Disusun Oleh :
Kelompok 7
b. Tujuan
Untuk mendapatkan kualitas jeruk siam yang bagus, maka setelah panen,
jeruk siam perlu disimpan di suhu ruang dan tempat yang kering agar tidak mudah
busuk. Pastikan tanaman jeruk siam bebas dari hama, karena masa setelah panen,
tanaman jeruk siam lebih rentan. Tetap perlu perhatian dan perawatan tanaman jeruk
siam seperti sebelum panen.
Kerusakan mekanis selama panen bisa menjadi masalah yang serius, karena
kerusakan tersebut menentukan kecepatan produk untuk membusuk, meningkatnya
kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen yang berakibat
pada cepatnya kemunduran produk.
Buah jeruk mudah menjadi rusak dalam penanganan bila dipetik dalam
keadaan basah. Kulitnya dapat membengkak sewaktu basah dan mudah menjadi
memar atau tergores, lonyoh karena sinar matahari, dan rnenunjukkan sel-sel
beminyak (ocellosis) (Thompson et al, 1986). Waktu pemetikan buah hendaknya
dilakukan pada saat matahari udah bersinar dan tidak ada lagi sisa ernbun, sekitar jam
9 pagi sampaisore (Tim Penulis PS, 2003). Pemanenan dapat dilakukan dengan
memetik atau menggunting buah dari pohon. Pemetikan buah dengan tangan
dilakukan dengan cara memegang buah kemudian diputar sedikit dan ditarik ke
bawah hingga Iepas dari tangkainya. Jika kurang hati-hati, cara ini dapat
menimbulkan cacat pada kulit buah di dekat tangkai (Tim Penulis PS, 2003).
Untuk mendapatkan mutu buah yang baik, sebaiknya pemanenan dilakukan
dengan gunting pangkas/panen. Gagang buah dipotong sependek rnungkin tanpa
melukai buahnya sendiri. Gagang yang melekat pada buah dapat merupakan sumber
kerusakan mekanik selama pengemasan dan pengangkutan. Untuk cabang yang
tinggi, sebaiknya menggunakan tangga sebab pemetikan buah dengan memanjat
pohon dapat menirnbulkan kerugian yaitu pohon rusak, dikotori tanah dan mungkin
organisme penyakit DiplodialPhytoptora terbawa dari tanah (Tim Penulis PS, 2003).
Mutu buah setelah dipanen tidak dapat diperbaiki atau ditingkatkan, tetapi
dapat dipertahankan. Oleh karena itu mutu buah yang baik akan diperoleh bila
pemanenan dilakukan pada tingkat ketuaan yang tepat, dimana perkembangan fisik
buah telah mencapai maksimum serta komponen kimiawi penyusunannya telah
terbentuk dengan jumlah yang sudah stabil.
Menurut Pantastico (1975) bentuk buah yang penuh, adanya perubahan warna
ada dasar buah, tumbuhnya bulu-bulu pada bagian biji dan pembentukan lentisel pada
kulit buah merupakan beberapa perubahan yang menyertai proses pemasakan uah.
Disamping itu bobot buah rata-rata juga terus meningkat hingga tiba saat panen.
Panen buah yang dilakukan lebih awal akan mengakibatkan mutu buah pada saat
pematangan tidak maksimal. Sebaliknya bila panen dilakukan terlalu lambat, daya
simpan buah menjadi sangat pendek. Tingkat ketuaan yang tepat dapat ditentukan
dengan menghitung umur buah, tampilan buah, ukuran, bentuk, warna kulit, warna
daging buah, tekstur, aroma, rasa dan kandungan kimiawi buah.
Kualitas visual buah jeruk siam garut secara umum dapat terlihat pada Gambar
di bawah, jeruk yang diaplikasikan teknik degreening (c dan d) memperoleh kulit
berwarna jingga dan buah jeruk tanpa aplikasi teknik degreening (a dan b)
memperoleh kulit berwarna kuning yang tidak merata pada permukaannya. Ethephon
sangat cepat diubah menjadi etilen dalam air, memiliki tingkat toksisitas yang sangat
rendah sehingga residunya tidak membahayakan bagi manusia (Ridhyanty et al.,
2015). Aplikasi etilen dapat menstimulasi pembentukan karotenoid seperti β-
cryptoxanthin, β-citraurin dan violaxanthin. Warna kulit buah tampak jingga
kekuningan disebabkan karena hancurnya klorofil dan terakumulasinya karotenoid
pada kulit buah (Hasimi et al., 2016). Warna kuning pada kulit jeruk terbentuk oleh β-
cryptoxanthin, sedangkan warna jingga adalah campuran antara β-cryptoxanthin
dengan β-citraurin (Ma et al., 2013).
Kualitas fisik buah jeruk siam Garut dapat diukur berdasarkan bobot buah,
susut bobot buah, dan persentase buah busuk.
Anna et al. (2012) menyatakan bahwa buah yang diberi bahan perangsang
pematangan ethephon menghasilkan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan buah
yang diberi bahan perangsang pematangan berupa etilen sehingga susut bobotnya
lebih rendah. Efek ethephon yang dapat meningkatkan kadar air pada buah terung
belanda juga diduga menjadi salah satu faktor tidak terjadinya pengerasan kulit buah
jeruk siam perlakuan ethephon. Namun pengerasan kulit buah yang terjadi tidak
mempengaruhi kualitas internal buah.
Anna et al. (2012) menyatakan bahwa buah yang diberi bahan perangsang
pematangan ethephon menghasilkan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan buah
yang diberi bahan perangsang pematangan berupa etilen sehingga susut bobotnya
lebih rendah. Efek ethephon yang dapat meningkatkan kadar air pada buah terung
belanda juga diduga menjadi salah satu faktor tidak terjadinya pengerasan kulit buah
jeruk siam garut perlakuan ethephon. Namun pengerasan kulit buah yang terjadi tidak
mempengaruhi kualitas internal buah. Etilen merupakan hormon tanaman yang dapat
mempercepat terjadinya senesen. Daya simpan buah akan menurun dengan adanya
pengaruh etilen (Setyadjit et al., 2012).
stixfresh adalah salah satu cara yang dapat memperpanjang masa simpan buah
dengan mengurangi kejadian penyakit buah atau pembusukan. Adapun salah satu
faktor yang diduga dapat menghambat keefektifan stiker pascapanen tersebut dalam
memperpanjang umur simpan buah adalah stiker pascapanen yang digunakan sudah
melewati batas umur optimumnya
KESIMPULAN