Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN TANAM

ACARA

INDEKS VIGOR PERKECAMBAHAN

Nama : Azzahra Luthfianisa


No. Mahasiswa : 20200210090
Golongan : B2
Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tanggal Praktikum : 26 April 2021
Asisten : Herda Pratiwi
Co-Asisten : Herda Pratiwi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

I. TUJUAN
a. Untuk mengetahui Index Vigor dankoefisien perkecambahan suatu benih
b. Membiasakan dengan konsep matematis Index Vigor benih
II. ALAT DAN BAHAN
- Benih Kedelai, Padi atau Jagung yang baru dan lama
- Kertas Filter
- Pasir
- Air
- Kapas
- Bak perkecambahan
- Petridish

III. LANGKAH KERJA


1. Siapkan benih yang akan diuji, lalu kecambahkan diatas media, masing-masing
sebanyak 100 butir dengan ulangan 4 kali
2. Amati Percobaan anda setiap hari selama 7 hari, hitung benih yang berkecambah
(ambil). Kriteria benih yang berkecambahsetelah keluar akar sepanjang kira-kira 5
mm.
3. Hitung Index Vigor dan Coefisient Germination dengan rumus di atas.

IV. DATA HASIL PENGAMATAN

A. Jagung lama
Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke-
CG IV
l 1 2 3 4 5 6 7
1 0 21 0 2 3 0 0 40 11,6
2 4 8 3 7 6 0 0 32,18 11,95
3 0 8 17 3 2 0 0 33,7 10,81
4 0 20 7 2 1 0 0 40,54 13,03
Rata-rata 36,6 11,84

B. Jagung baru

Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke-


CG IV
1 2 3 4 5 6 7
l
1 0 10 19 1 0 0 0 37,03 11,58
2 0 0 24 4 0 0 0 31,81 9
3 0 16 14 0 0 0 0 40,54 12,66
4 0 19 6 0 0 0 0 44,64 11,5
Rata-rata 38,5 11,18

C. Kedelai lama

Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke-


CG IV
1 2 3 4 5 6 7
l
1 0 20 1 3 0 0 1 40,32 11,22
2 3 3 4 5 2 0 0 33,33 7,48
3 0 4 11 7 5 1 0 28 8,58
4 0 10 0 20 0 0 0 30 10
Rata-rata 32,91 9,32

D. Kedelai baru

Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke-


CG IV
1 2 3 4 5 6 7
l
1 0 19 7 2 0 1 0 39,72 14,16
2 0 4 20 4 0 0 0 34,56 9,41
3 0 30 0 0 0 0 0 50 15
4 0 18 7 0 0 0 0 43,85 11,33
Rata-rata 42,02 49,9
E. Padi lama

Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke-


CG IV
1 2 3 4 5 6 7
l
1 0 0 3 30 0 0 6 22,8 9,28
2 0 1 1 9 11 4 0 21,6 5,95
3 0 0 1 12 11 6 0 21,12 4,86
4 0 2 9 24 0 0 0 27,55 10
Rata-rata 23,26 7,52

F. Padi baru

Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke-


CG IV
1 2 3 4 5 6 7
l
1 0 14 11 24 1 0 0 18,51 16,86
2 0 0 8 20 12 7 0 22,81 11,23
3 0 11 37 2 0 0 0 35,46 18,33
4 0 25 10 5 0 0 0 40 17,08
Rata-rata 29,19 15,87

V. PERHITUNGAN
1. Jagung Lama
100 ( A 1+ A 2+ A 3+ ⋯ … … … . An )
 CG = ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+ A 3 T 3 … … … AnTn ¿
100 ( 21+2+3 ) 100 ( 26 ) 2600
1) = = = 65 = 40
(21.2+2.4+ 3.5) (42+ 8+15)
100 ( 4+ 8+3+7+ 6 ) 100 ( 28 ) 2800
2) = = = 87 = 32,18
(4.1+ 8.2+ 3.3+7.4+6.5) (4+16+ 9+28+30)
100 ( 8+17 +3+2 ) 100 ( 30 ) 3000
3) = = = 89 = 33,7
(8.2+17.3+3.4 +2.5) (16+51+12+10)
100 ( 20+7 +2+1 ) 100 ( 30 ) 3000
4) = = = 74 = 40,54
(20.2+7.3+2.4 +1.5) (40+21+8+5)
40+32,18+33,7+ 40,54
Rata-Rata = = 49,97
4
G1 G2 G3 Gn
 IV = D1 + D2 + D 3 +… , Dn
21 2 3 210+10+12 232
= 2 + 4 + 5= 20
=
20
=11,6

4 8 3 7 6 240+240+60+105+72 717
= 1 + 2+ 3 + 4 +5= 60
=
60
=11,95

8 17 3 2 240+340+45+ 24 649
= 2+ 3 + 4 + 5= 60
=
60
=10,81

20 7 2 1 600+ 140+30+12 782


= 2 + 3 + 4 + 5= 60
=
60
=13,03

2. Jagung baru
100 ( A 1+ A 2+ A 3+ ⋯ … … … . An )
 CG = ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+ A 3 T 3 … … … AnTn ¿

100 ( 10+19+1 ) 3000


= =
81
=37,03
( 10× 2 )+ ( 19× 3 ) + ( 1× 4 )

100 ( 24+ 4 ) 2800


= =
88
=31,81
( 24 ×3 ) + ( 4 × 4 )

100 (16 +14 ) 3000


= = =40,54
( 16× 2 ) + ( 14 ×3 ) 74

100 (19+ 6 ) 2500


= =
56
=44,64
( 19× 2 )+ ( 6 ×3 )

G1 G2 G3 Gn
 IV = + + +… ,
D1 D2 D 3 Dn
10 19 1 60+76+3 139
= + + = = =11,58
2 3 4 12 12
29 4 96+12 108
= + = = =9
3 4 12 12
16 19 96+56 152
= + = = =12,66
2 3 12 12
19 6 114 +24 138
= + = = =11,5
2 3 12 12
3. Kedelai lama
100 ( A 1+ A 2+ A 3+ ⋯ … … … . An )
 CG = ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+ A 3 T 3 … … … AnTn ¿

100 ( 20+1+3+1 ) 2500


= =
62
=40,32
( 20× 2 ) + ( 1× 3 ) + ( 3 ×4 ) + ( 1× 7 )

100 ( 3+3+ 4+5+ 2 ) 1700


= =
51
=33,33
( 3× 1 )+ ( 3× 2 ) + ( 4 × 3 ) + ( 5 × 4 ) + ( 2 ×5 )

100 ( 4+11+ 7+5+1 ) 2800


= = =28
( 4 × 2 )+ ( 11× 3 ) + ( 7 × 4 ) + ( 5 ×5 )+ (1 ×6 ) 100

100 ( 10+20 ) 3000


= = =30
( 10× 2 )+ ( 20× 4 ) 100

G1 G2 G3 Gn
 IV = + + +… ,
D1 D2 D 3 Dn

20 1 3 1 1680+66+ 126+34
= 2 + 3+ 4 + 7= 168
=11,22

3 3 4 5 2 180+90+80+ 75+24
= 1+ 2 + 3 + 4 + 5= 60
=7,48

4 11 7 5 1 120+220+105+60+10
= 2 + 3 + 4 +5 + 6= 60
=8,58

10 20 40+ 40
= 2 + 4 = 8 =10

4. Kedelai baru

100 ( A 1+ A 2+ A 3+ ⋯ … … … . An )
 CG = ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+ A 3 T 3 … … … AnTn ¿
100 ( 19+7+ 2+ 1 ) 2900
= = =39,72
( 19× 2 )+ ( 7 ×3 ) + ( 2 × 4 ) + ( 1 ×6 ) 73

100 ( 4 +20+ 4 ) 2800


= = =34,56
( 4 × 2 )+ ( 20× 3 ) + ( 4 ×4 ) 84

100 ( 30 ) 3000
= = =50
(30 × 2 ) 60

100 (18+ 7 ) 2500


= = =43,85
( 18× 2 )+ ( 7 ×3 ) 57

G1 G2 G3 Gn
 IV = + + +… ,
D1 D2 D 3 Dn

19 7 8 1 570+140+ 30+ 10
= + + + = =14,16
2 3 4 6 60

4 20 4 24+80+ 12
= + + = =9,41
2 3 4 12

30
= ¿ 15
2

18 7 54 +14
= + = =11,33
2 3 6

5. Padi lama
100 ( A 1+ A 2+ A 3+ ⋯ … … … . An )
 CG = ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+ A 3 T 3 … … … AnTn ¿

100 ( 3+30+ 6 ) 3900


= = =22,8
( 3× 3 ) + ( 30 × 4 ) + ( 6 ×7 ) 171

100 ( 1+1+9+11 +4 ) 2600


= = =21,6
( 1× 2 )+ (1 ×3 )+ ( 9× 4 ) + ( 11×5 ) + ( 4 ×6 ) 120

100 ( 1+12+11+6 ) 3000


= = =21,12
( 1× 3 )+ ( 12× 4 )+ (11 × 5 ) + ( 6 ×6 ) 142

100 ( 2+9+24 ) 3500


= = =27,55
( 2× 2 )+ ( 9 ×3 ) + ( 24 × 4 ) 127
G1 G2 G3 Gn
 IV = + + +… ,
D1 D2 D 3 Dn

9 30 6 78+ 630+72
= + + = =9,28
3 4 7 84

1 1 9 11 4 30+ 20+ 135+132+ 40


= + + + + = =5,95
2 3 4 5 6 60

1 12 11 6 20+180+132+60
= + + + = =4,86
3 4 5 6 60

2 9 24 12+36+ 72
= + + = =10
2 3 4 12

6. Padi baru
100 ( A 1+ A 2+ A 3+ ⋯ … … … . An )
 CG = ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+ A 3 T 3 … … … AnTn ¿

100 ( 14+ 11+24+1 ) 5000


= = =18,51
( 14 ×2 ) + ( 11×3 )+ ( 24 × 4 ) + ( 1 ×5 ) 162

100 ( 8+ 20+12+7 ) 4700


= = =22,81
( 8 ×3 ) + ( 20 × 4 ) + ( 12 ×5 ) + ( 7 × 6 ) 206

100 ( 11+37+ 2 ) 5000


= = =35,46
( 11× 2 ) + ( 37 ×3 ) + ( 2 × 4 ) 141

100 ( 25+10+5 ) 4000


= = =40
( 25× 2 ) + ( 10× 3 ) + ( 5 × 4 ) 100

G1 G2 G3 Gn
 IV = + + +… ,
D1 D2 D 3 Dn

14 11 24 1 420+220+360+12
= + + + = =16,86
2 3 4 5 60

8 20 12 7 160+300+144+70
= + + + = =11,23
3 4 5 6 60

11 37 2 66+ 148+6
= + + = =18,33
2 3 4 12
25 10 5 150+ 40+ 15
= + + = =17,08
2 3 4 12

VI. PEMBAHASAN
Pada benih yang bermutu memiliki vigor tinggi yang akan memberikan respons
yang positif terhadap input agronomi seperti pupuk sehingga mampu mencapai
produksi maksimum. Vigor benih adalah sejumlah aktivitas dan performansi suatu lot
benih untuk dapat berkecambah dalam lingkungan pertumbuhan yang luas. Untuk
mengetahui vigor benih dapat dilakukan dengan melakukan pengujian vigor. Tujuan
uji vigor adalah memberikan informasi tentang kemampuan tumbuh dalam kondisi
lingkungan yang luas , merupakan tambahan informasi selain uji daya berkecambah
yang standar.
Benih bervigor tinggi merupakan resultan dari faktor innate (genetik) dan
induced (lingkungan). Mugnisjah dan Setiawan (2004) menyatakan bahwa
pertanaman untuk memproduksi benih harus tumbuh dalam lingkungan optimum.
Salah satu faktor lingkungan tersebut adalah ketersediaan unsur hara yang tercukupi.
Menurut Yuniarti et al. (2014) vigor benih dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai
dari ketika benih masih berada di tanaman induk sampai pemanenan, pengolahan,
ketika dalam transportasi, sampai sebelum ditanam. Ilyas (2012) menambahkan
bahwa vigor benih juga dipengaruhi oleh proses dan cara benih dikeringkan,
dibersihkan, disortir dan dikemas di unit pengolahan benih (seed processing), serta
cara dan kondisi penyimpanan benih.
Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap
serangan hama penyakit, cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan
tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan
tumbuh yang sub optimal (Sudjadi, 2006), sedangkan menurut Artola et al. (2003)
vigor yang rendah akan menghasilkan pohon yang buruk.
Vigor benih dalam hitungan viabilitas absolut merupakan indikator viabilitas
benih yang menunjukkan benih dapat tumbuh dengan kuat dalam kondisi lapang dan
sub optimum. Tolak ukur kecepatan tumbuh yang mengindikasikan vigor kekuatan
tumbuh adalah karena benih yang cepat tumbuh dan mampu menghadapi kondisi
lapang dan sub optimum. Menurut Arsyad (2004), kemampuan benih
mempertahankan kecepatan tumbuh selama periode simpan dapat menunjukkan
bahwa benih tersebut memiliki kekuatan tumbuh yang tetap tinggi dan benih tersebut
dapat memperlambat laju kemunduran benih. Kehilangan vigor dapat dianggap
sebagai tahap perantara dari benih yang hidup, terjadi diantara awal dan akhir proses
kemunduran. Sangat sulit untuk mengukur kemunduran vigor. Metode yang
digunakan untuk mengukur vigor adalah metode yang berdasar pada pengukuran
yang berhubungan dengan daya kecambah (Justice and Louis, 1990).

Jika dilihat hasil pengamatan benih baru lebih bagus perkecambahannya


dibanding dengan benih lama. Ada beberapa hal menyebabkan mutu benih menjadi
menurun, salah satunya kadar air yang tidak tepat selama periode penyimpanan, hal
ini akan meningkatkan laju deteriorasi, maka viabilitas dan vigor benih menurun
(Hendarto, 2005). Benih lama mengalami kemunduran sebab telah mengalami proses
penyimpanan. (Ragarnatha et al, 2014) menyatakan tingkat vigor awal benih tidak
dapat dipertahankan, dan benih yang disimpan selalu mengalami proses kemunduran
mutunya secara kronologis selama proses penyimpanan. Kemunduran benih adalah
proses penurutan mutu dari benih secara berangsur dan tidak dapat balik
(irreversible) karena terjadi perubahan fisiologis yang disebabkan dari faktor dalam.
Proses penuaan dan mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan
daya berkecambah dari benih dalam kondisi lapang.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tujuan dilakukannya uji vigor adalah memberikan informasi tentang kemampuan
tumbuh dalam kondisi lingkungan yang luas , merupakan tambahan informasi selain
uji daya berkecambah yang standar. Vigor benih dapat dipengaruhi oleh proses dan
cara benih dikeringkan, dibersihkan, disortir dan dikemas di unit pengolahan benih
(seed processing), serta cara dan kondisi penyimpanan benih.
DAFTAR PUSTAKA

Nisak, Zahrotun, Laila Eka Farida, Darmawan Saptadi, Respatijarti Jurusan, Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl Veteran, and Jawa Timur. n.d. “UJI VIGOR
DAN VIABILITAS BENIH DUA KLON KARET (Hevea Brasiliensis Muell Arg.) PADA
BEBERAPA PERIODE PENYIMPANAN SEED VIGOR AND VABLITY TEST OF
TWO CLONES OF RUBBER (Hevea Brasiliensis Muell Arg.) AT SOME STORAGE
PERIOD.” Jurnal Produksi Tanaman 5(3):484–92.
Shari, Parmitha, Yayuk Nurmiaty, and Niar Nurmauli. 2013. “Pemupukan Npk Majemuk Pada
Umur Simpan Dua Bulan.” 1(2):183–88.
Tustiyani, Isna, Rama Adi Pratama, and Dadi Nurdiana. 2016. “Pengujian Viabilitas Dan Vigor
Dari Tiga Jenis Kacang-Kacangan Yang Beredar Di Pasaran Daerah Semarang, Garut.”
Jurnal Agroekotek 8(1):16–21.
Zahrotun Nisak, Laila Eka Farida ;. Darmawan Saptadi ;. Respatijarti. n.d. “UJI VIGOR DAN
VIABILITAS BENIH DUA KLON KARET (Hevea Brasiliensis Muell Arg.) PADA
BEBERAPA PERIODE PENYIMPANAN.” Retrieved May 6, 2021
(https://media.neliti.com/media/publications/190720-ID-uji-vigor-dan-viabilitas-benih-dua-
klon.pdf).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai