Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

ACARA X PEMBENTUKAN AKAR PADA TURUS BATANG DAN


DAUN

Nama : Salma Hana Faizah


No. Mahasiswa : 20200210161
Gol / Kel : Agroteknologi D
Asisten : Deta Dwi
CoAsisten : Delvika Sitinuraeni

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
A. IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Salma Hana Faizah
No. Mahasiswa : 20200210161
Gol / Kel : Agroteknologi D
Asisten : Deta Dwi
CoAsisten : Delvika Sitinuraeni

B. TUJUAN
Mengetahui dediferensiasi pada turus batang dan daun.

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan :
- Kertas saring
- Pasir
- Daun begonia
- Alkohol
- IBA dan atonik
- Air
- Aquadest
- Turus batang
Alat :
- Bak plastik besar
- Tabung reaksi
- Gelas piala/erlenmeyer
- Alat timbang
- Pisau silet
- Pinset
- Petridish

D. CARA KERJA

1. Bagi kertas saring menjadi 5 bagian.


2. Potong daun, pada bagian tulang daun diikutsertakan pada potongandengan
ukurankira kira 1 kali 1 cm.
3. Usahakan tulang daun tersentuh dengan kertas saring.
4. Berikan larutan masing, dan ada juga campuran dari kedua larutan dengan
perbandingan 1:1 ml. dan banyak larutan keseluruhannya adalah 10 ml, dan
pemeberiannya secara bertahap dimana hari pertama ditetsi sebanyak 3 ml.
kemudian tutup dan amati setiap hari. Amati kapan waktu tumbuhnya akar dari
daun tersebut, dan amati umlah akar pada hari terakhir.
5. Turus batang
6. Ambil larutan sebanyak 9 ml.
7. Masukan turus dengan cara dijepit dengan busa secara hati hati ke dalam tabung,
berikan label.
8. Amati selama seminggu, kapan munculnya akar dan jumlahnya berapa

E. HASIL PENGAMATAN
1. Saat muncvul akar, jumlah akar dan panjang akar tiap turus daun pada
berbagai kadar ZPT

Perlakuan Saat muncul akar Jumlah akar Panjang akar (cm)


(ppm) 1 2 3 4 X 1 2 3 4 X 1 2 3 4 X
Aquades - - - - - - - - - - - - - - -
IBA - - - - - - - - - - - - - - -
Atonik - - - - - - - - - - - - - - -
IBA+Atoni - - - - - - - - - - - - - - -
k

Keterangan: untuk turus pada daun pada praktikum tahun lalu tidak mengalami
pertumbuhan, silakan dipelajari mengenai turus pada daun sebagai
pembahasan pada laporan ini. Cari apa saja penyebab tumbuh atau
tidaknya turus pada daun dikaitkan dengan perlakuan pada
praktikum ini.

2. Saat muncvul akar, jumlah akar dan panjang akar tiap turus batang pada
berbagai kadar ZPT

Perlakuan Saat muncul akar Jumlah akar Panjang akar (cm)


(ppm) 1 2 3 4 X 1 2 3 4 X 1 2 3 4 X

Aquades 2 3, 0,
2 5 6 4 7 8 5 4 6 1,9 0,6 1,75
7 8
IBA 4 - - - 4 9 - - - 2,25 0, - - - 0,05
2
Atonik 3, 0,
6 6 5 - 6 6 4 15 - 6,25 0,5 - 1,45
5 6
IBA+Atoni 0,
k - 5 6 6 6 - 8 34 22 16 - 0,5 0,2 0,25
3

F. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks. Secara sederhana
pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai ” suatu proses vital yang
menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman atau bagiannya
dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya”. Pertumbuhan tanaman
setidaknya menyangkut beberapa fase/proses diantaranya (Afzal, Irfan. 2011):
1.Fase pembentukan sel
2.Fase perpanjangan dan pembesaran sel
3.Fase diferensiasi sel
Semua fase atau prose pertumbuhan tanaman tentu akan dipengaruhi atau ditentukan
oleh faktor-faktor pertumbuhan. Beberapa faktor pertumbuahan yang cukup
mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman adalah (Afzal, Irfan 2011) :
Persediaan makanan/unsur hara
Ketersediaan makanan/unsur hara dari kandungan alamiah tanah setempat atau hasil
pemupukkan, sebagai salah satu bahan baku untuk pertumbuhan tanaman mutlak
diperlukan .
1. Ketersediaan air
Air merupakan syarat untuk dapat terjadinya semua kegiatan metabolisme (proses)
tanaman.
2. Cahaya matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan sebagian sumber energi untuk melakukan proses
fotosintesis bagi tanaman.
3. Suhu udara
Suhu mempengaruhi kandungan air pada tubuh tanaman. Secara umum kisaran suhu
untuk dapat terjadinya proses pertumbuahan antara 4§ C hingga 450 C dan suhu
optimumnya antara 280 C hingga 330 C.
4. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk proses respirasi guna menghasilkan energi untuk proses
pertumbuhan.
5. Hormon pertumbuhan.
Hormon tumbuhan adalah senyawa-senyawa dalam jumlah yang kecil yang turut
mengatur proses pertumbuhan.

Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem
apikal (ujung akar dan batang). Gustini, Dessi 2012) pertama kali menemukan auksin
pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa. Istilah auksin pertama kali
digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan
pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat
terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung
auksin. Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA).
Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon
auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis
kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan,
dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis
tumbuhan dikotil. Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di
antaranya adalah perkembangan buah, dominansi apikal (pertumbuhan ujung pucuk
suatu tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di batang sebelah
bawah), Absisi dan Pembentukan akar adventif (Ardisela, Dawud. 2010).
Kejadian di dalam alam stimulasi auxin pada pertumbuhan celeoptile ataupun pucuk
suatu tanaman, merupakan suatu hal yang dapat dibuktikan. Praktek yang mudah
dalam pembuktian kebenaran diatas dapat dilakukan dengan Bioassay method yaitu
dengan the straight growth tets dan curvature Menurut (Howard, D.2009),
Indoleacetaldehyde. Diidentifikasikan test sebagai bahan auxin yang aktif dalam
tanaman, selanjutnya ia mengemukakan bahwa zat kimia tersebut aktif dalam
menstimulasi pertumbuhan kemudian berubah menjadi IAA. Perubahan tersebut
adalah perubahan dari Trypthopan menjadi IAA Tryptamine sebagai salah satu zat
organik, merupakan salah satu zat yang terbentuk dalam biosintesis IAA. Dalam hal ini
perlu dikemukakan dalam tanaman fanili Cruciferae dan merupakan zat yang dapat
dikelompokan ke dalam auxin zat tersebut atas bantuan enzym nitrilase dapat
membentuk auxin. Ahli lainnya) menerangkan bahwa Indoleacetonitrile yang terdapat
pada tanaman, terbentuk dari Glucobrassicin atas aktivitas enzym Myrosinase. Dan zat
organik lain (Indoleethanol) yang terbentuk dari Trypthopan dalam biosin. Thesis IAA
adalah atas bantua bakteri Hasil penelitian terhadap metabolisme auxin menunjukan
bahwa konsentrasi auxin di dalam tanaman mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi IAA ini adalah Sintesis Auxin,
Pemecahan Auxin dan In-aktifnya IAA sebagai akibat proses pemecahan molekul.
Auxin sebagai salah satu hormon tumbuh bagi tanaman mempunyai peranan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Muljana, Wahju. 2003).
Adapun peranan auksin adalah (Sandi, Y.O. 2013).
1. Pengembangan Sel
Adanya pertumbuhan yg cepat, meningkatkan permeabilitas sel (kehadiran auksin
meningkatkan masuknya difusi air), fase pertumbuhan ada dua yaitu fase pembelahan
dan vase pelebaran (ada pada fase vakualisasi. Pada fase pelebran sel selain mengalami
keregangan juga mengalami penebalan dalam pembentukkan material-amaterial dd sel
baru, auksin menghalangi ion Ca2+ dalam pengerasan dd sel/ pektinase, sehingga
dinding sel menjadi lunak.
2. Fototropisme
Sel yang tidak tersinari kandungan auksinnya lebih tinggi, maka akan terjadi
pembengkokan menuju arah sinar. apabila bag koleoptil disinari.
3. Geotropisme,
Transportasi auksin kearah bawah akibat pengaruh geotropisme., tan yag diletakkkan
mendatar, bag bawahnya mengandung auksin lebih tinggi.
4. Apical dominant
Apabila pucuk daun dibuang, maka akan mendoron pertumbuhan tunas
laterall/samping
5. Perpanjangan akar
Apabila akar di bang tidak akan mempengaruhi pertumbuhan akar. Pemberian auksin
yang tinggi akan menghambat pemanjangan akar, tetapi meningkatkan jumlah akar.
6. Pertumbuhan batang (stem growth)
Bila ujung koleoptil di buang, opertumbuhan berhenti, kandungan auksin tertinggi di
pucuk.
7. Partenocarpy (pembnetukan buah tanpa biji)
Pertumbuhan ddg ovary dapat dirangsang dengan adanya auksin
8. Pertumbuhan buah
Pemberian auksin dapat memperbesar ukuran buah, pertumbuahan buah bisa lebih
cepat.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu
protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke
dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa
ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan
kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis (Nurwardani, Paristiyanti.
2008).

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum pertumbuhan akar pada turus daun (begonia) dan turus
batang menggunakan perlakuan yang sama, yaitu aquades sebagai kontrol,
IBA, Atonik dan IBA+Atonik. Setelah dilakukan pengamatan selama
seminggu tidak terjadi petumbuhan akar pada turus daun disetiap perlakuan. Hal
tersebut terjadi karena disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang
menyebabkan kegagalan praktikum pada kali ini. Faktor lingkungan bisa menjadi
penyebabnya, dimana temperatur suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan
lainnya juga dapat berpengaruh terhadap hormon untuk merangsang
pertumbuhan akar.

Sedangkan pada pertumbuhan turus batang, akar dapat tumbuh pada setiap
perlakuan. Pada perlakuan aquades atau kontrol rerata daun muncul pada
hari keempat didapatkan data rerata jumlah akar 6, dan rerata panjang akar
1,75 cm. Pada perlakuan IBA didapatkan data rerata daun muncul pada hari
keempat, dengan rerata jumlah akar 2,25, dan rerata panjang akar 0,05 cm. Pada
perlakuan atonik didapatkan data rerata daun muncul pada hari keenam,
dengan rerata jumlah akar 6,25, dan rerata panjang akar 1,45 cm. Pada
perlakuan IBA+Atonik didapatkan data rerata daun muncul pada hari keenam,
dengan rerata jumlah akar

16, dan rerata panjang akar 0,25 cm. Hal ini didukung dengan terori Trisna, dkk.
(2013) yang menyatakan bahwa hormon atau enzim yang terkandung dalam
tanaman dan juga dapat dipengaruhi oleh kondisi morfologi dari tanaman
tersebut. Karena ZPT yang diberikan pada tanaman dalam jumlah tertentu
bukan hanya bisa mendukung pertumbuhan tanaman tetapi juga bisa
menyebabkan peng- hambatan atau perubahan proses fisiologis tanaman
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulka, Kadar zpt dan perlakuan aquades tidak
mempengaruhi pertumbuhan akar pada turus daun, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor
lingkungan yang kurang mendukung atau ada kesalahan dari praktikan dalam
melaksanakan praktikum. dan pada turus batang didapati hasil nyata bahwa kadar zpt
dapat mempengaruhi pertumbuhan akar pada batang.

DAFTAR PUSTAKA

Anatomi, B., Hasanah, F. N., & Setiari, N. (2007). Pembentukan Akar pada Stek Batang
Nilam (Pogostemon cablin Benth.) setelah direndam Iba (Indol Butyric Acid) pada
Konsentrasi Berbeda. Anatomi Fisiologi, XV(2), 1–6.
https://doi.org/10.14710/baf.v15i2.2566

Kemendiknas. (2013). Kompetensi Dasar SMA/MA.

Sugihsantosa. (2009). Pedoman Tek nologi Benih . Pembimbing Masa. Bandung. Trisna,

N., Husain U. & Irmasari. (2013). Pengaruh berbagai Jenis Zat Pengatur

Tumbuh terhadap Pertumbuhan Stump Jati (Tectona grandis L.F) . Warta


Rimba. 1(1) : 1-9.

Yogyakarta, 18 Juni 2021


Asisten Praktikan
( Deta Dwi ) (Salma Hana Faizah)

Anda mungkin juga menyukai