Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN TANAM

ACARA

PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

Nama : Rizal Fahrurozi


No. Mahasiswa : 20200210050
Golongan : Agroteknologi A
Kelompok : Online
Tanggal Praktikum : 11 Juni 2021
Asisten : M. Burhannudin Irsyadi
Co-Asisten : Diah Aulia

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kemurnian suatu benih

II. BAHAN DAN ALAT


1. Timbangan
2. Mangkuk
3. Benih padi
4. Alat tulis

III. LANGKAH KERJA


1. Menulis jenis jenis benih yang akan di pisahkan
2. Menimbang benih sampai 50 gram
3. Pisahkan benih yang telah ditimbang berdasarkan kompenen di dalamnya
4. Timbang tiap kompenen

IV. DATA HASIL PENGAMATAN

NOMOR CONTOH BERAT KOMPONEN (gram) PRESENTASE (%)


KERJA
BM BL VL KB BM CVL KB
( KELOMPOK )
1 41,2 3,8 2,9 2,1 82,40 13,40 4,20
2 30 12,7 4,8 2,5 60 14,60 5
3 39,5 3,1 5,2 2,2 79 16,60 4,40
4 40 2,2 4 3,8 80 12,40 7,60
Rata-rata 37,675 5,45 4,225 2,65 75,35 14,25 5,3

Berat BM
BM = x 100 %
Berat Sampel Pengamatan

BM =100 %−(CVL+ KB )

BM =100 %−¿

KETERANGAN :
BL : JENIS BENIH LAIN
VL : JENIS VARIETAS LAIN
KB : KOTORAN BENIH
CVL : CAMPURAN VARIETAS LAIN (VL+BL)
BM : BENIH MURNI
V. PERHITUNGAN

A. Kelompok 1
Berat BM
 Komponen BM = x 100 %
Berat Sampel Pengamatan
41,2
x 100 %=82,40 %
50
(VL+ BL)
 Komponen CVL= x 100
berat sampel pengamatan
(2,9+3,8)
100 %=13,40 %
50
KB
 Komponen KB= x 100
berat sampel pengamatan
2,1
x 100 %=4,20 %
50
B. Kelompok 2
Berat BM
 Komponen BM = x 100 %
Berat Sampel Pengamatan
30
x 100 %=60 %
50
(VL+ BL)
 Komponen CVL= x 100
berat sampel pengamatan
(4,8+2,5)
100 %=14,60 %
50
KB
 Komponen KB= x 100
berat sampel pengamatan
2,5
x 100 %=5,00 %
50

C. Kelompok 3
Berat BM
 Komponen BM = x 100 %
Berat Sampel Pengamatan
39,5
x 100 %=79 %
50
(VL+ BL)
 Komponen CVL= x 100
berat sampel pengamatan
(3,1+5,2)
100 %=16,60 %
50
KB
 Komponen KB= x 100
berat sampel pengamatan
2,2
x 100 %=4,40 %
50

D. Kelompok 4
Berat BM
 Komponen BM = x 100 %
Berat Sampel Pengamatan
40
x 100 %=80 %
50
(VL+ BL)
 Komponen CVL= x 100
berat sampel pengamatan
(4+2,2)
100 %=12,40 %
50

KB
 Komponen KB= x 100
berat sampel pengamatan
3,8
x 100 %=7,60 %
50
VI. PEMBAHASAN

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga
masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan
sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan
segenap unsure alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai
produksi tanaman secara maksimal (Kartasapoetra, 1986).
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/
serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih
dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang
dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran
benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran
dari contoh benih yang mewakili lot benih. (Heddy, 2000)
Pengujian kemurnian benih digunakan untuk mengetahui komposisi dari contoh kerja,
kemurnian dan identitas dari benih yang akan menunjukkan komposisi dari benih yang
didasarkan pada berat komponen pengujian. Uji kemurnian benih merupakan tahapan yang
harus dilakukan untuk mengendalikan mutu genetik suatu lot benih (Mulsanti dkk, 2013).
Pengujian kemurnian benih merupakan pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga
komponen benih murni, benih lain atau varietas lain dan kotoran benih. Untuk memperoleh
presentase suatu kemurnian benih, maka benih murni ditimbang pada timbangan, dan hasil
dibandingkan dengan standar minimum benih, hal ini dilakukan untuk memperoleh nilai dari
benih murni. Uji kemurnian benih adalah hal yang pertama harus dilakukan, benih murni
yang didapat, kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas
benih. Hal ini dikarenakan nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari nilai benih murni, tidak
dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Tujuan dari pengujian kemurnian benih adalah untuk menentukan kandungan benih
murni dan memisahkannya dari bahan yang dianggap pengotor atau benih lain yang tidak
termasuk dalam standar. Dalam kegiatan penaburan, penggunaan benih murni sangat
bermanfaat untuk kegiatan budidaya, karena penggunaan benih murni akan memaksimalkan
hasil budidaya dan akan lebih akurat dalam perhitungan hasil. Dalam uji kemurnian benih,
beberapa faktor fisik yang menjadi acuan dalam penyortiran benih, yaitu: ukuran, struktur
dan cara berkecambah.
Pada praktikum kali ini, benih yang akan diuji kemurniannya adalah benih padi seberat
50 gram. Uji kemurnian benih dilakukan dengan menghitung perbandingan komponen yang
menjadi acuan kemurnian benih. Adapun yang termasuk kedalam komponen tersebut adalah :
komponen benih murni, komponen varietas lain dan komponen kotoran benih. Dari praktikum
yang telah dilaksanakan yaitu uji kemurnian benih, pada praktikum ini menggunakan sample
benih padi. Pada hasil praktikum diperoleh hasil rerata berat komponen, BM : 37,675gram,
CVL : 5,45gram dan KB : 4,225gram. Dan kemudian diperoleh rerata presentase dari BM :
75,35%, CVL : 14,25gram dan KB : 5,3%. Pada hasil praktikum ini tidak sesuai dengan
standar yang diterapkan oleh ISTA, standar yang diterapkan oleh ISTA untuk kemurnian
benih padi yang baik adalah untuk benih penjenis (breeder seed), dan benih dasar (foundation
seed) presentasenya 99%, sedangkan untuk benih sebar (extention seed) 98% (ISTA, 2010).
Maka dapat disimpulkan sample benih padi yang diuji kali ini tingkat kemurniannya rendah.
Jika menurut (Kamil, 1991) bahwa sarat perbenihan adalah campuran dari varietas lain (CVL)
harus kurang dari 5%, dan pada benih kerja memiliki presentase sekitar 3-15%, dan pada
kotoran benih (KB) dibawah 3% telah memenuhi persyaratan. Pada praktikum ini kotoran
benih memiliki rerata presentase 5,3% jadi tingkat kemurnian benih rendah.
VII. KESIMPULAN
Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih
lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Hal ini dilakukan agar nilai yang
diperoleh adalah nilai dari benih murni bukan benih campuran. Dari hasil praktikum dapat
disimpulkan, kemurnian benih merupakan presentase dari berat benih murni dari benih yang
diuji. Pada uji kali ini tingkat kemurnian benih rendah. Memiliki rerata BM : 75,35%, CVL :
14,25% dan KB : 5,3%.
DAFTAR PUSTAKA

Zamzami, L., & Widyaningsih, S. (2020). Peningkatan Kapasitas Penangkar Benih Jeruk
Terhadap Teknologi Produksi Benih Jeruk Bebas Penyakit Melalui Metode Pelatihan di
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 4(1), 191–
199. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2020.004.01.17
Kartasapoetra, dkk., 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka
Cipta : Jakarta.
Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta
ISTA. (2010). International Rules for Seed Testing. Edition 2010. Switzerland: Zurich.
Kuswanto, H. (1997). Analisis Benih. Yogyakarta: Andi Offset.
Mulsanti, I., Surahman, M., Wahyuni, S., & Utami, D. (2015). Identifikasi galur tetua padi
hibrida dengan marka SSR spesifik dan pemanfaatannya dalam uji kemurnian benih. Jurnal
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol.32 No.1, 1-8.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai