Tatalaksana:
Root planning (detoksikasi akar) → u/ menghilangkan residu kalkulus yg tertinggal pada sementum agar
bersih dan halus.
1) Exploratory stroke
→ determinasi topografi deposit subgingival bila terdapat deposit dpt dirasakan pada eksplorasi,
serta mendeteksi perbedaan ledge of calculus dan dasar poket
2) Working stroke
→ pengambilan deposit pada permukaan akar dengan sudut 850 kemudian diikuti gerakan
penghalusan
4. Periodontitis
→ inflamasi jaringan pendukung gigi karena mikroorganisme spesifik yg menghasilkan kerusakan
progresif pada ligamen perio dan tulang alveolar dengan peningkatan probing depth.
Ciri2 : adanya attachmen loss diikuti poket periodontal dan perubahan densitas dan tingginya tulang
alveolar
Etiologi
• Primer→ iritasi bakteri seperti porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia, actinobacillus
actinomycemecomitans, bacteriodes forsytus
• Sekunder (Predisposisi) → OH jelek, merokok, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi, usia
kehamilan, faktor genetik dan penyakit sistemik.
1) Periodontitis kronis
- Umum terjadi pada usia > 35 tahun, umumnya OHI buruk dan ada kalkulus sub ggv
- Progress penyakit berkembang lambat sampai sedang
- Pola resorpsi alveolar crast berbentuk horizontal
- diklasifikasikan berdasarkan keparahan bentuk dan karakteristik ringan sedang hingga berat.
Menurut keparahan bentuk:
• Localized → <30% jaringan terlibat
• Generalized → > 30% jaringan terlibat
Menurut karakterisitk:
5. KURETASE
Kuretase terbagi 2 yaitu:
1) Kuretase gingival → prosedur penyingkiran jaringan lunak terinflamasi di dinding lateral poket
2) Kuretase subgingival → prosedur yg dilakukan dari epitelial attachment, dimana perlekatan
jaringan ikat disingkirkan sampai ke tulang alveolar
Indikasi kuretase:
Kontraindikasi :
Tatalaksana kuretase:
1) Melakukan tindakan asepsis pada intraoral (daerah anastesi) dan ekstraoral (daerah bibir)
dengan povidon
2) Anastesi lokal dengan spuit injeksi 3cc atau sitoject
3) Lakukan skaling dan root planning
4) Kuretase gingiva → Masukkan kuret ke dalam poket sampai ke dasar poket serta sejajar sumbu
gigi dengan pegangan modified pen grasp, mata pisau menghadap jaringan lunak
5) Permukaan luar gingiva ditahan ringan menggunakan jari tangan yg tidak memegang instrument
6) Lakukan kuretase gingival dengan gerakan horizontal stroke pada dinding lateral poket
7) Kuretase subgingiva → Pembersihan jaringan nekrotik pada junctional epitel dengan
memasukkan kuret sejajar sumbu gigi dengan pegangan modified pen grasp dan masukkan kuret
lebih ke apikal dari junctional epitel dengan gerakan menyekop (potong perlekatan epitel agar
membentuk luka baru → terbentuk perlekatan baru
8) Lakukan kuretase berulang kali, hingga jaringan granulasi terangkat ditandai dengan keluarnya
darah segar
9) Irigasi dengan salin
10) Kontrol perdarahan dengan menekan daerah operasi 3-5 menit menggunakan kassa
11) Adaptasi jaringan gingiva ke permukaan gigi dengan menggunakan jari dengan tekanan ringan
12) Kontrol 2 minggu kemudian
13) Instruksi pasca kuretase → menjaga OH, pakai obat kumur clorhexidine, pakai dental floss, dan
jangan makan 1 jam setelah kuret
Kontraindikasi:
Keuntungan ENAP:
Tatalaksana:
7. Gingival enlargement
→ pembesaran pada gingiva karena peningkatan jumlah sel pada gingiva (hiperplasi) akibat respon
iritasi lokal karena mikroba.
Terbagi 2:
1) Drug induced gingival enlargement
→ Obat obatan yg mempengaruhi yaitu antikonvulsan (fenitoin (u/ epilepsi)), imunosupresan
(siklosporin), Ca blocker (amlodipine)
Karakteristik dari ketiga obat tsb → peningkatan jumlah fibroblast dan penurunan jumlah
kolagenase
2) Idiopathic gingival enlargement
→ faktor predisposisi karena genetik
8. Gingivektomi
Indikasi :
• False poket 3-5 mm
• Respon jaringan fibrotik
• Adanya pembengkakan gingiva yg menetap di mana poket sesungguhnya dangkal namun terlihat
pembesaran.
• Adanya poket suprabony dgn kedalaman 3-5 mm yg menetap walau sudah di skaling
• Tidak ada kehilangan perlekatan junctional epitelium
Kontraindikasi:
Tatalaksana :
1) Melakukan asepsis pada intraoral (daerah anastesi) dan ekstraoral (daerah bibir)
2) Anastesi di infil supraperiosteal pada mukobukal fold serta di tiap interdental papila dan margin
gingiva
3) Menandai poket dengan menggunakan poket marker dengan cara memasukan poket marker
sejajar sumbu gigi, menempel permukaan gigi dengan sisi tumpul berada di dalam poket dan sisi
tajam disebelah luar hingga menyentuh dasar poket, kemudian poket market dijepitkan pada 3
titik (mesial, midline dan distal)
4) Insisi eksternal bevel pada 1 mm apikal dari poket yg sudah ditandai dengan sudut 450 ke arah
koronal menggunakan kirkland untuk sisi fasial. Instrumen dipegang dengan modified pen grasp
dengan jari lain bersandar pada gigi yg berdekatan. Insisi dibuat kontinu mengikuti poket yang
sudah ditandai.
5) Insisi eksternal bevel dengan sudut angulasi 450 menggunakan orban knife untuk daerah
interdental
6) Eksisi/ melepaskan dinding poket yg telah di potong
7) Lakukan skaling dan root planning untuk membersihkan jaringan granulasi, sementum nekrotik
dan sisa kalkulus sampai permukaan bersih menggunakan alat kuret
8) Kemudian dilakukan gingivoplasty untuk membentuk gingiva dengan menggunakan
skalpel+blade atau dapat menggunakan kirkland atau gunting kecil
9) Irigasi daerah kerja dengan menggunakan larutan salin
10) Kemudian hentikan perdarahan dengan kasa steril di atas luka
11) Pasang periodontal dressing dengan cara:
a) Persiapan bahan → mengeluarkan base dan katalis 1:1
b) Aduk dengan gerakan fold and press pada mixing pad menggunakan spatula sampai
konsistensi homogen
c) Periodontal pack diambil dengan spatula lalu dicelupkan ke dalam air suhu ruangan
d) Membasahi tangan dengan air/vaseline
e) Menggulung periodontal pack menjadi bentuk silinder
f) Lakukan isolasi dan mengeringkan daerah operasi dengan kasa tampon
g) Aplikasi periodontal pack pada daerah operasi dengan batas koronal pada 1/3 servikal
gigi, batas apikal tidak melebihi MGJ dan bebas dari kontak oklusi
h) Melakukan muscle trimming dengan menekan bibir dan pipi
i) Buang pack yg berlebihan dengan ekskavator
12) Dressing dibuka > 1 minggu
9. Splinting
Tujuan :
• Stabilisasi dan immobilisasi gigi yg goyah
• Membantu penyembuhan setelah operasi
• Mengurangi trauma
• Mengurangi ketidaknyamanan
Indikasi:
• Gigi goyah
• Trauma jangka pendek sesudah bedah periodontal
• Estetis
Tatalaksana:
OKLUSAL ADJUSTMENT
Cara:
a. Artikulating paper diletakkan di oklusal pada gigi yg mengalami traumatic
b. Pasien diinstruksikan oklusi dan melakukan gerakan mengunyah serta menggerakkan mandibula
sliding ke kanan dan ke kiri
c. Jika terdapat tanda warna pada gigi maka dilakukan pengurangan dengan bur polish pada daerah
gigi yg ada warnanya
d. Ulangi lagi tindakan no a b c sampai tidak ada lagi tanda warna pada gigi
Kontrol splinting → Perhatikan skor OHI, PI, BOP dan mobilitas gigi; apabila ada kalkulus dan debris
maka dihilangkan. Dan apabila ada kmposit pecah maka dipreparasi ulang dan ditambahkan komposit
ulang, tetapi apabila sebagian besar fiber pecah dan lepas maka harus mengulang awal splinting
11. Skor enlargement ggv, resesi, papillary bleeding index, keterlibatan furkasi, derajat kegoyahan gigi,
tingkat keparahan periodontitis
ENLARGEMENT GINGIVA
• Skor 1 → Pembesaran terjadi di interdental papila
• Skor 2 → Pembesaran terjadi di interdental papila + margin gingiva
• Skor 3 → Pembesaran menutupi hampir ¾ mahkota gigi
Menurut Glickmann
• Grade I → poket suprabony, peningkatan kedalaman probing, tidak ada perubahan gambaran
radiografis
• Grade II → Melibatkan satu atau > furkasi, lesi furkasi cul de sac (saluran buntu), radiografis bisa
tampak/tidak tampak keterlibatan furkasi
• Grade III → Tulang tidak melekat pada kelengkungan furkasi, saat probing dimensi bukal lingual
>= dimensi bukal lingual pada orifis furkasi, radiografis tampak radiolusen
• Grade IV → tulang interdental hancur, jaringan lunak bergerak ke arah apikal, probe dapat
melewati aspek gigi satu ke gigi lain tanpa hambatan
Menurut Nyman
• Grade II → probe dapat masuk ke area furkasi antara akar tp belum menembus
• Grade III → probe dpt masuk ke area furkasi dan menembus sisi sebelahnya
RESESI GINGIVA
Cara: Menggunakan probe UNC 15. Probe dipegang dengan modified pen grasp, dgn finger rest pada gigi
berdekatan dalam satu rahang. Resesi diukur yaitu visible recession dari CEJ-margin gingiva.
Pemeriksaan dilakukan di midfasial dan midlingual/palatal
Menurut Miller
• Klas I (Shallow-narrow & shallow wide)→ margin gingiva belum mencapai mukogingival
junction (MGJ) dan tidak ada kehilangan jaringan lunak dan tulang interproksimal
• Klas II (Deep-narrow & deep-wide) → Margin gingiva mencapai MGJ dan tidak ada kehilangan
jaringan lunak dan tulang interproksimal
• Klas III → margin gingiva mencapai MGJ dan ada kehilangan jaringan lunak dan tulang
interproksimal
• Klas IV → Margin gingiva mencapai MGJ dan kehilangan jaringan lunak dan tulang yg parah.
Tulang di interdental berada di apikal dari perluasan apikal dari resesi.
DERAJAT KEGOYAHAN GIGI
Pemeriksaan menggunakan ujung kaca mulut dengan jari tangan kiri menjaga sisi lingual
Cara : probe dimasukkan sejajar aksis gigi pada 6 titik di mesial mid distal bukal-lingual lalu diangkat dan
ditunggu 20-30 detik dan liat perdarahan yg terjadi
• Probe UNC 15 → Panjang 15 mm, setiap 1 mm diberi tanda dengan kode warna tiap 5, 10 dan 15
mm
• Probe WHO → dengan tip 0,5 mm dan tanda mm pada 3.5 , 8.5 , 11,5 mm dan kode warna dari 3.5
– 5.5 mm
• Probe “o” universitas michigan → dengan tanda williams yaitu pada 1,2,3,5,7,8,9,10. No 4 dan 6
tidak ada
• Probe Michigan → tanda pada 3,6,8 mm
Instrumen SRP
• Sickle skaler → Karakteristik bentuk triangular, double cutting edge, dan pointed tip
• Hoe skaler → u/ skaling kalkulus yg melekat seutuhnya pada gigi atau membentuk lingkaran
• File skaler → u/ memecah deposit kalkulus yg besar. (-) bikin akar gigi kasar jadi tidak cocok
untuk fine SRP
• Chisel skaler → u/ permukaan proksimal gigi dgn ruang yg sempit. Biasa untuk anterior.
Karakteristik double ended dgn curved shank pada satu ujung dan ujung yg lain shank lurus
• Kuret gracey
Satu sisi yg tajam, membentuk sudut 60-70 derajat
No 1-4 → anterior
No 5-6 → anterior dan premolar
No 7-10 → fasial lingual molar
No 11-12 → mesial molar
No 13-14 → distal molar
• Kuret universal