Perubahan-Perubahan Selama
Proses Pemasakan
SYALZHABILLAH
E 281 18 017
Penurunan mutu tersebut disebabkan karena sayur dan buah setelah dipetik
masih melakukan prosesmetabolisme dan aktivitas respirasi. Jaringan pada buah
dan sayur yang telah dipetikaktif melakukan respirasi yang bertujuan untuk
mempertahankan hidupnya dengan cara merombak pati menjadi gula
(Husna, 2008).
Proses pematang tersebut, dihasilkan air secara terus menerus sehingga
mengakibatkan kelayuan saat penyimpanan karena praktis tidak ada suplai air
lagi. Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan buah dan sayur adalah
dengan penyimpanan pada suhu rendah agar aktivitas mikroba, enzim, maupun
respirasi dapat dihambat (Tajul dkk. ,2012).
Pematangan buah yaitu mengacu pada perubahan yang terjadi setelah
pendewasaan penuh, yang dicirikan oleh melunaknya daging buah, terbentuknya
karakteristik aroma, dan peningkatan kandungan cairan buah (Zulkarnaen, 2009).
Berdasarkan laju respirasinya buah dibedakan menjadi dua yaitu buah
klimaterik (laju respirasi meningkat dengan tajam selama periode pematangan dan
pada awal senesen) dan nonklimaterik (tidak ada perubahan laju respirasi pada
akhir pematangan buah) (Zulkarnaen, 2009).
2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau dan nampan.
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buah pisang yang hampir
matang.
2.3 Cara Kerja
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada hari pertama buah pisang
tersebut berwarna kuning kehijauan atau mengkal. Pada hari 0 rasa dari pisang
tersebut sedikit manis, aromanya tidak begitu wangi, dan teksturnya keras dan
padat. Paha hari ke 1 perubahan yang di timbu belum begitu nampak, dimana
warnanya masih kuning kehijauan, namun dari segi tesktur sudah melembek,
aroma mulai tercium, dan rasa masih sedikit manis. Pada hari ke 2 warna yang
dihasilkan sudah menungi keseluruhan. Namun tekstur yang dihasilkan sudah
mulai lembek, aroma pisang mulai tercium dan rasa manis namun bercampur
asam. Setelah pengamatan hari ke 3, warna dari pisang tersebut sudah mengalami
perubahan dimana yang tadinya warnanya kuning kini bercampur dengan binting
kehitaman. Dari segi tekstur yang dihasilkan yaitu lembek, aroma yang di
timbulkan sudah harum bercsmpur aroma bau pisang, dan rasa yang di hasilkan
manis. Setelah pengamatan hari terakhir atau hari ke 4, warna yang ditimbulkan
suhu kuning bercampur kehitaman dimana warna kehitaman tersebut hampir
keseluruhan. Dari segi tekstur lembek, aroma yang dihasilkan semakin harum, dan
rasa yang dihasilkan sangat manis.
Buah memiliki masa simpan yang relatif rendah sehingga buah dikenal
sebagai bahan pangan yang cepat rusak dan hal ini sangat berpengaruh terhadap
kualitas masa simpan buah. Mutu simpan buah sangat erat kaitannya dengan
proses respirasi dan transpirasi selama penanganan dan penyimpanan di mana
akan menyebabkan susut pasca panen seperti susut fisik yang diukur dengan berat;
susut kualitas karena perubahan wujud (kenampakan), cita rasa, warna atau
tekstur yang menyebabkan bahan pangan kurang disukai konsumen; susut nilai
gizi yang berpengaruh terhadap kualitas buah. Mutu simpan buah akan lebih
bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi dapat dicegah dengan
meningkatkan kelembaban relatif, menurunkan suhu udara. Pada umumnya
komoditas yang mempunyai umur simpan pendek mempunyai laju respirasi tinggi
atau peka terhadap suhu rendah (Tranggono 2011).
Buah pisang, terutama yang matang, memiliki beberapa kandungan seperti
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, serat, beberapa vitamin (A,B1, B2
dan C), zat besi, dan niacin. Kandungan mineralnya yang menonjol adalah kalium.
Berdasarkan sifat klimakteriknya, proses klimakterik dalam buah dapat dibagi
dalam 3 tahap yaitu klimakterik menaik, puncak klimakterik dan klimakterik
menurun. Buah-buah yang mengalami proses klimakterik diantaranya yaitu tomat,
alpokat, mangga, pepaya, peach dan pear karena buah-buahan tersebut
menunjukkan adanya peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan buah.
Buah-buah yang mengalami pola berbeda dengan pola diatas diantaranya yaitu
ketimun, anggur, limau, semangka, jeruk, nenas dan arbei (Kamarani, 2010).
IV. KESIMPULAN