Untuk indikasi pada kasus yiatu klasifikais kennedy kelas 2, kehilangan gigi
posterior unilateral free end.
- Syarat hasil cetakan: Anatomi gigi tercetak lengkap, detail harus tajam,
Tidak ada porus, Cetakan tidak robek,, Bahan cetak tetap melekat.
Syarat sendok : harus ada retensi untuk bahan cetak, tinggi sendok cetak sesuai dgn
tinggi gigi dan kedalamna vestibulum
Kebesaran : terkena uvula dan mnyebbkn respon muntah
BORDER MOULDING
Mencari batas mukosa bergerak tak bergerak dari RA dan RB penderita
dalam keadaan berfungsi
Tujuan : untuk mendapatkann bentuk dan ketebalan bagian tepi dari basis
GT.
Dilakukan pertahap/regio per region. Gtsl pada bagian edentulus
Tahapan : pembuatannya yaitu dgn memanaskan gren stick pada spiritus
kemudian dioleskan /dilapisi dibatas tepi SCP kemudian basahi dg air dan
dicetakkan kedalam mulut smpai semua tepi dari SCP telah tertutupi oleh
gren stick. Untk ante intruksikan px mnggerakkn bibir (muscle trimming)
Rahang Atas
Anterior – labial ka-ki
Posterior – bukal ka-ki
Palatum bag. Post – daerah AHline
Rahang Bawah
Anterior – Labial ka-ki
Posterior – Bukal ka-ki
Setelah seelsai border moulding, specer mlm di lepas untuk bahan
cetak, membuat lubang pada SCP menggunakan round bur (untk
retensi)
Dikatakn selesai :
Sudah mndapatkan batas mukosa bergerak tidak bergerak sdah tercetak
detailya
anatmisnya tercetak sempurna
pada saat di lepas susah untuk dilepaskan atau cekat
Tahapan survey
1. psng model pada survey table dgn oklusal sejajar basis survey, kemudian
fixir
2. pasang analyzing rods pada surveyor (tongkat dari logam)
3. mendeteksi undercut pda ggi abutment dg analyzinf rods dg kemiringn
anteroposterior/lateral (ushan semua gigi mempunyai undercut)
4. analyzing lepas dang anti dg carbon marker (isi pensil)
5. menetukan keliling trebesar gigi abutment dgn carbon marker (gerakan
survey table sehingga trjadi guratan karbon pada permukan gigi)
6. tentukan kedalam undercut dgn undercut gauge (tongkt dari logam)
7. menggamar desain klmer pada model kerja
tahapan blockout :
1. menutup daerah undercut yg menghadap ke sadle dgn mlm merah/gips tipe 3
dgn blade/chisel
2. kemudian rapikan dgn blade/chisel
3. blockout pada daerah underct bagian edentulus
KLAMER
klamer merupakan bagian dari GTSL sebagai retensi, stabilisasi, serta mnerusk
beban kunyah ke penjngkaran. Bbrpa syrat yg harus dipenuhi dalam pembuatan
klamer pada GTSL adalah :
1. Ujung letak klamer terletak pada daerah undercut (dibawah garis survey)
pada bagian bukal, dan lingual
2. Ujung klamer tidak boleh menekan dan mneyntuh gigi sebelah
3. Lengan klamer tidak boleh menyentuh gingiva
Klmer 2 jari : indikasi gigi poste
Jackson : indikasi gigi poste, pre yg mmpunyai kontak yg baik bagian mesial
distalnya
Terdapat beberapa syarat cengkeram kawat, sebagai berikut:
a. Kontak cengkeram dengan gigi penyangga secara kontinu,
b. Lengan cengkeram harus melewati garis survei (1-2 mm di atas tepi
gingiva),
c. Badan cengkeram sirkumferensial harus terletak di atas titik kontak gigi
penyangga,
d. Sandaran dan badan tidak mengganggu oklusi dan artikulasi,
e. Ujung lengan cengkeram harus dibulatkan dan tidak boleh melukai jaringan
lunak,
f. Tidak ada tanda bekas tang pada permukaan cengkeram
Membuat desain GTSL
Bersihkan model dari sisa-sisa gips, kemudian buat pola desain gigi tiruan pada
model, membuat sayap pada bagian bukal (bagian edentuus), ke posterior yaitu
retromolar pad, ke lingual (frenulum lingualis). Sayapnya 2 mm di ats mukosa
bergerak tidak bergerak (lingual jgn kena frenulum lingualis)
PENETAPAN GIGIT
Penetapan gigit sebgai kunci oklusi yg sesuai dgn rahang. Lempeng dan galangan
gigit dimasukkan higga ada kontak antar galngan dan gigi antagonis, kemudian
catat kontak antra gigi antagonis yg dapat dipakai sebagai panduan oklusi.
Tahapaan : px diminta untuk menggit/oklusi, kemudian kita tndai overbite nya dan
buat garis pada labial insisif RB terhadap bats insisal insisif RA. Kemudian kita
masukkan galangan gigit dan instruksi px oklusi (apabila insisal insisif RA belum
mnyentuh garis yg kita buat maka malamnya dikurangi dan apabila insisal insisif
RA melewati garis maka mlamnya kita tambah.
Penetapan gigit awal GTSL digunakan jika 3 kunci gigit, kontk intercups (2 poste
1 ante) sudah tidak sesuai/ 1 dari 3 kunci gigit hilang. (kalau masih ada 3 kunci
gigit, tidak perlu menggunakan penetapan gigit awal)
Penetapan gigt digunakan apabila relasi intercups pada 3 titik (2 poste 1 ante)
masih ada. Atau satu titik pada bagian sisi tapi gigi yg lain masih bnyak
Tidak gunakan jika hanya ada 2 titik kontak saja (missal 1 ante, 1 poste)
Caranya : malam yg sudah dilapisi dilunakkn dg spiritus, kemuan masukkan
malam yg sdah dilapissi dg kasa ke dalam mulut px dan meminta px untuk menggit
mlm tersebut
PEMILIHAN ANASIR GIGI
Penentuan warna tergantung dari gigi antagonis dan gigi tetangga. Lebarnya sesuai
dgn mesiodistal gigi yg hilang)
Dalam pemilihan gigi, jarak mesiodistal anasir gigi harus sama dgn jarak
mesiodistal gigi yg diganti warna gigi disesuaikan dg gigi yg masih ada.
Anasir gigi tiruan posterior dipilih yg mempunyai ukuran mesiodistal yg kecil dan
bukolingual yg sempit dibandingkna dg gigi asli agar daya yg diterima oleh jrngan
pendukung lebih kecil pula.
PENYUSUNAN GIGI
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam seleksi elemen gigi anterior dan
posterior adalah ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan dari elemen.
Dalam penyusunan gigi yang dapat menjadi panduan adalah:
1. Gigi geligi harus disusun tepat pada puncak ridge
2. Gigi geligi disusun harus kontak dengan gigi sebelahnya, serta gigi
antagonis. Sehingga diperoleh oklusi gigi yang harmonis antara gigi asli
dengan anasir gigi tiruan, atau antar anasir gigi tiruan
Tahapan :
1. Potong gelangan gigit sesuai dgn lebar mesiodistal gigi yg akan dipasang.
Psang anasir gigi pada daerah tersebut. Jika terjadi peninggian anasir gigi
dapat dilakukan pemotongn pada anasir gigi dg prezer
2. Dalm penusunan gigi, gigi disusun dipuncak ridge dalam lengkung gigi dan
dioklusikan
3. Dalam pnyusunan anasir gigi, anasir gigi harus disusun rapi
Wax contouring
Penanamn pada kuvet
PERCOBAAN GTSL MALAM
Try in gigi Anterior
Try in gigi tiruan malam ke dalam mulut pasien (anterior), dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
Cek garis median
Lihat tepi sayap dari malam apakah sudah tepat dan sudah melekat ke
mukosa
Cek oklusi gigi anterior
Cek apakah dimensi vertikal pasien berubah
Beberapa hal yang diperhatikan pada saat try-in penyusunan gigi yaitu :
Kesesuaian susunan, bentuk, ukuran, dan posisi gigi di dalam mulut pasien.
Pemeriksaan oklusi dengan bantuan articulating paper. Hubungan gigi atas
dan bawah harus interdigitasi dengan baik.
Pemeriksaan basis gigi tiruan rahang bawah terhadap gerakan fungsional
lidah, sayap lingual sebaiknya tidak menghalangi gerakan lidah.
Pemeriksaan stabilitas, retensi, basis gigi tiruan rahang atas.
Pemeriksaan estetis dengan melihat garis kaninus.
Pemeriksaan fonetik dengan cara menginstruksikan pasien mengucapkan huruf S,
D, O, M, R, A dan T dan lainnya sebagainya dengan jelas dan tidak ada gangguan
KONTUR AKHIR
Kontur pada malam dilakukan agar mndapat bentukan mnyerypai anatomis asli
jarngan yang mengga gigi geligi. Dilakukan saat di packing akrilik
AKRILIK KASAR PADA MODEL
Setelah dilakukan packing akrilik dg kuvet didapatkan hasil kasar akrilik. Hal
yang perlu diperhatikan dari hasil kasar akrilik adalah :
1. Tidak boleh terdapat bagian yang porus
2. Tidak boleh terdapat bagian yang kasar dan tajam pada permukaan gigi
tiruan yang menghadap mukosa
3. Kontur gingiva termasuk daerah servikal gigi tetap dipertahankan bentuknya
4. Dilakukan pembersihan dari sisa-sisa gipsum yang menempel pada akrilik
5. Bur : fraser, stone, stell bur dan amplas
PEMULASAN AWAL
alat : GTSL, stone bur, Arkansas bur, amplas kasar sedang halus, rotary brush
(sikat kecil)
Hilangkan kelebihan dan bintilm pada akrilik dg bur freser dan stone
Haluskan dg stone dan amplas (kasar-amplas halus)
INSERSI
KONTROL I
KONTROL II
KONTROL III