroma khas kopi yang sangat menyegat, bertekstur halus
saat disentuh dengan jari dan hals sedikit berpasir di dalam mulut, serta rasa yang
lebih manis dari kopi torabika dengan waktu kelarutan selama 6 detik
Secara umum semakin kecil ukurannya akan semakin baik rasa dan
aromanya karena sebagian besar bahan yang terdapat di dalam kopi bisa larut di
dalam air ketika diseduh. Hal ini sesuai pernyataan Ridwansyah (2003), bahwa
ukuran butir-butir (partikel-partikel) bubuk kopi akan berpengaruh terhadap rasa
dan aroma kopi. Aroma khas kopi yang meningkat, disebabkan oleh air panas
yang digunakan menyeduh kopi mengakibatkan kandungan zat volatile yang ada
didalam bubuk kopi menyeruak keluar, tekstur yang dimiliki paling kental
dibanding merk lainnya dengan citara rasa yang sangat pahit. Rasa kopi
dipengaruhi oleh kualitas dan mutu bahan baku kopi yang digunakan. Hal ini
sesuai pernyataan Kustiyah (1985), bahwa rasa kopi dipengaruhi oleh ukuran
partikel bubuk, suhu air yang digunakan untuk menyeduh, jumlah kopi bubuk per
satuan volume air, jenis kopi, dan mutu bahan bakunya.
Aroma kopi yang timbul setelah penyeduhan kopi ini juga disebabkan oleh
senyawa-senyawa yang terkandung di dalam kopi. Senyawa yang membentuk
aroma di dalam kopi menurut Mabrouk dan Deatherage dalam Ciptadi dan
Nasution (1985) adalah:
1. Golongan fenol dan asam tidak mudah menguap yaitu asam kofeat, asam
klorogenat, asam ginat dan riboflavin.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:
1. warna teh goalpara celup sebelum diseduh yaitu coklat kehitaman, dan
setelah diseduh warnanya menjadi coklat. Aroma yang dihasilkan sangat
khas daun kering sebelum diseduh, dan beraroma khas teh ketika sudah
diseduh. Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh yaitu kasar seperti
serpihan daun kering, sedangkan setelah diseduh teksturnya menjadi halus
dan encer. Waktu kelarutan pada sampel teh goalpara celup yaitu selama
55 detik.
2. warna teh goalpara utuh setelah diseduh warnanya menjadi kuning
keemasan. Aroma daun teh sedikit berkurang ketika sudah diseduh.
Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh seperti serpihan halus, sedangkan
setelah diseduh teksturnya menjadi halus dan encer. Waktu kelarutan pada
sampel teh goalpara seduh yaitu selama 70 detik.
3. warna teh powdered matcha sebelum diseduh yaitu hijau muda dan ketika
setelah diseduh warnanya menjadi hijau keruh. Aroma yang dihasilkan
sangat khas daun teh sebelum diseduh, namun ketika sudah diseduh teh
tersebut menjadi beraroma khas matcha. Tekstur yang dimiliki sebelum
diseduh seperti serpihan halus, sedangkan setelah diseduh teksturnya
menjadi halus dan encer. Waktu kelarutan pada sampel teh powdered
matcha seduh yaitu selama 102 detik.
4. warna Hasna tea sebelum diseduh yaitu hijau kehitaman dan ketika setelah
diseduh warnanya menjadi hijau. Aroma yang dihasilkan sangat khas daun
teh sebelum diseduh, namun aroma daun teh sedikit berkurang ketika
sudah diseduh menjadi beraroma the sedikit asam. Tekstur yang dimiliki
sebelum diseduh seperti daun yang kasar, sedangkan setelah diseduh
teksturnya menjadi halus dan encer. Waktu kelarutan pada sampel hasna
tea yaitu selama 292 detik.
5. warna daun teh tongtji celup sebelum diseduh yaitu hijau kehijauan dan
setelah diseduh warnanya hijau. Rasanya cenderung sepat, sejak pertama
kali diminum. Tekstur daun sebelum diseduh yaitu tergolong kasar,
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
sedangkan setelah diseduh menjadi halus dan encer. Waktu kelarutan teh
tongtji celup ini bervariasi yaitu 27 detik.
6. warna teh Oolong Nanoencapsulated sebelum diseduh yaitu merah
kehitaman dan ketika setelah diseduh warnanya menjadi merah sedikit
gelap. Aroma yang dihasilkan sangat khas daun teh sebelum diseduh dan
setelah diseduh. Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh seperti serbuk
halus, sedangkan setelah diseduh teksturnya menjadi halus dan encer.
Waktu kelarutan pada sampel teh Oolong Nanoencapsulated yaitu selama
64 detik.
7. tea bag mayoritas terbuat dari kertas saring berwarna putih, namun pada
sampel. Kemudian pori-pori pada tea bag juga mayoritas kecil, namun
pada sampel teapigs paper mint leaves, tea bag memiliki pori-pori yang
agak besar. Sedangkan isi teh dalam tea bag pada empat dari lima sampel
berisikan teh yang sudah berbentuk bubuk, dan pada sampel teh tasseo isi
teh pada tea bag masih berupa teh utuh.
8. warna teh Lo Han Kuo cokelat tua. Rasanya cenderung asam sedikit manis
dan terdapat sedikit rasa rempah, dengan aroma khas teh. Tekstur daun
sebelum diseduh yaitu tergolong kasar, sedangkan setelah diseduh menjadi
halus dan encer. Waktu kelarutan teh Lo Han Kuo yaitu 35 detik.
9. warna teh Rosella serbuk sebelum diseduh yaitu cokelat kehitaman,
sedangkan setelah diseduh cenderung lebih keemasan. Aroma yang
dihasilkan khas rosella namun setelah menimbulkan rasa asam dan sepat.
Tekstur sebelum diseduh yaitu kasar seperti serpihan besar, setelah
diseduh teksturnya menjadi halus dan encer. Lama waktu kelarutannya
yaitu 32 detik.
10. warna Liang Teh sebelum diseduh yaitu hijau muda dan setelah diseduh
warnanya cokelat. Rasanya cenderung asam dan sepat, dengan aroma
seperti rumput. Tekstur Liang Teh sebelum diseduh yaitu halus, sedangkan
setelah diseduh menjadi berpasir dan encer. Serta kelarutan yaitu 45 detik.
11. warna teh daun kelor sebelum diseduh yaitu hijau kecoklatan, sedangkan
setelah diseduh warnanya menjadi coklat. Aromanya sedikit asam khas
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
daun kelor. Teksturnya halus dan encer. Rasa dominan pahit, namun
sedikit asam dan sepat. Lama waktu kelarutannya yaitu 45 detik.
12. warna Teh Jeruk Purut sebelum diseduh yaitu hijau kehitaman dan setelah
diseduh warnanya kuning keemasan. Memiliki rasa asam khas jeruk,
dengan aroma khas daun teh. Tekstur Teh Jeruk Purut sebelum diseduh
yaitu kasar, sedangkan setelah diseduh menjadi halus dan encer. Kelarutan
teh Jeruk Purut ini yaitu 33 detik.
13. teh Rosella utuh sebelum diseduh, memiliki warna ungu tua kecoklatan
dan setelah diseduh warna teh rosella menjadi merah muda, aroma teh
rosella yaitu khas bunga dan tekstur yang dirasakan kasar dan liat, setelah
diseduh menjadi encer dengan kelarutan 33 detik.
14. warna teh daun jati cina sebelum diseduh yaitu hijau muda, dan ketika
setelah diseduh warnanya menjadi kuning cerah bening, bahkan cenderung
keemasan. Aroma yang dihasilkan cukup menyengat dan sangat khas daun
teh. Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh yaitu kasar seperti serpihan
daun kering dan rapuh, sedangkan setelah diseduh teksturnya menjadi
halus dan encer. Waktu kelarutan pada sampel teh daun jati cina yaitu
selama 24 detik.
15. warna teh gelang sebelum diseduh yaitu hijau tua kehitaman, dan ketika
setelah diseduh warnanya menjadi bening. Aroma yang dihasilkan yaitu
aroma khas daun kering. Tekstur yang dimiliki sebelum diseduh yaitu
kasar seperti serpihan daun kering dan rapuh, sedangkan setelah diseduh
teksturnya menjadi halus dan encer. Waktu kelarutan pada sampel teh
daun jati cina yaitu selama 21 detik.
16. Biji kopi robusta lampung memiliki bentuk yang bulat dan ukuran biji
yang lebih besar, warna coklat tua, aroma khas kopi, serta tekstur yang
keras.
17. Biji kopi arabika memiliki bentuk yang bulat agak pipih, warna coklat tua
namun tidak lebih cokelat dari kopi robusta lampung, aroma khas kopi
yang menyengat, serta tekstur yang keras.
18. Green bean memiliki bentuk yang bulat agak pipih, warna hijau muda,
aroma sedikit khas kopi serta tekstur yang keras.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
19. Biji kopi roasting olah basah memiliki bentuk yang bulat, warna lebih
cokelat dari kopi arabica dan robusta lampung, aroma khas kopi serta
tekstur yang sangat keras.
20. Biji kopi robusta excelso memiliki bentuk yang bulat,warna cokelat
mengkilat, aroma khas kopi menyengat dan tekstur yang keras.
21. bubuk kopi dekafeinasi memiliki perbedaan dengan ketiga jenis kopi
lainnya yaitu memiliki granula bubuk kopi yang jauh lebih besar. Aroma
kopi robusta paling menyengat, lalu kopi luwak, dan terakhir kopi arabica,
sedangkan pada kopi dekafeinasi aroma yang dihasilkan cenderung seperti
kacang dan memiliki warna yang berbeda pula yaitu cokelat kekuningan
sebelum diseduh dan cokelat setelah diseduh.
22. kopi torabika sebelum diseduh memiliki bentuk dan tekstur bubuk yang
halus, warna coklat tua, serta aroma khas kopi yang sangat menyengat,
sedangkan setelah diseduh warna larutan kopi menjadi coklat muda,
dengan aroma khas kopi, bertekstur halus saat disentuh dengan jari dan
hals sedikit berpasir di dalam mulut, serta rasa yang manis dengan waktu
kelarutan selama 5 detik.
23. Kopi Ya! (kopi instant) sebelum diseduh memiliki bentuk dan tekstur
bubuk yang halus, warna coklat lebih tua dari kopi torabika, serta aroma
khas kopi, sedangkan setelah diseduh warna larutan kopi menjadi coklat
lebih muda dari kopi torabika, dengan aroma khas kopi, bertekstur halus
saat disentuh dengan jari maupun saat di dalam mulut, serta rasa yang
lebih manis dari kopi torabika dengan waktu kelarutan selama 5 detik.
24. Kopi ABC sebelum diseduh memiliki bentuk dan tekstur bubuk yang
halus, warna coklat tua, serta aroma khas kopi, sedangkan setelah diseduh
warna larutan kopi menjadi coklat, dengan aroma khas kopi yang sangat
menyegat, bertekstur halus saat disentuh dengan jari dan hals sedikit
berpasir di dalam mulut, serta rasa yang lebih manis dari kopi torabika
dengan waktu kelarutan selama 6 detik.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
6.2 Saran
Saran dari kegiatan praktikum kali ini yaitu sampel yang diamati jangan
terlalu banyak, karena mengakibatkan kekeliruan data, terutama yang
berhubungan dengan sensori dan pengamatan harus dilakukan dengan lebih
teliti agar diperoleh hasil data yang akurat. Dan kalau bisa, dalam satu kali
praktikum jangan diberikan sampel yang terlalu banyak.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, R. G. 2016. Uji organoleptik dan antioksidan teh daun kelor dan kulit jeruk
purut dengan variasi suhu pengeringan. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Anjarsari. 2016. Indonesia Tea Catechin: Prospect and Benefits. Jurnal Kultivasi
Vol. 15 (2) Halaman 99. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Black, James. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Eresco.
Desiana. 2000. Ekstraksi pigmen karotenoid dari limbah udang windu. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fennema. 1996. Food Chemistry. 3th Edition. New York: Marcel Dekker, Inc.
Harler, C. R. 1963. Tea Manufacture. Oxford University Press. New York and
Toronto.
Mangan, Y., 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker, AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
Mulato, Sri. 2002. Simposium Kopi 2002 dengan Tema Mewujudkan Perkopian
Nasional Yang Tangguh melalui Diversifikasi Usaha Berwawasan
Lingkungan dalam Pengembangan Industri Kopi Bubuk Skala Kecil Untuk
Meningkatkan Nilai Tambah Usaha Tani Kopi Rakyat. Denpasar: 16 –17
Oktober 2002. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Najiati dan Danarti, S. 2001. Kopi, Budidaya, dan Penanganan Lepas Panen.
Jakarta. Penebar Swadaya.
Nathanael, J. 2015. Uji aktivitas sitotoksik ekstrak kulit jeruk purut (Citrus
hystrix) pada sel HeLa cervical cancer cell line. Skripsi. Program Studi
Biologi. Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yogyakarta.
Peckham, G. C. 1969. Foundation of Food Preparation. 2nd eds. Teh Mac Millan
Co., Callier Mac Millan Ltd., London.
Purwadaria, H.K., Syarief, A.M. and Mulatno, S., 2007. Dekafeinasi Kopi dalam
Reaktor Kolom Tunggal dengan Pelarut Tersier dari Pulpa Kakao.
Saurma Silaban. (2013). Analisis Kandungan Klorin Pada Air Teh Celup
Berdasarkan Suhu Dan Waktu Pencelupan Di Kota Medan Tahun 2013.
Skripsi Jurusan Kesehatan Masyarakat FKM USU.
Tello, J., Viguera, M. and Calvo, L., 2011. Extraction of caffeine from Robusta
coffee (Coffea canephora var. Robusta) husks using supercritical carbon
dioxide. The Journal of Supercritical Fluids, 59, pp.53-60.
Wijaya, H. C. 2010. Potensi pemanfaatan flavor jeruk purut. Jurnal Food Review
Indonesia, volume 5 (4): 54- 57.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan dengan singkat apa yang anda ketahui tentang teh tradisional/
teh herbal?
Jawab: Herbal tea atau teh herbal merupakan produk minuman teh, bisa dalam
bentuk tunggal atau campuran herbal. Selain dikonsumsi sebagai minuman biasa,
teh herbal juga dikonsumsi sebagai minuman yang berkhasiat untuk
meningkatkan kesehatan. Khasiat yang dimiliki setiap teh herbal berbeda-beda,
tergantung bahan bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan merupakan
herbal atau tanaman obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu
mengobati jenis penyakit tertentu. Teh herbal biasanya disajikan dalam bentuk
kering seperti penyajian teh dari tanaman teh. Tanaman obat dalam bentuk kering
yang diformulasikan menjai herbal tea dapat dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-
hari oleh rumah tangga maupun industri. Proses pembuatan herbal kering meliputi
pencucian, pengirisan, pengeringan, pengecilan ukuran, dan pengemasan. Kondisi
proses tersebut harus diperhatikan untuk menghindari hilangnya zat-zat penting
yang berkhasiat dari bahan segar
5. Menurut saudara, apakah kualitas biji kopi yang saudara amati sesuai
dengan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI)? Jelaskan!
Jawab: Sudah sesuai, ditandai dengan aroma khas kopi yang tercium normal dan
tidak adanya cacat yang terdapat pada biji. Biji yang diamati tidak mengeluarkan
Dzil Arsyi Sabila
240210160073
bau kapang, tidak adanya serangga hidup, serta ukuran dan warna yang seragam
pada biji kopi merupakan mutu biji kopi yang baik dan sudah sesuai dengan
standar yang ada. Biji tersebut memiliki kualitas sesuai dengan jenis biji kopi
arabika dan robusta SNI.
Amerika sebagai kopi terbaik yang penjualannya harus kepada perusahaan yang
terdapat di kedua Negara tersebut.
Kopi Kintamani
Berbeda dengan jenis kopi lainnya yang lebih menonjolkan rasa yang berat
dan cukup pahit, untuk jenis kopi di Indonesia yang satu ini menyajikan sensasi
rasa kopi yang manis dan lembut. Salah satu keunggulan dari kopi Kintamani
adalah proses produksi dan perawatan yang menggunakan bahan organik. Jadi
selain nikmat ketika disruput, kopi Kintamani juga sangat sehat.
Kopi Lanang
Sesuai dengan namamnya, kopi lanang (dalam bahasa Jawa lanang adalah
sebutan untuk seorang pria), dimana macam-macam kopi di Indonesia yang cukup
terkenal ini memiliki khasiat khusus yaitu untuk menambah stamina pria. Kadar
kafein yang tinggi dalam kopi lancang menjadi alasan mengapa kopi ini dapat
digunakan untuk meningkatkan stamina. Selain itu, kopi lanang juga sangat cocok
untuk dikonsumsi di daerah berhawa dingin karena rasa dan ketahanan kopi ini.
Kopi Wamena
Kopi Wamena yang tepatnya berasal dari sebuah daerah di Papua ini berjenis kopi
arabika. Untuk perawatannya sendiri kopi Wamena menggunakan bahan organik.
Sehingga dapat dipastikan selain rasanya yang masih begitu alami, kopi wamena
ini juga baik bagi kesehatan.