Anda di halaman 1dari 33

TON 13-14 JANUARI 2023

ILMU PENYAKIT MULUT


DESKRIPSI LESI PHGS
Pedoman deskripsi lesi IPM :
- Macam lesi : ulser, nodula, vesikula, fisura, dsb
- Bentuk lesi : bulat, oval, memanjang, dsb.
- Ukuran : dilihat diameter lesi (mm/cm), panjang/lebar, kedalaman
- Jumlah : single/multiple
- Warna : dibandingkan dengan jaringan disekitarnya
- Batas : jelas/tidak jelas
- Tepi : teratur/tidak teratur, ada peninggian/ tidak
- Permukaan : halus, rata, kasar
- Hal-hal lain yang dianggap perlu (sakit atau tidak)

Deskripsi lesi oral PHGS


1. Ulser didahului vesikel
2. Bulat
3. Berukuran sekitar 1-2mm, ukuran mahkota anterior rb kurleb 5mm
4. Multipel ( jumlahnya >10)
5. Bagian dalam lesi diselimuti pseudomembran putih kekuningan
6. Dibatasi eritema yang jelas (haloeritema)
7. Tepi teratur tanpa peninggian
8. Di mukosa berkeratin dan tidak berkeratin (menyebar di seluruh bagian mukosa mulut termasuk
palatum, lidah, bukal, dan gingiva) bergerombol jika banyak pada satu tempat
rencana perawatan
1. pemberian antivirus sistemik : acyclovir
2. pemberian terapi suportif : multivitamin : becomzet (dewasa), sirup (anak < 7 thn)
3. pemberian antiseptik kumur (dewasa) : chlorhexidine gluconate 0,2%, aloclair spray
(anak)
4. KIE
a. istirahat cukup
b. makan tinggi kalori tinggi protein
c. minum air putih cukup
d. menjaga oral hygine (sikat gigi 2x sehari, pagi setelah makan dan malam
sebelum tidur)
e. isolasi diri
f. tidak bergantian alat makan dengan orang lain

resep
R/ acyclovir 400mg tab No. XXVIII
| 4 dd I p.c
R/ becomzet tab No.X
| 1 dd I p.c
R/ chlorhexidine gluconate 0,2 fl 60ml No. I
| 2 dd 10ml col or

ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


EKSTRAKSI INFILTRASI

Alat dan Bahan


Alat :
a. 1 set Alat dasar (2 kaca mulut, pinset, sonde halfmoon, eskavator)
b. Tang anak RA dan RB
● Mahkota gigi molar RA: beak, joint, handle membentuk huruf S terbalik dengan ujung
beak terbuka dan bifurkasi di bagian bukal (lihat kanan-kirinya)
● Mahkota gigi molar RB: beak, joint, handle membentuk sudut 90 derajat dengan ujung
beak terbuka dan bifurkasi di kedua bagian beak
● Sisa akar RA: handle lurus, beak dan joint membentuk angle-shaped dengan ujung beak
tertutup dan meruncing
● Sisa akar RB: beak, joint, handle membentuk sudut 90 derajat dengan kedua ujung beak
tertutup
c. Low speed handpiece
d. Sitojek/ spuit injeksi 3cc
Bahan :
a. Anastesi lokal
b. Kassa/ tampon
c. Xylonor gel/spray
d. Pumice dan brush
e. Povidone iodine
Prosedur pekerjaan :
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Memakai APD Level 3
c. Posisi pasien duduk tegak, posisi operator :
● Regio 1 posterior: anestesi (depan kanan), ekstraksi (depan kanan)

● Regio 2 posterior: anestesi, dan ekstraksi (depan kanan)

● Regio 3 posterior: anestesi (samping kanan), dan ekstraksi (depan kanan)

● Regio 4 posterior: anestesi (depan kanan), dan ekstraksi (samping kanan)


d. Menginstruksikan pasien untuk berkumur
e. Melakukan oral profilaksis dengan pumice dan bristle brush
f. Asepsis daerah kerja dengan povidon iodin dengan cotton pallate
g. Persiapkan instrumen anestesi sesuai langkah berikut:
● Putar ampul anestesi hingga seluruh larutan turun ke bagian bawah ampul

● Patahkan ampul secara hati-hati menggunakan kassa

● Masukkan larutan anestesi ke dalam spuit

● Dorong plunger hingga seluruh udara keluar


h. Keringkan daerah yang akan dianestesi dan aplikasikan anastesi topikal (Xylonor gel/spray)
dengan cotton pallate secara centrifugal memutar dari dalam keluar di daerah kerja. Tunggu
2-3 menit hingga mengkerut dan pucat.
i. Melakukan anestesi infiltrasi
● Retraksi mucobuccal fold di regio yang akan dianestesi

● Insersikan jarum anestesi 1-2mm di lipatan mukobukal dengan bevel jarum menghadap
tulang
● Lakukan aspirasi dengan menarik plunger spuit, ika aspirasi negatif deposisikan larutan
anestesi sekitar 1,5mL di regio yang akan dianestesi
● Insersikan jarum anestesi dengan kedalaman sekitar 2-3mm dengan jarak 1mm dari
servikopalatal regio yang akan dianestesi untuk menganestesi mukosa palatal
j. Anestesi cytoject
a. masukkan ampul ke cytoject
b. intraligament 6 titik (mesio bukal, mid buka, disto bukal, disto palatal/lingual, mid
palatal/lingual, mesio palatal/lingual) sampai berbunyi “klik” 2-3x deponir pada tiap
titik.
k. Melakukan pengecekan anestesi dengan sonde pada permukaan mukosa sekitar gigi yang
akan diekstraksi, jika anestesi sudah bereaksi ditandai dengan tidak ada rasa sakit.
l. Fiksasi pinch grasp (rahang atas) atau sling grasp (rahang bawah) pada gigi tetangga dan
rahang.
m. adaptasikan beak tang seapikal mungkin.
n. Kemudian ekstraksi gigi menggunakan tang dengan gerakan bukolingual/bukopalatal, rotasi
(tergantung gigi), kemudian tarik gigi ke arah bukooklusal untuk mengekstraksi gigi
simulasi = pura-pura
lakukan = cabut beneran
o. Kuret area bekas pencabutan dengan ekskavator
p. Pasien diminta menggigit tampon yang diberi povidone iodine.
q. Berikan medikasi pasca pencabutan
r. Berikan instruksi
● Jangan makan dan minum panas

● Tetap menjaga kebersihan RM

● Tidak sering meludah, dimainkan lidah

● Jangan menghisap daerah bekas pencabutan

● Tidak berkumur terlalu kuat

● Tanyakan pada orang tua pasien apakah ada pertanyaan (apabila tidak ada pasien bisa
pulang)
s. Matikan dental unit, buang handscoon dan masker pada sampah medis.

ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


METODE SIKAT GIGI

Model Soal: penyuluhan dan peragakan

Alat dan Bahan

1. Phantom gigi
2. Sikat gigi
3. Dental floss
4. Sikat lidah

Prosedur

1. Senyum salam sapa kepada penguji


2. Memperkenalkan diri
3. Bertanya mengenai identitas pasien (nama, usia, pekerjaan, alamat, status)
4. Jelaskan kepada pasien mengenai pentingnya menyikat gigi untuk kesehatan gigi dan mulut
5. Jelaskan kepada pasien frekuensi sikat gigi 2x sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur
- Penyikatan gigi idealnya dilakukan 1 jam sesudah makan, tetapi hal ini sulit
dilakukan terutama yang frekuensi makannya tinggi
- Bagi masyarakat dengan konsumsi karbohidrat tinggi, sebaiknya menyikat gigi
minimal 3x
- Bagi masyarakat dengan konsumsi karbohidrat sedang frekuensi menyikat gigi cukup
dilakukan 2x
6. Jelaskan kepada pasien pemilihan ukuran sikat gigi disesuaikan dengan ukuran rongga mulut
(anak - anak / dewasa), pilih bulu sikat halus, dan pasta gigi yang berfluoride
7. Jelaskan kepada pasien penggunaa pasta gigi
Anak - anak: menggunakan pasta gigi anak - anak (anak <3 tahun: selapis tipis, 3-6 tahun:
sebiji jagung, >6 tahun: sesuai ukuran sikat gigi)

Dewasa: menggunakan pasta gigi dewasa (sebiji jagung)

8. Peragakan cara menyikat gigi yang baik dan benar di hadapan pasien menggunakan phantom
dan sikat gigi
Teknik sikat gigi anak: fones, roll, horizontal

Teknik sikat gigi dewasa: roll, bass, stillmann (resesi gusi), charter (ortodonsia, paska bedah
periodontal

Teknik Menyikat Gigi

1. Teknik Vertikal (Leonard)


Sikat gigi tegak lurus permukaan gigi, rahang atas dan bawah dikatupkan, sikat
diarahakan vertikal naik turun pada seluruh permukaan gigi.

2. Teknik Horizontal (Scrub) anak


Pada permukaan oklusal sikat bergerak maju mundur, permukaan labial/bukal sikat
bergerak ke depan dan belakang (direkomendasikan bagi anak2 usia s.d 9th)

3. Teknik Roll (Stillmann)


Penempatan sikat pada permukaan oklusal gigi dengan ujung sikat gigi diarahkan ke
apikal, pada margin gingiva menghadap gusi dengan gerakan memutar.

4. Teknik Vibratory
a. Metode Bass (dewasa)
- Sikat gigi diarahkan 45o menghadap gusi (hadap apeks), bulu sikat
masuk dalam sela gusi (sulkus) digetarkan ringan sambil
membersihkan gigi
- Getaran bulu sikat arah anteroposterior (depan-belakang)
- Untuk membersihkan permukaan lingual gigi-gigi anterior RA dan
RB sikat harus dibalik menjadi vertikal, menggunakan ujung sikat
untuk dapat memasuki daerah gingiva dengan baik
b. Metode Stillmann Modifikasi
- Para ahli memodifikasi metode Stillmann ditambah dengan gerakan
ke oklusal dari ujung bulu sikat tetap mengarah ke apikal. Dengan
demikian setiap gerakan berakhir di bawah insisal/oklusal dari
mahkota.
c. Metode Charter (post bedah, keradangan gingiva)
- Sikat gigi diarahkan 45o pada margin gingiva menghadap
insisal/oklusal dan digetarkan ringan untuk membersihkan gigi.
5. Teknik Sirkuler (Fones)
Rahang atas dan rahang bawah dikatupkan, sikat gigi tegak lurus permukaan gigi,
sikat diarahkan memutar pada seluruh permukaan gigi.

6. Teknik Fisiologik
Menggunakan bulu sikat yang lunak, tangkai sikat dipegang horizontal dan bulu sikat
tegak lurus permukaan gigi, seperti fisiologi jalannya makanan (gerakan dari mahkota
ke arah gusi).

9. Peragakan cara mengunakan dental floss yang baik dan benar di hadapan pasien
menggunakan phantom

Dental Floss (jika gigi berjejal, seadanya alat)

1. Siapkan benang sepanjang 15mm dan dililitkan di kedua jari telunjuk di kedua tangan
2. Benang dituntun dengan kedua jari melalui daerah titik kontak perlahan-lahan dan
kemudian melingkari permukaan interproksimal pada setiap gigi dengan bergantian
untuk menghilangkan plak
3. Gunakan jari-jari telunjuk kedua belah tangan untuk mengendalikan benang waktu
membersihkan daerah interdental rahang bawah
4. Untuk gigi atas, jari-jari yang dianjurkan untuk dipakai adalah jari telunjuk dan ibu
jari
5. Bagian benang yang digunakan harus bersih untuk menghindari kemungkinan
perpindahan mikroorganisme dari satu sisi ke sisi lainnya

10. Peragakan cara mengunakan sikat lidah yang baik dan benar di hadapan pasien menggunakan
phantom
Sikat Lidah (jika ada putih” di lidah, seadanya alat)

1. Siapkan alat penyikat lidah dan pastikan alat bersih dengan mengalirkan air ke sikat
2. Letakkan perlahan bagian sikat lidah di posterior lidah
3. Tarik sikat ke arah anterior dengan tekanan ringan dari satu sisi ke sisi lidah lainnya
4. Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah bersih

11. Instruksikan pada pasien, terutama pasien anak, untuk mencoba mempraktikkan hal yang
sudah diajarkan dengan menggunakan phantom dan sikat gigi
12. Evaluasi pengetahuan anak dengan menanyakan frekuensi dan cara menyikat gigi,
menggunakan dental floss, dan menggunakan sikat lidah yang baik dan benar
13. KIE
- Pasien diinstruksikan untuk mengindari makan makanan yang manis dan lengket
- Pasien diinstruksikan untuk makan makanan yang bergizi
- Pasien diinstruksikan untuk minum air putih yang banyak
- Pasien diinstruksikan untuk tidak menggunakan sikat gigi secara bersamaan dengan
anggota keluarga
- Pasien diinstruksikan untuk mengganti sikat gigi yang digunakan setiap 2 bulan sekali
/ ketika sikat gigi sudah rusak
14. Tanyakan kepada pasien apakah ada yang ini ditanyakan kembali
15. Instruksikan pasien untuk kontrol rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali
16. Salam kepada penguji
KONSERVASI GIGI

Prosedur Perawatan Saluran Akar (Step-Back Technique)

1. Pasang alat pelindung diri dan universal precaution


2. Persiapan alat dan bahan
3. Posisi pasien dan operator

Persiapan
1. 1 set alat standar berisi
a. 2 kaca mulut
b. 1 sonde halfmoon
c. 1 ekskavator
d. 1 pinset
2. Nierbeken
3. Povidone iodine 10%/Chlorhexidine gluconate 0,2%
4. Barbed broach 5. K-
file #10-#80
6. Jarum irigasi (maxiprobe)
7. NaOCl
2,5%
8. 8. ChX
0,2%
9. Paper point
10. Round diamond bur (1 buah)
11. fissure silindris diamond bur longshank (1 buah)
12. Low speed contra-angle handpiece (1 buah)
Alat dan
Bahan 13. High speed contra-angle handpiece (1 buah)

Preparasi Akses

1. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll pada bagian bukal dan suction pada
Tahapan bagian lingual
Kerja 2. Ekskavasi jaringan karies dengan ekscavator hingga jaringan karies bersih
3. Mengarahkan bur membentuk sudut 90 derajat terhadap permukaan palatal
gigi hingga menembus atap pulpa menggunakan round bur
4. Angkat atap kamar pulpa dengan round diamond bur high speed hingga bur
terasa jeblos lalu arahkan bur ke arah oklusal hingga seluruh atap kamar
pulpa terangkat. Membuka kamar pulpa, round bur dibelokkan sejajar sumbu
gigi

PREPARASI SALURAN AKAR TEKNIK KONVENSIONAL

Prosedur :

1. Menghilangkan jaringan karies menggunakan ekskavator atau round bur lowspeed.


2. Menentukan outline cavity entrance
a. Insisivus sentral RA :triangular

b. Insisivus lateral RA : triangular

c. Caninus RA : oval

d. Premolar pertama RA : oval

e. Premolar kedua RA : oval

f. Molar pertama RA : triangular

g. Molar kedua RA : triangular

h. Insisivus sentral RB : oval

i. Insisivus lateral RB : oval

j. Caninus RB : oval

k. Premolar pertama RB : oval

l. Premolar kedua RB : oval

m. Molar pertama RB : triangular

n. Molar kedua RB : triangular


3. Pembukaan akses sesuai outline menggunakan round bur, dilanjutkan pembukaan
atap pulpa menggunakan longshank fissure silindris, hingga menghasilkan
convenience form.
4. Melakukan irigasi dengan menggunakan aquadest steril - chlorexidin 0,12% -
aquades steril.
5. Mengambil jaringan pulpa pada kamar pulpa menggunakan ekskavator sebatas orifice.
6. Melakukan eksplorasi menggunakan k-file terkecil dengan gerakan watch winding
(putar 30o-60o kanan kiri).
7. Lakukan ekstirpasi pada saluran akar, menggunakan barber broach dengan
gerakan reaming 180o .
8. Melakukan irigasi dengan menggunakan aquadest steril aquadest steril -
chlorexidin 0,12% - aquades steril dengan maxi probe (irrigation needles)
9. Mengeringkan saluran akar dengan menyedot cairan irigasi menggunakan
disposable syringe kosong, lalu dikeringkan dengan cotton pellet steril dan
paper point steril.
10. Menentukan panjang kerja dengan diagnostic wire photo (dwp)
Ukur panjang gigi estimasi radiograf dari foramen apical hingga titik referensi
dengan jangka dan penggaris. Panjang tersebut lalu dikurangi 1mm. Masukan
instrument ke dalam saluran akar yang telah diberi stopper sesuai panjang yang
sudah dikurangi 1mm. lakukan pengambilan foto rontgen. Ukur selisih instrument
dengan foramen apical dan radiografi, kemudian selisih ditambahkan dengan
panjang instrument yang dimasukan ke dalam saluran akar.

11. Melakukan preparasi saluran akar dengan teknik konvensional, menggunakan k-file
dengan gerakan reaming, mulai dari ukuran terkecil sampai preparasi dianggap
selesai : bagian dentin yang terinfeksi telah terambil, saluran akar cukup lebar untuk
pengisian saluran akar, sesuai panjang kerja, dan dinding saluran akar, serta ada tug
back pada 1/3 apikal.

12. Melakukan irigasi tiap pergantian alat, menggunakan aquadest steril – chlorhexidine
2%- aquadest steril menggunakan maxi probe yang dimasukkan ke dalam saluran
akar sejauh 1/3 apikal sampai tertahan, kemudian tarik 2mm agar tidak menyumbat.
13. Trial Guttap:
Gutta point dengan diameter sesuai k-file terakhir dimasukkan ke saluran akar
sebatas panjang kerja dan rapat dengan dinding saluran (terutama pada 1/3 apikal
terasa ada tug back)

14. Mengeringkan saluran akar dengan paper point steril dan cotton pellet steril.
15. sterilisasi saluran akar dengan cotton pellet yang telah ditetesi obat sterilisasi.
16. Tumpat sementara

PREPARASI SALURAN AKAR CROWN DOWN

(B. HAND INSTRUMENT)


Tambahan Alat: GGD, protaper

Prosedur :

1. Preparasi menggunakan file S1 sepanjang 2/3 panjang kerja, dilanjutkan S2,


dilanjutkan SX dengan gerakan diputar clockwise, bila stuck dilakukan balancing
movement dengan memutar counter clockwise dan dilanjutkan kembali dengan
memutar clockwise.
2. Melakukan irigasi tiap pergantian alat, menggunakan aquadest steril –
chlorhexidine gluconate 2%-aquadest steril menggunakan maxi probe yang
dimasukkan ke dalam saluran akar sejauh 1/3 apikal sampai tertahan,
kemudian tarik 2mm agar tidak menyumbat.
3. Tahapan ini sampai akhir sama antara rotary instrument dan hand instrument:

a. Preparasi menggunakan S1, sepanjang panjang kerja, dilanjutkan S2, lalu F1, F2,
F3 dan seterusnya. Rekapitulasi dilakukan setiap pergantian alat dengan file
no.15 (untuk S1), file no.20 (pada S2 dan F1), file no. 25 (pada F2 ), file no. 30
(pada F3)
b. Preparasi dianggap selesai : bagian dentin yang terinfeksi telah terambil, saluran
akar cukup lebar untuk pengisian saluran akar, sesuai panjang kerja, dan
dinding saluran akar, serta ada tug back pada 1/3 apikal.
c. Melakukan irigasi tiap pergantian alat, menggunakan aquadest steril –
chlorhexidine 0,12%-aquadest steril menggunakan maxi probe yang
dimasukkan ke dalam saluran akar sejauh 1/3 apikal sampai tertahan,
kemudian tarik 2mm agar tidak menyumbat.
d. Trial guttap
e. Lakukan foto radiologi untuk cone guttap utama.
4. Sterilisasi saluran akar dengan cotton pellet yang telah ditetesi obat sterilisasi.
5. Tumpat sementara

ORTODONSIA
Klamer aktif = 0.5 mm
Klmer pasif = 0.7 mm
Overjet = 2-3 mm (normal)
Overbite = 1-2 mm (normal)
PENGHITUNGAN KEKURANGAN RUANG
 Diskrepansi = ruang tersedia – tempat yang dibutuhkan

Tempat tersedia
Ada 2 cara:
1. Menggunakan brashwire (metode Nance)
2. Segmental
a. Bagi lengkung rahang jadi 4 segmen:
b. Hitung masing-masing segmen dengan kawat/caliper
c. Jumlahkan hasil pengukuran masing-masing segmen
d. Catat hasilnya

Tempat yang dibutuhkan


Analisis moyers
1. Hitung lebar MD 4 I RB
2. Jumlah lebar MD 4I RB dibandingkan dengan nilai di Tabel prediksi untuk prediiksi lebar
gigi C-P RA dan RB yang akan erupsi
3. Rumus RA = jumlah 4 I RA + (2 x tabel prediksi)
Rumus RB = jumlah 4 I RB + (2 x tabel prediksi)

Analisis Bolton
jumlah 12 gigi mandibula
Overall ratio= x 100%
jumlah 12 gigi maksila
Normal= 91,3%
<91.3% = terdapat kesalahan pada maksila
>91.3% = terdapat kesalahan pada mandibula
jumlah 6 gigi anterior mandibula
Anterior ratio= x 100%
jumlah 6 gigi anterior maksila
Normal= 77,2
<77.2 = terdapat kelebihan jumlah ukuran gigi RA
>77.2= terdapat kesalahan ukuran gigi-gigi RB
Rencana perawatan:
Kurang tempat < 4 mm = non ekstraksi
Kurang tempat 5-9 mm = borderline
Kurang tempat > 9 mm = ekstraksi

PROSTODONSIA
OSCE PROTSO retraction cord
1. Cuci tangan dengan 6 langkah WHO
2. Pasang APD meliputi masker dan sarung tangan
3. Persiapkan alat dan bahan
4. Posisikan pasien duduk tegak, operator di depan kanan pasien
5. Isolasi daerah kerja dengan mengeringkan elemen gigi yang akan dilakukan tindakan pencetakan
6. Lakukan pengecekan ukuran sendok cetak sebagian yang sesuai
7. Ukur panjang kerja retraction cord sepanjang 2 kali keliling gigi
8. Potong retraction cord sesuai dengan panjang kerja
9. Rendam retraction cord di cairan hemostatik (epineprin/pehacain) selama 5-10 menit
10. Masukkan retraction cord ke dalam sulkus secara perlahan dengan Plastis filling instrument lalu
keringkan gigi dengan threeway syringe
11. Lakukan pencetakan

Prosedur Pencetakan Model Kerja Gigi Tiruan Jembatan

1. 1 set alat standar berisi


2. stock tray bersudut dan berlubang (penuh)

4. Plastik cellophane

5. Polyvinyl siloxane (putty & light body)


Alat dan
Bahan 7. Alginat
8. glass plate
9. spatula agate
10. Bowl & spatula
11. Gelas ukur dan sendok takar alginat
12. Cairan desinfektan (iodofor)

1. Cuci tangan dengan 6 langkah WHO


2. Pasang APD Level 3 sesuai urutan

3. Persiapkan alat dan bahan


4. Posisikan pasien duduk tegak, operator di depan kanan pasien
5. Isolasi daerah kerja dengan mengeringkan elemen gigi yang akan
dilakukan tindakan pencetakan
6. Lakukan pengecekan ukuran sendok cetak yang sesuai
7. Persiapkan bahan cetak polyvinyl siloxane putty dengan perbandingan 1:1
(base dan katalis) dan stocktray berlubang dan bersudut
8. Lakukan manipulasi base dan katalis dengan sarung tangan nitrile based
secara melipat hingga homogen
9. Letakkan putty PVS di seluruh sendok cetak lalu tutup dengan plastik
cellophane
10. Lakukan pencetakan daerah yang telah dipreparasi dengan putty yang
dilapisi plastik cellophane
11. Tunggu hingga setting, lepaskan cetakan dari mulut pasien
Prosedur
12. Lakukan evaluasi dan persiapkan light body dengan panjang yang sama di
atas glass plate
13. Manipulasi light body dengan teknik rotary mixing hingga light body
tercampur homogen
14. Letakkan sebagian light body di daerah yang akan dicetak lalu ratakan
dengan threeway syringe secara perlahan dan sebagian light body di
sendok cetak
15. Masukkan kembali sendok cetak ke dalam mulut pasien, lakukan fiksasi
tunggu hingga setting (sesuai aturan pabrik)
16. Keluarkan sendok cetak dari mulut pasien, bersihkan dengan air mengalir
dan lakukan evaluasi: tidak boleh porus, tidak boleh ada cetakan yang
robek, semua bagian tercetak dengan baik, semua bahan cetak menutupi
sendok cetak
17. Lakukan desinfeksi dengan merendam PVS di larutan iodofor tidak lebih
dari 30 menit
18. Cetakan negative model kerja didiamkan selama 24 jam sebelum dilakukan
pengecoran menggunakan gypsum yang sesuai
19. Lakukan pencetakan alginat di rahang antagonis dengan menentukan
ukuran sendok cetak yang sesuai
20. Lakukan manipulasi alginat di dalam bowl dengan rasio bubuk dan air
sesuai aturan pabrik dengan teknik stropping hingga homogen
21. Masukkan alginat ke dalam sendok cetak dan lakukan fiksasi hingga
material cetak setting
22. Keluarkan sendok cetak dari mulut pasien, bersihkan dengan air mengalir
dan lakukan evaluasi: tidak boleh porus, tidak boleh ada cetakan yang
robek, semua bagian tercetak dengan baik, semua bahan cetak menutupi
sendok cetak
23. Lakukan desinfeksi dengan menyemprot alginat dengan larutan iodofor
24. Lakukan pengecoran dengan tipe gypsum yang sesuai
25. Lakukan pencatatan gigit dengan putty / wax yang diletakkan
di bagian oklusal rahang bawah lalu instruksikan pasien untuk
oklusi sentrik hingga material setting
26. Persiapkan model kerja, catatan gigit, dan surat rujukan ke lab
untuk selanjutnya dilakukan pembuatan gigi tiruan jembatan
27. Pasangkan gigi tiruan jembatan sementara di mulut pasien
28. Berikan instruksi pascapencetakan berupa:
• Tidak makan dan minum 30-60 menit setelah perawatan
• Tidak menggigit makanan yang keras, diet lunak
• Tidak menggunakan gigi yang dilakukan perawatan
untuk mengunyah
• Tanyakan kepada pasien jika masih ada yang kurang
jelas atau masih ada yang ingn ditanyakan
• Jika tidak ada, instruksikan pasien untuk kembali
setelah gigi tiruan jembatan jadi
RADIOLOGI
1. Senyum sapa salam dan memperkenalkan diri
2. melakukan universal precaution (masker + handscoon)
3. Menyampaikan bahwa akan melakukan evaluasi mutu radiograf periapikal/panoramik

Evaluasi Mutu Periapikal


1. Identitas penderita tertera (kalau ada)
2. Dot berada di sebelah (kanan atas/kiri atas/kanan bawah/kiri bawah) dari film
3. Objek tercakup (memenuhi tujuan pemeriksaaan) dan berada di tengah radiograf (gambarnya
harus terletak di tengah)
4. Kontras, detail dan ketajaman baik
- Kontras = perbedaan radiopak, dan radiolusen
- detail = bentuk dari struktur anatomi terlihat (enamel dentin, pulpa)
- Ketajaman = outline dari struktur anatomi jelas
5. Distorsi minimal
a. Vertikal = tidak terjadi elongasi atau foreshortening, cusp bukal dan palatal/lingual
berhimpit sesuai anatomi normal
b. Horizontal =bagian interdental gigi tidak saling tumpang tindih
6. Tidak terdapat kesalahan teknik dan prosessing
7. Radiograf bisa/tidak diinterpretasikan

Evaluasi mutu panoramik


1. Identitas penderita tertera (kalau ada)
2. Penanda regio kanan dan kiri pada radiograf tertera
3. Objek tercakup dan berada di tengah radiograf, objek yang tecakup meliputi :
a. seluruh bagian rahang atas tercakup
i. inferior orbita
ii. sinus maksilla
iii. tulang zygomatikus
iv. palatum durum
v. nasal septum
b. seluruh bagian rahang bawah tercakup
i. kepala condyle kanan dan kiri
ii. angulus mandibula
iii. inferior border of mandible
iv. corpus
c. gigi rahang atas dan bawah tercakup
4. Susunan gigi tampak pada garis horizontal
5. Perbesaran pada bidang vertikal dan horizontal harus sama = gigi anterior dan posterior kanan
dan kiri proporsional
6. Kontras, detail dan ketajaman baik (jika normal)
a. Kontras = perbedaan radiopak, dan radiolusen
b. detail = bentuk dari struktur anatomi terlihat (enamel dentin, pulpa)
c. Ketajaman = outline dari struktur anatomi jelas
7. Distorsi minimal (jika normal)
a. horisontal exp: bagian interdental gigi tidak saling tumpang tindih
b. vertikal exp: elongasi/shorthening
8. Tidak terdapat ghost-image dan artefak
a. ghost-image = gambaran kabur
b. artefak exp: anting, kacamata, tindik
9. Radiografi bisa/tidak diintrepertasikan

Interpretasi Lesi

1. Radiodensitas dan struktur internal lesi


a. radiolusen
b. radiopak
2. Regio lesi
a. edentulous
b. mengelilingi ⅓ apikal akar mesial dan distal gigi X
c. mahkota gigi
d. inferior of mandible
3. Ukuran lesi (perkiraan dalam mm)
a. selebar 1 mahkota posterior (8-10mm)
b. selebar 1 akar (3-5mm)
4. Bentuk lesi
a. Bentuk
i. bulat
ii. oval
iii. seperti onion
iv. orange peel
b. Jumlah
i. unilokuler
ii. multiokuler
5. Batas lesi
a. jelas
b. jelas terkortikasi
c. tidak jelas
6. Efek terhadap jaringan sekitar
a. meresorpsi jaringan sekitar
b. menekan jaringan sekitar
c. peningkatan densitas tulang dari apikal ke servikal akar gigi mesial
d. pelebaran ligamen periodontal
7. Radiodiagnosis = condensing osteitis / periapical sclerosis ostetitis

Differential Diagnosis
1. Dens bone island/ idiopathic osteosclerosis
2. Periapical Osseous Displasia

Interpretasi Lesi

1. Radiodensitas dan struktur internal lesi


a. radiolusen
b. radiopak
2. Regio lesi
a. edentulous
b. mengelilingi ⅓ apikal akar gigi X
c. mengelilingi ⅓ apikal akar mesial dan distal gigi X
d. mengelilingi mahkota gigi X
e. inferior of mandible
3. Ukuran lesi (perkiraan dalam mm)
a. selebar 1 mahkota (8-10mm)
b. selebar 1 akar (3-5mm)
c. selebar 13-18 mm

4. Bentuk lesi
a. Bentuk
i. bulat
ii. oval
iii. seperti onion
iv. orange peel
b. Jumlah
i. unilokuler
ii. multiokuler
5. Batas lesi
a. jelas
b. jelas terkortikasi
c. tidak jelas
6. Efek terhadap jaringan sekitar
a. meresorpsi jaringan sekitar
b. menekan jaringan sekitar (menekan gigi X ke inferior border of mandible)
c. tidak ada efek pada jaringan sekitar
7. Radiodiagnosis = kista dentigerous

Differential Diagnosis
Cystic ameloblastoma, ameloblastic fibroma

BEDAH MULUT

Seorang laki-laki berumur 40 tahun tidak bisa menutup mulut datang ke rsgm anamnesa dinyatakan
bahwa pendeta menguap 2 jam yang lalu beberapa kali pernah menjalani hal yang sama tetapi dapat
kembali pemeriksaan ekstra oral terdapat tonjolan depan tragus telinga kanan intraoral openbite tiga
jari dokter akan melakukan reposisi mandibula

Verbalkan Persiapan posisi pasien


Lakukan dan verbalkan persiapan operator
Lakukan dan verbalkan prosedur reposisi
Lakukan dan verbalkan fiksasi mandibula
Verbalkan instruksi pasca reposisi dan fiksasi

1. Melakukan persiapan posisi pasien


a. Pasien didudukan pada dental unit atau kursi
b. kepala tegak lurus dengan bidang lantai kepala bersandar pada sandaran yang keras
yaitu sandaran dental unit atau tembok
2. Melakukan persiapan operator
a. Cuci tangan 6 langkah WHO, menggunakan masker sarung tangan dan gaun
b. Operator berada pada depan kanan pasien, jam 7/8
c. Jari jempol kanan kiri dilindungi dengan thumb protector atau kasa yang dililitkan
3. Melakukan prosedur reposisi
a. Meletakkan kedua ibu jari yang telah dibalut kasa pada oklusal gigi posterior dengan
ujung ibu jari berada di retromolar pad. Jari-jari yang lain berada didagu untuk fiksasi
b. Lakukan gerakan ke bawah untuk membebaskan condilus dari depan eminensia
artikularis
c. Mendorong mandibular ke posterior menuju fossa mandibula paling posterior atau
fossa glenoidalis
4. Melakukan fiksasi
a. Melingkarkan head-band dari atas telinga kanan melewati ocipital ke atas telinga kiri
b. Lingkarkan bandage ke arah parietal melewati depan telinga kanan melingkari rahang
bawah kanan ke rahang bawah kiri
c. Lingkarkan bandage melewati depan telinga kiri kembali ke arah parietal, melewati
temporal kanan ke arah oksipital
d. Lingkarkan bandage ke arah mentalis menutupi seluruh regio mentalis, lanjutkan ke
arah pipi bawah kanan.
e. Lingkarkan bandage dari pipi bawah kanan melewati oksipital ke arah temporal kiri.
f. Fiksasi ujung bandage dengan penjepit bandage di daerah temporalis
5. instruksi pasca reposisi dan fiksasi
a. pasien diintruksikan untuk kembali ke dokter jika bandage lepas kurang dari 24 jam
b. pasien diinstruksikan untuk kontrol setelah 24 jam
c. pasien diinstruksikan untuk makan makanan yang lunak
d. pasien tidak boleh membuka mulut lebar selama 3 sampai 4 Minggu pasca reposisi
e. Memberikan obat analgesik asam mefenamat 500 mg jika sakit.
f. Pasien tetap menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut
MATERI TAMBAHAN BONAFIDE

Anda mungkin juga menyukai