ACARA VI FOTOSINTESIS
B. TUJUAN
Untuk dapat mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis
C. PERLENGKAPAN
Alat Bahan
D. CARA KERJA
1. Isi pipet dengan air sampai agak penuh, tutup bagian pangkalnya dengan tangan.
2. Tutup bagian ujungnya dengan slang plastik yang sudah dibakar, lepaskan bagian
pangkal, air harus tidak dapat keluar lagi.
3. Ambil dua potong ganggang Hydrilla, timbang dengan berat 7 gr dan sama pada
setiap perlakuan.
4. Masukkan bagian pangkalnya ke dalam pangkal pipet, siapkan sesuai dengan sub
acara dan perlakuan
E. HASIL PENGAMATAN
1. Pengaruh Intensitas Cahaya
Intensitas Cahaya
Waktu
0% 50% 100%
10 menit 0,1 0,1 0,1
10 menit 0 0
10 menit 0 0 0,1
Rata-rata 0,033 0,033 0,066
Suhu : 36°C Berat Hydrilla : 7 gram
2. Pengaruh pH
pH
Waktu
4 5 6 8
10 menit 0,1 0,1 0,1 0
10 menit 0,1 0,4 0,1 0,1
10 menit 0,4 0,4 0,3 0,2
Rata-rata 0,2 0,3 0,16 0,1
Suhu : 36°C Berat Hydrilla : 7 gram
Intensitas Cahaya
Waktu
Merah Biru Kuning Bening
10 menit 0,1 0,1 0 0,1
10 menit 0,2 0 0,05 0,1
Rata-rata 0,15 0,05 0,025 0,1
Suhu : 36°C Berat Hydrilla : 7 gram
Rumus Perhitungan :
= ml/gram/10 menit (dikali 6 agar didapatkan hasil dalam satuan per jam)
= ml/gram/jam
1. Pengaruh Intensitas Cahaya
2. Pengaruh pH
F. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan
H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri
atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2
serta fase II yang berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak
dipecah dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui 2
fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfer. Fotosintesis berkembang menjadi lebih
kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara respirasi dan fotosintesis
beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe fotosintesis seperti C4 dan CAM merupakan akibat
menurunnya rasio CO2/O2 dan radiasi yang intensif pada atmosfer (Nio Song, 2012).
Proses fotosintesis yang berlangsung secara cepat disebabkan oleh adanya beberapa
faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis yaitu cahaya, konsentrasi karbondioksida,
persediaan air, kandungan klorofil, penimbunan hasil fotosintesis, suhu, resistensi daun
terhadap difusi gas bebas dan faktor protoplasma. Cahaya matahari merupakan salah satu
faktor yang berperan penting dalam laju fotosintesis. Cahaya matahari berasal dari cahaya
putih yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen warna karena panjang gelombang
cahaya yang berbeda untuk setiap warna yang berbeda. Komponen-komponen warna tesebut
adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (Papib Handoko, 2008)
Hydrilla verticillata merupakan tanaman air yang hidup di kolam maupun danau yang
airnya relatif jernih atau tidak keruh. Hydrilla verticillata memiliki daun yang kecil berwarna
hijau karena mengandung klorofil. Untuk bertumbuhnya tanaman ini tidak terlepas dari
pengaruh cahaya yang dapat diterima pada tanaman tersebut yang digunakan untuk
berfotosintesis. Hydrilla verticillata sering kali digunakan dalam suatu percobaan Ingenhoustz
dikarenakan mudah untuk dilakukan pengambilan data yang digunakan sebagai parameter
(Papib Handoko, 2008)
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini menggunakan tumbuhan air yaitu ganggang Hydrilla sebagai bahan
utama. Pada tahap pertama dilakukan dengan memasukan Hydrilla kedalam 3 media botol
yang sudah di cat warna hitam dengan kepekatan 0%, 50% dan 100%. Selanjutnya
memberikan air secukupnya, menutup ganggang dengan membalikkan gelas ukur dan
mengatur kadar air dengan menyuntikkan selang pada rangkaian statif kemudian dilakukan
pengamatan 3 kali setiap 10 menit. Pada botol yang memiliki 0% intensitas cahaya tidak
mengalami pengurangan volume air pada 10 menit terahir. Hal ini dikarenakan kurangnya
intensitas cahaya yang diterima sehingga tanaman tidak berfotosintesis secara optimal.
Pengurangan volume air sebagai indikator keluarnya oksigen dari tanaman. Setelah
mengamati data dapat dinyatakan bahwa tanaman yang berada pada botol dengan 100%
intensitas cahaya mengalami laju fotosintesis yang lebih optimal dibandingkan dengan botol
yang memiliki 0% dan 50% intensitas cahaya.
Pada pengujian kedua yaitu pengamatan uji pH, menggunakan pH yang berbeda
antara lain pH 4, 5, 6, 8. Sampel tanaman diberi pH 6 menunjukan angka rata-rata yang
paling tinggi sebesar 0,16. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman akan berproses
berfotosintesis pada pH netral. Pada setiap tanaman memiliki tingkat efektifitas pH masing-
masing. apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat keasaman tinggi, maka unsur
magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap
oleh tanaman. Pada kondisi seperti itu unsur aluminiun dan mangan akan bersifat racun dan
merugikan tanaman. Pemberian pupuk tidak akan efektif dan tidak efisien karena unsur hara
yang tidak dapat diserap tanaman. Akibatnya, tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal
dan produktivitas rendah serta kualitas yang buruk, dan sebaliknya apabila tanah atau media
tanam memiliki tingkat alkalin tinggi (basa) unsur hara mikro seperti tembaga, mangan, seng
dan besi akan terikat secara kimiawi dan tidak dapat diserap oleh tanaman. seperti halnya
tanaman pada tanah asam, pada tanah basa tanaman juga tidak akan tumbuh dan berproduksi
secara maksimal yang menyebabkan menurunnya proses fotosintesis (Prabowo & Subantoro,
2017).
Kemudian pengujian terakhir yaitu pemberian warna yang berbeda menggunakan4
spektrum yang telah diberi warna merah, biru, kuning dan bening. Berdasarkan uji warna
tersebut, diperoleh bahwa warna yang memiliki rata-rata terbesar yaitu pada spektrum warna
merah yang memiliki nilai rerata sebesar 0,15. Hal tersebut membuktikan bahwa warna
merah dapat memberikan pengaruh energi yang lebih besar dalam proses fotosintesis.
H. KESIMPULAN
Pada praktikum acara fotosintesis yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa
intensitas cahaya, derajat keasaman (pH) dan spektrum warna yang mempengaruhi laju
fotosintesis. Pada pengujian intensitas cahaya, diperoleh bahwa botol yang bening atau 100%
intensitas cahaya memiliki rata-rata tertinggi sebesar 0,066 daripada botol yang hanya
memiliki 0% dan 50% intensitas cahaya. Pada pengujian kedua yaitu uji Ph, diperoleh bahwa
tanaman dengan kadar pH 6 memiliki nilai rerata yang tinggi sebesar 0,16 dibandingkan
kadar pH 4,5 dan 8. Dan terakhir pada pengujian spektrum warna botol, diperoleh bahwa
warna merah memiliki nilai rerata yang tinggi sebesar 0,15. Pada ketiga perlakuan tersebut
menunjukkan bahwa pada botol 100% intensitas cahaya, kadar Ph 6 dan spektrum warna
merah dapat mempengaruhi laju fotosintesis secara optimal.
(Ai, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S. (2012). Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains, 12(1)., 12(1).
Nio Song, A. (2012). Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains, 12(1), 28.
https://doi.org/10.35799/jis.12.1.2012.398
Prabowo, R., & Subantoro, R. (2017). Analisis Tanah Sebagai Indikator Tingkat Kesuburan
Lahan Budidaya Pertanian Di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta, 2(2),
59–64.
Yogyakarta, 8 April 2021
Asisten Praktikan