0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
707 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas hasil pengamatan dan pembahasan mengenai proses degreening (penghilangan warna hijau) pada buah pisang dan jeruk dengan menggunakan karbit pada berbagai konsentrasi. Proses degreening pada buah pisang memberikan hasil maksimal dengan menggunakan karbit 3% dan membutuhkan waktu 11 hari, sedangkan pada jeruk menggunakan karbit 2% dan membutuhkan waktu 10 hari.
Deskripsi Asli:
penguningan pada buah pisang dengan menggunakan karbit 1 gr
Dokumen tersebut membahas hasil pengamatan dan pembahasan mengenai proses degreening (penghilangan warna hijau) pada buah pisang dan jeruk dengan menggunakan karbit pada berbagai konsentrasi. Proses degreening pada buah pisang memberikan hasil maksimal dengan menggunakan karbit 3% dan membutuhkan waktu 11 hari, sedangkan pada jeruk menggunakan karbit 2% dan membutuhkan waktu 10 hari.
Dokumen tersebut membahas hasil pengamatan dan pembahasan mengenai proses degreening (penghilangan warna hijau) pada buah pisang dan jeruk dengan menggunakan karbit pada berbagai konsentrasi. Proses degreening pada buah pisang memberikan hasil maksimal dengan menggunakan karbit 3% dan membutuhkan waktu 11 hari, sedangkan pada jeruk menggunakan karbit 2% dan membutuhkan waktu 10 hari.
1. Hasil Pengamatan a. Data rekapan b. 2. Pembahasan Upaya menghilangkan warna hijau melalui dekomposisi pigmen dikenal sebagai degreening. Penguningan merupakan proses perombakan pigmen hijau (klorofil) pada kulit buah secara kimiawi dan sekaligus membentuk warna kuning jingga (karotenoid) pada kulit buah. Buah-buah yang biasa diatur warnanya adalah pisang, mangga, dan jeruk. Proses degreening dilakukan dalam ruangan khusus yang suhu dan kelembabannya dikendalikan. Prinsipnya, gas etilen dengan dosis tefientu dimasukkan ke dalam suatu ruangan yang tertutup rapat bersirkulasi berisi buah yang mau dikuningkan dengan mengatur suhu dan kelembaban optimum agar proses penguningan dapat berjalan lancar (Dhillon 2011). Buah klimaterik mempunyai peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak menunjukan adanya kenaikan laju respirasi. Contohnya meliputi pisang, mangga, pepaya, alpukat, tomat, sawo, apel ,dan sebagainya. Buah non- klimaterik menghasilkan sedikit etilen dan tidak memberikan respon terhadap etilen kecuali dalam hal degreening (penurunan kadar klorofil) pada jeruk dan nanas. Contohnya semangka, jeruk, nenas, anggur, ketimun, dan sebagainya.Buah klimaterik menghasilkan lebih banyak etilen pada saat matang dan mempercepat serta lebih seragam tingkat kematangannya pada saat pemberian etilen. Pisang merupakan salah satu dari berbagai jenis buah-buahan tropis yang berada dan banyak di kembangkan di Indonesia. Sistem perakaran yang berada pada tanaman pisang umumnya keluar dan tumbuh dari bongo (corm) bagian samping dan bagian bawah, berakar serabut, dan tidak memiliki akar tunggang. Batang psaing dibedakan menjadi dua macam yaitu batang asli yang disebut bongo dan batang semu atau juga batang palsu. Bentuk daun pisang pada umumnya panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak sama, bagian ujung daun tumpul, dan tepinya tersusun rata. Bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang keluar dari ujung batang. Buah pisang tersusun dalam tandan tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdapat 6-22 buah pisang tergantung varietasnya (Rahmat 2013). Tanaman jeruk (Citrus sp) merupakan ordo Rutales dan famili Rutaceae. Bakal buah menumpang, bentuknya bulat, bulat pendek atau elips. Buah jeruk tergolong buah sejati tunggal dan berdaging, oleh karena itu buah yang masak tidak pecah, satu bunga menjadi satu bakal buah saja. Dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku, bau menyengat dan banyak mengandung minyak atsiri (Ballve 2007). Praktikum acara ini dilakukan penguningan buah klimakterik dan non-klimakterik dengan menggunakan karbit pada konsentrasi yang berbeda-beda, yaitu 0%, 1%, 2%, dan 3%. Berdasarkan Tabel 4 Kematangan Pisang (Musa Sp.) Dan Jeruk (Citrus Sp.) Pada Berbagai Perlakuan Karbit terlihat bahwa perlakuan penggunaan karbit sebanyak 3 gr pada pisang memberikan hasil paling maksimal proses penguningan (degreening) daripada perlakuan lain yaitu membutuhkan waktu 11 hari dan memiliki rasa yang manis. Hal tersebut menyebabkan umur simpannya lebih pendek yaitu 8 hari. Pada perlakuan penggunaan karbit sebanyak 2 gr pada jeruk memberikan hasil maksimal terhadap degreening yaitu 10 hari dan memiliki rasa agak manis. Hal tersebut menyebabkan umur simpannya lebih pendek rata-rata 10 hari. Pada pengamatan tekstur disemua perlakuan buah pisang mengalami perubahan tekstur, yang semula bertekstur keras menjadi bertekstur lunak setelah diberi karbit. Pada pengamatan warna buah pisang disemua perlakuan buah pisang mengalami perubahan warna, yang semula hijau menjadi kuning 100%. Setelah umur simpan berakhir pengamatan rasa dilakukan dan diperoleh data bahwa rata-rata buah jeruk setelah disimpan mempunyai rasa agak manis sampai terlalu manis tetapi ada beberapa yang berasa agak sepat. Perlakuan penggunaan 1 gr karbit pada pisang (B1K1) terjadi perubahan tekstur yang semula bertekstur keras menjadi bertekstur lunak setelah diberi karbit dimulai pada hari ke-7 dengan tekstur yang agak lunak. Warna mulai menguning 100% pada hari ke-11 dan memiliki rasa yang manis. Perlakuan ini memiliki umur simpan dan lama penyimpanan yang lebih pendek dibandingkan dengan kontrol yaitu rata-rata 12 hari.
DAFTAR PUSTAKA Dhillon WS dan Mahajan 2011. Ethylene and ethephon induced fruit ripening in pear. Stored Products and Postharvest Res. Vol 2 (3) :45-51. Ballve, Rosa ML, HP Medina, dan R Bordignan 2007. Identification of Reciprocal Hybrids in Citrus by The Broadness of The Leaf Petiole Wing. Braz. J. Genet. Vol 20 (4) : 697-702 Efendi, R. 2010. Pengaruh dosis dan lama pemeraman dengan karbit (kalsium karbida) dalam proses degreening jeruk bangkinang. J. Pasca Panen. Vol 4 (2) : 22-27. Rahmat 2013. Karakteristik dan Morfologi Pisang (Musa Sp.). http://www.anakagronomy.com. Diakses tanggal 6 Mei 2014.
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENGELOLAAN AIR PADA TANAMAN TEH (CAMELLIA SINENSIS PT. PAGILARAN BATANG, JAWA TENGAH PROGRAM STUDI AGRONOMI INSTITUT PERTANIAN BOGOR (L.) O. KUNTZE) DI PERKEBUNAN