Anda di halaman 1dari 9

Judul : Patunda Sinematik

Tema : Sinematik
Pemeran :
1. Diky sebagai Stepan
2. Khalil sebagai Mondi
3. Syafriansyah sebagai riyan
4. Sandy sebagai Tama
5. Aldil sebagai Ucok
6. Ummi Hasna sebagai Dara
7. Rafiah sebagai lala
8. Fatimah sebagai Velica
9. Arfah sebagai Narator

Watak Tokoh :
 Stepan : Sombong, suka pamer, suka mengatur
 Mondi : Penyabar, Rendah hati
 Riyan : Penurut
 Tama : Culun, Penyabar
 Ucok : Bijaksana
 Dara : Bijaksana, Penyayang
 Lala : Pendiam
 Velica : Tukang Kompor

Sinopsis : Cerita ini mengisahkan sebuah persahabatan antara mondi dengan stepan yang
awalnya sangat akrab, hancur seketika dikarenakan konflik vidio motor cinematik
PATUNDA SINEMATIK

Act 1: di kantin sekolah


Pada saat di kantin sekolah stepan dan mondi sedang duduk di kantin sekolah, mereka berdua
sedang menikmati makanan dan sambil membahas bagaimana cara membuat vidio untuk
sepeda motor stepan untuk dimasukkan konten di instagramnya stepan.

Stepan : “ Bro, biade rasaho karetaki, sep do kan ?”


Mondi : “Olo, sep sep, bialana bro ?”
Stepan : “ Imadah, por rohakku mambaenna tu klx ki bah, bettak sep rasa halak halak.”
Mondi : “ Anggo soni cees, baenma pala por rohamu, au baya por rohakku tai nadong klx na,
pala ho tong tagi bisa mangido.”
Stepan :“ Majelas tong, minta papa dong.”
Stepan :“ Pala bro, bantu ma jolo au mambaen sinematik nai.”
Mondi :“ Olo ita baen ma cees.”

Act 2: Gerbang depan sekolah


Stepan dan mondi berangkat untuk pulang kerumah masing-masing dan mereka berdua
menaiki sepeda motornya masing-masing dengan vario nya mondi dan klx nya stepan.Dan
mereka sama-sama sampai di depan gerbang dan sambil tos.
Stepan : “ Biado mulak mada hita cees, naron pala siap hu modif karena ne rohoda tubagas!”
Mondi : “ Jadimadah, cees.”
Dan mereka berdua telah berpisah karena rumah mereka beda arah, dan sesampai dirumah.

Act.3: Dirumah Mondi


Mondi memasuki rumah sambil berjalan menuju dapur untuk melihat lauk dimeja makan, dan
setelah melihat meja makan dalam keadaan ada lauk yang lengkap, Mondi tidak selera makan
karna lauknya hanya itu-itu aja. Dan Mondi langsung pergi menuju kamarnya.
Mondi : “alakleh gule ne, sugarikan kayo halak umak rap ayak, mungkin mabisa au manabusi
kareta klx songon si stepan i.”
Mondi : “ Hmm, tai napola beidah, adong do vario ndon, onpe di modif jeges doi.”
Act.4: Dirumah Stepan
Stepan memasuki rumahnya yang megah nan penuh nuansa yang ada. Ayah yang bersantai
setelah sepulang kerja dan ibunya yang sedang menonton televisi, dan stepan menuju ke
dekat ibu dan ayahnya sambil berbincang-bincang bagaimana keadaan sekolahnya si stepan.
Stepan : “ Ayah kenapa tumben pulang cepat dari kantor ?”
Ayah stepan : “ Iya mang, karna dah diawasi manager ayah pegawainya.”
Stepan : “ oh… iya yah.”
Ibu stepan : “ Gimana mang tadi belajar disekolah ?”
Stepan : “ Baik dong mah, seru juga karna gurunya kece-kece masuk kr kelas mah.”
Ibu stepan : “ oh bagus lah itu dah mang, baik-baik yah mang dikelas biar pintar mang.”
Stepan : “ iyah mah.”
Ibu stepan : “ Yaudah sana makan mang biar istirahat, trus biar nanti sore les biar abang
tentornya gak capek ngajarinnya mang.”
Stepan : “siap mah.”

Setelah itu stepan pergi menuju dapur untuk makan dengan lauk yang sangat enak, Stepan
makan dengan lahapnya. Setelah selesai makan Stepan pergi menuju kamarnya untuk
mengganti pakaian sekolahnya dengan baju kaos biasa dan menghempaskan badannya ke
kasur empuknya, dan istirahat sebelum les privatnya. Seketika ada yang memanggil Stepan
dari luar kamar dan Stepan langsung bangkit dari kasur dan keluar dari kamarnya dan pergi
menuju sumber suara. Ternyata guru les privatnya telah datang di ruang tamu dan siap untuk
belajar.

Act 5: di rumah Mondi


Mondi bermain handphone di kamarnya, Mondi sedang melihat-lihat Instagram dan Mondi
teringat tentang janjinya terhadap stepan dan dia langsung melihat jam yang menunjukkkan
pukul 15.00 bahwa sudah menunjukkan hampir sore dan Mondi langsung bangkit dari
kasurnya dan bersiap-siap untuk berkemas kerumah stepan.

Act 6: di rumah Stepan


Stepan selesai melakukan bimbelnya dan bersalaman dengan guru bimbel tersebut. Dan
bergegas pergi ke garasi untuk mengeluarkan kereta KLX nya di halaman rumah, dan sambil
menunggu si Mondi datang.
Act 7: di rumah Mondi
Mondi telah selesai bersiap dan bergegas untuk pergi ke rumah Stepan. Mondi pun
mengeluarkan kereta vario yang sering ia bawa kemanapun.

Act 8: di perjalanan menuju rumah Stepan


Mondi mengendarai keretanya dengan santai dan tetap aman sambil sedikit bersenandung dan
memikirkan seperti apa video yang akan mereka buat nanti.

Act 9: di rumah Stepan


Sesampainya mondi di rumah Stepan, Mondi dan Stepan langsung membuat cinematik dan
sambil bersantai-santi.

Act 10: di rumah Stepan


Setelah mereka selesai membuat cinematiknya Mondi pun langsung mengedit video tersebut
dan setelah selesai langsung di berikan kepada stepan.

Stepan: “Bro, sep dah baen video nai.”


Mondi: “Oke oke, aman cees.”
Stepan: “So hita pamasuk tu story wa nita dohot di ig pe hita pamasuk.”
Mondi: “Hahaha, oke oke.”

Act 11: di rumah Stepan


Setelah hari menunjukkan jam 18.00, Mondi pun bergegas untuk pulang ke rumah, dan
berpamitan ke orang tua Stepan yang sedang duduk di depan rumahnya dan mensalim kedua
orang tua stepan.

Mondi: “Udak, Etek, giot kehe ma au mulak dah udak, naron ma potang tu so lalu tu
bagasan.”
Ibu Stepan: “Namangan be lakna dison, mang?”
Mondi: “Nakkon pola da Etek, dibagas ma songoni naron Etek...”
Stepan: “Olo dison mado hita mangan.”
Mondi: “Nakkon pola dah, rap halak umak ma naron au mangan dibagasan.”
Ayah Stepan: “Hati-hati dah mang di dalan, palan-palan pe na mangoban karetai.”
Mondi: “Olo Udak..., makasih dah Udak, Etek, anggo soni kehe ma au mulak.”
Mondi sambil mensalim kedua orang tua Stepan. Dan mondi langsung bergegas untuk
pulang.

Act 12: di perjalanan menuju rumah Mondi


Langit mulai gelap, Mondi mendengar suara tarahim yang menandakan sebentar lagi akan
masuk waktu maghrib. Mondi pun mempercepat laju keretanya agar segera sampai ke rumah.

Act 13: di rumah Mondi


Setelah Mondi sampai ke rumahnya dan memasuki rumah dia langsung pergi ke dpaur dan
melihat Ibunya yang sedang menghidangkan masakkannya di atas meja makan dan Ibu
langsung bertanya kepada Mondi.

Ibu Mondi: “Mang, ngendia doho sadarion?”


Mondi: “Ngen bagas ni ni halak si Stepan mak.”
Ibu Mondi: “Oooo, jadima dah.”
Ibu Mondi langsung menyuruh Mondi untuk segra mandi dan melaksanakan sholat magrib
serta persiapan untuk makan malam.
Ibu Mondi: “Kehemani mang maridi, baru sumbayang ho, so rap mangan hita naron rap
Ayah.”
Mondi: “Oloo mak.”
Mondi pun segera beranjak untuk melaksanakan yang diperintahkan ibunya.

Act 14: Ruang makan keluarga Mondi


Setelah jam menunjukkan jam 19.30, keluarga Mondi makan dengan tenang tanpa sedikit
bicara pun karna pantang bagi keluarganya makan bersuara. Dan setelah makan selesai Ibu
Mondi membereskan meja makan, dan Ayah Mondi ke kamar untuk istirahat karna kecapean
seharian bekerja, dan Mondi juga bergegas pergi ke kamarnya. Ibunya tak lupa untuk
mengingatkan Mondi belajar. Mondi langsung belajar sesuai dengan yang di perintahkan.
Setelah belajar Mondi pun langsung tidur.

Keesokan harinya...
Act 15: di Sekolah
Mondi dan stepan tiba bersamaan di sekolah. Mereka pun segera menuju kelas, Mondi
pertama kali memasuki kelas, sedangkan Stepan masih berjalan-jalan santai di lorong menuju
kelas.

Act 16: di Kelas


Bel berbunyi menandakan semua murid segera memasuki kelas dan mengikuti pembelajaran
hingga bel istirahat berbunyi. Dan beberapa jam kemudian, bel pun istirahat pun berbunyi.

Act 17: di depan kelas


Stepan dan mondi beserta teman-teman sedang duduk di halaman depan kelas mereka sambil
bercerita-cerita. Lalu stepan menunjukkan kepada teman-temannya video cinematik yang
dibuat oleh mereka berdua.

Stepan: “Ligi hamu jolo on video nai sanga jeges rasa hamu.”
Ucok: “Sep-sep, andigan do di baen hamu on?”
Mondi: “Natuari.”
Dara: “Ooo... sama kalian buat cinematiknya?”
Mondi: “Iya, sep kan?”
Velicia: “Iya bagus da, sep kurasa.”
Mondi: “Siapa dulu dong?”
Stepan: “siapa dulu siapa dulu ma ho, puna ni halak do!”
Mondi: “Tai ho do manyuruh au mambaenna, tottu au do kan na gok mambaen i.”
Stepan: “Kareta niba do, mambaen na pe pake hp niba do, pala hp mu kan na jeges mambaen
cinematik, kareta na pe olat ni KLX ku do na cocok tu cinematik. Na songon kareta mu na
cocok, hahaha!”
Mondi: “Bia pe nimmu da tu au nakkon pala soni da, ulang sampe marendah kon halak di
jolo narami on, bro. Marpalan do sotik babai. Hu boto do inda alak na kayo au!”
Stepan: “Bia na suka ho?”
Ucok: “he madung mada i, ulang marbada hamu patunda ni cinematik on.”
Riyan: “olo natola songoni da cees.”
Dara & Cia: “Iya we gausa berantam, yang lucu laa klen gara-gara itu pun berantam.”
Stepan: “Nakkon pala ikut campur da hamu.”
Ucok: “Bia buse inda ikut campur, tai dongan do hita.”
Riyan: “Naron hami padiar marsikoyok buse hamu ison.”
Lala: “Wih yang ributan da kalian, udah la itu masuk kelas la kita yok?”
Tama: “iya, ayo-ayo, udah bel juga.”
Mereka semua pun segera memasuki kelas agar Mondi dan stepan tidak melanjutkan aksi
berantam mereka. Karna bel smasuk kelas juga sudah berbunyi, semua murid pun kembali
melanjutkan pelajaran hingga pulang sekolah.

Act 18: di rumah Stepan


Stepan dan Riyan memutuskan untuk pulang bersama dan riyan singgah terlebih dahulu di
rumah Stepan sebelum pulang ke rumahnya.

Riyan: “Jadi, masih marbadai juga kau sama si mondi?”


Stepan: “Nauboto da, maccit uluku, sanga bia bayo i.”
Riyan: “olo, tai sagari ulang lolot hamu na marabada i da.”
Stepan: “Olo, patenang ma.”
Riyan: “Jadima, mulak ma au da.”
Stepan: “Hati-hati da.”
Riyan pun segera pulang menuju rumahnya.

Act 19: di tongkrongan tempat biasa mereka berkumpul


Mondi dan lainnya sedang berkumpul di tempat mereka biasa nongkrong, sambil membahas
tentang masalah yang terjadi ketika istirahat tadi.
Dara: “Mondi, udah la yang mar lambis itu. Ga aneh kalian rasa jadi renggang gini?”
Mondi: “Gimana ya, aku yang bagusnya tadi tapi tiba-tiba marah si stepan karna ku bilang
aku yang buat video itu. Terus merendahkan aku juga dia buat apa la itu? Sombong kali dia
jadi orang tardo anak orang kaya dia.”
Ucok: “Olo kan, au pe na sombongan kadang u rasa ia, tai bia ma dongan niba i tarimo ma
songoni.”
Velicia: “Iya sih.”
Dara: “Ah, udahla itu. Baikan la kalian ga boleh lama-lama ga berteman.”
Mondi: “Iya, aman la itu.”
Setelah cukup lama berbincang, akhirnya mereka semua memutuskan untuk pulang ke rumah
masing-masing
.
Seminggu kemudian...

Act 20: di kantin sekolah


Stepan, Riyan, dan Velicia sedang makan bersama di kantin, dan mereka pun asyik
mengobrol.

Velicia: “He taunya klen?”


Riyan: “Apa?”
Velicia: “Masa la kan, seminggu yang lewat kumpul kami di tongkrongan. Terus di jelek-
jelekin si Mondi la si Stepan terus si Ucok pun ikut-ikutan. Lawak kan?”
Stepan: “ha? Apanya maksud orang itu? Aku udah diam banyak omong lagi mereka!”
Riyan: “Sabar sabar cees, keta mangecek hita rap halai.”
Velicia: “Ih ga ikut-ikutan aku ya kalo berantam klen.”
Riyan: “Iya tenang la.”
Mereka pun langsung menuju kelas untuk menemui mondi dan kawan-kawan.

Act 21: di ruang kelas


Mereka bertiga pun tiba di ruang kelas dan langsung mendatangi mondi dan yang lainnya.

Stepan: “Mangua do hamu? ma sip au bahat dope kecek namu di balakang.”


Ucok: “Aha dei cees, tai pade do hami.”
Riyan: “Kan songonon, i dokkon si Cia nakkin i dokkon kamu na lain-lain, i dokkon kamu
bageng na sombong si stepan. Makana langsung panas i rasa ia, betul lakna songoni?”
Dara: “Astaga Cia, buat apa kau aduin masalah kek gitu, yang ga mikir la kau memang.”
Lala: “Iya, ngapain kau ngadu Cia, kalo gini jadi nambahin masalah namanya!”
Tama: “Udah we jangan emosi.”
Velicia: “Apasi kalian, sadar la kalian juga salah nyeritain kawan klen di belakang, harusnya
kalian bantu perbaikin la.”
Dara: “Kau juga iyain lo waktu kita cerita cerita itu, gausa banyak cakapmu situ.”
Ucok: “Ah udah la itu we, ga ada habisnya nanti yang berantam ini. Salahnya semua disini.”
Riyan: “Iya udah la, mending kita bicarain baik-baik. Biar selesai masalahnya.”
Tama: “Iya setuju.”

Ucok: “Jadi, disini mar si maaf la kita. Kau Stepan minta maaf kau sama si Mondi jangan
mudah kali kau merendahkan orang samanya kita ini semua terus jangan sombong yang
berkawan itu. Kaupun Mondi jangan mudah kali kau kepancing emosi, sabar ingatkan dulu
kalo masih bisa di ingatkan.”
Ucok: “Kaupun Cia, jangan suka kali kau mengkompori ga boleh itu jadi makin besar kau
buat masalah jadinya, ga boleh kau kayak gitu lagi.”
Riyan: “yauda marsimaafan la kita yaa.”
Stepan: “Mangido maaf au dah mondi, ma kasar tu au mangecet waktu i.”
Mondi: “Au pe mangido maaf dah stepan.”
Stepan: “Sama kalian semua pun minta maaf aku ya.”
Velicia: “Akupun minta maaf ya we, udah manas-manasin kalian, maaf ya.”
Semuanya: “Iya, kami maafin. Jangan ulangi lagi yaa.”

Akhirnya mereka semua pun berbaikan, masalah Mondi dan Stepan pun telah selesai.
Memang patunda ni cinematik do sude on jadi marbada alak i baenna. Hahaha...

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai