Anda di halaman 1dari 11

Nama : Radhitya Hari Wardhana

NIM : 201180210193

Kelas : Agroteknologi D

Tugas Metode Ilmiah

A. Tanah

1. Ujud :
 Pasir- butiran batuan kecil berdiamter kurang lebih (0,05-0,2 mm) berasal dari
pelapukan kimia dan fisika batuan. Tanah pasir dicirikan memeiliki ruang cukup
besar antar partikelnya sehingga bertekstur lepas dan gembur serta memilki
kapasitas serap air 70% (Buckman dan Brody, 1982). Tanah dengan partikel pasir
yang banyak, memiliki tingkat penyimpanan air yang rendah, dikarenakan besarnya
ruang pori antar partikel menyebabkan air dalam tanah berinfiltrasi.
 Debu (silt)- butiran partikel yang merupakan bagian lebih kecil dari pasir dengan
diameter kurang lebih (0,002-0,05 mm). Semakin halus partikel debu pada tanah
maka semakin kuat tanah dalam menahan air.
 Lempung- butiran terkecil dari tanah yaitu dengan diameter kurang dari 0,002 mm.
Tanah dengan kandungan liat yang tinggi, akan sangat sulit diolah dan apabila
terkena air tanah menjadi lengket. Tanah jenis ini sukar dalam melewatkan air,
sehingga akan menciptakan genangan pada sebuah cekungan serta pada tanah
berlereng tingkat erosinya semakin tinggi. Tanah lempung terdapat pada bagian
tanah horizon B yang memiliki warna khas, yaitu coklat, coklat kemerah-merahan,
dan coklat kekuning-kuningan. Horizon B merupakan tempat diendapkannya
lempung dan sesquioxide, sehingga komponen terlarut yang merembas dari atas
mengendap pada horizon ini.

2. Proses :
 Pelapukan batuan- proses perubahan batuan dari masif menjadi klastik sebagai
dampak dari pengaruh lingkungan permukaan (Rose, Hawkes dan Webb, 1979). Terdapat
dua proses pelapukan, yaitu secara fisika dan kimia. Pelapukan fisika terjadi karena batuan
mendapat berbagai pengaruh fisik sehingga menyebabkan perubahan volume batuan yang semula
masif menjadi hacur membentuk batuan-batuan kecil. Sedangkan pelapukan kimia yaitu proses
dekomposisi kimia batuan sebagai respons terhadap lingkungan permukaan. Tanah sendiri
merupakan campuran dari produk pelapukan batuan dan pecahan bahan organik. Sifat tanah
tergantung pada proses pembentukan fisika dan kimia yang berlangsungpada berbagai episode.
Proses tersebut merupakan respons dari berbagai faktor meliputi, iklim, geomorfologi, dan
aktivitas organisme.
 Dekomposisi- nutrisi dikembalikan ke tanah melalui proses penguraian organik
atau disebut dengan dekomposisi. Dekomposisi serasah merupakan perubahan fisik
maupun kimiawi yang dipengaruhi oleh mikroorganisme tanah seperti bakteri,
jamur, dan hewan tanah lainnya atau sering juga disebut mineralisasi yaitu proses
pemecahan hewan dan tumbuhan menjadi senyawa yang lebih sederhana (Sutedjo
et al., 1991). Bahan organik berupa kayu dan dedaunan mengalami pembusukan
secara bertahap yang selanjutnya akan masuk kedalam horizon tanah mineral
melalui aktivitas organisme tanah. Bahan organik akan bercampur dengan mineral
tanah yaitu fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan nutrisi lainnya. Jika nutrisi
diuraikan secara cepat, nutrisi akan hilang melalui pencucian tanah. Sebaliknya,
jika nutrisi diuraikan secara lambat, hasilnya jumlah unsur hara yang disediakan
sedikit sehingga pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat.
3. Fungsi :
 Media tanam- sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan
tumbuhan, karena didalam tanah tersimpan berbagai unsur yang dibutuhkan oleh
tanaman dan tumbuhan.
 Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman- Akar-akar tanaman
tumbuh, berkembang dan melakukan aktivitasnya di dalam tanah. Akar melakukan
kegiatan fisik, kimia dan biologi di dalam tanah sehingga dapat terus tumbuh dan
berkembang ke lapisan tanah yang lebih dalam agar dapat menopang tumbuhnya
bagian tanaman di atas tanah.
 Penyedia kebutuhan primer- Untuk mendukung produktivitaasnya tanaman
membutuhkan air, udara, dan unsur-unsur hara yang dapat diambil dari dalam tanah.
Air, udara dan unsur-unsur hara sangat dibutuhkan tanaman dalam kegiatan
metabolismenya untuk dapat melangsungnya proses-proses kehidupan tanaman.
Tanpa air, udara dan unsur-unsur hara, tanaman tidak dapat tumbuh.
 Penyedia kebutuhan sekunder tanaman- antibiotik anti hama, enzim yang
dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan zat-zat pemicu pertumbuhan
merupakan senyawa yang terbentuk melalui proses-proses dalam tanah baik
melalui mikrobia maupun komponen-komponen tanah lainnya.
 Sebagai habitat biota tanah- didalam tanah tedapat beragam organisme yang
mendukung ketersediaan kebutuhan primer dan sekunder bagi tanaman serta
mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.

B. Tanaman

1. Ujud :
 Bunga- modifikasi suatu tunas yang bentuk, susunan, dan warnanya sesaui dengan
kebutuhan tanaman. Dalam bunga berlangsung penyerbukan dan pembuahan yang
akhirnya dihasilkan alat perkembangbiakan. Dengan kata lain, bunga merupakan
alat reproduksi seksual tanaman berbunga (angiospermae) dengan organ reproduksi
berupa putik dan benang sari. Pada umumnya bunga memiliki bentuk dan warna
menarik serta bau yang harum, hal tersebut berguna menarik serangga untuk
membantu proses penyerbukan.
 Batang- sebagai tempat penyalur dan pengangkut air serta zat hara. Pada beberapa
tumbuhan batang berfungsi sebagai cadangan makanan. Batang dapat tumbuh
bercabang maupun tidak bercabang. Percbangan terjadi karena pengaruh aktifitas
aksilar atau tuna adventitis. Percabangan dapat dikotomi (menggarpu dua) terjadi
karena pertumbuan meristem apeks terbagi menjadi dua dan salah satu atau kedua
bagian meristem tersebut tumbuh dengan cepat dan selanjutanya mengalami
perbangan dikotom lagi.
 Daun- merupakan bagian penting tumbuhan dan hanya terdapat pada batang.
Adapun fungsi tumbuhan yaitu sebagai pengmbilan zat-zat makanan, pengolahan
zat-zat makanan, penguapan air, dan pernapasan. Daun tidak selamanya berbentuk
pipih dan melebar serta berfungsi fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Daun
dapat mengalami perubahan bentuk dan fungsinya yaitu berbentuk benang-benang
dan berfungsi untuk memanjat. Perubahan dini dinamankan daun metamorfosa.
Daun dibedankan daun majemuk dan daun tunggal. Daun majmuk mempunyai
jumlah helai daun lebih dari satu pada setiap tangkai daun sedangkan daun tunggal
hanya memiliki satu helai daun pada setiap satu tangkai daun.
 Akar- bagian bawah pada tanaman yang pada umunya tumbuh ke bawah
menembus tanah dan menajuhi cahaya matahari. Akar memilki bentuk meruncing
dan warnanya keputihan atau kekuningan sehingga pertumbuhannya mudah
menembus tanah. Akar memiliki fungsi yaitu menyerap air, memeperkuat
berdirinya tanaman, dan menyerap zat-zat hara dalam tanah. Akar memilki sistem
dua sistem perakaran yaitu tunggang dan serabut. Sistem perakaran tunggang
terjadi apabila akar lembaga terus tumbuh bercbang-cabang menjadi ukuran yang
lebih kecil. Sistem perakaran ini biasanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan
berbiji terbuka (Gymnospermae). Sedangkan sistem perakaran serabut terjadi
apabila akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati, kemudian disusul
pertumbuhan akar-akar baru dengan ukuran sama dan semuanya keluar dari
pangkal batang.
2. Proses :
 Pertumbuhan primer- aktivitas sel-sel meristem yang menyebabkan batang
dan akar tumbuh memanjang. Pada akhir perkecambahan tumbuhan
membentuk akar, batang, dan daun. Pada ujung batang dan akar teradpat sel-sel
meristem yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan
fungsi khusus.
 Pertumbuhan sekunder- pada pertumbuhan dikotil selain terdapat pada
jaringan meristem primer di ujung akar dan ujung batang, juga terdapat pada
jaringan meristem sekunder. Jaringan tersebut berupa kambium dan kambium
gabus. Aktivitas kambium dan kambium gabus mengakibatkan pertumbuhan
sekunder, yaitu bertambah besar ukuran batang dan akar.
 Perkecambahan- proses pertumbuhan dan perkembangan dari embrio dimana
plumula tumbuh menjadi batang dan radikula tumbuh menjadi akar.
Berdasarkan letak kotilrdon perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu epigeal
dan hypogeal. Pada perkecambahan epigeal terjadi pemanjangan akibat
kotelidon dan plumula terdorong ke atas permukaan tanah. Contohnya yaitu
kacang hijau dan kacang tanah. Sedangkan pada pekembahan hypogeal terjadi
pemanjangan epikotil sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
ke atas tanah. Contohnya yaitu kacang merah dan kacang kapri.
3. Fungsi :
 Mereduksi kebisingan- tebal tipis dan lebar daun menjadi faktor penentu
tanaman yang dapat mereduksi kebisingan. Penanaman vegetasi setebal 30 m
mampu mengurangi kebisingan sebesar 3-5 dBA (Harris dan Dines, 1998).
Menurut hasil penelitian jenis tanaman yang dapat mereduksi kebisingan yaitu
jenis tanaman berkayu dan tanaman bawah dengan stuktur bergerombol dan
struktur tunggal.
 Pembersih udara- tanaman dapat menyerap karondioksida dan menghasilkan
oksigen yang berguna untuk respirasi hewan dan manusia. Tanaman dapat
membersihkan udara dari polusi berupa asap kendaran bermotor, asap rokok,
asap pabrik gas-gas jahat yang meliputi nitrogen, amonia, sulfur dioksida dan
ozon dan menyaring debu atau kotoran di udara, mengikatnya pada daun dan
ranting.
 Menyejukkan udara- menurut penelitian kondisis lingkngan yang memiliki
cuaca panas jika ditanami tanaman akan menjadi sejuk secara bertahap. Hal ini
dikarenakan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dimana oksigen
mampu menrunkan suhu panas lingkungan. Udara berpolusi dapat dijrnihkan
kembali dengan bantuan tiupan angin yang menyentuh dedaunan.
 Sebagai sumber bahan pangan- tanaman merupakan sumber karbohidrat,
protein, vitamin , lemak, serat serta senyawa lainnya yang berguna bagi
kelangsungan metabolisme tubuh baik hewan maupun manusia. Berbagai unsur
yang terkandung didalmnya dapat mampu memberikan energi dan asupan gizi
serta nutrisi yang membuat tubuh tetap sehat dan bugar. Bagian tanaman yang
dapat dijadikan bahan pangan diantaranya meliputi daun, buah, batang, akar,
dan bunga.
 Melindungi dari sinar matahari- tanaman dapat dijadikan tempat berteduh
saat terik matahari dan saat hujan turun. Seperti yang diketahui bersama jika
tubuh terkena terik matahari dan hujan terlalu tinggi dapat menganggu
kesehatan tubuh. Pohon-pohon yang rindang dapat dijadikan tempat berteduh.

C. Iklim

1. Ujud :
 Hujan- hujan merupakan salah satu unsur terpenting dari iklim karena
keragamannya sangat banyak baik spasial maupun temporal. Sehingga kajian
iklim lebih banyak menggunakan hujan sebagai parameternya. Hujan
merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi merupakan
peristiwa jatuhnya titik air atau butiran es ke permukaan bumi (Lakitan, 2002).
Presipitasi dapat berwujud padat (salju atau es) maupun aerosol (kabut dan
embun). Hujan terbentuk apabila titik air jatuh terpisah dari awan ke bumi.
Titik-titik hujan yang jatuh ke permukaan bumi umumnya memiliki jari-jari
sekitar 5-20 mm dan jatuh dengan kecepatan rata-rata 0,01-5 cm per detik. Besar
kecilnya titik-titik air bergantung pada besar kecilnya partikel uap air di
atmosfer. Jenis hujan berdasarkan besarnya dibedakan menjadi dua yaitu kecil
antara 0-21 mm per hari. Hujan berperan penting dalam siklus hidrologi.
 Curah Hujan- menurut Handoko (1994), curah hujan sangat bervariasi.
Besarnya curah hujan dibagi menjadi tiga yaitu hujan sedang 20-50 mm per
hari, hujang lebat 50-100 mm per hari, dan hujan sangat lebat di atas 100 mm
per hari. Volume dan intensitasnya dapat berubah dengan cepat ( Galvan et al.,
2013). Waktu dan penerimaan curah hujan untuk setiap wilayah berbeda-beda.
Distribusi curah hujan pada suatu wilayah dapat mengalami peningkatan
maupun penurunan. Keragaman dan penyebarannya dipengaruh oleh beberapa
faktor seperti letak geografi, topografi, dan aliran udara atas ( Hilario et al.,
2009). Hendon (2003) menyebutkan bahwa variasi curah hujan suatu wilayah
berkaitan erat dengan fluktuasi dan interaksi suatu fenomena yang disebabkan
oleh dinamika Atmosfer-lautan (Ropelewski dan Halpert, 1987; Giannini et al.,
2007). Fenomena tersebut dapat berskala lokal, regional maupun global. Skala
lokal berupa sirkulasi harian angin darat-angin laut dan angin gunung-angin
lembah. Sedangkan skala regional adalah fenomena yang disebabkan oleh
siklus tahunan utara selatan Matahari yaitu monsun Asia-Australia dan ITCZ
(Inter Tropical Convergence Zona). Skala global diantaranya peristiwa ENSO
(El Nino Southern Oscillation) dan IOD (Indian Oceane Dipole). ENSO dan
IOD merupakan fenomena iklim global yang didasari pada kondisi suhu muka
laut Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
 Kelembaban Udara- merupakan kandungan partikel air di udara atau
merupakan persentase kandungan air di udara. Kelembaban udara ditentukan
oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per
satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara
massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu
disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa
dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air;jika massa uap
air tidak diikutkan,maka disebut sebagai massa udara kering. Keadaan
kelembaban dipermukaan bumi bebeda-beda. Umumnya, kelembaban tertinggi
berada di khatulistiwa sedangkan terendah berada di lintang 40˚daerah rendah
ini disebut horse latitude, curah hujanya kecil (Kartasapoetra, 2004 ).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun
defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air
(dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume.
Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual
dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.
Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh)
ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air merupakan
selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Handoko (1994)
mengatakan, masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut
mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan denganmasalah yang dibahas.
Kelembaban dapat diukur menggunakan alat yang disebut higrometer.
 Suhu udara- derjat panas yang berada di atmosfer. Suhu udara dibagi menjadi
dua berdasrkan penyebarannya, yaitu secara vertikal dan secara horizontal.
Suhu udara dipermukaan bumi adalah relatif, tergantung pada faktor-faktor
yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal
tersebut dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara. Suhu
udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi.
Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan
menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam
setahun. Keberadaan suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemiringan
sinar matahari, lama penyinaran sinar matahari, keadaan awan, dan keadaan
permukaan bumi.
 Radiasi matahari- matahari merupakan pusat dari tata surya yang menjadi
sumber energi utama bagi kehidupan makhluk di bumi termasuk sebagai
pengendali berlangsungnya iklim, cuaca, udara, dan arus laut. Matahari
memancarkan radiasi berupa gelombang elektromagnetik yang terdiri dari
medan listrik dan magnet yang dipancarkan oleh matahari yang memiliki suhu
di atas nol.
 Angin- Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara
horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan bervariasi dan
berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara
adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke
tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain
yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara
bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah serta dari tempat dari suhu
rendah ke tempat dengan suhu tinggi. Akan tetapi, perputaran bumi pada
sumbunya, akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah
pergerakan angin.

2. Proses :
 Hujan- air ada dimana-mana, disamudra, lautan sungai, kali, parit, bak mandi,
bahkan di tubuh kita. Air akan mengalami penguapan oleh sinar matahari. Aujan
merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri
dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun
dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari
awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian
menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai
virga. Hujan berperan peranan penting dalam siklus hidrologi. Air laut
menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadiakan mendung, kemudian
turun kembali ke bumi sebagi hujan, dan akhirnya kembali ke laut melalui
sungai dan anak sungai untuk mengulangi daurulang itu semula.9ua per tiga dari
bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalahdaratan. Air itu tersimpan
dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai dan danau. Air yang
terdapat di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi
dengan bantuan matahari. Air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan
tanah. Proses penguapan airdari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi.
Kemudian uap-uap airtersebut akan mengalami proses kondensasi atau
pemadatan yangakhirnya menjadi awan. Awan-awan akan bergerak ke tempat
yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun
horizontal. Pergerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal.
Pergerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar
dan saling bertindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfer
yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk.
lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya
awan yang sudah berisi air mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air,
hujan es dan sebagainya ke bumi. !eperti itulah proses terjadinya hujan.
 Curah hujan- Sinar matahari menyinari bumi. Energi pada sinar matahari
mengakibatkan terjadinya evaporasi (penguapan) di lautan, samudra, danau,
sungai dan sumber air lainnya sehingga menjadi uap-uap air. Uap-uap air naik
pada ketinggian tertentu dan mengalami peristiwa yang disebut kondensasi
(pengkristalan butir-butir air). Peristiwa kondensasi ini disebabkan oleh suhu
sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air. Uap-uap air tersebut
membentuk awan. Angin / udara yang mengalir akan membawa awan beranjak.
Awan tersebut lama-kelamaan akan menghasilkan hujan.
 Suhu- terjadi karena pertemuan antara zat dengan udara sehingga pertemuan itu
menjadi suhu udara yang diukur sesuai dengan kecepatan angin.
 Kelembaban- kelembaban mutlak tejadi karena uap air yang semakin lama
bertambah banyak dan mengalami kondensasi. Pada saat tertentu tetes-tetes air
terkumpul dibawah tutup wadah. Pada saat tertentu udara dalam wadah tidak
mampu lagi menyerap uap air. keadaan ini telah mencapai jenuh air.
Sedangkan kelembaban reltif terjadi karena jika suhu mengalami kenaikan,
maka kandungan uap airnya juga meningkat, sehingga kelembaban relatif
mengalami penurunan. Hal tersebut berlaku sebaliknya, apabila suhu
mengalami penurunan maka kandungan uap airnya juga menurun, sehingga
kelembaban relatif mengalami peningkatan. Kelembaban relatif mennjukkan
perbandingan jumlah uap air aktual di udara dengan jumlah maksimum uao air
yang dapat dikandung udara pada suhu tertentu.
 Angin- terjadi karena udara yang bergerak dari tempat dengan tekanan udara
tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah. Jika tidak ada
gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari
udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah serta dari tempat dari
suhu rendah ke tempat dengan suhu tinggi. Akan tetapi, perputaran bumi pada
sumbunya, akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah
pergerakan angin.
 Radiasi matahari- dalam perjalananya melewati atmosfer menuju permukaan
bumi mengalami penyerapan, pemantulan, hamburan dan pemancaran kembali.
3. Fungsi :
 Bidang pertanian- iklim berperan dalam menentukan pola tanam, waktu tanam
dan menentukan jenis tanaman tertentu yang cocok dan dapat tumbuh dengan
baik.
 Bidang budaya- iklim menyebabkan adanya bentuk rumah, pakaian, dan
sebagainya dalam menyesuaikan kebutuhan sesorang terhadap kondisi iklim
tertentu
 Mendorong kemajuan iptek- manusia tidak lagi bergantung dengan iklim,
tetapi justru berupaya untuk berdapatasi dan menguasai dengan alam atau iklim.
 Bidang transportasi- iklim dan cuaca dijadikan acuan dalam beberapa mode
transportasi seperti pesawat terbang, dan kapal.
 Bidang telekomunikasi- arah pergerakan angin dapat dimanfaatkan untuk
berkomunikasi antardaerah dengan menggunakan telepon angin. Selain itu,
kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap kelancaran sistem komunikasi.
Sumber :

https://hajirichsan.wordpress.com/tekstur-tanah/
https://www.scribd.com/doc/314345309/PELAPUKAN-DIKTAT-GEOKIMIA-revisi-pdf
http://staff.unila.ac.id/janter/2012/09/17/dekomposisi/
https://www.dosenpendidikan.com/bagian-bagian-dan-fungsi-bunga-pada-tumbuhan-
beserta-penjelasannya/
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196402261989032-
R._KUSDIANTI/Handout_mortum_1.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/1641/79/Bab%20IV.pdf
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklim ... - ETD UGM
etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/75343/.../S1-2014-257165-chapter1.pdf
https://muhammadrozadi.wordpress.com/2016/08/10/pelapukan-tanah-desintegrasi-dan-
dekomposisi/
https://www.scribd.com/doc/291390498/Makalah-Curah-Hujan
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/452/jbptunikompp-gdl-gelarumbar-22555-2-
unikom_g-i.pdf
http://digilib.unila.ac.id/2088/8/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai