Anda di halaman 1dari 9

TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN KEHIDUPAN

A. PERANAN TANAH DAN ORGANISME TANAH BAGI KELANGSUNGAN


KEHIDUPAN
1. PERANAN TANAH BAGI KEHIDUPAN
Tanah adalah komponen penting dalam kelangsungan hidup di bumi, misalnya
tumbuhan. Tumbuhan membutuhkan unsur hara atau nutrisi dalam tanah berupa
mineral-mineral dan air. Tanaman polong-polongan dan kacang-kacangan
membutuhkan bakteri dalam tanah untuk membantu akar menyerap dan mengolah zat
hara. Peran tanah bagi makhluk hidup yaitu : tempat hidup hewan dan bakteri;
penyedia kebutuhan dan penunjang kesehatan manusia; penyedia dan penyaring air.
Tempat hidup hewan dan bakteri : Tanah berfungsi sebagai tempat hidup bagi berbagai
macam hewan darat dan mikroorganisme (bakteri) tanah. Penyedia dan penyaring air :
sumber air berada dalam tanah, namun banyak yang terdapat di atas tanah seperti
danau, sungai, dan laut. Untuk memperoleh air tanah, harus menggali tanah sampai
beberapa meter untuk membuat sumur. Air tanah banyak dimanfaatkan oleh hewan,
tumbuhan, dan manusia.
Dunia terdiri atas kurang lebih 30% daratan dan 70% lautan. Meskipun daratan lebih
sedikit dibandingkan lautan, tetapi daratan berperan penting dalam kehidupan di bumi.
Daratan terdiri atas lapisan-lapisan yang setiap lapisnya tersusun atas komponen
berbeda.
Lapisan paling luar yang dekat dengan manusia adalah tanah. Lalu, apa saja komponen
tanah? Apakah hanya manusia yang tinggal diatas tanah? Yuk, pelajari ringkasan materi
dibawah ini untuk mengetahui jawabannya. 
Bagi sebagian orang, bau tanah setelah hujan mungkin menjadi sesuatu yang dinanti-
nanti  karena wanginya akan terasa menyegarkan. Namun, siapa sangka jika bukan
baunya saja yang menyegarkan manusia, tanah juga memiiki peranan penting dalam
keberlangsungan hidup organisme lainnya, termasuk tumbuhan dan hewan.
Tanah merupakan lapisan paling atas di permukaan bumi yang mengandung beberapa
partikel seperti batuan, mineral, dan partikel kimia lainnya. Tanah juga mendukung
pertumbuhan tanaman dengan mengikat akar dengan kuat dan menyimpan air dan
nutrisi.
Disamping itu, tanah juga merupakan rumah bagi berbagai macam organisme baik yang
terlihat secara kasat mata maupun yang tak terlihat. Ada beberapa peranan tanah bagi
keberlangsungan kehidupan antara lain :
Tempat hidup berbagai jenis hewan dan bakteri
Tanah mempunyai fungsi sebagai tempat makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan
salah satunya adalah bakteri. Walaupun tidak dapat di lihat dengan mata, keberadaan
bakteri sangat banyak bahkan hingga milyaran yang ada di dalam tanah.
Meningkatkan kesehatan dan menyediakan keperluan untuk manusia
Kegiatan manusia seperti bermain sepak bola, joging, bersepeda di jalan tentu saja
dilakukan di atas permukaan tanah. Selain itu, ketika membangun rumah manusia juga
menggunakan berbagai jenis tanah sebagai bahan bangunan dan olahan material dengan
semen.
Tanah juga bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat perkakas rumah dan
berbagai macam hiasan dari tanah liat, sehingga menjadi barang yang berharga. Selain
itu, makanan yang dibutuhkan manusia juga disediakan oleh tanah dimana tumbuhan
tumbuh diatasnya. Disamping itu, logam seperti emas juga terdapat di dalam tanah yang
bisa digunakan manusia baik untuk membuat perhiasan maupun lainnya.
Menyaring dan menyediakan air bagi makhluk hidup
Aktivitas manusia seperti kegiatan rumah tangga dan aktivitas industri tentu saja sangat
banyak menghasilkan gas buang dan tentunya limbah cair. Limbah cair atau sering
disebut dengan air limbah sisa buangan rumah tangga atau sisa aktivitas industri akan
dibuang ke sungai.
Ketika limbah cair yang kaya racun tersebut mengendap dipermukaan tanah, maka
secara langsung tanah akan menetralkan racun tersebut dan berbagai macam zat yang
berbahaya bagi makhluk hidup.
Hal tersebut dikarenakan adanya bakteri di dalam tanah yang mampu menguraikan
senyawa kompleks berbahaya menjadi lebih sederhana dan bisa lagi diserap oleh
tumbuhan.  Selain itu juga berfungsi agar tidak merusak lingkungan.

2. PERANAN ORGANISME TANAH


Seperti yang diketahui tanah mempunyai berbagai macam jeis bakteri dan organisme-
organisme hidup di dalamnya, dimana mereka pada umumnya hidup 10 cm dari
permukaan tanah. 
Ada beberapa peran organisme di bawah tanah yaitu :
• Dekompesor
Peran penting organisme dalam tanah adalah sebagai dekompesor. Organisme di dalam
tanah dapat melakukan dekomposisi atau penguraian terhadap bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa makhluk hidup, misalnya daun-daun yang jatuh ke tanah, ranting-
ranting, dan jasad hewan yang telah mati. Dekompesor ini dapat dilakukan oleh bakteri,
fungi, dan cacing.
• Pereaksi kimia tanah
Bakteri di dalam tanah bisa menguraikan material organik yang berasal dari sisa
makhluk hidup yang telah mati dan akan diuraikan menjadi zat nitrat. Zat nitrat atau
nitrogen dalam tanah ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.
• Penguraian polutan di dalam tanah
Bakteri yang ada di dalamtanah akan berfungsi sebagai filter dan menguraikan zat
kimia yang masuk ke dalam tanah akibat penggunaan pupuk anorganik secara
berlebihan. Semakin banyak organisme di dalam tanah maka akan semakin cepat
aktivitas penguraian bahan kimia di dalam tanah.
• Mencegah penyakit di dalam tanah
Tanah dapat dikatakan memiliki kondisi normal apabila tanah memiliki senyawa
organik dan aktivitas organisme yang tinggi. Pada saat itu, organisme tanah dapat
melawan organisme penyakit yang masuk ke dalam tanah. Secara alami organisme
tanah memanfaatkan prinsip pengendalian biologis sehingga organisme yang
mengganggu tanah dapat terkendali.
• Memberikan efek tekstur pada tanah
Tanah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan teksturnya, yaitu keadaan
tingkat kehalusan tanah yang dipengaruhi oleh perbedaan komposisi kandungan pasir,
debu, dan liat dalam tanah. Macam-macam tekstur tanah misalnya tanah bertekstur
halus atau tanah liat, tanah bertekstur sedang atau tanah lempung, dan tanah bertekstur
kasar atau tanah pasir.
• Sebagai pengatur struktur tanah dan kegemburan tanah
Kegemburan tanah sangat dipengaruhi oleh banyaknya organisme di dalam tanah itu
sendiri. Hal ini dikarenakan organisme mampu membuat pori pada tanah yang
berfungsi untuk menggemburkan dan menyuburkan tanah. Karena proses sirkulasi di
dalam tanah yang menjadi lebih baik akibat adanya pori-pori ini.
B. PROSES PEMBENTUKAN TANAH DAN KOMPONEN PENYUSUN TANAH
1. PROSES PEMBENTUKAN TANAH
Tanah merupakan campuran dari batuan yang telah lapuk, penguraian bahan organik,
mineral, air dan udara. Tanah terbentuk karena pelapukan fisik, kimia dan biologis.
Faktor fisik yang mempengaruhi pelapukan yaitu iklim, sinar matahari, curah hujan
yang mempengaruhi suhu bumi sehingga mempercepat pelapukan batuan. 
Pelapukan biologis, dibantu mikroorganisme tanah dan tumbuhan. Faktor lain yang
mempengaruhi pembentukan tanah yaitu tipe batuan, topografi atau relief tanah suatu
daerah. Untuk membentuk tanah setebal beberapa sentimeter, dibutuhkan waktu ribuan
tahun. 
Ketika tanah digali sampai dalam, biasanya tampak lapisan-lapisan tanah (horizon
tanah) yang memiliki gradasi warna berbeda. Berikut lapisan – lapisan tanah : 

Bagian paling atas, tumbuhan memperoleh nutrisi berupa air dan mineral dari tanah;
namun rentan kehilangan kandungan mineral dan nutrisi akibat kejadian alam seperti
hujan, banjir, tanah longsor dan erosi apabila tidak ada tumbuhan yang hidup di
atasnya. 
Erosi adalah berpindahnya sebagian lapisan tanah, merupakan bencana alam yang
disebabkan oleh manusia, terjadi akibat derasnya arus air yang melewati kawasan
bertanah dan mengikis lapisan tanah teratas yang subur serta banyak dihuni organisme
tanah. Sehingga yang tersisa adalah tanah kurang subur dan kualitas tanah kurang baik. 
Berdasarkan teksturnya, tanah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Jenis tanah
ditentukan berdasarkan jumlah partikel penyusun yang paling banyak terdapat pada
tanah tersebut. Partikel yang terdapat dalam tanah adalah pasir, liat, dan debu. Berikut
klasifikasi tekstur tanah berdasarkan ukuran partikel : 
Tekstur tanah merupakan besar kecilnya ukuran partikel yang menyusun tanah;
merupakan ukuran proporsi relatif yang menyusun tanah. Tanah memiliki ukuran
partikel berbeda-beda, sehingga dapat digolongkan menjadi  tanah lempung, tanah liat,
pasir, dan tanah campuran dari ketiganya. 
Jenis tanah diberi nama berdasar ukuran partikel utama atau kombinasi dari ukuran
partikel yang paling melimpah. Contohnya, tanah liat berpasir dapat dibuat menjadi pita
yang tipis, panjang dan terasa berpasir sehingga kita dapat mengetahui bahwa  tanah
tersebut tersusun atas tanah liat dan pasir. 
Pembentukan tekstur tanah dibantu organisme seperti cacing atau akar tumbuhan yang
mampu mempercepat pemecahan partikel-partikel tersebut dari batuan. Akar tumbuhan
mampu menembus batuan karena mengeluarkan zat asam sehingga secara kimiawi
dapat membatu pelapukan batuan. 
Tanah dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan teksturnya yang juga
mempengaruhi sifat-sifatya. Tanah pasir memiliki tekstur berbutir sehingga memiliki
porositas tinggi, kurang dapat menyimpan atau menahan air karena air mudah mengalir
melewati celah-celah cukup besar. 
Tanah liat tersusun atas partikel-partikel sangat kecil sehingga tanah liat dapat
menyimpan air lebih lama, hal ini dapat dilihat dari pergerakan atau aliran air lambat
ketika tanah liat diberi air. Sifat tanah mempengaruhi kemampuannya menyediakan
nutrisi dan air yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan di atasnya. 
Perbedaan tanah liat dan lempung yaitu tanah liat merupakan tanah lentur, sulit
ditembus air, berwarna lebih terang dari lempung; tidak banyak campuran pasir dan
batuan kecil; dimanfaatkan sebagai bahan utama produk gerabah dan keramik. Tanah
lempung adalah tanah yang terdiri atas campuran pasir, tanah liat, dan debu dengan
jumlah hampir sama. 
Pengatur kegemburan dan struktur tanah : Struktur tanah adalah susunan partikel-
partikel tanah yang menjadi suatu gumpalan. Partikel-partikel tanah direkatkan oleh
perekat seperti bahan organik yang dihasilkan organisme tanah. 
Lendir yang dihasilkan organisme tanah bercampur dengan tanah membuat partikel
tanah terkumpul membentuk gumpalan-gumpalan tanah. Gumpalan tanah yang baik
menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme tanah. Jamur di tanah juga
membantu pembentukan gumpalan tanah. 

2. KOMPONEN TANAH
Berikut ini komponen – komponen penyusun tanah :
a. Batuan : adalah bahan padat yang terbentuk secara alami, tersusun dari campuran
mineral, senyawa dan komposisi lainnya. Berdasarkan proses terjadinya, batuan ada 3
yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan dapat berasal dari magma gunung
berapi. Batuan didalam bumi mengalami pelapukan sehingga menjadi bahan pembentuk
tanah. 
b. Udara : Meskipun tanah merupakan benda padat, tetapi pada tanah terdapat rongga-
rongga berisi udara. Berikut contoh rongga udara dalam tanah : 
Rongga udara terdapat di antara partikel (butiran) tanah, di antara batuan tanah, di
antara batuan dan partikel tanah, di antara partikel tanah dengan akar tumbuhan ataupun
di antara akar tanaman dengan batu. Rongga udara juga dapat terbentuk oleh aktivitas
hewan tanah, misalnya cacing. 
c. Humus : adalah komponen organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi
(penguraian) hewan dan tumbuhan yang telah mati, daun yang gugur, ataupun feses
oleh bakteri dan jamur. Humus adalah tanah yang subur, karena humus memiliki tekstur
gembur dan banyak pori-pori sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara. 
Kondisi tersebut menyebabkan akar memperoleh cukup udara dan mampu
mempertahankan air sehingga tanah selalu lembab. Humus juga mengandung mineral-
mineral dan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Berikut contoh humus : 
 

d. Air : Makhluk hidup yang hidup di tanah butuh kelembaban tanah. Kelembaban
tanah disebabkan keberadaan air dalam tanah. Tumbuhan juga membutuhkan air. Air
diserap oleh tumbuhan setelah menembus tanah dan mencapai akar. 
e. Mineral : ion positif dalam tanah yaitu Kalium (K+), Kalsium (Ca2+) dan
magnesium (Mg2+); ion negatifnya yaitu nitrat (NO3-), fosfat (H2PO4-) dan sulfat
(SO42-) yang merupakan nutrisi bagi tumbuhan. Kandungan mineral dalam tanah yang
berbeda-beda menentukan sifat dan karakter tanah. Namun, idak semua tanah sesuai
untuk bercocok tanam. 
Tanah yang subur memiliki pH sekitar 7. Pada kisaran pH 7, tumbuhan dapat menyerap
nutrisi secara optimal. Warna tanah berkaitan dengan tingkat kesuburan tanah. Semakin
gelap warna tanah, kandungan bahan organiknya tinggi. Warna tanah gelap menyerap
panas lebih cepat dibandingkan warna terang. 
f. Komponen organik : Tanah merupakan tempat hidup dari beberapa makhluk hidup
mulai dari bakteri, jamur, alga, serangga, dan cacing tanah. Organisme tanah tersebut
menguraikan bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup sehingga menghasilkan
meterial organik di dalam tanah. 

C. UPAYA MENJAGA KELESTARIAN TANAH


Kesuburan tanah dapat berkurang dan hilang akibat pengolahan tanah yang kurang hati-
hati terutama pada lahan miring. Oleh karena tanah sangat penting untuk dijaga
kesuburannya, berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah.
1. Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana. 
Pupuk memang bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah. Akan tetapi jika
penggunaannya berlebihan, justru akan menimbulkan pencemaran pada tanah dan air
oleh zat kimia. Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang
lebih aman karena risiko pencemarannya jauh lebih sedikit (bisa dikatakan sangat
aman).
2. Membuat sengkedan/terasering pada tanah miring. 
Tujuannya untuk mencegah erosi. Apabila tanah sangat miring, harus ditambahkan
penguat seperti tumpukan batu atau pohon besar. Daerah yang tanahnya tidak subur
sebaiknya ditanami kacang-kacangan untuk menambah unsur nitrogen dalam tanah. 
3. Pengolahan tanah yang tepat untuk pertanian monokultur.
4. Penertiban pembuangan sampah secara sembarangan, karena dapat mencemari
tanah, air, dan udara. Sampah-sampah yang dapat didaur ulang harus didaur
ulang. 
5. Penertiban pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat, bahan-
bahan yang sulit hancur, atau zat-zat yang termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun).

Anda mungkin juga menyukai