Anda di halaman 1dari 29

Prosedur

Gingivektomi
Nadiyah Rizqi Aprilia
201611101120
Periodonsia 1
Kelas F
Persiapan Operator
Menggunakan APD Level 3
• Persiapan pemakaian Alat Pelindung Diri level 3 (Donning)
• Cuci tangan 6 langkah sesuai standar WHO
• Memakai baju pelindung diri berupa hazmat
• Memakai sarung tangan dalam
• Memakai masker N95
• Memakai topi bedah
• Memakai goggles / faceshield
• Memakai sepatu boots
• Memakai sarung tangan luar
• Pemakaian selesai
Persiapan Pasien
Saat pasien tiba, pasien harus menggunakan masker dan diinstruksikan untuk
membersihkan tangan menggunakan alcohol-based hand rub atau mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir sesuai dengan 6 langkah standar WHO
Kemudian dilakukan pemeriksaan TTV meliputi tekanan darah, nadi, dan respirasi.

• Tekanan darah, menggunakan sphygmomanometer pada arteri brakhialis.


Systole : 100-120 mmHg
Diastole : 70-80 mmHg
• Respirasi
12-20x / menit
• Nadi, pada arteri radialis, bisa juga pada arteri karotis
60-100x / menit
Persiapan Pasien
● Menyiapkan informed consent:
1. Menjelaskan kepada pasien tentang perawatan dan prosedur yang akan dilakukan
2. Menjelaskan kepada pasien tentang hasil perawatan dan komplikasi yang
mungkin terjadi saat prosedur berlangsung.
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum jelas dan yang ingin ditanyakan
4. Apabila pasien telah menyetujui tentang rencana perawatan dan prosedur yang
akan dilakukan, pasien diminta untuk tanda tangan di lembar informed consent.
● Memberikan instruksi kepada pasien untuk memakai APD : gown, head cap,
handscoon, cover shoes
● Pasien masuk ke dalam ruangan operasi dan diinstruksikan duduk pada dental chair
Menyiapkan Alat dan Bahan
● Menyiapkan alat dasar diagnostic yang telah disterilkan (kaca mulut
nomer 3 dan 4, pinset kedokteran gigi, sonde halfmoon, eskavator,
probe periodontal UNC 15)
● Pocket Marking Forcep, periodontal pack, surgical blade 11, 12D,
15, 15C, kirkland knife, orban knife
a. Surgical blade 12D : berbentuk paruh dengan ujung tajam di
kedua sisi, biasanya digunakan pada area yang sempit dan
terbatas dengan gerakan pemotongan mendorong dan menarik.
b. Surgical blade 15 : digunakan untuk menipiskan flap
c. Surgical blade 15C : berfungsi sebagai inisial, insisi
scalloping
d. Kirkland knife : insisi bagian fasial dan lingual/palatal dan
beberapa bagian distal dari gigi terakhir dalam lengkung rahang
e. Orban knife : insisi interdental
Menyiapkan Alat dan Bahan
• Tempat kasa, tempat bahan pulas, tempat sampah stainless steel, deepen
glass, petridish bersekat, spatula agate, glass plate, alas meja
bersih/disposable, alas dada bersih/disposable, bristle brush, rubber
cup, low speed contra angle
• Povidone iodine 10%, alkohol 70%, kasa tampon, cotton pellet, cotton
roll, tisu.
• Menata alat-alat secara berjajar searah dengan ujung kerja/blade
menghadap operator dengan dialasi alas meja. Menyiapkan juga alas
dada pasien dan tempat kumur pasien yang sudah diberi antiseptic.
Mengatur Posisi

Mengatur Posisi Pasien Mengatur Posisi Operator


• Duduk atau berbaring sesuai dengan • Duduk dengan nyaman dengan
lokasi daerah kerja dengan rongga telapak kaki rata di lantai dan
mulut sejajar dengan siku istirahat paha sejajar dengan lantai,
operator.
menjaga punggung tetap lurus
• Rahang atas : berbaring dengan
dagu sedikit diangkat dan kepala tegak
• Rahang bawah: duduk dengan dagu • Berdiri dengan nyaman dengan
diturunkan sampai mandibula sejajar telapak kaki rata menapak di
dengan lantai untuk permukaan lantai, tetap menjaga punggung
lingual anterior tetap lurus dan kepala tegak.
Pengaturan Pandangan, Penerangan dan
Retraksi
• Penerangan
Langsung menggunakan lampu dental unit dan tidak langsung
menggunakan cahaya yang dipantulkan melalui kaca mulut
• Pandangan
Langsung atau tidak langsung menggunakan kaca mulut
• Retraksi
Menggunakan jari telunjuk untuk meretraksi bibir atau pipi
Menggunakan kaca mulut untuk meretraksi pipi atau lidah
Isolasi dan Asepsis Daerah Kerja

• Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll pada


vestibulum
• Asepsis daerah kerja menggunakan tampon yang sudah
ditetesi dengan povidone iodine 10%
Teknik Memasukkan Larutan Anastesi ke Spuit

• Mengambil 1 ampul pehacain


• Menurunkan cairan anastesi ke dasar ampul dengan gerakan sentrifuge
• Ampul dipatahkan pada bagian leher ampul
• Mengambil syringe yang sebelumnya sudah dirapatkan jarumnya
• Memasukkan cairan anastetikum dengan cara memiringkan ampul
• Memasukkan jarum syringe dimana bevel jarum syringe menempel pada
dinding ampul
• Tarik syringe sehingga cairan anastetikum masuk ke dalam syringe
• Dorong syringe sampai keluar cairan anastesi sedikit
• Untuk mengeluarkan udara pada syringe, dilakukan dengan mengetuk syringe
• Pastikan tidak ada gelembung udara pada syringe
Teknik Anastesi Infiltrasi
•Melakukan asepsis daerah kerja
•Bevel jarum syringe dihadapkan tulang pada mukobukal fold/mukolabial
fold/lingual fold bagian distal setinggi apeks gigi dengan sudut sekitar 45° sampai
menyentuh tulang
•Aspirasi, apabila saat dilakukan aspirasi tidak terlihat darah yang keluar maka
lakukan deponir sebanyak 0,5 ml/cc
•Menarik jarum di daerah kerja secara perlahan dan bertahap
•Melakukan pengecekan menggunakan sonde pada region yang dilakukan anastesi
dan menekan gingiva pada region tersebut. Area yang teranastesi akan mengalami
perubahan warna yaitu tampak pucat. Ditanyakan pada pasien apakah sudah dirasa
kebas atau belum
•Cek kondisi fisik pasien (pusing/mual, pucat dll). Ditanyakan apakah ada keluhan
atau tidak, dilihat raut wajahnya. Dilihat raut wajahnya ada ruam kemerahan atau
tidak
● Kedalaman poket dicek menggunakan probe periodontal, kemudian ditandai
dengan PMF untuk membuat bleeding point sebagai tanda dasar poket.
o PMF diletakkan sejajar sumbu panjang gigi, dengan beak menempel pada
permukaan gigi agar didapatkan letak bleeding point yang benar. Ujung yang
tumpul di dalam poket, dimasukkan sampai ujung menyentuh dasar poket.
Sedangkan ujung yang tajam berada di luar poket, kemudian ditekan sehingga
didapatkan titik perdarahan atau bleeding point. Bleeding point menunjukkan
letak dasar poket
● Membuat eksternal bevel incision dimulai 1-2 mm apikal dari bleeding point secara
continue atau discontinue dalam arah 45° terhadap sumbu gigi menggunakan
surgical blade atau periodontal knife.
● Melakukan eksisi sesuai insisi yang telah dibuat
● Mengambil jaringan yang dieksisi menggunakan kuret
● Mengukur probing depth untuk memastikan false pocket sudah hilang
atau belum dengan diukur kedalaman sulkus yang normal yaitu 2-3mm
● Membersihkan jaringan granulasi dan sementum yang nekrotik (root
planing)
● Melakukan gingivoplasty untuk memperbaiki kontur gingiva
● Melakukan irigasi dengan aquadest steril dan melakukan pengeringan
menggunakan tampon
● Aplikasi periodontal pack pada daerah luka
Tahap pembuatan :
o Menuang pasta dengan rasio basis dan katalis 3:1 dan diletakkan di atas paper pad. Paper pad
diletakkan diatas tempat dengan permukaan yang rata. (contohnya: glass plate)
o Mengaduk dan mencampur menggunakan spatula agate dengan gerakan memutar dan melipat
sampai konsistensi dempul dan warna homogen
o Setelah 2-3 menit pasta yang sudah diaduk sudah dapat dibentuk
o Agar tidak melekat ke tangan maka basahi tangan menggunakan air atau vaseline
o Periodontal pack yang sudah diaduk dibentuk menjadi batangan (digulung) sepanjang luka
bedah yang akan dibalut
o Daerah luka dikeringkan terlebih dahulu, periodontal pack batangan ditempatkan pada daerah
luka bedah dan ditekan sepanjang gingiva dan interproximal
o Pada permukaan vestibular penekanan dapat dilakukan dengan menekan bibir/pipi/lidah pasien
sehingga periodontal pack tidak melekat ke jari
• Periodontal pack harus menutupi sebagian gigi dan gingiva tapi tidak boleh melebihi 2/3 tinggi
serviko insisal, batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, dan frenulum.
• Pack ditekan ke interdental menggunakan ekskavator untuk menambah retensi
o Cek oklusi untuk memastikan tidak ada yang mengganggu
● Pemeriksaan vital sign
Dilakukan kembali pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi pasca bedah
untuk mengevaluasi kondisi tubuh pasien
● Penulisan resep
Pasien dapat diberi resep analgesik, antibiotik, dan obat kumur
Analgesik : asam mefenamat (500mg) bila perlu
Antibiotik : amoxicillin (500mg) 3 kali sehari selama 1 minggu
Obat kumur : 0,12% cholrhexidine gluconat 2 kali sehari.
R/ Amoxicilin tabs 500 mg No. XV
S 3 dd 1 p.c
R/ asam mefenamat tabs 500 mg No.VII
S p.r.n 1
R/ Chlorhexidine 0,12% 50 ml fls No. I
S 2 dd 1 5 ml garg
Instruksi Pasca Bedah
1. Pasien diberi inforrmasi tentang periodontal pack beserta fungsinya
- Meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi mikroorganisme
- Memfasilitasi penyembuhan dengan mencegah trauma permukaan selama
pengunyahan
- Melindungi dari rasa sakit yang disebabkan oleh karena kontak luka
dengan makanan atau dengan lidah selama pengunyahan
2. Menginstruksikan kepada pasien agar mempertahankan periodontal pack
sampai waktu kontrol
3. Memberi informasi kepada pasien hal-hal yang dapat menyebabkan
periodontal pack dapat terlepas
- Mengunyah di sisi periodontal pack
- Menyikat di sisi periodontal pack
- Makan dan minum yang panas
- Makan makanan yang keras
- Memainkan periodontal pack baik dengan tangan atau lidah
Instruksi Pasca Bedah
4. Jangan makan dan minum yang panas setelah 24 jam untuk membiarkan periodontal
pack agar bisa mengeras dan tidak longgar
5. Meminum obat sesuai dengan anjuran
• Untuk antibiotik harus diminum 3x sehari 1 tablet. Obat diminum sampai habis
meskipun keluhan sudah tidak ada
• Untuk asam mefenamat diminum ketika merasa sakit dan setiap kali minum hanya 1
tablet
• Untuk obat kumur digunakan setelah menyikat gigi 2x sehari dengan cara berkumur
yang baik dan benar yaitu gigi di oklusikan kemudian menutup mulut, obat kumur
digerakkan ke kanan ke kiri dengan mengembungkan pipi. Setelah itu, mendongak
supaya bagian orofaring terkena namun jangan sampai di telan dan obat kumur
dibuang langsung.
6. Tidak merokok
7. Tidak makan buah jeruk dan jus buah, makanan yang sangat berbumbu, dan alkohol
karena dapat menimbulkan nyeri
Instruksi Pasca Bedah
8. Memberi informasi kepada pasien, apabila periodontal pack terlepas tetapi
tidak berdarah dan tidak sakit maka jangan panik dan jangan memegang
menggunakan tangan atau lidah. Apabila periodontal pack lepas dan terasa
tidak nyaman, hendaknya segera menghubungi dokter gigi untuk dilakukan re
dressing
9. Memberi informasi kepada pasien, apabila periodontal pack terlepas dan
berdarah maka hendaknya menekan dengan tampon selama 20 menit, apabila
tetap tidak berhenti maka hendaknya menghubungi dokter gigi. Pasien tidak
boleh berkumur untuk menghentikan bleeding.
10. Memberi informasi kepada pasien bahwa bengkak bisa berlangsung 1-2 hari
tetapi akan mereda pada hari ke 3 atau 4. Untuk mengurangi bengkak, bisa
melakukan kompres menggunakan air hangat. Apabila bertambah parah maka
hendaknya segera menghubungi dokter gigi.
11. Pada hari pertama, gunakan es ke area wajah di atas area yang dibedah guna
mengurangi peradangan dan pembengkakan.
Instruksi Pasca Bedah
12. Pasien mungkin mengalami perasaan lemah atau menggigil selama 24 jam
pertama pasca operasi. Sebaiknya hal ini dilaporkan pada saat kontrol.
13. Pasien disarankan untuk menghindari aktivitas berlebih. Misalnya terlalu kerja
dengan berat.
14. Pasien diberi informasi jika terkadang darah dapat terlihat pada saliva selama 4
atau 5 jam pasca operasi. Ini merupakan hal yang wajar dan perdarahan bisa
berhenti dengan sendirinya. Apabila perdarahan berlebih, ambil kain kasa,
bentuk menjadi huruf U, pegang dengan ibu jari dan jari telunjuk dan
aplikasikan pada kedua sisi dari dressing. Tahan selama 20 menit. Apabila
perdarahan tidak berhenti setelah 20 menit, maka hubungi dokter gigi. Jangan
menghentikan perdarahan dengan berkumur menggunakan air.
15. Setelah dressing dilepas, gusi kemungkinan akan mengeluarkan darah lebih
banyak daripada sebelum dilakukan operasi. Hal ini normal selama tahap awal
penyembuhan dan akan mereda secara bertahap.
16. Memberikan intruksi kepada pasien untuk melakukan kontrol pada 7 hari
setelah dilakukan pembedahan.
Komplikasi yang bisa timbul selama minggu pertama pasca operasi

● Perdarahan terus menerus setelah operasi


Dressing dilepas dan anastesi lokal mungkin diperlukan sebelum area perdarahan ditemukan.
Perdarahan dihentikan dengan menekan atau jika perlu area tersebut mungkin harus dianastesi dan
dijahit kembali. Setelah perdarahan telah berhenti maka area tersebut di dressing kembali.
● Sensifitas terhadap perkusi.
Inflamasi yang parah ke dalam ligamen periodontal dapat menyebabkan kepekaan terhadap perkusi.
Pasien harus ditanya tentang progress dari gejala yang ada. Ketidaknyamanan yang berkurang secara
bertahap merupakan pertanda baik. Dressing harus dilepas dan area bedah diperiksa untuk lokalisasi
daerah yang terinfeksi atau teriritasi. Area tersebut harus diirigasi atau diinsisi untuk drainase jika
tampak eksudat pada daerah tersebut. Kalkulus harus dihilangkan. Sensifitas terhadap perkusi juga bisa
disebabkan oleh dressing yang berlebihan sehingga mengganggu oklusi. Memperbaiki dari dressing
yang berlebih biasanya dapat membantu memperbaiki kondisi.
Komplikasi yang bisa timbul selama minggu pertama pasca operasi

● Bengkak
Selama 2 hari pertama pasca operasi, beberapa pasien mungkin akan mengalami pembengkakan yang
tidak nyeri pada pipi di area yang dilakukan pembedahan. Terjadi pembesaran kelenjar limfe dan suhu
akan meningkat. Area pembedahan biasanya terbebas dari gejala. Dihasilkan dari reaksi inflamasi
terhadap prosedur pembedahan. Biasanya mereda pada hari keempat pasca operasi tanpa perlu
pelepasan dressing. Jika pembengkakan berlanjut dan membesar atau berhubungan dengan peningkatan
nyeri, amoksisiln (500 mg) harus diminum setiap 8 jam selama 1 minggu. Pasien juga diinstruksikan
untuk mengompres air hangat di daerah tersebut
● Perasaan lemah
Kadang-kadang pasien merasa lemah selama sekitar 24 jam setelah operasi. Ini merupakan reaksi
sistemik terhadap bakteremia yang disebabkan oleh pembedahan. Reaksi ini dicegah dengan
premedikasi amoksisilin (500mg) setiap 8 jam. Harus dimulai 24 jam sebelum prosedur selanjutnya dan
dilanjutkan selama 5 hari pasca operasi.
Penatalaksanaan Abses Periodontal

Pada pasien yang bengkak setelah 3 hari dapat dicurigai terjadinya infeksi
dan adanya abses periodontal. Gejala abses periodontal :
● Ketidaknyamanan ringan hingga nyeri hebat
● Nyeri tekan pada gingiva
● Pembengkakan gingiva
● Ditemukan kegoyangan gigi
● Pemeriksaan radiografi dapat menunjukkan gambaran normal atau
beberapa derajat kehilangan tulang
● Abses periodontal ditandai dengan peningkatan suhu tubuh dan malaise
Penatalaksanaan Abses Periodontal

Terdapat 4 jenis perawatan yang direkomendasikan yakni: pencabutan gigi, drainase


dan debridemen, penggunaan antibiotik sistemik atau lokal, dan prosedur bedah.
1. Apabila gigi rusak parah dan prognosisnya tidak ada harapan setelah kerusakan
yang disebabkan oleh abses, maka perawatan yang lebih direkomendasi adalah
pencabutan gigi.
2. Drainase dan debridement merupakan perawatan yang paling sering dilakukan
pada kasus abses periodontal. Penggunaan antiseptik topikal disarankan setelah
prosedur drainase abses.
3. Antibiotik sistemik dapat dipakai sebagai terapi utama atau terapi tambahan
setelah drainase.
4. Prosedur bedah disarankan pada abses dengan defek vertikal yang dalam dan sulit
dijangkau atau kasus yang terjadi setelah debridemen periodontal dimana kalkulus
masih tersisa di subgingiva setelah pengobatan.
Penatalaksanaan Abses Periodontal

Dari keempat jenis perawatan tersebut, drainase abses dengan terapi suportif
antibiotik merupakan yang paling sering dilakukan dengan tingkat penyembuhan yang
baik.
Setelah abses dilakukan drainase dan debridemen, pasien harus diinstruksikan untuk
kontrol dalam 24-48 jam setelah pengobatan untuk mengevaluasi kondisi jaringan dan
resolusi dari abses. Apabila inflamasi akut telah mereda, pasien harus diinstruksikan
untuk mengikuti fase terapi berikutnya. Antibiotik yang efektif digunakan untuk
penatalaksanaan abses periodontal antara lain, Metronidazole 250mg 3 kali sehari,
Azithromycin 500mg 1 kali sehari, Amoxicillin + clavulanate 625mg 3 kali sehari.
Durasi terapi suportif antibiotik sebaiknya dibatasi hanya 2-3 hari karena fase inflamasi
akut normal hanya berlangsung selama 2-3 hari.
Pelepasan Alat Pelindung Diri Level 3 (Doffing)
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Melepas sarung tangan bagian luar
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Melepas sepatu boots
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Melepas baju APD hazmat
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Melepas goggles/faceshield
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Melepas topi bedah
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Melepas masker bedah
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Melepas sarung tangan dalam
• Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
• Pelepasan selesai
Penyembuhan Gingivektomi
• Respon awal setelah dilakukan gingivektomi : pembentukan bekuan darah / blood clot. Gumpalan tersebut kemudian
digantikan oleh jaringan granulasi.
• Dalam 24 jam : peningkatan pada sel-sel jaringan ikat baru terutama angioblast (sel embrio yg berkembang menjadi
sel sel darah dan pembuluh darah endothelium) di bawah lapisan permukaan jaringan inflamasi dan jaringan nekrotik
• 12-24 jam :sel epitel pada margin luka mulai bermigrasi ke atas jaringan granulasi, sehingga memisahkannya dari
lapisan permukaan blood clot
• 24-36 jam: Aktivitas epitel pada margin mencapai puncaknya
• Pada hari ke-3: terdapat banyak fibroblast muda berada di daerah tersebut. Kemudian jaringan granulasi dengan
vaskularisasi tinggi bertumbuh ke arah koronal dan membentuk margin gingiva dan sulkus yang baru.
• Sel epitel baru akan muncul dari lapisan basal dan lapisan spinosum yang lebih dalam dari epitel tepi luka dan
bermigrasi ke atas luka di atas lapisan fibrin yang nantinnya akan digantikan oleh jaringan ikat. Sel-sel epitel tumbuh
dengan aksi tumbling, dengan sel menjadi terikat ke substrat dengan hemidesmosom dan basement lamina baru.
• Setelah 5 – 14 hari, epitelisasi permukaan umumnya sudah komplit.
• 2 Minggu : Kapiler yang berasal dari pembuluh darah dari ligament periodontal bermigrasi ke jaringan granulasi dan
terhubung dengan pembuluh darah gingiva
• Selama 4 minggu pertama setelah gingivektomi, keratinisasi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan
keratinisasi sebelum pembedahan. Perbaikan epitel seutuhnya membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan.
• Perbaikan sempurna dari jaringan ikat membutuhkan waktu sekitar 7 minggu.
Kontrol
Kontrol bedah 7 hari setelah tindakan gingivektomi :
Dilakukan anamnesis pada pasien apakah terdapat keluhan setelah dilakukan
perawatan seperti bengkak, perdarahan, dan periodontal pack terlepas atau tidak.
Diperikasa kondisi klinis area perawatan.
Melepas balutan periodontal pack dengan menggunakan kuret disepanjang
margin gingiva, kemudian melakukan tekananan lateral dengan perlahan,
potongan dari pack dan partikel yang menempel pada permukaan gigi dihilangkan
dengan kuret. Kemudian dilanjutkan irigasi dengan aquadest steril untuk
menghilangkan debris.
Instruksi Kontrol Post Bedah

• Pasien diinstruksikan untuk mengontrol oral hygiene dengan cara menyikat gigi
dengan hati-hati pada daerah post bedah
• Apabila pasien dilakukan repacking maka pasien kembali diberikan informasi
mengenai fungsi periodontal pack dan hal-hal yang dapat menyebabkan
periodontal pack lepas
• Setelah periodontal pack dilepas, pasien diberikan informasi bahwa gusi akan
mengalami perdarahan lebih banyak dibandingkan sebelum dilakukan tindakan
bedah, hal ini merupakan kondisi normal dan berperan dalam fase penyembuhan
dan lama kelamaan akan berkurang perdarahannya.
• Apabila obat antibiotik masi ada, maka pasien diinstruksikan untuk tetap minum
antibiotik sampai habis walaupun keluhan sudah tidak ada
• Pasien diinstruksikan untuk melakukan kontrol periodik agar tidak terjadi
kekambuhan

Anda mungkin juga menyukai