Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Ta'aruf dan Tafahum

Kata ta'aruf berasal dari bahasa Arab diambil dari kata " Ta'aarafa, Yata'aarafu,
Ta'aarufan" yang berarti saling mengenal dan saling mengetahui.
Kata Tafahum juga berasal dari bahasa arab yakni dari kata "Tafaahama,
Yatafaahamu, Tafahumam", yang berarti saling memahami, saling mengetahui secara
mendalam kondisi orang lain.
Dengan demikian, ta'aruf dan tafahum adalah upaya untuk saling mengenal dan
memahami keadaannya secara jelas baik yang menyangkut pribadi seseorang begitu juga
yang berhubungan dengan keadaan keluarga.

Memahami Ta’aruf
Ta’ruf memang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Ta’ruf seringkali dikaitkan
pada sebuah proses mengenal sebelum melamar calon pasangan secara Islami. Meski
benar, namun ta’aruf tidak sebatas pada berkenalan dalam pernikahan.
Ta’aruf adalah perkenalan atau saling mengenal yang dianjurkan dalam Islam,
maksudnya yaitu interaksi yang dilakukan antara dua orang atau lebih dengan disertai
maksud atau tujuan tertentu.
Sedangkan ta’aruf dalam lamaran diartikan sebagai proses perkenalan yang
tujuannya adalah menyempurnakan agama, yaitu ke kejenjang pernikahan. Bukan sebatas
“iseng” berkenalan, tapi ta’aruf menjadi lebih mulia karena sang pelaku memiliki niat
ibadah (menikah).
Mulai dari mengenal secara fisik (jasadiyah), seperti fisik tubuh, suara, tingkah
laku, materi, alamat, keluarga, pekerjaan, pendidikan, rumah dan lainnya hingga
mengenal kejiwaan (nafsiyah) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan
seperti: karakter, emosi, dan tingkah laku. Termasuk mengenal pemikiran,
kecenderungan, visi dan misi hidupnya.
Hal ini disebut dengan masa penjajakan sebelum menikah. Taaruf juga dianggap
sebagai masa saling bertukar informasi mengenai satu sama lain. Di dalam Al Qur’an
Q.S Al Hujurat ayat 13 menerangkan secara jelas mengenai kata taaruf: “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”
Dari proses inilah wanita dan pria bisa saling mengetahui segala kelebihan dan
kekurangan calon pasangan hidup mereka kedepannya. Dengan saling mengenal dan
terbuka satu sama lain, maka segala perbedaan bisa saling dibicarakan agar bisa saling
memunculkan kesepamahaman (tafahum).
Taaruf pada proses menuju pernikahan yang harus likaukan pertama adalah
mendatangi orang tuanya. Dalam Islam, jika ada seorang pria tertarik kepada seorang
wanita, mereka dianjurkan untuk langsung menemui kedua orangtua si wanita dan
mengutarakan niat baiknya. Dengan cara ini si pria tidak hanya mengenal wanita yang
ingin dilamarnya, tetapi juga keluarganya sehingga bisa membangun kedekatan dengan
keluarga si wanita dan sebaliknya.
Kedua, menjalin komunikasi dengan calon pasangan. Menjalani taaruf cukup
dengan saling mengingatkan dan menanyakan mengenai hal-hal yang penting perihal
calon pasangan. Misalnya, seperti apa yang disukai dan tidak disukai. Dalam menjalin
taaruf, pria dan wanita tidak diizinkan untuk bertemu atau berkomunikasi terlalu sering.
Jika ingin bertemu harus ada pihak ketiga yang mendampingi. Lebih baik lagi jika yang
dibicarakan adalah hal penting.
Ketiga, tidak berduaan saat bertemu. Sekalipun sudah dapat restu dari orang
tuanya, namun pertemuan pria dan wanita harus didampingi kerabat atau teman dekat.
Keempat, pria dan wanita yang menjalin taaruf harus saling menundukkan pandangan.

Tafahum
Setelah saling mengenal, baik secara jasadiyah maupun nafsiyah. Maka, selanjutnya
adalah tahapan saling memahami satu dengan yang lainnya secara lebih mendalam.
Diawali dengan kesepahaman dalam prinsip-prinsip pokok ajaran Islam, diantaranya
berpegang teguh pada aturan Allah dan berakhlak sesuai dengan suri tauladan Rasulullah
SAW.
Muslim juga harus tolong menolong dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya serta
memahami kekurangan dan kelebihan saudara atau pasangannya. Proses tafahum adalah
ketika seseorang memaklumi kekurangan, seraya menutupi aib saudara atau
pasangannya. Bahkan berupaya ikut memperbaikinya. Juga menghormati kelebihannya,
mengambil manfaat darinya dengan cara menyampaikannya pada yang lain.
Allah berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 86, yang artinya:”Dan apabila kamu
dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan
yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh,
Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa: 86)
Selain itu, dalam kehidupan rumah tangga, tafahum melindungi aib dan kekurangan
masing-masing adalah kewajiban setiap pasangan.
Dalam hadis dari Abu Sa’id al-Khudriy berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang
laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan
rahasia istrinya tersebut,”. (HR Muslim).
Bahkan dalam hadist yang diriwayatkan Abu Qatadah, orang yang membuka aib
pasangannya diancam dengan azab di hari kiamat.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah, Rasulullah bersabda: “Orang yang membuka aib
pasangannya, Allah akan mengikatnya dengan ular besar di hari kiamat nanti,”. (HR
Ahmad).
Dengan saling memahami, umat muslim mampu terhindar dari sebab-sebab yang mampu
menimbulkan perpecahan, kebencian, dan permusuhan. Allah SWT berfirman, yang
artinya:
“Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, serta janganlah berbantah-bantahan yang akan
mengakibatkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian.” (Q.S Al-Anfaal: 46)

Perintah Berta'aruf dan Tafahum


Islam adalah agama yang paling sempurna. Kesempurnaan ajaran Islam oleh
karena ajran yang dibaawahnya meliputi seluruh aktivitas hidup dan kehidupan umat
manusia. Akan tetapi kesempurnaan itu dapat nampak pada diri seseorang apabila dihiasi
dengan ta'aruf, tanpa saling kenal mengenal satu sama lain maka kehidupan manusia
tidak lengkap. Manusia diciptakan oleh Allah untuk saling mengenal satu sama lain.
Firman Allah :
‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوُأ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَاِئ َل لِتَ َعا َرفُوا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (Q.S.Al-
Hujurat Ayat 13).
Adanya manusia di dunia ini memang telah direncanakan oleh Allah SWT., dan
bukan terjadi karena secara kebetulan, dimana Allah SWT menciptakan manusia dengan
berpasangan yakni laki-laki dan perempuan dari Nabi Adam a.s. dan istrinya Hawa.
Kecuali nabi Isa Yang lahir tanpa seorang Ayah karena kehendak Allah.
   Dari pasangan suami istri antara Adam bersama istrinya, manusia berkembanga terus
menerus sampai sekarang yang jumlahnya sudah miliyaran. Dari sekian banyak manusia
sehingga terbagi menjadi beberapa bangsa dan suku. Terjadinya bermacam-macam
bangsa dan suku, maka semakin jauh antara satu dengan yang lainnya.
Dari keadaan manusia yang berbeda, baik bangsa begitupun dengan suku ataupun
bahasa bukan berarti untuk perpecahan, akan tetapi justru untuk saling kenal mengenal
(ta'aruf). Pada dasarnya derajat manusia sama disisi Allah Swt., yang membedakan
adalah tingkat ketaqwaannya. Dalam bergaul dan saling mengenal, kita harus tetap
memperhatikan petunjuk-petunjuk agama, agar pergaulan tidak menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan. Oleh karena itu takwa dalam ayat tersebut diatas berarti pergaulan
dengan saling mengenal harus dilakukan secara hati-hati, terutama dengan lawan jenis.
    Oleh karena itu ta'aruf yang dimaksudkan dalam ayat tersebut di atas, bukan hanya
sekedar mengetahui sesama manusia, akan tetapi saling memahami keadaan masing-
masing sehingga tercipta tali silaturrahmi yang kuat

Dampak Positif Ta'aruf dan Tafahum


Ta'aruf dan tafahum amat besar dampak positifnya dalam kehidupan sehari-hari,
terutama pada pergaulan para remaja, antara lain ;
1. Dapat menambah banyak teman sehingga memperluas persaudaraan
2. Mengurangi dan menanggulangi munculnya lawan
3. Dapat saling tukar menukar pengalaman dan pengetahuan
4. Dapat melahirkan kerukakunan antara sesama, terutama para remaja sehingga
tidak terjadi kesenjangan sosial.
5. Terwujudnya kerukunan antara sesama remaja
6. Sebagai sarana untuk membina persatuan dan kesatuan bangsa
7. Dapat dijadikan sebagai sarana penyebaran informasi sehingga terbuka peluang
kerja

Anda mungkin juga menyukai