Anda di halaman 1dari 5

KERUSAKAN MEKANIS

PADA BUAH JERUK SIAM

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. M. Alfin Wirayudha (20200210175)


2. Ady Nugrahanto (20200210176)
3. Muh Wahyu Nur Hanafi (20200210188)
4. Riqi Mahdafikia (20200210190)
5. Dwi Septi Nur Amaliah (20200210192)
6. Sri Wulandari (20200210201)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kehilangan pascapanen dapat terdiri dari kerusakan mekanis dan kerusakan
yang disebabkan oleh patogen yang dapat berupa nonhayati (anorganisme) yang biasa
dikenal dengan fisipath dan berupa makhluk hidup (organisme) yang biasa dikenal
dengan parasit. (Martoredjo, 2009)
Kerusakan Mekanis adalah kerusakan bahan pangan yang di sebabkan oleh
benturan, terjatuh, tekanan dan lain-lain yang menyebabkan kondisi bahan pangan
tidak seperti seharusnya. Kerusakan mekanis pada bahan pangan dapat terjadi pada
saat panen, transportasi ataupun saat penyimpanan di gudang.
Kerusakan mekanis dapat berbentuk bisa berupa luka luar yang dapat terlihat
maupun luka dalam atau memar yang tidak mudah atau tidak terlihat sebelum buah
dibuka. Luka mekanis dapat terjadi kapan saja selama periode pascapanen, baik pada
saat panen, pengangkutan, pemeraman, sortasi, pengepakan, penyimpanan, dan
pemasaran. Kerusakan mekanis pada buah terutama pada luka luar biasanya diikuti
serangan pantogen, sedangkan pada luka dalam menyebabkan proses pemasakan tidak
normal sehingga menghasilkan khualitas buah rendah.
Kerusakan mekanis dapat berbentuk bisa berupa luka luar yang dapat terlihat
maupun luka dalam atau memar yang tidak mudah atau tidak terlihat sebelum buah
dibuka. Jeruk mengalami retak atau sobek kulit yang diakibatkan ketika diturunkan
dari truk atau mobil tidak dilakukan dengan cara yang pelan-pelan.
Penanganan agar kulit buah Jeruk tidak mengalami sobek kulit atau kerusakan
mekanis lainnya, yaitu dengan menurunkan buah sedang hati-hati dan tidak dilempar.
Buah yang terbentur akibat lemparan saat pemindahan dari truk dan persortiran di
lokasi dapat mengakibatkan tidak hanya robek kulit, tapi dapat menyebabkan memar
pada buah dan terkontaminasinya buah Jeruk itu sendiri. Setelah buah mengalami
robek kulit, biasanya diikuti serangan pantogen.

b. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. mengetahui kerusakan mekanis pada buah jeruk siam


PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan kualitas jeruk siam yang bagus, maka setelah panen,
jeruk siam perlu disimpan di suhu ruang dan tempat yang kering agar tidak mudah
busuk. Pastikan tanaman jeruk siam bebas dari hama, karena masa setelah panen,
tanaman jeruk siam lebih rentan. Tetap perlu perhatian dan perawatan tanaman jeruk
siam seperti sebelum panen.
Kerusakan mekanis selama panen bisa menjadi masalah yang serius, karena
kerusakan tersebut menentukan kecepatan produk untuk membusuk, meningkatnya
kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen yang berakibat
pada cepatnya kemunduran produk.
Buah jeruk mudah menjadi rusak dalam penanganan bila dipetik dalam
keadaan basah. Kulitnya dapat membengkak sewaktu basah dan mudah menjadi
memar atau tergores, lonyoh karena sinar matahari, dan rnenunjukkan sel-sel
beminyak (ocellosis) (Thompson et al, 1986). Waktu pemetikan buah hendaknya
dilakukan pada saat matahari udah bersinar dan tidak ada lagi sisa ernbun, sekitar jam
9 pagi sampaisore (Tim Penulis PS, 2003). Pemanenan dapat dilakukan dengan
memetik atau menggunting buah dari pohon. Pemetikan buah dengan tangan
dilakukan dengan cara memegang buah kemudian diputar sedikit dan ditarik ke
bawah hingga Iepas dari tangkainya. Jika kurang hati-hati, cara ini dapat
menimbulkan cacat pada kulit buah di dekat tangkai (Tim Penulis PS, 2003).
Untuk mendapatkan mutu buah yang baik, sebaiknya pemanenan dilakukan
dengan gunting pangkas/panen. Gagang buah dipotong sependek rnungkin tanpa
melukai buahnya sendiri. Gagang yang melekat pada buah dapat merupakan sumber
kerusakan mekanik selama pengemasan dan pengangkutan. Untuk cabang yang
tinggi, sebaiknya menggunakan tangga sebab pemetikan buah dengan memanjat
pohon dapat menirnbulkan kerugian yaitu pohon rusak, dikotori tanah dan mungkin
organisme penyakit DiplodialPhytoptora terbawa dari tanah (Tim Penulis PS, 2003).
Mutu buah setelah dipanen tidak dapat diperbaiki atau ditingkatkan, tetapi
dapat dipertahankan. Oleh karena itu mutu buah yang baik akan diperoleh bila
pemanenan dilakukan pada tingkat ketuaan yang tepat, dimana perkembangan fisik
buah telah mencapai maksimum serta komponen kimiawi penyusunannya telah
terbentuk dengan jumlah yang sudah stabil.
Menurut Pantastico (1975) bentuk buah yang penuh, adanya perubahan warna
ada dasar buah, tumbuhnya bulu-bulu pada bagian biji dan pembentukan lentisel pada
kulit buah merupakan beberapa perubahan yang menyertai proses pemasakan uah.
Disamping itu bobot buah rata-rata juga terus meningkat hingga tiba saat panen.
Panen buah yang dilakukan lebih awal akan mengakibatkan mutu buah pada saat
pematangan tidak maksimal. Sebaliknya bila panen dilakukan terlalu lambat, daya
simpan buah menjadi sangat pendek. Tingkat ketuaan yang tepat dapat ditentukan
dengan menghitung umur buah, tampilan buah, ukuran, bentuk, warna kulit, warna
daging buah, tekstur, aroma, rasa dan kandungan kimiawi buah.
Kualitas visual buah jeruk siam garut secara umum dapat terlihat pada Gambar
di bawah, jeruk yang diaplikasikan teknik degreening (c dan d) memperoleh kulit
berwarna jingga dan buah jeruk tanpa aplikasi teknik degreening (a dan b)
memperoleh kulit berwarna kuning yang tidak merata pada permukaannya. Ethephon
sangat cepat diubah menjadi etilen dalam air, memiliki tingkat toksisitas yang sangat
rendah sehingga residunya tidak membahayakan bagi manusia (Ridhyanty et al.,
2015). Aplikasi etilen dapat menstimulasi pembentukan karotenoid seperti β-
cryptoxanthin, β-citraurin dan violaxanthin. Warna kulit buah tampak jingga
kekuningan disebabkan karena hancurnya klorofil dan terakumulasinya karotenoid
pada kulit buah (Hasimi et al., 2016). Warna kuning pada kulit jeruk terbentuk oleh β-
cryptoxanthin, sedangkan warna jingga adalah campuran antara β-cryptoxanthin
dengan β-citraurin (Ma et al., 2013).

Kualitas fisik buah jeruk siam Garut dapat diukur berdasarkan bobot buah,
susut bobot buah, dan persentase buah busuk.
Anna et al. (2012) menyatakan bahwa buah yang diberi bahan perangsang
pematangan ethephon menghasilkan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan buah
yang diberi bahan perangsang pematangan berupa etilen sehingga susut bobotnya
lebih rendah. Efek ethephon yang dapat meningkatkan kadar air pada buah terung
belanda juga diduga menjadi salah satu faktor tidak terjadinya pengerasan kulit buah
jeruk siam perlakuan ethephon. Namun pengerasan kulit buah yang terjadi tidak
mempengaruhi kualitas internal buah.
Anna et al. (2012) menyatakan bahwa buah yang diberi bahan perangsang
pematangan ethephon menghasilkan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan buah
yang diberi bahan perangsang pematangan berupa etilen sehingga susut bobotnya
lebih rendah. Efek ethephon yang dapat meningkatkan kadar air pada buah terung
belanda juga diduga menjadi salah satu faktor tidak terjadinya pengerasan kulit buah
jeruk siam garut perlakuan ethephon. Namun pengerasan kulit buah yang terjadi tidak
mempengaruhi kualitas internal buah. Etilen merupakan hormon tanaman yang dapat
mempercepat terjadinya senesen. Daya simpan buah akan menurun dengan adanya
pengaruh etilen (Setyadjit et al., 2012).
stixfresh adalah salah satu cara yang dapat memperpanjang masa simpan buah
dengan mengurangi kejadian penyakit buah atau pembusukan. Adapun salah satu
faktor yang diduga dapat menghambat keefektifan stiker pascapanen tersebut dalam
memperpanjang umur simpan buah adalah stiker pascapanen yang digunakan sudah
melewati batas umur optimumnya

KESIMPULAN

Kerusakan mekanis dapat mengakibatkan produk mudah membusuk,


meningkatnya kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen
yang berakibat pada cepatnya kemunduran produk. Kerusakan mekanis pada jeruk
antara lain seperti Memar karena tertindih oleh beban berat, Sobek, Terpotong,
Hancur dan Pecah. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara yaitu dengan menurunkan
buah sedang hati-hati dan tidak dilempar. Buah yang terbentur akibat lemparan saat
pemindahan dari truk dan persortiran di lokasi dapat mengakibatkan tidak hanya
robek kulit, tapi dapat menyebabkan memar pada buah dan terkontaminasinya buah
Jeruk itu sendiri. adapun

Anda mungkin juga menyukai