Oleh :
Nama
NRP
No. Meja
Kelompok
Tanggal Praktikum
Asisten
: Yeyen Nurulhidayati
: 133020356
: 6 (Enam)
:M
: 16 Maret 2015
: Pika Apriyance
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pembuatan roti adalah untuk mengetahui proses
pembuatan roti baik menggunakan sponge dough maupun straight dough, untuk
menambah nilai ekonomis, dan untuk diversifikasi pada tepung dan terigu yang
digunakan serta produk olahan gandum.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pembuatan roti adalah berdasarkan terbentuknya gluten
dari gliadin dan gluten serta penambahan air dan ragi, sehingga terjadinya proses
fermentasi dimana CO2 terperangkap dalam gluten maka adonan mengembang.
Pencampuran I
Pencampuran II
Margarin, Garam
Pencampuran III
CO2
Uap panas
Roti manis
Penimbangan produk
Pencampuran I
Pencampuran II
Butter, Garam
Pencampuran III
CO2
Uap panas
Roti Tawar
Penimbangan produk
Fermentasi II
Fermentasi II
Baking
Baking
HASIL PENGAMATAN
Hasil percobaan teknologi pengolahan serealia pembuatan roti manis
dengan metode straight dough dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Roti Manis dengan Metode Straight
Dough
Keterangan
Basis
Bahan Utama
Bahan Tambahan
Hasil
200 gram
Tepung cakra 77,7 gram
Tepung segitiga 30 gram
Ragi
= 2 gram
BI
= 0,2 gram
Sukrosa
= 18 gram
Telur
= 16 gram
Air susu
= 33 gram
Margarin = 18 gram
Garam
= 0,1 gram
Foaming
= 5 gram
Berat Produk
194 gram
% Produk
Organoleptik:
88,18%
1.
2.
3.
4.
5.
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kenampakan
Pink kecoklatan
Manis
Khas roti manis
Beremah
Menarik
Gambar Produk
Hasil
Basis
200 gram
Bahan Utama
= 2 gram
Bahan Tambahan
BI
= 0,2 gram
Sukrosa
= 16 gram
Telur
= 16 gram
= 8 gram
Garam
= 2 gram
Berat Produk
225,2 gram
% Produk
112,6%
Organoleptik:
1.
2.
3.
4.
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
5. Kenampakan
Gambar Produk
fermentasi
I,
pengempisan
adonan
(knocking
down),
ditambahkan air es (air dingin) yang berfungsi untuk menjaga agar suhu adonan
sesuai atau cocok untuk aktivitas ragi. Jika suhu adonan melebihi 30C, maka
aktivitas ragi akan berkurang sehingga fermentasi roti akan semakin lama.
Akibatnya aroma roti menjadi asam, serat roti kasar, mudah keras dan roti menjadi
tidak tahan lama (Anonim, 2005).
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan roti manis dan roti tawar
sama, yang membedakan hanya tepungnya. Tepung yang digunakan dalam
pembuatan roti manis ada dua jenis tepung yaitu tepung cakra kembar dan tepung
segitiga biru, sedangkan tepung yang digunakan pada pembuatan roti tawar hanya
satu jenis tepung yaitu tepung cakra. Penggunaan dua tepung pada pembuatan roti
manis bertujuan untuk meng menghasilkan roti dengan tekstur yang baik karena
kedua tepung tersebut memiliki kandungan protein yang berbeda, sehingga
dengan mengkombinasikannnya diharapkan didapatkan hasil roti dengan tekstur
yang sesuai. Perbedaan antara proses pembuatan roti tawar dengan roti manis
yaitu pada roti manis digunakan air susu full cream serta margarin sedangkan
pada roti tawar digunakan air dingin dan butter tujuannya agar tekstur roti tawar
lebih halus dan memiliki rasa yang gurih.
Setelah terbentuk adonan yang kalis, kemudian adonan tersebut disimpan
dalam wadah dengan ditutup kain basah atau dapat pula ditutup dengan
menggunakan plastik. Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk memberikan
suasana anaerob fakultatif. Selanjutnya disimpan dalam inkubator selama kurang
lebih satu jam untuk difermentasi. Proses yang paling penting dan mendasar
dalam pembuatan roti adalah proses biologis yang disebut proses fermentasi yang
dilakukan oleh ragi roti. Ragi atau khamir sendiri tidak dapat mengawali
pembentukan gas dalam adonan, namun dalam tahapan selanjutnya khamir
merupakan salah satu komponen utama yang berfungsi mengembangkan,
mematangkan, memproduksi senyawa-senyawa gas dan aroma adonan melalui
fermentasi yang dilakukan. Tujuan proses fermentasi adalah untuk memberi
kesempatan kepada ragi menguraikan gula yang terdapat dalam adonan. Tahap ini
merupakan tahap penting karena rasa, volume dan mutu simpan roti dipengaruhi
oleh cukup atau tidaknya fermentasi yang terjadi (Muchtadi, 2013).
Setelah satu jam di fermentasi dan adonan mengembang, selanjutnya
dilakukan pengempisan adonan dengan cara dipukul-pukul atau disebut juga
dengan knock down. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan gas CO2 dari adonan
dan menangkap udara segar dari luar ke dalam adonan untuk pertumbuhan ragi
selanjutnya serta untuk meningkatkan tekstur roti.
Selanjutnya adalah tahap pengisian bahan isian untuk roti manis. Pengisian
dilakukan dengan menimbang bahan isian terlebih dahulu. Adonan roti manis
kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Kemudian
adonan tersebut dibentuk cekungan seperti mangkuk untuk menempatkan bahan
pengisi. Setelah pengisian selesai selanjutnya adonan ditempatkan dalam loyang
yang sebelumnya telah dioles tipis margarine dan difermentasi untuk kedua
kalinya agar adonan mengembang. Pada pembuatan roti tawar, setelah diknock
down, adonan dipipihkan dengan menggunakan rolling pin kemudian adonan
digulung dan dimasukkan ke dalam loyang yang sebelumnya sudah diolesi tipis
margarine untuk kemudian difermentasi kembali. Waktu untuk fermentasi kedua
jenis tepung tersebut. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi dengan
tingkat pengembangan sedang (Sutomo, 2006).
Terigu Cakra tergolong ke dalam jenis gandum keras (hard wheat) yang
berasal dari penggilingan 100% gandum keras. Dari tepung ini dapat dibuat
adonan yang kuat, kenyal dan memiliki daya kembang yang baik. Adonan ini
memenuhi syarat untuk membuat roti, karena mudah dicampur, diragikan,
mempunyai daya serap air yang tinggi, dapat menyesuaikan pada suhu yang
diperlukan dan memiliki kemampuan menahan udara (gass holding) dengan baik
sekali. Adonan yang menggunakan jenis gandum ini dapat menghasilkan roti
dengan volume yang baik, serta memiliki butiran dan susunan yang memuaskan.
Tepung terigu memiliki keunikan tersendiri, yaitu kemampuan adonan untuk
menahan dan menyimpan gas CO2 yang dihasilkan selama fermentasi, membentuk
sel-sel adonan yang mengembang halus dan mempertahankannya selama
fermentasi maupun pada waktu pemanggangan. Keunikan tersebut disebabkan
karena adanya protein pembentuk gluten yang bersifat seperti karet, memiliki
elastisitas dan ekstensibilitas pada adonan.
Kandungan utama dari protein tepung terigu adalah gluten. Gluten
merupakan protein lengket dan elastis yang terkandung di dalam beberapa jenis
serealia, terutama gandum yang merupakan bahan utama dalam pembuatan tepung
terigu, Gluten bersifat elastis dan kenyal sehingga digunakan sebagai kerangka
adonan. Sifat viskoelastik unik gluten dari gandum timbul dari konstituen
proteinnya , yaitu , glutenin sebesar 35-40% dan gliadin sebesar 20-25%.
(Fennema, 1996).
utama
untuk mengatur
rasa.
Garam akan
rasa roti. Pada roti, ragi termasuk bahan baku utama. Ragi untuk roti dibuat dari
sel khamir Saccharomyces cereviceae. Dengan memfermentasi gula, khamir
menghasilkan gas karbodioksida yang digunakan untuk mengembangkan adonan.
Akibat fermentasi ini, timbul komponen-komponen pembentuk flavor roti,
diantaranya asam asetat, aldehid dan ester. Aktivitas ragi roti di dalam adonan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain enzim-enzim protease, lipase,
invertase dan maltase, kandungan air, suhu, pH, gula,dan garam. Didalam ragi
terdapat beberapa enzim yaitu protease, lipase, invertase, maltase dan zymase.
Enzim protease dapat mengurangi kekuatan jaringan zat gluten sehingga adonan
menjadi lebih mudah untuk diolah. Sedangkan enzim lipase berfungsi melindungi
sel-sel ragi roti sewaktu menjadi spora. Enzim invertase merubah gula menjadi
glukosa dan fruktosa, sedangkan enzim maltase merubah maltosa menjadi
dekstrosa. Adanya komponen garam akan memperlambat kerja ragi roti. Kondisi
optimal bagi aktivitas ragi roti dalam proses fermentasi adalah pada aw = 0.905,
suhu antara 250C sampai 300C dan pH antara 4.0 sampai 4.5 (Koswara, 2009).
Gula digunakan sebagai bahan pemanis dalam pembuatan roti. Jenis gula
yang paling banyak digunakan adalah sukrosa. Selain sebagai pemanis sukrosa
juga berperan dalam penyempurnaan mutu panggang dan warna kerak, dan
memungkinkan proses pematangan yang lebih cepat, sehingga air lebih banyak
dipertahankan dalam roti. Gula juga ditujukan sebagai sumber karbon pertama
dari sel khamir yang mendorong keaktifan fermentasi. Menurut U.S. Wheat
Associates (1983), gula pada roti terutama berfungsi sebagai makanan ragi selama
fermentasi sehingga dapat dihasilkan karbondioksida dan alkohol. Gula juga dapat
berfungsi untuk memberi rasa manis, flavor dan warna kulit roti (crust). Selain itu
gula juga berfungsi sebagai pengempuk dan menjaga freshness roti karena
sifatnya yang higroskopis (menahan air) sehingga dapat memperbaiki masa
simpan roti. Kegunaan gula terutama adalah sebagai sumber makanan untuk
pertumbuhan ragi selama proses fermentasi. Gula yang tersisa setelah proses
fermentasi akan memberikan warna pada kulit roti dan rasa pada roti. (Koswara,
2009).
Penggunaan susu untuk produk-produk bakery berfungsi membentuk flavor
mengikat air, sebagai bahan pengisi, membentuk struktur yang kuat dan porous
karena adanya protein berupa kasein, membentuk warna karena terjadi reaksi
pencoklatan dan menambah keempukan karena adanya laktosa (Koswara, 2009).
Alasan utama pemakaian susu dalam pembuatan roti adalah untuk
meningkatkan nilai gizi. Susu mengandung protein (kasein), gula laktosa dan
mineral kalsium. Susu juga memberikan efek terhadap warna kulit roti dan
memperkuat gluten karena kandungan kalsiumnya (U.S. Wheat Associates, 1983).
Dalam proses pembuatan roti, telur berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi,
memberikan rasa yang lebih enak dan membantu untuk memperlemas jaringan zat
gluten karena adanya lesitin dalam telur yang mengakibatkan roti menjadi lebih
empuk dan lemas (Koswara, 2009).
Pembuatan roti dengan menggunakan tepung selain terigu (misalnya tepung
kedelai atau tapioka) memerlukan tambahan beberapa bahan yang berkaitan
dengan tidak tersedianya protein dalam bentuk gluten sebagaimana yang
terkandung di dalam tepung terigu. Sebagaimana kita ketahui, gluten berfungsi
untuk mempertahankan udara yang masuk ke dalam adonan pada saat proses
pengadukan dan gas yang dihasilkan oleh ragi pada waktu fermentasi, sehingga
adonan menjadi mengembang. Pembuatan roti dari tepung singkong memerlukan
adanya penambahan bahan-bahan pengikat butir pati. Bahan yang dapat
digunakan antara lain xanthan gum, dan bahan lain seperti CMC, alginat, gliseril
monostearat dan lain sebagainya. Bahan-bahan ini akan meningkatkan daya tarik
menarik antara butir-butir pati, sehingga sebagian besar gas yang terdapat di
dalam adonan dapat dipertahankan. Dengan demikian akan dihasilkan adonan
yang cukup mengembang dan pada akhirnya akan diperoleh roti dengan volume
yang relatif besar, remah yang halus, dan tekstur yang lembut (Koswara, 2009).
Salah satu proses penting dalam pembuatan roti adalah fermentasi.
Fermentasi merupakan suatu proses pemanfaatan senyawa organik oleh
mikroorganisme untuk diubah menjadi senyawa lain dan dihasilkan hasil samping
berupa gas. Pada pembuatan roti ini, fermentasi terjadi secara anaerobik artinya
tidak memrlukan adanya oksigen. Fermentasi roti menggunakan ragi atau khamir.
Ragi tersebut akan mengubah karbohidrat dalam adonan menjadi etanol dan gas
CO2. Gas inilah yang diperlukan dalam pembuatan roti. Gas hasil fermentasi akan
tertahan dengan adanya gluten dalam adonan dan menyebabkan adonan roti
menjadi mengembang.
Tujuan fermentasi (peragian) adonan ialah untuk pematangan adonan
sehingga mudah ditangani dan menghasilkan produk bermutu baik. Selain itu
fermentasi berperan dalam pembentukan cita rasa roti. Selama fermentasi enzimenzim ragi bereaksi dengan pati dan gula untuk menghasilkan gas karbondioksida.
serta
(Rustandy, 2005).
lebih
banyak
kehilangan
berat
karena
fermentasi
gas yang dihasilkan dari peragian. Elastisitas gluten akan berkembang pada proses
pencampuran (mixing), yang melibatkan sulfhidril (-SH) yang mengalami oksidasi
membentuk ikatan disulfida (-S-S-) atau membentuk ikatan baru.
Industri pengolahan pangan, tidak dapat dipisahkan dengan istilah CCP.
CCP (Critical Control Point) atau titik pengendalian kritis didefinisikan sebagai
sebuah tahapan dimana pengendalian dapat dilakukan dan sangat penting untuk
mencegah atau menghilangkan potensi bahaya terhadap keamanan pangan atau
menguranginya hingga ke tingkat yang dapat diterima. Dengan kata lain CCP
adalah suatu titik, prosedur atau tahapan dimana bila terlewatnya pengendalian
dapat mengakibatkan resiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan produk.
Dengan demikian CCP dapat dan harus diawasi (Anonim, 2012).
Tahap pencampuran dan pengadukan serta fermentasi dan baking
merupakan CCP dalam pembuatan roti. Pencampuran harus dikontrol terutama
dalam penambahan bahan-bahan karena bila terjadi kesalahan, maka tidak akan
terbentuk produk. Fermentasi juga merupakan tahap yang perlu pengawasan.
Karena beberapa hal perlu diperhatikan selama fermentasi ini, jika tidak maka
fermentasi tidak berjalan sempurna, bahkan bisa saja tidak terjadi. Tahap baking
juga perlu untuk diawasi. Pemanggangan roti memerlukan suhu dan waktu yang
sesuai, bila tidak maka akan berpengaruh pada karakteristik dari roti tersebut
terutama karakteristik sensorisnya.
Dalam percobaan kali ini, dibuat dua jenis roti yaitu roti tawar dan roti
manis. Perbedaan kedua jenis roti tersebut adalah terletak pada bahan yang
digunakan dan proses pembuatannya. Roti tawar hanya dibuat dengan
menggunakan satu jenis tepung, sedangkan roti manis dibuat menggunakan dua
jenis tepung. Selain itu, pada pembuatan roti manis dilakukan prose filling dengan
bahan isian, sedangkan roti tawar tidak diberi isian. Perbedaan lainnya adalah
terletak pada banyaknya bahan yang digunakan. Meskipun basisnya sama, akan
tetapi karena roti manis menggunakan dua jenis tepung maka presentasi untuk
bahan lain yang ditambahkan pun akan berbeda dengan roti tawar.
Beberapa hal yang dapat mengakibatkan produk yang dihasilkan kurang
maksimal, yaitu kulit roti menjadi tebal karena panas oven tidak sesuai (suhu oven
terlalu rendah dan juga mungkin pada saat fermentasi akhir ruangannya terlalu
kering atau kelembaban kurang), permukaan roti menjadi keriput setelah
dipanggang (karena fermentasi akhirnya terlalu lama atau over-proof), permukaan
roti open top selalu terbuka atau pecah samping (bisa karena beberapa sebab
seperti penggunaan bread improver yang terlalu banyak, gluten terlalu kuat, atau
panas oven kurang tinggi), roti tawar seringkali berpinggang (disebabkan karena
sewaktu pemanggangan, jarak antara Eoyang roti satu dengan yang lain-nya
terlalu dekat, sehingga panas oven tidak merata sampai pada samping roti) serta
tekstur roti berlubang besar-besar (karena gluten terlalu kuat, pemakaian bread
improver terlalu banyak, pemakaian garam yang kurang atau proses penggulungan
(roll) yang tidak rapat) (Anonim, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Tips Seputar Roti. Tersedia dalam http://www.wood-press.com.
Diakses 18 Maret 2016.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN SNI
Menurut Standar Nasional Indonesia (1995), syarat mutu roti tawar dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini :
Menurut Standar Nasional Indonesia (1995), syarat mutu roti manis dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Kriteria uji
Keadaan
1.1 Kenampakan
Satuan
-
1.2 Bau
1.3 Rasa
Air
%b/b
Abu (tidak termasuk garam)
%b/b
dihitung atas dasar bahan
kering
Abu yang tidak larut dalam
%b/b
asam
NaCl
%b/b
Gula jumlah
%b/b
Lemak
%b/b
Serangga /Belatung
Bahan tambahan Makanan
9.1 Pengawet
9.2 Pewarna
Roti Manis
Normal tidak
berjamur
Normal
Normal
Normal
Maks 40
Maks. 3.0
Maks. 2,5
Maks. 8,0
Maks. 3.0
Tidak
boleh
ada
Koloni/g Maks.
12.2 E.Coli
12.3 Kapang
APM/gr < 3
Koloni/g Maks.
Negatif
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 0.05
Maks. 1.0
Maks. 10.0
Maks. 40.0
Maks. 0.5
Jawab:
Metode sponge and dough merupakan salah satu metode pembuatan roti
dengan cara membagi bahan untuk adonan roti menjadi dua bagian besar.
Setengah bagian tepung pertama dicampur dengan bahan-bahan lain kemudian
difermentasi. Adonan hasil fermentasi tersebut dicampur dengan adonan lain yang
terbuat dari sisa tepung yang sudah dicampur dengan bahan lain, lalu dilakukan
fermentasi. Metode ini membutuhkan waktu lebih lama dan alat yang lebih
banyak dibanding metode straight dough. Sedangkan metode straight dough
merupakan metode pembuatan roti dengan cara mencampur semua tepung yang
akan dijadikan adonan dengan bahan-bahan lain. Kemudian dilakukan fermentasi
sebanyak dua kali.
2. Sebutkan fungsi mentega, air, gula, telur dan ragi dalam pembuatan roti!
Jawab:
1. Mentega berfungsi sebagai penambah citarasa dan memperkuat aroma
sehingga roti menjadi lebih menarik
2. Air berfungsi untuk membentuk gluten dimana tepung terigu yang
mengandung gliadin dan glutenin dengan adanya air dan dibantu dengan
perlakuan mekanis yaitu diremas-remas akan membentuk substansi gluten
3. Gula berfungsi sebagai media utama fermentasi yang nantinya akan diurai
oleh ragi menjadi karbondioksida dan etanol
4. Telur berfungsi sebagai pengembang adonan, pembentuk warna, perbaikan
rasa, penambah nilai gizi, pelembut atau pengempuk, penambah aroma dan
zat gizi
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Basis
Berat Produk
15
100
Ragi 1%
1
100
200 = 2 gram
BI 0,1%
0,1
100
Sukrosa 9%
9
100
200 = 18 gram
Telur 8%
8
100
200 = 16 gram
16,5
100
200 = 33 gram
Margarin 10%
10
100
Garam 0,05%
0,05
100
Foaming 1%
1
100
200 = 5 gram
% Produk
Berat Produk
Basis
194
220
x 100%
x 100%
= 88,18 %
Roti Tawar dengan Metode Straight Dough
Basis
= 200 gram
Berat Produk
= 225,2 gram
53
Tepung Cakra 53%
= 100 200 = 106 gram
Ragi 1%
1
100
200 = 2 gram
Susu Bubuk 1%
1
100
BI 0,1%
0,1
100
Sukrosa 8%
8
100
200 = 16 gram
Telur 8%
8
100
200 = 16 gram
19,9
100
Butter 4%
4
100
200 = 8 gram
Garam 1%
1
100
200 = 2 gram
% Produk
Berat Produk
Basis
225,2
200
= 112,6 %
200 = 2 gram
x 100%
x 100%