Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Tujuan Praktikum ................................................................................................ 4
C. Langkah Kerja ...................................................................................................... 4
D. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 6
1. Tanaman Jagung ................................................................................................. 6
2. Kadar Lengas Tanah ........................................................................................... 6
B. Hasil dan Pembahasan ......................................................................................... 8
1. Tinggi Tanaman .................................................................................................. 8
2. Jumlah Daun ....................................................................................................... 9
3. Berat Segar Tajuk Tanaman .............................................................................. 10
4. Berat Kering Tajuk Tanaman ............................................................................ 12
5. Berat Segar Akar Tanaman ............................................................................... 13
6. Berat Kering Akar Tanaman ............................................................................. 14
7. Panjang Tajuk Segar ......................................................................................... 15
8. Panjang Akar Segar........................................................................................... 16
KESIMPULAN ............................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18
LAMPIRAN..................................................................................................................... 20
PERHITUNGAN............................................................................................................. 21
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri.
Dalam kehidupan sehari – hari tanah sangat dibutuhkan. Selain sebagai
tempat berpijak, tanah merupakan media tanam bagi tumbuhan. Tanah
terdiri dari empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik,
udara, dan air tanah. Tanah sering dikatakan memiliki fungski yang
multidimensional. Oleh sebab itu sering timbul masalah yang berkaitan
dengan tanah yaitu ketersediaan tanah terbatas sedangkan penggunaan
semakin luas sehingga terjadi penurunan kualitas air tanah. Analisis tanah
dapat berupa pengukuran kimiawi,fisika, dan biologi yang bertujuan untuk
memahami sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman
Dalam suatu pandang tanah sebagai medium untuk pertumbuhan
tanaman, Lengas tanah yang merupakan salah satu sifat fisik tanah sangat
berperan penting dalam menjaga kelembapan tanah. Lengas menyusun dua
per tiga bagian dari pori – pori tanah pada suhu kamar dan menjadi satu
pertiga baguan jika suhu meningkat. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai
kadar lengas sangatlah penting. Lengas tanah adalah air yang terdapat
dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler).
Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan
kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga
menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian
lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan
(Notohadiprabowo, 2006).
Menurut Prasetyo dkk. (2016), sensor kelembapan atau kadar lengas
tanah sangat penting dalam menentukan waktu irigasi suatu tanaman,
kedalaman pembahasan tanah, kedalaman pertumbuhan akar tanaman dan
kecukupan pembahasan tanah. Kadar lengas tanah itu sendiri merupakan air
yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat
matrik, osmosis dan kapiler. Kadar lengas tanah juga sering disebut juga
sebagai kandungan air yang terdapat dalam pori tanah. Untuk menyakan
3
4
satuan kadar lengas ini yaitu dapat berupa persen atau bisa juga persen
pervolume.
Kadar lengas tanah juga berpengaruh terhadap berat kering tanaman
dan pada saat panen. Kadar lengas tanah yang semakin rendah dapat
menyebabkan penurunan berat kering tanaman saat panen (Permanasari dan
Silistyaningsih, 2013). Kandungan uap air dalam tanah sangat penting ,
karena tanah akan terbentuk apabila dalam tanah tersebut terdapat lempung,
koloid organik, garam terlarut yang terakumulasi larut di dalam air.jumlah
air yang terdapat di dalam tanah terikat oleh gaya matriks, gaya osmotik dan
gaya kapiler. Kadar lengas tanah meliputi air dan bahan-bahan yang terlarut
di dalamnya, sedangkan kadar air tanah mengandung pertian air murni yang
ada pada tanah.
Pengukuran kadar lengas tanah dapat digunakan sebagai patogan
usaha budidaya suatu tanaman. Karena tanah merupakan media yang utama
dalam melakukan kegiatan pertanian. Oleh karena itu perlu diadakannya
praktikum pengukuran kadar lengas tanah
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui pengaruh kadar lengas terhadap penyerapan unsur hara
C. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan media tanam dengan mengeringkan tanah sampai kadar
lengasnya mencapai kering mutlak.
2. Siapkan media tanam dengan cara mencampur tanah dengan pupuk
kendang dengan perbandingan 100% tanah, 95% tanah : 5% PPK, 90%
tanah : 10% PPK.
3. Isilah polybag dengan campuran media tanam sebanyak 6 Kg/polybag.
Masing-masing kelompok menyiapkan 3 polybag untuk M1, M2, dan M3.
4. Ambil sampel tanah pada masing-masing campuran media tanam untuk
penetapan kadar lengas awal media tanam dan kadar lengas kapasitas
lapangan.
5. Masing-masing polybag tanamlah 2 benih jagung manis.
5
6
7
menjadi satu per tiga bagian jika suhu meningkat. Oleh karena itu,
pengetahuan mengenai kadar lengas sangatlah penting.
140
GRAFIK TINNGI TANAMAN
120
100 M1 L1
Tinggi cm
80
M2 L1
60
40 M3 L1
20
0
6 12 18 24 30 33
Hari
Berdasarkan grafik tinggi tanaman diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan pertumbuhan pada tanaman. Pada minggu akhir pengamatan,
pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun menunjukan bahwa
perlakukan M1L1 (100% tanah) lebih baik dari dua perlakuan lainnya
dengan tinggi sebesar 127 cm, pada perlakuan M2L1 (95% tanah + 5%
pupuk) sebesar 116 cm dan M3L1 (penambahan 10% pupuk kandang)
sebesar 117 cm. Perbedaan pada setiap perlakuan tersebut diduga karena
komposisi dan pemberian air yang berbeda pada tanaman. Menurut Gardner
Pearce and Mitchell (1991) tinggi tanaman dipengaruhi oleh pembelahan
9
dan pembesaran sel yang terjadi di dalam jaringan meristem ujung, dimana
kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan meristem ujung. Sehingga
kecukupan air menyebabkan proses fisiologi seperti pembelahan dan
pembesaran sel akan berjalan dengan baik (Sri Setyati Harjadi 1993). Lebih
lanjut lagi Joedojono Wiroatmodjo dan Zulkifli (1988) bahan organic dapat
memperbaikii sifat fisik tanah, sehingga memacu pertumbuhan akar
sekaligus dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun,berat basah dan
berat kering total sebesar 8,38%. Tanah atau media yang digunakan dalam
praktikum merupakan tanah subur dan penyiraman yang cukup adalah pada
pelakuan M1L1 sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik
terdapat pada M1L1 (100% tanah) dengan tinggi 127 cm.
2. Jumlah Daun
10
8
Jumlah Daun
M1 L1
6 M2 L1
4 M3 L1
0
6 12 18 24 30 33
Hari
perlakukan M1L1 (100% tanah) lebih baik dari dua perlakuan lainnya
dengan jumlah daun 9 helai, pada perlakuan M2L1 (95% tanah + 5% pupuk)
sebanyak 8 helai dan M3L1 (penambahan 10% pupuk kandang) sebanyak 8
helai. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah pemberian air maka air
tanah lebih tersedia bagi tanaman sehingga proses fisiologis dan morfologis
dapat berjalan dengan baik.
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumya,
pertambahan daun ditentukan oleh ketersediaan air. Air merupakan salah
satu faktor dari suatu proses fotosintesis. Jika air yang dibutuhkan tercukupi,
daun akan melakukan proses fotosintesis yang mengakibatkan pertumbuhan
dan pertambahan jumlah daun meningkat. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Joedojono Wiratmojo dan Zulkifli (1998) bahwa kebutuhan air
yang cukup akan menyebabkan pembukaan stomata dan meningkatkan
penyerapan CO2 untuk proses fotosintesis sehingga pertumbuhan dan
pertambahan jumlah daun meningkat. Namun, apabila kekurangan air maka
dapat menurunkan turgor sel yang berpengaruh pada terhambatnya
pembesaran sel, sehingga tanaman yang menderita kekurangan air
mempunyai ukuran dan jumlah daun yang lebih kecil dibanding tanaman
normal juga akan berpengaruh terhadap pembentukan daun, luas daun dan
jumlah daun (Islami dan Utomo, 1995). Selain dipengaruhi oleh
ketersediaan air, jumlah daun juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara
Nitrogen (N). Unsur hara nitrogen yang diserap tanaman berperan dalam
meningkatkan klorofil daun. Apabila klorifil meningkat maka laju
fotosintesis juga meningkat sehingga akan berpegaruh terhadap
pembentukan jumlah daun pada tanaman jagung.
3. Berat Segar Tajuk Tanaman
Berat segar tajuk tanaman menunjukkan berat total yang
diperoleh dari aktifitas metabolisme selama pertumbuhannya yaitu
terdiri dari total fotosintat yang dihasilkan dan serapan air dalam
tanaman. Berat atau bobot segar tajuk yaitu bobot tanaman setelah
dipanen sebelum tanaman menjadi layu dan kehilangan air serta bobot
segar merupakan bobot tanaman tanpa akar yang menunjukkan hasil
11
80
Berat Segar Tajuk
70
60
M1 L1
Berat (Gram)
50
M2 L1
40
M3 L1
30
20
10
0
Berdasarkan histogram berat segar tajuk tanaman jagung diatas,
terlihat bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap berat segar tajuk tanaman jagung. Berdasarkan histogram
diatas ditemukan perbedaan berat segar tajuk tanaman jagung.
Perbedaan berat segar tajuk pada tanaman jagung tersebut disebabkan
oleh ketersediaan unsur hara yang ada di dalam tanah. Ketersediaan
unsur hara berperan sebagai sumber energi sehingga tingkat kecukupan
hara berperan mempengaruhi biomassa suatu tanaman (Harjadi, 2007).
Berdasarkan histogram diatas, perlakuan M2L1 memberikan hasil bobot
berat yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Bobot segar
tajuk yang tinggi disebabkan oleh tinggi tanaman dan jumlah daun yang
tinggi. Semakin banyak jumlah daun maka akan mengakibatkan bobot
segar tajuk yang tinggi (Darwin 2012). Pemberian pupuk organik juga
mengakibatkan penyerapan unsur hara yang baik oleh tanaman sehingga
daun akan lebih lebar dan proses fotosintesis akan berlangsung dengan
cepat. Hasil fotosintesis ini yang akan digunakan untuk membentuk sel
batang, akar, daun yang akan mempengaruhi bobot segar tajuk.
12
80
Berat Kering Tajuk
70
60
50
Berat Gram
M1 L1
40
M2 L1
30
M3 L1
20
10
0
1 2 3 4
Pengamatan (Hari)
40
Berat Segar Akar
35
30
M1 L1
Berat (Gram)
25
M2 L1
20
M3 L1
15
10
5
0
Berdasarkan histogram diatas, berat segar akar pada tanaman
jagung menunjukkan adanya perbedaan dari setiap perlakuan. Pada
perlakuan M1L1 lebih kecil karena perlakuan ini tidak diberi pupuk
tetapi hanya tanah saja, sehingga pada pertumbuhan akar tidak
maksimal. Sedangkan pada perlakuan M2L1 yang mengandung 95%
tanah dan 5% PPK menghasilkan berat segar akar tertinggi. Pengaruh
tersebut diduga karena kandungan unsur hara N dan P pada pupuk
14
16
Berat kering Akar
14
Berat (Gram) 12
10
M1 L1
8
M2 L1
6 M3 L1
4
2
0
1 2 3 4
Pengamatan (Hari)
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Kajian Fisiologi, 4(1): 31-39
Poerwowidodo. 1995. Metode Selidik Tanah. Surabaya: Usaha Nasional.
Prasetyo, A., E. Firmansyah, dan L. Sutiarso. 2016. Perancangan Dan Pengujian
Unjuk Kerja Sistem Monitoring Kadar Lengas Berbasis Gypsum Block
Untuk Memantau Dinamika Tanah Polietilen, Polistiren Dan Other. Jurnal
Teknologi Technoscientia, 8(2): 100-106.
Ritche, J T. 1980 Climate and Soil Water In Moving Up The Yield Curve. Advace
and Obstacle, Spec. Publ. 39:1-23.
Salisbury, F B., C W, Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Terjemahan Diah
dan Sumaryo. ITB. Bandung.
Suprapto Dan Marzuki, 2005. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Jagung (Zea MaysSaccharata Sturt)
Wiroatmodjo, J., Zulkifli. 1988. Penggunaan Herbisida dab Pembenah Tanah (Soil
conditioner) pada Budidaya Olah Tanam Minuman untuk Tanamann Nilam
(Pogestemon cablin Benth). Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Wulan. 2011. Penentuan Kadar Air Metode Oven.
http://wulaniriky.wordpress.com/2011/01/19/penetapan-kadar-air-metode-
oven-pengeringan (diakses tanggal 4 Januari 2020)
19
LAMPIRAN
Gambar 1. Sampel Tanah Sebelum Oven Gambar 2. Sampel Tanah Setelah Oven
20
PERHITUNGAN
21
L1 = 30,8% x BT km = 30,8 x 6
100
= 1,84 kg/l
L2 = 0,95 x 1,84 = 1,74 kg/l
L3 = 0,90 x 1,84 = 1,65 kg/l
L4 = 0,85 x 1,84 = 1,56 kg/l
L5 = 0,80 x 1,84 = 1,47 kg/l
L6 = 0,75 x 1,84 = 1,38 kg/l
Berat Tanah = 6,41 + 1,84 = 8,25 kg
3. M1L3
Tanah = 6,51 ka
KL Ka = 2%
KL Kl = 37,49%
22