Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian UMY
Semester Gasal Tahun …../…..

Acara 7
Pengenalan Alat Semprot dan Kalibrasi

I. Identitas Mahasiswa
Nama : Hibatulloh Azizi
NIM : 20190210133
Golongan : C2
Kelompok :4
Hari/Tanggal : Rabu / 10 juni 2020

II. Tujuan
Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi dari suatu penyemprotan dengan menggunakan
sprayer, sehingga akan diperoleh hasil penyemprotan sesuain dengan dosis yang diharapkan
dan merata.

III. Alat :
 Knapsack sprayer -
 Talang plastik
 Wadah penampung air
 Gelas ukur 250 cc
 Stopwatch dan
 Ember

Bahan:
 Air
IV. Hasil Pengamatan

A. Macam Alat Semprot

Cara Penggunaan
1. Isi tangki dengan air (obat) hingga batas
maksimum dan tutup.

2. Kemudian lakukan pemompaan yang


dilakukan berulang selama penyemprotan.

3. tekan katup pengatur aliran cairan keluar


dari tangki di ujung selang agar air atau
pestisida bisa keluar dari hand sprayer.

4. Lalu semprotkan air (obat) ke tanaman

Alat Semprot Punggung Pipih Alumunium


(Sumber : Video praktikum

Cara Penggunaan
1. Isi botol dengan air (obat) hingga batas
maksimum dan tutup.

2. Kemudian lakukan pemompaan, lalu tekan


katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki
di ujung selang agar air atau pestisida bisa
keluar dari hand sprayer

3. Lalu semprotkan air (obat) ke tanaman

Alat semprot selang sederhana


(Sumber : Video praktikum
Cara Penggunaan
1. Isi tangki dengan air (obat) hingga batas
maksimum dan tutup.

2. Kemudian lakukan pemompaan yang


dilakukan berulang selama penyemprotan.

3. tekan katup pengatur aliran cairan keluar


dari tangki di ujung selang agar air atau
pestisida bisa keluar dari hand sprayer.

4. Lalu semprotkan air (obat) ke tanaman

Alat Semprot Bulat Tabung


(Sumber : Video praktikum)

Cara Penggunaan
1. Isi tangki dengan air (obat) hingga batas
maksimum dan tutup.

2. Kemudian lakukan pemompaan yang


dilakukan berulang selama penyemprotan.

3. tekan katup pengatur aliran cairan keluar


dari tangki di ujung selang agar air atau
pestisida bisa keluar dari hand sprayer.

4. Lalu semprotkan air (obat) ke tanaman

Alat Semprot Punggung Pipih Plastik


(Sumber : Video Praktikum)
B. Kalibrasi Alat
1. Kalibrasi Alat

a. Alat Semprot Punggung Pipih Alumunium


No Volume Sisa Waktu Keterangan
1 750 ml 2 menit 10 detik Merata
2 1000 ml 1 menit 30 detik Merata
3 500 ml 1 menit 05 detik Tidak merata

b. Alat Semprot Selang Sederhana


No Volume Sisa Waktu Keterangan
1 800 ml 1 menit 35 detik Merata
2 1300 ml 2 menit 15 detik Tidak merata
3 1000 ml 1 menit 05 detik Tidak merata

c. Alat Semprot Bulat Tabung


No Volume Sisa Waktu Keterangan
1 550 ml 2 menit 30 detik Merata
2 1100 ml 1 menit 15 detik Tidak merata
3 600 ml 1 menit 55 detik Merata

d. Alat Semprot Punggung Pipih Plastik


No Volume Sisa Waktu Keterangan
1 1250 ml 1 menit 10 detik Merata
2 300 ml 1 menit 45 detik Tidak merata
3 950 ml 2 menit 05 detik Merata

2. Perhitungan
 Alat Semprot Punggung Pipih Alumunium
Ulangan I = 2000 ml - 750 ml = 1250 ml
Ulangan II = 2000 ml - 1000 ml = 1000 ml
Ulangan III = 2000 ml - 500 ml = 1500 ml
Rata-rata = 1250 ml
1h
Volume yang diperlukan perhektar = x volume yang digunakan
LuasanUji
10.000 m2
= x 1250 ml
50 m2
= 250000 ml = 250 liter
 Alat Semprot SelangSederhana
Ulangan I = 2000 ml - 800 ml = 1200 ml
Ulangan II = 2000 ml - 1300 ml = 700 ml
Ulangan III = 2000 ml - 1000 ml = 1000 ml
Rata-rata = 966,6 ml

1h
Volume yang diperlukan perhektar = x volume yang digunakan
LuasanUji
10.000 m2
= x 966,6 ml
50 m2
= 193320 ml = 193,32 liter
 Alat Semprot Bulat Tabung
Ulangan I = 2000 ml - 550 ml = 1450 ml
Ulangan II = 2000 ml - 1100 ml = 900 ml
Ulangan III = 2000 ml - 600 ml = 1400 ml
Rata-rata = 1250 ml
1h
Volume yang diperlukan perhektar = x volume yang digunakan
LuasanUji
10.000 m2
= x 1250 ml
50 m2
= 250000 ml = 250 liter
 Alat Semprot PunggungPipihPlastik
Ulangan I = 2000 ml - 1250ml = 750 ml
Ulangan II = 2000 ml - 300 ml = 1700 ml
Ulangan III = 2000 ml - 950 ml = 1050 ml
Rata-rata = 1166,6 ml
1h
Volume yang diperlukan perhektar = x volume yang digunakan
LuasanUji
10.000 m2
= x 1166,6 ml
50 m2
= 233320 ml = 233,32 liter
V. Pembahasan

Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman
umumnya cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot
yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut
duster. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau
suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Kinerja sprayer sangat ditentukan
kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga
sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Moekasan dan
Laksminiwati, 2011).

Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer,
motor sprayer, dan CDA sprayer. Jenis knapsack sprayer adalah jenis sprayer yang paling umum
digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan. Prinsip
kerja knapsack sparayer adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara
melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang
pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam
tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar
melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang
dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 - 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi.
Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan
tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-
turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung
mereknya (Djojosumarto, 2004).

Penggunaan pestisida maupun herbisida pada suatu lahan, diperlukan ketepatan


teknik. Hal ini untuk menghindari terbuangnya herbisida yang berlebihan atau tanaman
menerima herbisida dalam jumlah berlebih. Oleh karena itu, sprayer perlu untuk dikalibrasi
terlebih dahulu. Kalibrasi ini ditentukan oleh luas lahan, jenis tanaman, dan jenis herbisida apa
yang akan diaplikasikan. Kalibrasi adalah menghitung atau mengukur kebutuhan air
suatu alat semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan
melakukan penyemprotan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan herbisida,
memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida dan memperkecil
pencemaran lingkungan (Noor, 1997).

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antar-nilai yang


ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau sistem pengukuran, atau yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dengan
kondisi tertentu. Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990) mendefinisikan bahwa kalibrasi
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan
bahan ukur dengan cara membandingkannya terhadap standart ukurannya yang ditelusuri
(traceable) ke standart Nasional atau Internasional. Definisi lain kalibrasi adalah kegiatan
penerapan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan data bahan ukur
(Permenkes No. 363 Tahun 1998).

Pada praktikum yang dilakukan adalah kalibrasi alat dengan berdasarkan luas. Kalibrasi
alat berdasarkan luas pertama dilakukan pengisian pada tangki dengan 2 liter air, lalu tangki
digendong kemudian di pompa sampai tekanan yang ditentukan, lalu memasang nozzle dan
diarahkan pada gulma dengan panjang 10 meter dan lebar 2,5 meter dengan luas 50m 2, gulma
disemprot dengan air (obat) sampai terlihat basah. Setelah terlihat basah hitung air yang tersisa,
sehingga air yang dikeluarkan saat penyemprotan dapat diketahui, sehingga kalibrasi dapat
dihitung dengan mengetahui volume air yang keluar.

Pada praktikum kalibrasi digunakan sampel 4 macam alat sprayer yaitu alat semprot
punggung pipih alumunium, alat semprot sederhana, alat semprot tabung bulat, dan alat semprot
punggung pipih plastik, kemudian pada setiap alat dilakukan ulangan sebanyak 3 kali, ulangan
dilakukan supaya mendapatkan data yang diinginkan. Pada sampel alat semprot punggung pipih
alumunium didapatkan rata – rata 1250 ml serta dengan kalibrasi larutan air 250 liter, pada
sampel alat semprot sederhana didapatkan rata – rata 9,666 ml dengan kalibrasi larutan air
193,32 liter, pada sampel alat semprot tabung bulat didapatkan rata – rata 1250 ml dengan
kalibrasi larutan air 250 liter, dan pada sampel alat semprot punggung pipih plastik didapatkan
rata – rata 1166,6 ml dengan kalibrasi larutan air 233,32 liter. Pada data yang didapatkan pada
praktikum diketahui bahwa alat penyemprot selang sederhana membutuhkan volume air yang
lebih kecil dari alat lainnya sehingga mendapatkan efisiensi yang baik dibanding alat lainnya.
V. Kesimpulan
Pada praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa efisiensi yang tinggi didapat
dengan menggunakan sprayer alat semprot selang sederhana yaitu dengan volume air yang
dibutuhkan 193,32 liter

Daftar Pustaka
Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Moekasan, T. L. Dan Lamksminiwati P. 2011. Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsepsi
Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Yayasan Bina Tani Sejahtera. Lembang.
Noor, E. Sutisna. 1997. Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut. Online.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/isdp0102.pdf. Diakses 13 juni 2020.
Permenkes. 1998. Kalibrasi Alat Kesehatan. Online .pelayanan.jakarta.go.id/.../peraturan-
menteri-kesehatan-nomor-363-tahun-1998-tentang-kalibrasi-alat. Diakses 13 juni 2020.

Yogyakarta, 10 juni 2020


Praktikan

Hibatulloh Azizi

Anda mungkin juga menyukai