Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No.

1,2011

KARAKTERISASI ALGINAT DARI GANGGANG COKLAT


( Sargassum Crassifolium Mont ) DENGAN MENGGUNAKAN CaCl2 14 %

Auzal Halim1, Yeni Novita Sari2, Maria Dona Oktavia2


1
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas (UNAND) Padang
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi STIFARM, Padang

Abstract

Analysis of the synthetic sweetener sodium saccharin and sodium cyclamate in tea packaging has been done.
The content of synthetic sweeteners are identified by color reactions and test microcrystals. The results
obtained were compared with the reference standard material. Of the four samples tested, obtained three
samples containing sodium cyclamate, while the other samples did not contain sodium cyclamate and sodium
saccharin. Levels are determined by sodium cyclamate spektrofoto, ether UV-Vis. Levels of sodium
cyclamate were obtained not exceed the maximum limit allowed by the Ministry of Health of the Republic of
Indonesia is 0.3% for soft drinks

Keywords : Sargassum crassifolium. alginate characterization. isolation alginate

Pendahuluan
karena mengandung pigmen klorofil a dan c, beta
Indonesia adalah salah satu negara dengan karoten, viosantin, fukosantin, lamarin, selulosa
wilayah pantai terpanjang dan terluas di dunia, dan algin (Aslan 1999; Indriani dan E Sumarsih,
dan juga merupakan negara yang subur dan kaya 1996).
akan sumber daya alam yang sangat potensial
untuk dimanfaatkan dalam memenuhi berbagai Sumber alginat potensial terdapat pada makroalga
kebutuhan hidup manusia. Salah satu kekayaan laut coklat. Spesies – spesies utama antara lain:
alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber Ascophyllum, Ecklonia, Durvillaea, Laminaria,
daya alam hayati. Rumput laut adalah salah Lessonia, Macrocystis, Sargassum dan
satunya, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan Turbinaria. Alginat merupakan polisakarida
makanan juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai murni dari asam uronat yang tersusun dalam
bidang seperti bidang industri, farmasi, tekstil, cat, bentuk asam alginat rantai linier panjang. Polimer
makanan, kosmetik dan lain-lain. (Anggadireja, murni ini tidak bercabang dan mengandung ikatan
2009). 1,4 β asam D-mannuronat dan ikatan 1,4 α asam
L-guluronat. Bentuk alginat pada umumnya
Rumput laut tumbuh dan tersebar hampir adalah natrium alginat, yaitu garam alginat yang
diseluruh perairan Indonesia. Rumput laut yang dapat larut dalam air. Bentuk alginat lain yang
paling banyak tumbuh di Indonesia adalah jenis larut dalam air adalah kalium alginat atau
ganggang coklat yaitu Sargassum crassifolium, amonium alginat, sedangkan alginat yang tidak
merupakan salah satu jenis ganggang laut dari larut dalam air adalah kalsium alginat (Rasid &
famili Phaeophyceae yang memiliki thallus agak Rocmaniar, 2004).
gepeng, licin. Daun oval atau memanjang dan
percabangan berselang-seling teratur (Kadi, Alginat banyak digunakan pada industri kosmetik
2006). untuk membuat sabun, cream, lotion,dan
shampoo. Dalam industri farmasi memerlukan
Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah untuk pembuatan suspensi, emulsifier, stabilizer,
dari jenis ganggang merah (Rhodophyceae) tablet, salep, kapsul dan plester (Hak & Tazwir,
karena mengandung agar-agar, porpiran, 2004).
furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari
fikoeretin dan fikosianin) yang merupakan Karena kegunaan alginat yang begitu banyak dan
cadangan makanan yang banyak mengandung keaadaan wilayah Indonesia yang kaya dengan
karbohidrat dan ganggang coklat (Phaeophyceae) rumput laut maka para ahli selalu mencari dan

41
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

mengembangkan metoda untuk dapat Simplisia yang sudah kering dihaluskan dengan
mengekstraki alginat dari rumput laut ini yang menggunakan alat penghalus grinder (Brook
sesuai dengan kualitas yang disyaratkan. Tujuan Crompton Hawker Siddeley Huddersfield,
penelitian ini untuk mengektraksi alginat dari england). Simplisia halus yang diperoleh di
rumput laut dan hasil yang diperoleh identifikasi dengan memeriksa :
dikarakterisasi sesuai dengan spesifikasi. Kadar Air
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dikembangkan untuk mendapatkan metoda yang Simplisia ditimbang 10g (W1) kemudian
efisien dan optimal dengan rendemen tinggi, dikeringkan pada suhu 105C sampai berat
untuk selanjutnya dapat ditingkatkan dalam skala konstan, timbang kembali beratnya (W2)
industri sehingga nantinya dapat mengatasi kemudian hitung kadar air menggunakan
ketergantungan negara kita terhadap impor persamaan :
alginat.
𝑾𝟏 − 𝑾𝟐
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Metoda Penelitian 𝑾𝟏

Alat
Besar Ukuran Partikel dan Penentuan Luas
Alat-alat gelas, corong Buechner, timbangan
Permukaan Spesifik (Halim A., 1991)
analitik, cawan penguap, lumpang dan stamfer,
ayakan no 270 μm, timbangan digital (crecendo),
krus porselen, bunsenl, piknometer, kertas saring, Pemeriksaan besar ukuran partikel dan luas
pengatur suhu (termostat), sentrifus, water bath, permukaan spesifik dapat dilakukan dengan
plat tetes, pH meter, mikroskop okuler, dan menggunakan ayakan yang memiliki diameter
vakum, FTIR spektrofotometer (Perkin elmer), yang berbeda–beda mulai dari diameter yang
viskometer stomer (Arthur H. Thomas terbesar sampai diameter terkecil. Sebelum
Philadelphia USA serial # 79081), digunakan ayakan ditimbang terlebih dahulu.
spektrofotometer serapan atom (SSA - Alpha 4), Simplisia ditimbang sebanyak 100g dan
Grinder (Brook Crompton). diletakkan pada ayakan dengan diameter terbesar.
Vibrator dihidupkan selama 10 menit dan timbang
Bahan kembali ayakan beserta isi sehingga diperoleh
jumlah simplisia yang tertinggal dan yang lolos
Sargassum crassifolium Mont, HCl 1 N, Na2CO3 dari ayakan tersebut. Data yang didapat
3%, CaCl2 14%, CaOCl2 5%, NaOH 0,4%, digambarkan pada kurva Rosin Ramler Sperling
H2SO4, EtOH 96%, KBr, Iodium, Ammonium Bennet (RRSB).
Molibdat, Paraffin Liquidum , Aquadest, Dan
Alginat Pembanding (Alginat Acid Sodium Salt Penentuan kadar logam kalsium dan
From Brown Algae-Sigma). magnesium dalam simplisia

Prosedur Kerja Penentuan Kadar Air

- Dipanaskan cawan kosong pada suhu 105°C


a. Penyiapan Simplisia (Zatnika, 2003) selama 1 jam, kemudian dinginkan dan
ditimbang.
Simplisia yang telah diambil direndam dengan air - Lalu ditimbang sampel sebanyak 5 gram
yang mengalir sampai seluruh permukaannya dimasukkan pada cawan yang telah ditimbang
terendam, kemudian dibiarkan  1 minggu. - Lalu dipanaskan pada oven di suhu 105°C
Setelah direndam simplisia dicuci dengan air selama 2 jam, dinginkan dan ditimbang
sambil dipukul-pukul agar semua kotoran yang
menempel pada simplisia hilang. Perhitungan: 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 =
Simplisia yang telah dicuci bersih dikeringkan
dibawah sinar matahari sampai kering selama  5 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
100%
hari. 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

42
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

Cara Kerja untuk Sampel Tanaman - Ditambahkan 5 mL H2O2, lalu dipanaskan lagi
sekitar 15 menit dinginkan
- Ditimbang sampel sebanyak 5 gram ke dalam - Kemudian disaring dan dilarutkan sampai
erlenmeyer tanda tera di labu ukur 50 mL
- Ditambahkan 25 mL HNOз Pekat, didiamkan - Ekstrak jernih diukur dengan alat AAS dengan
satu malam menggunakan deret standar masing – masing
- Besoknya dipanaskan selama 4 jam atau logam sebagai pembanding.
sampai uap kuningnya habis, didinginkan

Perhitungan :
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1000 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 = 𝐾𝑜𝑛𝑠. 𝑙𝑎𝑟𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑝𝑝𝑚) × × 𝐹𝑘
1000 𝑚𝐿 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
100
Dimana : Fk = Faktor Koreksi =
100−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟

b. Isolasi Alginat (Zatnika, 2003; Anggadireja, c. Pemeriksaan sifat Fisika Kimia Serbuk
2009) Na. Alginat (The United State
Pharmacopeia the National Formulary 24th
Simplisia ditimbang sebanyak 0,5 Kg edition, 1991)
kemudian direndam dengan 5 Liter larutan
HCl 1 N lalu dibiarkan selama 3 hari. Cuci  Pemerian
dengan aquadest sampai kondisi netral. Dilihat secara visual natrium alginat berupa
Saring, kemudian dihancurkan dengan cara serbuk halus atau amorf yang tidak berbau
direndam dengan 3 Liter larutan Na2CO3 3%, dan praktis tidak berbau. Berwarna putih
penghancuran ini dilakukan pada suhu yaitu kekuningan sampai kecoklatan.
50ºC, dengan lama perendaman 5 hari. Hasil
rendaman disaring kemudian filtratnya  Kelarutan
diambil dan diendapkan dengan larutan CaCl2 Larut dalam air, praktis tidak larut dalam
14% dengan variasi hari yaitu 3, 5 dan 7 hari alkohol, kloroform, dan eter dan dalam
lalu dilakukan penyaringan untuk larutan yang mengandung ± 30% alkohol.
memisahkan endapan dan filtrat. Endapan
yang diperoleh dipucatkan dengan larutan  Pemeriksaan Kualitatif Natrium alginat
hipoklorit 5% dan dibiarkan selama 2 hari. Pada 5 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan
Kemudian dilakukan penyaringan untuk 1ml CaCl2 terbentuk endapan seperti
memisahkan endapan dengan filtrat. gelatin.Pada 10 ml larutan (1 dalam 100)
tambahkan 1 ml asam sulfat terbentuk
Karena endapan yang diperoleh berupa endapan seperti gelatin.
kalsium alginat,untuk mendapatkan asam
alginat endapan ditambahkan asam klorida Pemeriksaan Kemurniaan
sampai diperoleh pH stabilitas dari asam  Kadar air
alginat yaitu 1,5–3,5. Untuk mendapatkan Timbang sampel 1 gram dikeringkan
Natrium Alginat, asam alginat yang diperoleh pada suhu 105ºC selama 4 jam
direndam dengan natrium karbonat 1 % kehilangan air tidak lebih dari 15 % dari
sampai pH 7,2. padatan yang diperoleh beratnya.
dikering anginkan dan dilanjutkan dengan
pengeringan dalam oven vakum pada suhu  Gelatin
60ºC selama 2 hari. Diperoleh natrium alginat Pada 5 ml larutan 1% b/v dalam larutan
berbentuk serbuk halus dengan penggerusan NaOH 0,04% b/v tambahkan 1 ml
menggunakan lumpang dan stamfer. larutan ammonium molibdat tidak
terbentuk endapan dalam waktu 5 menit.

43
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

 Pati  Sisa Pemijaran


Pada 5 ml larutan 1 % b/v dalam larutan
NaOH 0,04 % b/v tambahkan 1 tetes 1 gram sampel dimasukkan dalam krus
larutan Iodium tidak terjadi warna biru. yang telah ditara terlebih dahulu, mula-
mula dipanaskan perlahan dengan api
 Ion klorida bunsen sampai zat mengarang sempurna.
Sampel dilarutkan dalam air kemudian Kemudian dipijarkan, sisa pemijaran
disentrifus. Filtratnya di uji dengan dibasahi dengan 1 ml asam sulfat pekat
larutan perak nitrat (AgNO3) maka akan kemudian dipanaskan perlahan sampai asap
terbentuk endapan putih dadih. Endapan putih tidak terjadi lagi. Selanjutnya
ini tidak larut dalam asam nitrat (HNO3) dipijarkan pada suhu 600ºC sampai bobot
tetapi larut dalam amoniak encer. konstan. Tidak lebih dari 0,1 % bila jumlah
sisa melebihi batas monografi, basahi lagi
 Penentuan ukuran partikel (Halim, dengan 1 ml asam sulfat pekat dipanaskan
1991) dan dipijarkan seperti perlakuan diatas, sisa
pemijaran tidak lebih dari 4,5 %.
Ukuran partikel dari natrium alginat yang
diperoleh dapat ditentukan dengan metoda  Indek Pengembangan (Modrzejewski,
mikroskopis. Untuk menentukan faktor 1966)
kalibrasi terlebih dahulu mikrometer okuler
dikalibrasikan. Natrium alginat Sampel dimasukkan ke dalam 2 tabung
didispersikan homogen dalam paraffin reaksi yang telah dilengkapi skala masing-
liquidum. Kemudian diletakkan beberapa masing 1 gram. Sampel dalam tabung
tetes sampel di atas gelas objek, lalu reaksi pertama dikocok dengan 15 ml
ditutup dengan cover glass. Kemudian etanol 96 % dan sampel dalam tabung
diukur ukuran partikel dan dihitung jumlah reaksi kedua dikocok dengan 15 ml
partikel (pengukuran untuk 1000 partikel). aquades. Kemudian kedua tabung reaksi
Dibuat kurva antara diameter partikel ditutup dengan aluminium foil. Kedua
dengan frekuensi kumulatif dan diameter tabung reaksi dipanaskan dalam penangas
partikel dengan frekuensi. air pada suhu 30 ºC selama 1 jam,
kemudian di dinginkan setelah dingin
 Susut Pengeringan kedua tabung reaksi disentrifus dengan
kecepatan 3000 RPM sampai tinggi
Serbuk dikeringkan pada suhu 100 – 105 endapan tetap. Tinggi endapan ditentukan
ºC selama 5 jam dengan menggunakan 1 dengan bantuan kertas grafik yang
gram serbuk yang melewati pengayak no ditempelkan pada kedua tabung reaksi.
270 didapatkan hasil susut pengeringan Daya pengembangan ditentukan dengan
tidak lebih dari 20 %.(Martindale,1977). persamaan:

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 –𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐸𝑡𝑂𝐻


Daya pengembangan = x 100%
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐸𝑡𝑂𝐻

 Untuk Zat Yang Tidak Larut Tidak yang telah ditara terlebih dahulu. Sisanya
Lebih Dari 0,2 % (Departemen dicuci dengan air panas, keringkan
kesehatan Republik Indonesia, 1995) penyaring dan isinya pada suhu 105 ºC
selama 1 jam, kemudian dinginkan dan
Timbang 2 gram sampel natrium alginat timbang beratnya.
tambahkan dengan air 800 ml dalam labu 2
liter. Dinetralkan dengan NaOH encer  Pemeriksaan Spektrum IR
hingga pH 7, dilebihkan 3 ml. Tutup labu (Sastrohamidjojo, 1990; Dachrianus,
kemudian dipanaskan dan dididihkan 2004)
selama 1 jam sambil sering diaduk. Saring
selagi panas melalui penyaring kaca masir

44
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

Pemeriksaan spektrum IR dari sampel hasil t = Waktu yang dibutuhkan bola no.4
isolasi dilakukan dengan alat menempuh jatak dari M1 – M2
Spektrofotometri IR. Kira-kira 1 mg (detik)
natrium alginat ditambahkan 100 mg KBr
digerus sampai homogen. Campuran  Penentuaan konstanta alat (KV)
dimasukkan kedalam tempat khusus viskometer stormer dengan
kemudian divakum untuk melepaskan menggunakan gliserin.
airnya. Campuran dipress pada tekanan 8 –
20 ton/cm², kemudian pelet diletakkan pada Gelas piala 250 ml diisi dengan gliserin
alat spektrofotometer. sebanyak 150 ml kemudian alas wadah
dinaikkan sehingga bob tepat berada
 Penentuan Viskositas dan Sifat Alir ditengah-tengah gelas piala dan terbenam
(Voigt, 1994) dalam gliserin. Diatur skala sehingga
menunjukkan angka nol dan diberikan
Sebelum ditentukan viskositas sediaan, beban tertentu, kunci pengatur putaran
terlebih dahulu ditentukan densiti dan dilepaskan sehingga beban turun dan
viskositas gliserin dan konstanta alat. menyebabkan bob berputar. Dicatat
waktu yang dibutuhkan bob untuk
 Penentuan densiti gliserin berputar 100 kali putaraan yaitu tepat
saat jarum kembali menunjukkan angka
Dilakukan dengan menggunakan nol. Dengan menambah dan mengurangi
piknometer dengan cara : beban sedikit demi sedikit akan
Piknometer kosong ditimbang, kemudian didapatkan pengukuran pada beberapa
ditambahkan air suling dan ditimbang. kecepatan getar.
Piknometer dibersihkan lalu dimasukkan
gliserin dan ditimbang lagi serta dihitung
RPM = 100 X 60
densiti gliserin. t
 Penentuan viskositas gliserin Konstanta alat viskometer stormer
ditentukan dengan rumus :
Dilakukan dengan viskometer Hoeppler
dengan cara : KV =  RPM
Viskometer diletakkan pada posisi W
KV = Konstanta viskometer
vertikal dengan memeriksa water pass
pada alat tersebut. Tabung viskometer
 = Viskositas gliserin
diisi dengan gliserin sampai penuh RPM = Rotasi per menit
kemudian bola no.4 dimasukkan dengan W = Berat beban yang diberikan
hati-hati, dipasang tutup viskometer
sedemikian rupa agar tidak terdapat  Penentuan viskositas dan sifat aliran
rongga udara di dalamnya. Tabung sediaan
diputar 1800 sehingga bagian atas berada
di bawah, kemudian dicatat waktu yang Menggunakan alat viskometer stormer
dibutuhkan bola no.4 jatuh dari M1 dengan cara :
sampai M2. Percobaan dilakukan 3 kali, Gelas piala 250 ml diisi dengan 4 gram
dicatat waktu rata-rata. Hitung viskositas natrium alginat sebanyak 150 ml
gliserin. kemudian alas wadah dinaikan
  k ( 1  2 ).t sehingga bob tepat berada ditengah-
tengah gelas piala dan terbenam dalam
sediaan. Atur skala sehingga
 = Viskositas gliserin ( poise ) menunjukkan angka nol dan diberikan
k = Konstanta bola 4 beban tertentu, kunci pengatur putaran
1 = Density bola 4 dilepaskan sehingga beban turun dan
2 = Density gliserin menyebabkan bob berputar. Dicatat
waktu yang dibutuhkan bagi bob untuk

45
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

berputar 100 kali putaran yaitu tepat 1. Dari hasil pemeriksaan simplisia didapatkan
pada saat jarum kembali menunjukkan data: kadar air 2,8 %., distribusi ukuran
angka nol. Dengan menambah dan partikel 14,37 cm2/g., kadar logam kalsium
mengurangi beban sedikit demi sedikit 8,29 ppm dan kadar logam magnesium 8,90
akan didapatkan pengukuran pada ppm.
beberapa kecepatan geser. Buat grafik
antara RPM dan beban yang diberikan 2. Dari hasil isolasi alginat dari Sargassum
sehingga diperoleh gambaran sifat crassifolium dengan kadar kalsium klorida
aliran dari sediaan. 14% dengan variasi lama perendaman 3, 5
W dan 7 hari didapatkan data jumlah natrium
  KV . alginat sebagai berikut: 87,678 gram dari
RPM perendaman selama 3 hari., 148,3 gram dari
perendaman selama 5 hari., 189,00 gram dari
Hasil dan Pembahasan perendaman selama 7 hari.
Hasil 3. Hasil pemeriksaan natrium alginat hasil
isolasi, dapat dilihat pada tabel I.

Tabel I. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisika Kimia Natrium alginat hasil Isolasi
Pengamatan
No Pemeriksaan Persyaratan
3 hari 5 hari 7 hari Pembanding
1 Pemerian
Bentuk Serbuk berserat, Serbuk Serbuk Serbuk Serbuk
Warna bewarna putih berserat, Putih berserat, berserat, Putih berserat, Putih
sampai kekuningan Putih kekuningan kekuningan
kekuningan** kekuningan
Bau Tidak berbau** Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa.** Tidak berasa. Tidak berasa.. Tidak berasa. Tidak berasa.
2 Kelarutan
a. Dalam air Larut** Sedikit larut Sedikit larut Sedikit larut Larut
b. Dalam alkohol Praktis tidak Praktis tidak Praktis tidak Praktis tidak Praktis tidak
c. Dalam pelarut larut** larut larut larut larut
alkali Larut** Larut Larut Larut Larut
3 Identifikasi
a. Pada 5 ml (1 dalam Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
100) ditambah 1 ml endapan seperti endapan endapan endapan endapan
CaCl2 gelatin* seperti gelatin seperti gelatin seperti gelatin seperti gelatin
b. Pada 5 ml (1 dalam Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
100) ditambah 1 ml endapan seperti endapan endapan endapan endapan
asam sulfat gelatin* seperti gelatin seperti gelatin seperti gelatin seperti gelatin
c. Kadar air Kehilangan airnya
1 gram sampel tidak lebih dari 15 12 % 14% 11% 3,4 %
dikeringkan pada % beratnya**
suhu 1050 C selama
4 jam.
d. Gelatin Tidak terbentuk Tidak Tidak Tidak Tidak
Pada 5 ml larutan endapan dalam terbentuk terbentuk terbentuk terbentuk
1% b/v tambahkan waktu 5 menit* endapan endapan endapan endapan
1 ml larutan dalam waktu 5 dalam waktu dalam waktu dalam waktu 5
ammoniummolibdat menit 5 menit 5 menit menit

46
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

e. Pati Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
Pada 5 ml larutan warna biru* warna biru warna biru* warna biru warna biru
1% b/v tambahkan
1 ml larutan NaOH
0,04% b/v
tambahkan 1 tetes
larutan yodium.
4 Sisa zat yang tidak 0,2 % 0,2 % 0,2 % 0,2 % 0,2 %
larut
5 Susut pengeringan Tidak lebih dari 0,72% 0,98 % 1,8 % 6,4%
20%*
6 Sisa pemijaran Tidak lebih dari 2,07 % 2,21 % 2,17 % 2,45%
4,5 %*
7 Daya pengembangan 17 % 21 % 16 % 50 %
8 Uji ion klorida Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
mengandung ion mengandung mengandung mengandung mengandung
klorida ion klorida ion klorida ion klorida ion klorida

4. Hasil pemeriksaan ukuran partikel natrium


alginat hasil isolasi dengan metoda
mikroskopis

120
110
100
Frekuensi kumulatif (%)

90
80 3 hari
70
60 Gambar 2. Hasil Pemeriksaan Spectrum
5 hari
50 Inframerah Natrium Alginat Hasil Isolasi
40
pada perendaman selama 3, 5, 7 dan Alginat
30
7 hari Pembanding.
20
10
6. Hasil pemeriksaan viskositas dan sifat alir dari
0
natrium alginat hasil isolasi dapat dilihat pada
15

65
25
35
45
55

75
85
95
5

105

gambar dibawah ini:


diameter (µm)
180
Gambar 1. Kurva Hubungan antara Diameter 170
Partikel dengan Frekuensi Kumulatif Pada 160
150
RPM

140
130 naik
Perendaman dengan CaCl2 14% dengan 120 turun
Perendaman 3,5,7 hari dan Pembanding. 110
100
90
5. Hasil pemeriksaan gugus fungsi menggunakan
spectrum inframerah natrium alginat dapat dilihat 50 60 70 80 90 100
dari gambar dibawah ini : Berat Beban (g)

Gambar 3. Kurva Hubungan antara Berat Beban


dengan RPM dari Larutan Gliserin.

47
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

180
170
170 160
150
150 140
130

RPM
RPM

120
130 naik 110 naik
100
turun 90 turun
110 80
70
60
90 50
50 60 70 80 90 100 50 60 70 80 90 100
Berat Beban ( g ) Berat beban (g)

Gambar 4. Kurva Hubungan antara Berat Beban Gambar 7. Kurva Hubungan antara Berat Beban
dengan RPM dari larutan Natrium Alginat dengan RPM dari larutan Natrium Alginat
dengan CaCl2 14 % pada perendaman selama Pembanding.
3 hari.
Pembahasan

170 Simplisia diambil di Perairan Pantai Sungai


Nipah, Kecamatan Painan Selatan, Kabupaten
150 Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Untuk
RPM

mengetahui jenis simplisia yang akan di isolasi


130 naik maka terlebih dahulu diidentifikasi di
turun Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan
110
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
90 Pengetahuan Alam, Universitas Andalas sehingga
diketahui jenis simplisianya adalah Sargassum
50 60 70 80 90 100 crassifolium Mont mempunyai tallus agak
Berat Beban ( g ) gepeng, licin. Daun oval atau memanjang dan
percabangannya berselang-seling teratur dan
Gambar 5. Kurva Hubungan antara Berat Beban mempunyai gelembung udara (Anggadireja,
dengan RPM dari larutan Natrium Alginat 2009).
dengan CaCl2 14 % pada perendaman selama
5 hari. Simplisia diambil sendiri dari tempat pengambilan
sampel sehingga dapat menghindari kemungkinan
bercampurnya dengan rumput laut spesies lain.
170 Simplisia yang diambil dari pangkal batang
150 sampai daunnya. Simplisia yang sudah diambil
dibersihkan dengan cara merendamnya pada air
RPM

130 Naik mengalir sambil dipukul-pukul sehingga kotoran


yang menempel pada rumput laut tersebut bisa
110 Turun
hilang. Kemudian dikeringkan dengan sinar
90 matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan
untuk mengurangi kandungan air sehingga dapat
50 60 70 80 90 100
menghindari pertumbuhan jamur, sehingga lebih
Berat Beban (g) mudah dihaluskan dan diidentifikasi untuk
melakukan proses isolasinya.
Gambar 6. Kurva Hubungan antara Berat Beban
dengan RPM dari larutan Natrium Alginat Kadar air merupakan banyaknya air yang
dengan CaCl2 14 % pada perendaman selama terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam
5 hari. persen. Kadar air juga salah satu karakteristik
yang sangat penting, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa.

48
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

Kadar air juga ikut menentukan kesegaran dan filtrat tersebut dan disini dilakukan variasi
daya awet simplisia tersebut, Kadar air yang kecil perendaman selama 3, 5, dan 7 hari sehingga akan
dapat menghindari terjadinya pertumbuhan jamur terbetuk kalsium dalam bentuk endapan sehingga
dan bakteri pada simplisia. mudah dipisahkan antara hasil endapan dengan
filtratnya. Endapan yang didapatkan dipucatkan
Pada penentuan kadar logam kalsium dan dengan kalsium hiploklorit 5% selama 2 hari, agar
magnesium dari simplisia yang sudah dihaluskan mendapatkan warna yang sesuai dengan
menggunakan Spektofotometer Serapan Atom persyaratan dan menghilangkan bau sebagai
(SSA). Spektrofotometer Serapan Atom adalah akibat dari perlakuan awal dengan menggunakan
suatu alat yang digunakan pada metode analisis asam. Selanjutnya endapan kalsium alginat
untuk penentuan unsur-unsur logam yang ditambahkan kembali dengan kalsium klorida
berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi sampai pHnya 1,5-3,5 lalu saring, sehingga
oleh atom bebas. Spektrofotometer Serapan Atom didapatkan asam alginat kemudian dikonversikan
merupakan teknik analisis kuantitafif dari unsur- lagi dengan menambahkan natrium karbonat 1%
unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai sampai pH 7,2 pada endapan untuk mendapatkan
bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, natrium alginat. Padatan yang diperoleh dikering
biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya anginkan dan dilanjutkan dengan pengeringan
tinggi, dapat dengan mudah membuat matriks dalam oven vakum selama 2 hari (Anggadireja,
yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat 2009; Indriani & Emi Sumarsih, 1996;
cepat dan mudah dilakukan (Florence, & Zatnika,2003; Yulianto,1997).
Attwodd, 2006). Pemeriksaan logam berguna
dalam penanggulangan kadar logam tersebut yang Hasil isolasi yang telah dilakukan didapatkan
terikat dengan struktur asam alginat karena berupa natrium alginat yang tercampur dengan asam
logam berat. Jika kadarnya melebihi persyaratan alginat. Serbuk natrium alginat yang didapatkan
maka akan berbahaya dalam pemakaian. mungkin tidak murni, tercampur dengan asam
Hasil pemeriksaan ukuran partikel dan alginat, ini disebabkan pada proses konversi asam
luas permukaan spesifik dari simplisia alginat menjadi natrium alginat dengan
mengunakan metoda ayakan, didapat data-data penambahan natrium karbonat 1 % akan
yang tertera pada lampiran 4, tabel V. Data ini menyebabkan sebagian dari asam alginat dirubah
dianalisa menggunakan grafik RRSB (Rosin menjadi natrium alginat, maka padatan natrium
Ramler Sperling Bennet) didapatkan partikel rata- alginat yang diperoleh terdapat dalam bentuk
rata (d’) 800µm, bilangan homogenesitas (n) 1,7 natrium alginat yang tercampur dengan asam
sehingga didapat luas permukaan spesifiknya alginat.
14,37cm2/g, dimana semakin halus ukuran
simplisia maka semakin luas permukaan spesifik Pemeriksaan kualitatif terhadap natrium alginat
sehingga daerah kontak simplisia dengan pelarut hasil isolasi yang meliputi pemerian, kelarutan,
akan semakin luas, hal ini akan mempermudah identifikasi, zat yang tidak larut, susut
penetrasi pelarut kedalam membran sel dan proses pengeringan, sisa pemijaran, daya pengembangan
isolasi alginat menjadi lebih baik (Halim 1991). dan uji logam klorida telah memenuhi persyaratan
Pada proses isolasi sampel kering yang United State Pharmocopea The National
telah halus diambil 500 gram direndam dengan Formulary, 24th edition.
asam klorida 1 N selama 3 hari setelah itu dicuci
dan saring, proses ini bertujuan untuk memecah Hasil pemeriksaan distribusi hasil pengukuran
dinding sel sehingga lebih mudah diektraksi. Hal partikel alginat dengan menggunakan metoda
ini disebabkan karena asam klorida merupakan mikroskopis, memperlihatkan kehomogenan
asam kuat maka akan terionisasi sempurna. Dan partikel yang hampir sama, hal ini dapat dilihat
selanjutnya direndam lagi dengan natrium dari kurva hubungan antara besar ukuran pertikel
karbonat 3% pada suhu 50oC selama 5 hari lalu dengan frekuensi pada kurva hubungan antara
disaring kembali sehingga endapan dan filtratnya besar hubungan partikel dengan frekuensi
dapat dipisahkan. Proses ini dilakukan untuk kumulatif. Analisa besar partikel ini berguna
mengubah alginat menjadi mudah larut, dan untuk proses pencetakan tablet dan pengisian
untuk memisahkan alginat dengan selulosanya. kapsul sehingga diperoleh masa yang sama dan
Selanjutnya filtrat yang didapat diendapkan adanya jaminan keseragaman bobot (Halim,
dengan penambahan kalsium klorida 14% pada 1991).

49
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

Pemeriksaan daya pengembangan natrium alginat Daftar Pustaka


berguna dalam proses pembuatan tablet. Dimana
tablet yang dibuat menggunakan bahan Anggadireja, J. T, dkk., 2009, Rumput Laut,
penghancur senyawa alginat, mempunyai waktu Penebar Swadaya, Jakarta.
hancur yang lebih cepat karena senyawa ini dapat
mengembang dalam air (Zatnika, 2003). Aslan. L. M., 1999, Budidaya Rumput Laut, Edisi
Revisi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Pemeriksaan menggunakan spektrum inframerah
berguna untuk menganalisis adanya gugus fungsi Dachrianus, 2004, Analisis Struktur Senyawa
dalam suatu senyawa (Sastrohamidjojo,1990). Organik Secara Spektroskopi, Universitas
Hasil pemeriksaan gugus fungsional natrium Andalas, Padang.
alginat dengan menggunakan spektrum
inframerah menunjukkan adanya kesamaan Departemen kesehatan Republik Indonesia, 1995,
spektrum inframerah dengan alginat pembanding. Farmakope Indonesia Edisi IV, Ditjen
Hal ini menunjukkan bahwa hasil isolasi telah POM Depkes RI, Jakarta.
memenuhi persyaratan, walaupun masih adanya
sedikit perbedaan. Hal ini mungkin disebabkan Florence, A.T., & David Attwodd., 2006,
oleh variasi yang dilakukan (Modrzejewski, 1966; Physicochemical Principle of Pharmacy, 4
th
Dachrianus, 2004). Edition, Pharmaceutical Press, London.
Hak, Nur., & Tazwir., 2004, Pengaruh Umur
Hasil penentuan viskositas natrium alginat Panen Rumput Laut Coklat, Buletin
didapatkan Nilai viskositas masih rendah Teknologi Hasil Perikanan, Volume VII
dibandingkan natrium alginat pembanding, hal ini no.1
disebabkan oleh proses pengendapan dan
pemucatan menggunakan ion Ca yang dapat Halim, A, 1991, Teknologi partikel, Fakultas
menurunkan viskositasnya. Semakin tinggi Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam,
viskositas natrium alginat maka kemampuannya Universitas Andalas, Padang.
dalam meningkatkan viskositas fase luar akan
semakin tinggi pula, karena alginat akan menyalut Indriani, H., Emi Sumarsih, 1996, Budidaya,
partikel fasa terdispersi membentuk selaput yang Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut,
kuat Penebar swadaya, Jakarta.

Kesimpulan Kadi, A., 2006, Beberapa Catatan Kehadiran


Marga Sargassum di Indonesia, Pusat
Setelah melakukan penelitian ini dapat diambil Penelitian Oseanografi, LIPI, Jakarta.
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pemeriksaan kadar logam kalsium Martindale, 1977, The Ekstrak Pharmacopeia,
dan magnesium menggunakan SSA 27th Edition, The Pharmaceutical Press,
didapatkan hasil 8,29 ppm dan 8,90 ppm. London.
2. Hasil isolasi asam alginat dari Sargassum
crassifolium Mont dengan melakukan Modrzejewski, F and L. Wochna, 1966, “Zur
variasi perendaman memiliki rendemen Beurteuling Der SprengmittelnIn
yang cenderung naik dengan makin lama tabbletten”, Pharmazie.
perendaman.
3. Hasil pemeriksaan spektrum inframerah Rasid, A. & Rachmat Rochmaniar., 2004, Metoda
natrium alginat memiliki kesamaan Ekstraksi Alginat, Pusat Penelitian
spektrum dengan alginat pembanding Oseanografi, LIPI, Jakarta.
4. Hasil pemeriksaan viskositas dan sifat alir
natrium alginat didapatkan sifat alirnya Sastrohamidjojo, H, 1990, Spektroskopi
pseudoplastis. Inframerah, Liberty, Yogyakarta.
5. Pemeriksaan serbuk natrium alginat yang
diperoleh memenuhi persyaratan yang The United State Pharmacopeia the National
tertera dalam dan United State The Formulary, 1991, 24th edition, United State
National Formulary, 24th Edition. Pharmacopeia.

50
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 3, No. 1,2011

Yulianto, K., 1997, Ekstraksi Alginat dari Zatnika, A., 2003, Proses Ekstraksi dan Manfaat
Makroalga Coklat (Phaeophyta dan Alginat Dalam Bidang farmasi, Jurnal
pengembangannya, Seminar kelautan LIPI- Penelitian BPTT, Jakarta.
UNHAS, Ambon

Voigt, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi


Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

51

Anda mungkin juga menyukai