Anda di halaman 1dari 8

Analisis Pembungaan dan Pembuahan pada

Tanaman Mangga (Magnifera indica)

Mangga (Magnifer indica) Kingdom: Plantae; Devisi: Spermatophyta;


Dicotyledonae; Ordo: Anarcardinales; Famili: Anarcadiaceae; Genus: Magnifera;
Spesies: Magnifera indica (IPGRI, 2006). Mangga meruapakan tanaman buah
tahunan yang berasal dari India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah
Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga tumbuh baik
di daerah dataran rendah, dan ada juga yang dapat tumbuh pada ketinggian 600
meter di atas permukaan laut. Batang pohon mangga tegak dan bercabang kuat
dengan kulit tebal, kasar dan berwarna coklat hingga kehitaman. Daun yang masih
muda biasanya berwarna kemerahan, keunguan, atau kekuningan yang kemudian
hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat,
sedangkan bagian permukaan bawah berwara hijau muda. Bunga mangga
umumnya bertangkai pendek dan berbau harum dengan kelopak bunga bertajuk 5.
Buah Mangga termasuk buah batu yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk
yang berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat, bulat telur,
hingga lonjong memanjang dengan panjang sekitar 2,5-3 cm. Kulit buah agak
tebal berbintik-bintik kelenjar, hijau kekuningan atau kemerahan bila masak.
Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning, berserabut atau tidak,
manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji
berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokrap yang tebal, mengayu dan
berserat.

Analisis pembungaan dan pembuahan ini dilakukan pada tanaman mangga


yang ditanam di depan rumah saya tepatnya di Desa Pecekelan Kecamatan
Sapuran Kabupaten Wonosobo. Tanaman mangga tersebut pada awalnya tumbuh
normal, dan berbunga namun tidak pernah berkembang menjadi buah.

Diagnosis tanaman yang tidak berbunga dan berbuah:

1. Bahan Tanam
Bahan tanam merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk mengawali
budidaya tanaman. Bahan tanam pada objek pengamatan ini berasal dari bibit
yaitu bahan tanam yang siap ditanam, berasal dari perbanyakan generatif atau
vegetatif, namun pada bahan tanam bibit ini menggunakan perbanyakan secara
generatif yaitu biji.
2. Kondisi tanaman saat ini

Tanaman tumbuh berbunga tetapi tidak pernah berbuah. Cabang-cabang kecil


tumbuh di area bekas pemangkasan dengan daun berwarna hijau seperti daun
mangga pada umumnya. Pada beberapa bagian tertentu daun terserang
penyakit berupa perubahan warna menjadi coklat dan beberapa berlubang. Di
sekitar area tanaman, ditumbuhi beberapa jenis gulma, bahkan terdapat gulma
yang merambat pada batang tanaman mangga. Banyaknya gulma yang tumbuh
menyebabkan tanaman mangga berebut unsur hara sehingga tanaman kurang
maksimal dalam memperoleh unsur hara.

3. Sejarah perkembangan tanaman

Tanaman mangga berumur kurang lebih 20 tahun. Penanaman awal berupa bibit
yang dihasilkan dari perbanyakan generatif biji kemudian ditanam dengan
membuat lubang tanam. Tanaman mampu tumbuh dengan baik walaupun tanpa
perawatan dan pemeliharaan. Tanaman mampu tumbuh normal seperti mangga
pada umumnya, tetapi perkembangannya hanya mencapai pembungaan dan tidak
menghasilkan buah.

4. Sejarah perawatan tanaman

Tanaman mangga pada objek pengamatan hanya dibiarkan tumbuh begitu


saja tana pemberian pupuk dan monitoring OPT. Nutrisi yang didapat tanaman
mangga hanya mengandalkan daun-daun rontok yang mengering. Selain itu
tanaman juga jarang dilakukan penyiraman, penyiraman hanya mengandalkan
kandungan air dalam tanah selepas hujan. Sedangkan pemangkasan hanya pernah
beberapa kali, dan yang terakhir dilakukan pemangkasan pada sebagian besar
cabang karena tanaman tersebut dinilai tidak menghasilkan dan menganggu akses
jalan.
Kurangnya pemberian nutrisi juga menyebabkan tanaman kekurangan
unsur hara yang dibutuhkan dalam metabolisme pertumbuhan dan perkembangan.
Salah satu bentuk kekurangannya yaitu kekurangan hormon giberelin. Tempat
dihasilkannya hormon ini yaitu meristem apikal tunas dan akar, daun muda, dan
embrio. Giberelin berperan dalam Mendorong perkembangan biji, perkembangan
kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun; mendorong pembungaan
danperkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
Apabila tanaman kekurangan unsur hara maka produksi hormon giberelin juga
berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan buha serta bunga terhambat.

5. Kondisi lingkungan tanaman

Tanaman mangga pada objek pengamatan tumbuh di daerah dataran tinggi


dengan ketinggian sekitar 1000 diatas permukaan air laut dengan suhu rata-rata
27C pada siang hari dan 16C pada malam hari. Kondisi tanah sekitar tanaman
sangat subur dibuktikan dengan banyak vegetasi yang tumbuh disekitarnya. Bahan
organik yang terkandung di sekitar tanaman cukup tinggi dibuktikan dengan
warna tanah yang berwarna coklat gelap kehitaman dan banyak mengandung sisa-
sisa daun yang mengering. Kandungan air disekitar tanaman juga cukup tinggi,
terlebih pada saat musim hujan, dikarenakan curah hujan cukup tinggi pada
musim tersebut.

Berdasarkan kondisi lingkungan tersebut, iklim objek pengamatan kurang


mendukung pertumbuhan tanaman, dikarenakan daerah tersebut kurang sesuai
dengan kebutuhan optimum tanaman mangga. Tanaman mangga tumbuh
produktif pada ketinggian 0-500 meter ditas permukaan air laut dengan suhu 24C-
27C dengan curah hujan rendah. Curah hujan yang tinggi menyebabkan bunga
menjadi mudah rontok, selain itu juga menjadi sarang pertumbuhan hama dan
penyakit tanaman. Sedangkan faktor lain seperti kandungan hara dan jenis tanah
sudah bagus untuk pertumbuhan tanaman mangga. Selain faktor tersebut, di
sekitar tanaman terdapat cor-coran semen yang digunakan untuk mendirikan
teralis. Terhambatnya pertumbuhan buah juga kemungkinan disebabkan oleh akar
yang kurang lealuas menembus tanah dan menyerap unsur hara akibat terhalang
oleh cor-coran tersebut sehingga pertumbuhan tidak maksimal.

Solusi:

1. Alternatif penyebab

Tidak tumbuhnya buah setelah pembungaan kemungkinan disebabkan karena


kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Tanaman mangga tersebut tumbuh
didaerah dataran tinggi dengan ketinggian 1000 Mdpl dan keadaan suhu rata-rata
27C pada siang hari dan 16C pada malam hari. Daerah tersebut juga memiliki
curah hujan tinggi terutama pada musim penghujan sehingga menjadi sarang
berkembangnya hama dan penyakit serta menyebabkan rontoknya bunga akibat
air hujan. Selain itu, di samping tanaman mangga dibangun cor-coran untuk
menegakkan terlais. Pembangunan cor-coran tersebut kemungkinan
mengakibatkan akar kurang leluasa dalam menyerap unsur hara, sehingga
mempengaruhi proses fisiologi tanaman.

Disamping kondisi lingkungan yang kurang mendukung, tanaman juga kurang


mendapat perawatan dan pemeliharaan berupa pemberian pupuk dan
pemangkasan. Dengan pemeliharan dan perawatan setidaknya tanaman mangga
dapat berbuah walaupun hanya sedikit dan memiliki rasa berbeda. Menurut
Sutono (2008) tanaman mangga dapat tumbuh dan berbuah pada ketinggian 1200
mdpl namun memiliki jumlah buah lebih sedikit dan rasa buah yang masam.

2. Alternatif solusi
Diperlukan perlakuan pemeliharaan dan perawatan untuk mendukung
pertumbuhan tanaman mangga yang tumbuh di lingkungan yang kurang
mendukung. Terlebih tanaman tersebut tumbuh di lingkungan yang kurang
mendukung, diperlukan perawatan dan pemliharaan yang rutin untuk menyuplai
kebutuhan nutrisi dan pengedalian terhadap OPT. Pengaruh lingkungan berupa
iklim memang tidak bisa dirubah, tetapi dengan perawatan dan pemeliharaan
rutin setidaknya mampu memaksimalkan pertumbuhan tanaman mangga pada
daerah tersebut hingga mencapai masa pertumbuhan buah.

3. Teknik implementasi
 Perlu dilakukan pemupukan untuk mempercepat laju pertumbuhan
sekaligus untuk memberi nutrisi tambahan tanaman. Tanaman
mangga muda lebih banyak membutuhkan pupuk P dengan
perbandingan pupuk Urea, SP-36, dan KCL adalah 4:12:3
sedangkan jumlah pupuk untuk tanaman berproduksi berkisar antara
3-8% dari bobot buah yang dihasilkan, diberikan dua kali setahun;
masing-masing menjelang musim kemarau dan awal musim hujan.
Pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos dibutuhkan pada
saat tanaman sebanyak 20 kg untuk setiap lubang tanam.
 Bibit yang baru tumbuh perlu dipelihara dengan menyiram tanaman
sekali dalam dua hari apabila hujan tidak turun.
 Hama yang sering menyerang adalah penggerek batang dan
kumbang. Hama ini dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida
secara sistematik atau kontak dengan takaran sesuai anjuran.
 Penyakit yang biasa menyerang adalah blendok, mati pucuk, dan
busuk buah. Penyakit tersebut dapat diatasi dengan fungisida seperti
Benlate 0,3%.
 Dilakukan pemangkasan agar tanaman dapat berbuah banyak.
Pemangkasan dilakukan setelah bibit mencapai tinggi 1 m dengan
memotong batnag persis di bawah titik tumbuh. pelihara 2-3 tunas
yang tumbuh dari bekas pangkasan dan apabila cabang baru tekah
terbentuk 1 m dilakukan pemangkasan kembali. Begitu seterusnya
untuk memeproleh susunan 1-3-9 cabang.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

IPGRI, 2006. Descriptors for Mango (Mangifera indicaL.) International Plant


Genetic Resources Institute, Rome, Italy.

Sutono, S. 2008. Budidaya Tanaman Mangga (Magnifera indica). Bogor: Balai


Penelitian Tanah.

Anda mungkin juga menyukai