di Pasar Gamping
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2018
I. HASIL SURVEI
A. Kasus 1
B. Kasus 2
A. Semangka
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris Schard.
Buah semangka yang dipanen tepat waktunya akan berwarna merah cerah,
bertekstur remah, renyah, manis, dan banyak mengandung air sehingga banyak
disukai orang. (Prajnanta, 1996). Buah Semangka yang normal memiliki tekstur
kulit yang baik, warnanya bersih dengan lurik hijau tua, dan bentuknya bulat
sempurna. Sedangkan pada buah Semangka yang rusak, kulitnya sebagian ada
yang ditumbuhi jamur dan pada bagian yang ditumbuhi jamur warna kulit
semangkanya agak membusuk. Perbedaan pada daging buah semangka yang
diamati dapat dilihat dari beberapa komponen. Daging buah Semangka yang
bagus berdasarkan pengamatan memiliki ciri-ciri warnanya merah terang, tektur
buah keras dan kelihatan segar. Sedangkan daging buah Semangka yang rusak
akibat kerusakan mekanis dan mikrobiologis berdasarkan pengamatan memiliki
tanda seperti warna merah agak pudar, daging buah kelihatan lembek dan berair
banyak, dan tekstur buahnya tidak segar.
Semangka diketahui mengandung zat-zat tertentu yang cukup efektif dalam
membunuh sel-sel kanker. Semangka, pisang, dan rumput laut mengandung zat
seperti kalium yang mampu menghidupkan aktivitas fungsi sel darah putih yang
mampu meningkatkan sistem kekebalan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
semangka, pisang, dan rumput laut mengandung zat-zat yang dapat menstimulir
phagocyte. Phagocyte adalah suatu sel darah yang mampu melindungi sistem
darah dari infeksi dengan cara menyerap mikroba untuk mematikan sel-sel
penyebab kanker (Prajnanta, 1996).
Menurut Guoyao dkk. (2007), pada daging dan kulit buah semangka
ditemukan zat citrulline. Citrulline lebih banyak ditemukan pada kulit semangka
yakni sekitar 60% dibanding dagingnya. Zat citrulline akan bereaksi dengan
enzim tubuh ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup lalu diubah menjadi
arginin, asam amino non essensial yang berkhasiat bagi jantung, sistem peredaran
darah, dan kekebalan tubuh.
B. Selada
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Species : Lactuca sativa L (Saparinto, 2013)
Selada memiliki banyak manfaat antara lain dapat memperbaiki organ dalam,
mencegah panas dalam, melancarkan metabolisme, membantu menjaga kesehatan
rambut, mencegah kulit menjadi kering, dan dapat mengobati insomia.
Kandungan gizi yang terdapat pada selada adalah serat, provitamin A
(karotenoid), kalium dan kalsium (Supriati dan Herliana, 2014). Sebagian besar
selada dikonsumsi mentah dan merupakan komponen utama dalam pembuatan
salad, karena mempunyai kandungan air tinggi tetapi karbohidrat dan protein
rendah.
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Buah semangka pecah dan hancur karena cara penyimpanan yang salah.
Penyuplai hanya meletakkan daun selada yang sudah diikat dengan tali
bambu di dalam bak pada keranjang kayu dengan posisi daunnya menghadap
bawah. Saat bongkar muatpun, penyuplai meletakkannya dengan cara sedikit
membanting ke tanah, sehingga banyak daun yang robek – robek dan patah.
Kerusakan yang terjadi akan berdampak pada menurunnya nilai jual selada
dan munculnya kerusakan mikrobiologis karena mikroba dapat masuk melalui
jaringan-jaringan yang sudah rusak dan terbuka. Dampak terhadap proses
fisiologisnya sendiri adalah selada akan mengalami peningkatan laju respirasi
yang berdampak pada cepatnya proses pembusukan.
IV. SOLUSI PERMASALAHAN
A. Kasus I (Semangka)
Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat dicegah melalui berbagai cara sebagai
berikut:
1. Pada saat pemanenan diusahakan tidak terjadi benturan dan perlukaan pada
jaringan hasil pertanian. Benturan pada buah semangka dapat menyebabkan
kerusakan kulit dan daging buah yang dapat menyebabkan kerusakan lanjutan
seperti kerusakan mikrobiologis.
2. Proses pengangkutan dilakukan secara hati-hati. Hal ini untuk menghindari
kerusakan pada fisik buah. Pengangkutan yang baik untuk buah semangka di
truk yaitu dengan menggunakan jerami pada setiap lapisan buah semangka
yang ditumpuk.
3. Penyimpanan buah semangka harus dilakukan dengan baik dan benar. Cara
penyimpanan saat penjualan buah semangka merupakan hal utama yang
menentukan keamanan dari aspek mikrobiologis. Karena pada saat itu
berdasarkan hasil pengamatan, keadaan tempatnya teduh, lembab, dan jarang
dibersihkan sehingga mikrobiologis dapat tumbuh dengan baik. Jika ada
kerusakan mekanis, maka kerusakan mikrobiologis akan cepat terjadi pada
kondisi seperti itu.
B. Kasus 2 (Selada)
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan yanga ada
diantaranya:
1. Mengikat selada, satu ikatan terdiri dari 2 atau 3 batang saja. Pengikatan dapat
menggunakan tali plastik, tali dari bambu, dan sebagainya. Selanjutnya, selada
yang telah diikat tersebut dimasukkan dalam peti kemas dengan penyusunan
yang rapi hingga penuh, tetapi tidak sampai menyembul keluar. Kemudian
peti kemas ditutup dan diikat dengan tali rafia yang kuat demi menghindari
kerusakan pada helai daun selada.
2. Penyusunan kemasan di dalam pengangkutan harus teratur dan rapi agar
kedudukannya kuat. Sehingga alat pengemas tahan terhadap goncangan
selama pengangkutan dan kerusakan daun selada kerena faktor mekanis dapat
dicegah.
3. Penanganan bongkar muat harus dilakukan dengan hati – hati (tidak kasar).
Sebab perlakuan yang kasar dapat menimbulkan kerusakan pada alat
pengemas maupun barang yang ada di dalamnya.
KESIMPULAN
Survei yang dilakukan di Pasar Gamping dan Pasar Induk Sayur dan Buah
Gamping menunjukkan bahwa masih banyak kerusakan yang terjadi pada produk
hortikultura, khususnya semangka dan selada karena proses penanganan pasca panen
yang salah. Kesalahan selalu diawali saat pengemasan produk dan berlanjut hingga
proses bongkar muat. Kerusakan utama yang hampir dialami oleh produk hortikultura
adalah kerusakan fisiologis seperti lecet, retak, pecah, dan robek. Kerusakan
fisiologis ini nanti akan menyebabkan munculnya kerusakan mikrobiologis apabila
tidak ditangani dengan cara yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Supriati, Y. dan E. Herliana. 2014. 15 Sayuran Organik dalam Pot. Jakarta. Penebar
Swadaya.
LAMPIRAN
Kasus 1