Anda di halaman 1dari 5

Harapan Anak Bangsa Di Sudut Manokwari

Suatu siang yang terik di kota Sorong, aku sedang bermain petak umpet bers
ama teman-teman ku terdengar suara mamaku memanggilku “zaraaaa, sini sayang
ayo pulang kamu belum makan siang”. Aku pun bergegas lari ke rumah ku, sesampa
inya di rumah aku mencuci kaki dan tanganku lalu aku menuju ke dapur untuk maka
n, hari ini mamaku memasak makan siang ayam goreng kesukaanku dengan tumis k
angkung, hmmm sungguh lezat. Setelah selesai makan mama ku memanggil ku, ma
maku bilang ada hal penting yang ingin di beri tahu padaku.
Mama : zara sayang, sore ini bantu mama ya kita kemasi barang kita
Aku : mau kemana ma? Tanyaku kebingungan
Mama : nak, papa kau pindah tugas ke manokwari kita harus segera kemasi barang
kita karena barang kita banyak sayang 
Aku pun langsung membantu mama ku mengemasi barangku, memasukkan bajuku
ke koper satu demi satu sambil memikirkan perpisahan dengan temanku disini, begit
u sedihnya aku harus berpisah dengan teman-temanku.

Hari menjelang malam papaku pulang bekerja aku dan kedua adikku mengha
mpirinya, terlihat jelas wajah lelah papaku sepulang bekerja hari ini. Aku bergegas k
e dapur untuk mengambilkan air minum untuknya. 
Aku : papa apa betul papa pindah 
Papa : iya sayang, kakak sudah kemasi baju kakak?
Aku : sudah 
Papa : adek juga sudah?
Aku : sudah pa... (aku menjawab dengan raut muka kesedihan ku)
Papa : kenapa kakak sedih
Aku : aku harus meninggalkan teman-temanku pa, aku juga harus pindah sekolah
juga, padahal aku suka disini pa
Papa : nanti kakak bisa mencari teman baru disana sayang, kakak juga nanti masih
bisa telpon teman kakak yang disini. Jangan sedih lagi ya anak papa, sekarang ke k
amar ya kerjakan PR dan tidur 
tanpa menjawa aku pun langsung beranjak ke kamarku.
Hari ini hari adalah hari dimana keluargaku harus pindah, semua tetanggaku
mengantarkanku dengan tangis begitu pula mama dan diriku. Di sepanjang perjalan
an aku hanya terdiam melihat keluar jendela mobil, terduduk diam melihat jalanan, m
elihat lalu lalang kendaraan, dan melihat semua sudut kota sorong dengan semua k
enangan yang tertinggal. Tak terasa aku dan keluargaku sudah memasuki area ban
dara dan mobil pun telah terparkir di area parkiran yang tersedia, kami segera meng
ambil koper dan barang-barang kami di bagasi mobil lalu membawanya menuju pint
u keberangkatan. Kami semua antri dengan berbaris rapi, tibalah giliran berkas kami
di cek satu persatu, setelah itu kami menuju ruang tunggu menunggu masuk ke pes
awat. Setelah masuk ke dalam pesawat aku mendapat tempat duduk di samping ma
ma dia apit oleh adikku zena, aku tertidur selama perjalanan dan ketika terbangun a
ku sudah sampai di bandara kota Manokwari.
Kami di jemput oleh om totok dan bergegas menuju asrama batalyon tempat
kerja baru ayahku, sepanjang jalan adik laki-lakiku sangat berisik, bertanya ini dan it
u.
Zio : om jauh kah?
Om totok : tidak zio hanya 1 jam saja
Zio : disana ada kolam berenang om?
Om totok : tidak ada, kalau sungai yang jernih dan dingin ada
Zio : hore….
Aku : ssssttt zio diam om totok sedang menyetir jangan berisik
Lalu aku memalingkan pandanganku ke jendela mobil, melihat jalanan yang sepi, ku
lihat di sebelah kiri terdapat lautan yang indah dan di sebelah kanan ada hutan yang
hijau, mobil terus melaju dan kini melewati hutan dengan jalan naik dan turun, sepan
jang perjalanan om totok tidak melaju kencang karena banyak babi yang menyebran
g sembarangan.
Om totok : sebentar lagi belok gang kecil lalu kita akan sampai
Zio : hore…

Jalan menuju batalyon kami melewati jembatan yang di bawahnya terdapat s


ungai yang jernih, disana ada 2 anak laki-laki sedang bermain air sambil menemani i
bunya yang sedang mencuci baju. Lalu kami melewati jalan yang membelah hutan k
elapa sawit jalan tersebut masih berupa tanah belum ada aspalnya dan bergelomba
ng, beberapa saat kemudian terlihat gunung yang berjejer begitu indah, langitnya pu
n begitu biru dan sedikit awan putih di dekat barisan gunung tersebut, terlihat pula ru
mah-rumah berwarna hijau yang berjejer rapi, sepertinya disanalah aku akan tinggal.
Sampailah kami di pos penjagaan batalyon, om totok membunyikan klakson mobilny
a lalu portal pun di buka. Sesampainya di rumah dinas papa kami bergegas masuk d
an menata semuanya. Setelah selesai berberes aku dan adikku bergegas mandi tak
terasa hari sudah sore tetapi zena berbisik ingin bermain denganku
Zena : kaka yuk main kak
Aku: kakak capek dek
Zena : syo lah kak ( zena merengek sambil menarik bajuku)
Aku : baiklah
Kami pun bermain petak umpet di luar rumah dan juga berlari kesana kesini mengelil
ingi lingkungan rumah kami, aku merasa hanya tampak sedikit anak kecil dan tidak a
da anak sebayaku, membuatku semakin sedih karen itu artinya temanku hanya zena
dan zio adik-adikku.

Hari demi hari ku lewati, genap seminggu sudah aku tinggal di manokwari, rin
du temanku di sorong, rindu suasana yang ramai, dan sangat ingin punya banyak te
man bermain,karena rindu yang memuncak kepada temanku di sorong aku sering
mencoba telfon atau video call tetapi karena sinyal di rumahku sangat buruk sehingg
a telfon pun gagal, aku pun terdiam dan merasa sedih hingga suara teriakan mama
pun memecah kesunyianku.
Mama : zaraaa kenapa kau melamun nak
Aku : tidak apa-apa ma
Mama : nak, papa mu sudah mengurus kepindahan seolahmu, besok kamu mulai se
kolah di kota
Aku : di kota ma? Jauh sekali ma
Mama : iya sayang tidak ada sekolah dekat sini, karena jarak ke kota jauh, besok ha
rus siap bangun pagi ya sayang

Pukul 5 tepat aku di bangunkan oleh mamaku, rasanya mata ini masih berat
dan tak ingin bangun tapi aku harus sekolah, aku berbegas mengambil handuk dan
mandi. Pukul 6 kurang aku dan adik-adikku sudah di dalam mobil untuk berangkat s
ekolah, tak lupa mama membawakan bekal untuk sarapan di dalam mobil. Aku haru
s rajin ke sekolah karena aku adalah murid kelas 6 SD yang banyak sekali tugas dan
ujian. terkadang adikku Zena yang duduk di kelas 4 SD dan Zio kelas 1 SD yang seh
arusnya sudah waktunya pulang harus menungguku di depan kelasku karena aku m
asih ada kelas tambahan karena kita harus pulang Bersama, papa dan mamaku tid
ak mungkin menjemput berulang kali karena jarak sekolahku dan rumahku satu jam
perjalanan.

Menjalani rutinitas sekolah yang berjarak satu jam dari rumah sungguh berat
dan Lelah, menjadikanku kangen sekali suasana di tempat tinggalku yang lama, aku
pun sedih melihat papa atau mama yang kelelahan karena menjemputku dan adik-a
dikku. Bahkan papa pernah nyaris menabrak pohon karena kelelahan, mama pun ha
rus bangun pukul 4 menyiapkan bekal kami. Tuhan inilah harapan dan do’aku pada
mu, aku berharap ada sekolah yang dekat dengan tempat tinggalku, aku berharap si
nyal di tempat tinggalku bagus sehingga aku bias telfon teman-temanku, Oh Tuhan
aku juga berharap mama dan papaku sehat selalu agar bias menemani dan merawa
tku dan adik-adikku. Terimakasih Tuhan atas berkat yang telah kau beri selama ini p
adaku.
BIODATA PENULIS

Nama : Gracya Janetha Mananohas


TTL : Sorong, 17 Januari 2010
Nama Ayah : Letda Inf Christian H.Mananohas
Nama Ibu : Cahaya Simanungkalit
Kelas : 2 SMP
Asal Sekolah : SMP YPPK Santo Vilanova
Hobby : Berenang
Satuan Orangtua : Batalyon 761/KA

Anda mungkin juga menyukai