Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN TANAM


ACARA
PENGARUH KEMASAKAN BUAH

Nama : Muhammad Luthfi Mudhoffar


No. Mahasiswa : 20190210152
Golongan : D1/3
Kelompok : 1. Karunia Salsabila
2. Auliya Rizani
3. Naufal Hariz
4. Novita Panca Anggita
Tanggal Praktikum : 14 Juli 2020
Asisten : M. Burhanuddin Irsyadi, S.P.
Co-Asisten : Ainudin Al Hazmi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020

I. TUJUAN
Mengetahui pengaruh tingkat kemasakan buah terhadap mutu benih yang
dihasilkan.
II. ALAT DAN BAHAN
- Cabai (hijau, hijau-merah, & merah)
- Aquadesh
- Petridish
- Kertas saring
- Bak perkecambahan
- Pasir

III. LANGKAH KERJA


Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Belah cabai kemudian pisahkan biji dengan daging buah.

Ambil 60 bibit untuk ditanam pada petridish dan bak perkecambahan


dari masing-masing tingkat kemasakan.

Basahi kertas saring yang berada didalam petridish. Tanam sejumlah 30


benih untuk setiap tingkat kemasakan. Lalu tutup petridish.

Buat garis pada pasir di bak perkecambahan kemudian tanam sejumlah


30 benih untuk setiap tingkat kemasakan. Siram.

Amati selama 7 hari.

IV. DATA HASIL PENGAMATAN


A. DATA KELOMPOK
1. Jumlah benih berkecambah setiap hari
Jumlah benih berkecambah pada hari ke-
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
Perlakuan
B B B B B P P
PD PD PD PD PD BP BP PD BP
P P P P P D D
Belum Masak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(Hijau)
Masak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Fisiologis
(Hijau-
Merah)
Lewat Masak 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 3 8 5 7 10 17
(Merah)
Keterangan:
PD= Petridish
BP= Bak Pasir
2. Data pengamatan hari ke-7
Tingkat kemasakan buah cabai
Parameter
Hijau Hijau-Merah Merah
Daya tumbuh (PD) 0% 0% 33,33 %
CG (PD) 0 0 15,87
KB (first count) (PD) 0 0 0
Pemunculan bibit (%) (BP) 0% 0% 56,7%
Tinggi bibit (cm) (BP) 0 0 3,5 cm

B. DATA ANALISIS (GABUNGAN)


1. Daya tumbuh (%)
Ulangan/Kelompok
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 4
Hijau 0% 0% 0% 0% 0%
Hijau-Merah 16,66% 0% 30% 50% 24%
Merah 26,66 % 33,33% 0% 10% 17%

2. Coefisien of Germination (CG)


Ulangan/Kelompok
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 4
Hijau 0 0 0 0 0
Hijau-Merah 17,24 0 14,75 20,27 13,07
Merah 18,6 15,87 0 16,7 12,79

3. Kecepatan Berkecambah (KB)


Ulangan/Kelompok
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 4
Hijau 0 0 0 0 0
Hijau-Merah 0 0 0 0,2 0,05
Merah 0 0 0 0 0

4. Pemunculan Bibit (%)


Ulangan/Kelompok
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 4
Hijau 0% 0% 0% 0% 0%
Hijau-Merah 0,866% 0% 13,33% 17% 7,80%
Merah 1,509% 2,73% 0% 0% 1,06%

5. Tinggi Bibit (cm)


Ulangan/Kelompok
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 4
Hijau 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0
Hijau-Merah 0 cm 0 cm 2,15 cm 1,9 cm 1,01
Merah 1,5 cm 3,5 cm 0 cm 0 cm 1,25

V. PERHITUNGAN
1. Perlakuan Belum Masak (Hijau)
0
 DK = ×100 %=0 %
30
100(0+0+ 0+0+0+ 0+0) 0
 CG= = =0
0+ 0+0+0+ 0+0+0 0
Jumlah benihberkecambah ( bak pasir )
 Permunculan Bibit = × 100 %
Jumlah benih yang dikecambahkan
0
¿ ×100 %=0 %
30
2. Perlakuan Masak Fisiologis (Hijau-Merah)
0
 DK = ×100 %=0 %
30
100(0+0+ 0+0+0+ 0+0) 0
 CG= = =0
0+ 0+0+0+ 0+0+0 0
Jumlah benihberkecambah ( bak pasir )
 Permunculan Bibit = × 100 %
Jumlah benih yang dikecambahkan
0
¿ ×100 %=0 %
30

3. Perlakuan Lewat Masak (Merah)


10
 DK = ×100 %=33,33 %
30
100(0+0+ 0+0+2+3+5) 1000
 CG= = =15,87
0+0+ 0+0+10+18+ 35 63
Jumlah benihberkecambah ( bak pasir )
 Permunculan Bibit = × 100 %
Jumlah benih yang dikecambahkan
17
¿ ×100 %=56,7 %
30

VI. PEMBAHASAN
Saat benih masak fisiologi dapat diketahui melalui ciri-ciri dari buah dan
benih. Buah cabai merupakan buah berdaging tipe beri atau buni, hal ini
mengakibatkan ketika benih cabai mencapai masak fisiologi dapat ditandai dari
perubahan warna pada daging buahnya. Warna daging buah cabai biasanya
mengalami perubahan dari warna hijau pada waktu masih muda menjadi hijau tua
coklat dan merah pada waktu masak. Tingkatan cabang tanaman diduga memiliki
pengaruh terhadap lamanya waktu mencapai kemasakan buah dan benih. Peneliti-
an Ibrahim & Oladiran (2011) pada tanaman cabai menunjukkan bahwa, benih-
benih yang diperoleh dari buah yang berada pada posisi cabang lebih tinggi
berkualitas rendah, pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian dari
Ritonga (2013) yang menunjukkan bahwa buah cabai yang berada pada cabang
yang lebih atas (cabang ke 13-17) memiliki ukuran dan bobot buah yang rendah.
Pada praktikum pengaruh kemasakan buah kali ini menggunakan tiga
macam tingkat kemasakan pada cabai, yaitu belum masak ditandai dengan warna
hijau pada cabai, masak fisiologis yang ditandai dengan warna hijau-merah, dan
lewat masak yang ditandai dengan warna merah. Setelah benih dipisahkan dengan
daging buahnya, kemudian benih ditanam pada media kertas saring yang diletakan
didalam petridish dan juga pada media pasir di bak perkecambahan. Parameter
yang diamati yaitu jumlah benih yang berkecambah setiap harinya selama 7 hari.
Perubahan fisiologi pada proses pemasakan buah cabai akan berdampak
pada hasil dan mutu benih. Cavero et al. (1994) menjelaskan, persentase per-
kecambahan benih dari cabai yang setengah masak lebih rendah dibandingkan
dengan cabai yang telah masak penuh atau lewat masak. Menurut Wijaya (2014),
daya berkecambah tertinggi benih diperoleh dari buah yang merah penuh. Batin
(2011) menyatakan dalam penelitiannya tentang benih jarak pagar (Jatropha
curcas), benih yang diambil dari buah muda (hijau) belum masak, sehingga
menghasilkan perkecambahan yang rendah dan lambat. Menurut Blay et al.
(1999), penentuan waktu panen yang tepat sangat berpengaruh terhadap mutu
suatu benih. Wijaya (2014) menegaskan, perkecambahan akan rendah jika buah
dipanen terlalu muda, dan apabila buah terlambat dipanen, maka benih tidak akan
dapat digunakan, karena viabilitasnya sudah menurun.

VII.KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kemasakan buah
sangat mempengaruhi kualitas serta mutu dari benih yang akan digunakan untuk
perkecambahan. Perkecambahan akan rendah jika buah dipanen terlalu muda,
begitu pun apabila buah terlambat dipanen, maka benih tidak akan dapat
digunakan, karena viabilitasnya sudah menurun.
Kuningan, 19 Juli 2020
Praktikan

(M Luthfi Mudhoffar)

DAFTAR PUSTAKA
Batin, C. B. (2011). Seed germination and seedling performance of Jatropha
Curcas l. Fruit based on color at two different seasons in Northern
Philippines. In International Conference on Environment and BioScience
IPCBEE (Vol. 21, pp. 94-100).

Blay, E. T., Danquah, E. Y., & Ababu, A. (1999). Effect of time of harvest, stage
of fruit ripening, and post-harvest ripening on seed yield and germinability
of local garden egg (Solanum gilo Radii). Ghana Journal of Agricultural
Science, 32(2), 159-167.

Cavero, J., Ortega, R. G., & Zaragoza, C. (1995). Influence of fruit ripeness at the
time of seed extraction on pepper (Capsicum annuum) seed
germination. Scientia horticulturae, 60(3-4), 345-352.

Ibrahim, H., & Oladiran, J. A. (2011). Effect of fruit age and position on mother-
plant on fruit growth and seed quality in okra (Abelmoschus esculentus L.
Moench). IJSN, 2, 587-592.
Ritonga, A. W. (2013). Penyerbukan silang alami beberapa genotipe cabai
(Capsicum annuum L.) dan penentuan metode pemuliaannya (Doctoral
dissertation, Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor).

Suharsi, T. K., Syukur, M., & Wijaya, A. R. (2015). Karakterisasi Buah dan
Penentuan Saat Masak Fisiologi Benih Beberapa Genotipe Cabai (Capsicum
annuum L.). Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 43(3), 207-212.

Wijaya, A. R. (2014). Viabilitas Benih Cabai (Capsicum annuum L.) pada


Beberapa Tingkat Kemasakan Buah dan Genotipe (Skripsi). Institut
Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Gambar 3. Memisahkan biji.


Gambar 1. Cabai dengan tingkat
kemasakan yang berbeda.

Gambar 4. Menanam benih cabai


Gambar 2. Membelah cabai. pada media petridish.
\

Gambar 5. Menanam benih cabai Gambar 9. Pengamatan hari ke-2


pada media pasir. (belum masak).

Gambar 6. Pengamatan hari ke-1 Gambar 10. Pengamatan hari ke-2


(belum masak). (masak fisiologis).

Gambar 7. Pengamatan hari ke-1 Gambar 11. Pengamatan hari ke-2


(masak fisiologis). (lewat masak).

Gambar 12. Pengamatan hari ke-3


Gambar 8. Pengamatan hari ke-1 (belum masak).
(lewat masak).
Gambar 13. Pengamatan hari ke-3 Gambar 16. Pengamatan hari ke-4
(masak fisiologis). (lewat masak).

Gambar 14. Pengamatan hari ke-3 Gambar 17. Pengamatan hari ke-5
(lewat masak). (belum masak).

Gambar 15. Pengamatan hari ke-4 Gambar 18. Pengamatan hari ke-5
(belum masak). (masak fisiologis).

Gambar 15. Pengamatan hari ke-4 Gambar 19. Pengamatan hari ke-5
(masak fisiologis). (lewat masak).
Gambar 20. Pengamatan hari ke-6 Gambar 24. Pengamatan hari ke-7
(belum masak). (masak fisiologis).

Gambar 21. Pengamatan hari ke-6 Gambar 25. Pengamatan hari ke-7
(masak fisiologis). (lewat masak).

Gambar 22. Pengamatan hari ke-6


(lewat masak).

Gambar 23. Pengamatan hari ke-7


(belum masak).

Anda mungkin juga menyukai