Anda di halaman 1dari 22

RANGKUMAN MATERI PERIO

o/ Urai Rifaldy Aryandi

1. Fase dalam perawatan perio


1) Fase inisial → menghilangkan faktor etiologi tanpa tindakan bedah atau perawatan restorative
dan prostetik
• DHE,
• skaling dan root planning,
• occlusal adjustment
• perawatan karies dan lesi endo
• menghilangkan restorasi yg overkontur dan overhanging
• splinting temporer gigi goyah
• perawatan orto
2) Fase korektif (bedah)→ koreksi terhadap deformitas anatomi seperti poket perio, kehilangan gigi
dan disharmoni oklusi dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi
dari penyakit perio
• Bedah → kuretase, gingivektomi, bedah flap, rekonturing tulang, dan bone and tissue
graft
• Penyesuaian oklusi
• Pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik
3) Fase maintenance → recall dan perawatan penyakit yg kambuh
4) Fase emergency → ANUG
2. Tahap tahap gingivitis
1) Initial lesion
Terjadi dalam 2-4 hari. Tidak terlihat gambaran secara klinis tp jika papila dikeringkan tampak
area unstipling
Sel imun : PMN
2) Early lesion
Terjadi dalam 4-7 hari. Gambaran klinis eritema dan BOP. Histopatologi terlihat pembentukan
retepeg
Sel imun : Limfosit (neutrofil, makrofag)
3) Established lesion
Terjadi dalam 14-21 hari. Gambaran klinis gingiva merah kebiruan dan kehilangan perlekatan.
Sel imun : sel plasma
4) Advanced lesion
Dapat berubah menjadi periodontitis atau disebut periodontal breakdown. Pada fase akut bisa
ada keterlibatan abses
3. Gingivitis serta SRP
Faktor penyebab:
1) Primer → plak gigi dan bakteri gram positif fakultatif anaerob seperti Streptococus sanguinis dan
oralis
2) Sekunder (predisposisi) :
a. Jaringan keras:
• Eksostosis → kontur gingiva ikut menebal sehingga mudah menjadi retensi plak
• Vertikal ridge defisiensi → attach gingiva jadi sempit
b. Jaringan lunak :
• Frenulum tinggi → penumpukan plak
• Vestibulum rendah → attach gingiva sempit sehingga proses penyikatan tidak sempurna
• Resesi gingiva
c. Menyangkut gigi
• Anatomi gigi → crowding, diastema
• Tumpatan gigi
d. Kebiasaan buruk:
• Mengunyah satu sisi → fungsi self cleansing jadi berkurang pada sisi yg tidak digunakan
untuk mengunyah
• Mouth breathing → bibir atas dan bawah tidak menutup sempurna bikin mulut kering
sehingga saliva berkurang
e. Kebersihan rongga mulut buruk
f. Impaksi makanan
g. Kalkulus

Etiologi penyakit periodontal :


• Plak
• Kalkulus → menurut study guide
• Impaksi makanan
• Trauma dari oklusi
• Keturunan
• lingkungan
Kalkulus → f. predisposisi (menurut modul blok 18)

Klasifikasi penyakit gingiva dibagi 2 yaitu


1) plaque induced gingival disease
• Gingivitis associated with dental plaque only → faktor lokal (anatomi gigi, restorasi,
fraktur) dan tanpa faktor lokal
• Gingival disease modified by sistemik faktor → hormon endokrin (pubertas, menstruasi,
pregnancy, DM)
• Gingival disease modified by medication → gingival enlargement dan gingivitis (oral
kontrasepsi)
• Gingival disease modified by malnutrition → defisiensi asam askorbat (vitamin C)
2) non plaque induced gingival disease
• viral origin → herpes
• specific bakterial originin → Neisseria gonorrhoeae dan treponema palladium (sifilis)
• fungal origin → candidiasis
• genetic origin → hereditary gingival fibromatosis
• systemic condition → lesi mukokutan (lupus eritematous) dan rx alergi dari pasta gigi
(stomatitis venenata)

Macam macam gingivitis:


1) Necrotizing ulcerative gingivitis (NUG)
Ciri2 → ulserasi dan pembentukan kawah pada papilla interdental
Penyebab terbagi faktor kausatif dan faktor predisposisi:
• Faktor kausatif → bakteri Bacillus fusiformis, bacteroides melaningenicus, streptococcus
alpha hemolyticus, borrelia vincentii
• Faktor predisposisi
Lokal → kalkulus, karies, kontak gigi tidak baik, malposisi dan impaksi makanan
Sistemik → stress emosi, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, AIDS

Tatalaksana:

• Kunjungan pertama → anastesi + debridemen pseudomembran dan irigasi dengan H2O2


pada area pseudomembran serta medikasi antibiotik dan analgesik
• Kunjungan kedua → apabila pseudomembran sudah tidak ada bisa dilakukan SRP
• Kunjungan ketiga → Skaling boleh diulang + medikasi obat kumur H202
2) Gingivitis hormonal
Gingivitis pada ibu hamil → Peningkatan progesteron → respon imun menurun
Gingivitis pada pubertas → perubahan hormon estrogen dan progesteron
Gingivitis pada menstruasi → > mens estrogen , < mens progesteron
3) Gingivitis diabetic

Gambaran klinis gingivitis


• Kemerahan
• Unstipling
• Konsistensi lunak
• Kontur longgar
Skaling → u/ menghilangkan plak dan kalkulus gigi, deposit dan stain dari permukaan gigi baik supra
dan sub ggv pada permukaan akar dan mahkota gigi. Debridemen jaringan lunak batas poket

Root planning (detoksikasi akar) → u/ menghilangkan residu kalkulus yg tertinggal pada sementum agar
bersih dan halus.

Dasar gerakan SRP

1) Exploratory stroke
→ determinasi topografi deposit subgingival bila terdapat deposit dpt dirasakan pada eksplorasi,
serta mendeteksi perbedaan ledge of calculus dan dasar poket
2) Working stroke
→ pengambilan deposit pada permukaan akar dengan sudut 850 kemudian diikuti gerakan
penghalusan

4. Periodontitis
→ inflamasi jaringan pendukung gigi karena mikroorganisme spesifik yg menghasilkan kerusakan
progresif pada ligamen perio dan tulang alveolar dengan peningkatan probing depth.
Ciri2 : adanya attachmen loss diikuti poket periodontal dan perubahan densitas dan tingginya tulang
alveolar
Etiologi
• Primer→ iritasi bakteri seperti porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia, actinobacillus
actinomycemecomitans, bacteriodes forsytus
• Sekunder (Predisposisi) → OH jelek, merokok, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi, usia
kehamilan, faktor genetik dan penyakit sistemik.

Periodontitis terbagi 4 yaitu

1) Periodontitis kronis
- Umum terjadi pada usia > 35 tahun, umumnya OHI buruk dan ada kalkulus sub ggv
- Progress penyakit berkembang lambat sampai sedang
- Pola resorpsi alveolar crast berbentuk horizontal
- diklasifikasikan berdasarkan keparahan bentuk dan karakteristik ringan sedang hingga berat.
Menurut keparahan bentuk:
• Localized → <30% jaringan terlibat
• Generalized → > 30% jaringan terlibat

Menurut karakterisitk:

• Ringan → 1-2 mm kehilangan perlekatan


• Sedang → 3-4 mm kehilangan perlekatan
• Berat → > 5 mm kehilangan perlekatan
2) Periodontitis agresif
- Umum terjadi pada usia < 35 tahun, OHI baik dan tidak ada kalkulus
- Progress secara cepat dan kerusakan pada tulang dengan pola resorpsi vertikal
- Bakteri utama → Aggregatibacter actinomycetemcomitans
- Karena abnormal fungsi fagosit → respon berlebihan makrofag → peningkatan produksi PGE 2
dan interlukin 1B
- dibagi menjadi 2 bentuk:
• Localized → hanya melibatkan gigi insisif sentral dan molar pertama, circumpubertal
onset of disease
• Generalized → melibatkan gigi insisif sentral dan molar pertama serta gigi lainnya, biasa
pada usia < 30 tahun
3) Periodontitis manifestasi penyakit sistemik
4) Necrotizing ulcerative periodontitis
→ karakteristik mirip NUG dengan perbedaan adanya kehilangan perlekatan dan kerusakan
tulang

5. KURETASE
Kuretase terbagi 2 yaitu:
1) Kuretase gingival → prosedur penyingkiran jaringan lunak terinflamasi di dinding lateral poket
2) Kuretase subgingival → prosedur yg dilakukan dari epitelial attachment, dimana perlekatan
jaringan ikat disingkirkan sampai ke tulang alveolar

Indikasi kuretase:

• Poket dangkal-moderat 3-5 mm


• Respon jaringan oedematous, inflamasi, non fibrotik
• Kontur gingiva relatif baik
• Ada kontraindikasi bedah perio lanjut
• Recall visit untuk terapi maintenance

Kontraindikasi :

• Respon jaringan fibrotik


• Poket > 5 mm
• Keterlibatan percabangan akar
Tujuan kuretase:

• Membersihkan jaringan granulasi dan inflamasi


• Mengurangi kedalaman poket
• Mengambil papila interdental yg rusak

Tatalaksana kuretase:

1) Melakukan tindakan asepsis pada intraoral (daerah anastesi) dan ekstraoral (daerah bibir)
dengan povidon
2) Anastesi lokal dengan spuit injeksi 3cc atau sitoject
3) Lakukan skaling dan root planning
4) Kuretase gingiva → Masukkan kuret ke dalam poket sampai ke dasar poket serta sejajar sumbu
gigi dengan pegangan modified pen grasp, mata pisau menghadap jaringan lunak
5) Permukaan luar gingiva ditahan ringan menggunakan jari tangan yg tidak memegang instrument
6) Lakukan kuretase gingival dengan gerakan horizontal stroke pada dinding lateral poket
7) Kuretase subgingiva → Pembersihan jaringan nekrotik pada junctional epitel dengan
memasukkan kuret sejajar sumbu gigi dengan pegangan modified pen grasp dan masukkan kuret
lebih ke apikal dari junctional epitel dengan gerakan menyekop (potong perlekatan epitel agar
membentuk luka baru → terbentuk perlekatan baru
8) Lakukan kuretase berulang kali, hingga jaringan granulasi terangkat ditandai dengan keluarnya
darah segar
9) Irigasi dengan salin
10) Kontrol perdarahan dengan menekan daerah operasi 3-5 menit menggunakan kassa
11) Adaptasi jaringan gingiva ke permukaan gigi dengan menggunakan jari dengan tekanan ringan
12) Kontrol 2 minggu kemudian
13) Instruksi pasca kuretase → menjaga OH, pakai obat kumur clorhexidine, pakai dental floss, dan
jangan makan 1 jam setelah kuret

Proses penyembuhan pasca kuretase:

• Blood clot mengisi daerah poket


• PMN hadir membentuk proliferasi dengan cepat jaringan granulasi
• 2-7 hari → perbaikan epitel sulkus
• 5 hari → perbaikan epitel cekat
• 7 hari → pengkerutan gingival margin
• 14 hari → penyembuhan sempurna
• 21 hari → immature kolagen fiber terbentuk

6. ENAP (Excisional New Attachment Procedure)


→ modifikasi kuretase dengan insisi dinding poket (kuretase subgingival dengan skalpel)
Indikasi:
• Poket suprabony dengan kedalaman 4-5 mm
• Jika diperlukan eksisi
• Gingiva keratin adekuat
• Localized regio anterior, papilla interdental

Kontraindikasi:

• Periodontitis berat poket dalam


• Poket infrabony
• Gingiva keratin sempit
• Kerusakan tulang alveolar
• Jaringan hiperplastik

Keuntungan ENAP:

• Aksesibilitas > kuretase


• Pengambilan jaringan granulasi > optimal dan terkontrol
• Bisa untuk poket yg lebih dalam daripada kuretase
• Efektif untuk poket suprabony yg oedematous serta fibrosis ringan

Tatalaksana:

1) Asepsis dengan povidon


2) Anastesi lokal
3) Mengukur kedalaman poket dengan probe
4) Melakukan insisi di bagian dalam dari dinding poket dengan internal bevel incision dari margin
gingiva ke dasar poket
5) Dilakukan penyingkiran jaringan yg tereksisi dan penghalusan permukaan akar
6) Irigasi dengan larutan salin
7) Lakukan adaptasi dengan tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tidak bertaut bisa
dilakukan sedikit penipisan atau tulang di rekontur
8) Lakukan penjahitan tepi luka di interproksimal dengan jahitan interdental
9) Pemasangan periodontal pack dan di kontrol 1 minggu

7. Gingival enlargement
→ pembesaran pada gingiva karena peningkatan jumlah sel pada gingiva (hiperplasi) akibat respon
iritasi lokal karena mikroba.
Terbagi 2:
1) Drug induced gingival enlargement
→ Obat obatan yg mempengaruhi yaitu antikonvulsan (fenitoin (u/ epilepsi)), imunosupresan
(siklosporin), Ca blocker (amlodipine)
Karakteristik dari ketiga obat tsb → peningkatan jumlah fibroblast dan penurunan jumlah
kolagenase
2) Idiopathic gingival enlargement
→ faktor predisposisi karena genetik

8. Gingivektomi
Indikasi :
• False poket 3-5 mm
• Respon jaringan fibrotik
• Adanya pembengkakan gingiva yg menetap di mana poket sesungguhnya dangkal namun terlihat
pembesaran.
• Adanya poket suprabony dgn kedalaman 3-5 mm yg menetap walau sudah di skaling
• Tidak ada kehilangan perlekatan junctional epitelium

Kontraindikasi:

• Respon jaringan edematous


• Dasar poket terletak di mukogingival junction (true poket)
• OHI selalu jelek

Tatalaksana :

1) Melakukan asepsis pada intraoral (daerah anastesi) dan ekstraoral (daerah bibir)
2) Anastesi di infil supraperiosteal pada mukobukal fold serta di tiap interdental papila dan margin
gingiva
3) Menandai poket dengan menggunakan poket marker dengan cara memasukan poket marker
sejajar sumbu gigi, menempel permukaan gigi dengan sisi tumpul berada di dalam poket dan sisi
tajam disebelah luar hingga menyentuh dasar poket, kemudian poket market dijepitkan pada 3
titik (mesial, midline dan distal)

4) Insisi eksternal bevel pada 1 mm apikal dari poket yg sudah ditandai dengan sudut 450 ke arah
koronal menggunakan kirkland untuk sisi fasial. Instrumen dipegang dengan modified pen grasp
dengan jari lain bersandar pada gigi yg berdekatan. Insisi dibuat kontinu mengikuti poket yang
sudah ditandai.
5) Insisi eksternal bevel dengan sudut angulasi 450 menggunakan orban knife untuk daerah
interdental
6) Eksisi/ melepaskan dinding poket yg telah di potong
7) Lakukan skaling dan root planning untuk membersihkan jaringan granulasi, sementum nekrotik
dan sisa kalkulus sampai permukaan bersih menggunakan alat kuret
8) Kemudian dilakukan gingivoplasty untuk membentuk gingiva dengan menggunakan
skalpel+blade atau dapat menggunakan kirkland atau gunting kecil
9) Irigasi daerah kerja dengan menggunakan larutan salin
10) Kemudian hentikan perdarahan dengan kasa steril di atas luka
11) Pasang periodontal dressing dengan cara:
a) Persiapan bahan → mengeluarkan base dan katalis 1:1
b) Aduk dengan gerakan fold and press pada mixing pad menggunakan spatula sampai
konsistensi homogen
c) Periodontal pack diambil dengan spatula lalu dicelupkan ke dalam air suhu ruangan
d) Membasahi tangan dengan air/vaseline
e) Menggulung periodontal pack menjadi bentuk silinder
f) Lakukan isolasi dan mengeringkan daerah operasi dengan kasa tampon
g) Aplikasi periodontal pack pada daerah operasi dengan batas koronal pada 1/3 servikal
gigi, batas apikal tidak melebihi MGJ dan bebas dari kontak oklusi
h) Melakukan muscle trimming dengan menekan bibir dan pipi
i) Buang pack yg berlebihan dengan ekskavator
12) Dressing dibuka > 1 minggu

Instruksi pasca gingivektomi:

• Hindari makan dan minum selama 1 jam


• Jangan makan minum pana selama 24 jam dan jangan berkumur2 satu hari setelah operasi
• Jangan makan makanan yg keras dan lengket dan kunyahla dengan sisi yg tidak dioperasi
• Minum analgesik
• Gunakan larutan kumur salin hangat > 1 hari serta gunakan larutan kumur klorheksidin di pagi
dan malam hari
• Bila terjadi perdarahan tekan dressing selama 15 menit dgn sapu tangan bersih apabila tdak
berhenti hubungi dokter

9. Splinting
Tujuan :
• Stabilisasi dan immobilisasi gigi yg goyah
• Membantu penyembuhan setelah operasi
• Mengurangi trauma
• Mengurangi ketidaknyamanan

Indikasi:

• Gigi goyah
• Trauma jangka pendek sesudah bedah periodontal
• Estetis

Tatalaksana:

• Pasien di dudukkan di dental unit


• Pemeriksaan skor OHI, PI, BOP, PD, mobilitas gigi; apabila ada kalkulus dan debris maka
dihilangkan dengan skaling dan polishing
• Setelah gigi bersih dilakukan splinting dengan prosedur
1) Polishing gigi
2) Pengukuran panjang kerja dari C-C dengan dental floss (2x panjang kerja)
3) Wire disiapkan sepanjang dental floss lalu dibuat dalam bentuk twist
4) Pengolesan etsa dan bonding pada gigi yg akan di splinting
5) Aplikasi wire setinggi titik kontak
6) Aplikasi komposit pada pertengahan mesio-distal gigi
7) Cek oklusi dgn articulating paper apakah ada traumatik oklusi atau tidak, jika ada di grinding
untuk occlusal adjustment
8) Polishing komposit menggunakan enhance point / white alpin

OKLUSAL ADJUSTMENT
Cara:
a. Artikulating paper diletakkan di oklusal pada gigi yg mengalami traumatic
b. Pasien diinstruksikan oklusi dan melakukan gerakan mengunyah serta menggerakkan mandibula
sliding ke kanan dan ke kiri
c. Jika terdapat tanda warna pada gigi maka dilakukan pengurangan dengan bur polish pada daerah
gigi yg ada warnanya
d. Ulangi lagi tindakan no a b c sampai tidak ada lagi tanda warna pada gigi

Kontrol splinting → Perhatikan skor OHI, PI, BOP dan mobilitas gigi; apabila ada kalkulus dan debris
maka dihilangkan. Dan apabila ada kmposit pecah maka dipreparasi ulang dan ditambahkan komposit
ulang, tetapi apabila sebagian besar fiber pecah dan lepas maka harus mengulang awal splinting

10. Diukur dari mana resesi dan attachmen lost

11. Skor enlargement ggv, resesi, papillary bleeding index, keterlibatan furkasi, derajat kegoyahan gigi,
tingkat keparahan periodontitis
ENLARGEMENT GINGIVA
• Skor 1 → Pembesaran terjadi di interdental papila
• Skor 2 → Pembesaran terjadi di interdental papila + margin gingiva
• Skor 3 → Pembesaran menutupi hampir ¾ mahkota gigi

KETERLIBATAN FURKASI → pake probe Nabers

Menurut Glickmann
• Grade I → poket suprabony, peningkatan kedalaman probing, tidak ada perubahan gambaran
radiografis
• Grade II → Melibatkan satu atau > furkasi, lesi furkasi cul de sac (saluran buntu), radiografis bisa
tampak/tidak tampak keterlibatan furkasi
• Grade III → Tulang tidak melekat pada kelengkungan furkasi, saat probing dimensi bukal lingual
>= dimensi bukal lingual pada orifis furkasi, radiografis tampak radiolusen
• Grade IV → tulang interdental hancur, jaringan lunak bergerak ke arah apikal, probe dapat
melewati aspek gigi satu ke gigi lain tanpa hambatan

Menurut Nyman

• Grade I → probe dpt masuk ke konkavitas root trunk

• Grade II → probe dapat masuk ke area furkasi antara akar tp belum menembus

• Grade III → probe dpt masuk ke area furkasi dan menembus sisi sebelahnya
RESESI GINGIVA

Cara: Menggunakan probe UNC 15. Probe dipegang dengan modified pen grasp, dgn finger rest pada gigi
berdekatan dalam satu rahang. Resesi diukur yaitu visible recession dari CEJ-margin gingiva.
Pemeriksaan dilakukan di midfasial dan midlingual/palatal

Menurut Miller

• Klas I (Shallow-narrow & shallow wide)→ margin gingiva belum mencapai mukogingival
junction (MGJ) dan tidak ada kehilangan jaringan lunak dan tulang interproksimal
• Klas II (Deep-narrow & deep-wide) → Margin gingiva mencapai MGJ dan tidak ada kehilangan
jaringan lunak dan tulang interproksimal
• Klas III → margin gingiva mencapai MGJ dan ada kehilangan jaringan lunak dan tulang
interproksimal
• Klas IV → Margin gingiva mencapai MGJ dan kehilangan jaringan lunak dan tulang yg parah.
Tulang di interdental berada di apikal dari perluasan apikal dari resesi.
DERAJAT KEGOYAHAN GIGI

Pemeriksaan menggunakan ujung kaca mulut dengan jari tangan kiri menjaga sisi lingual

• Skor 1 → gigi goyah arah bukal lingual < 1 mm


• Skor 2 → gigi goyah arah bukal lingual > 1 mm tanpa ada kegoyahan arah vertikal
• Skor 3 → gigi goyah bukal lingual > 1 mm dan ada kegoyahan arah vertikal

PAPILLARY BLEEDING INDEX

Cara : probe dimasukkan sejajar aksis gigi pada 6 titik di mesial mid distal bukal-lingual lalu diangkat dan
ditunggu 20-30 detik dan liat perdarahan yg terjadi

• Skor 1 → perdarahan keluar setitik (pin point)


• Skor 2 → perdarahan membentuk seperti garis
• Skor 3 → perdarahan membentuk segitiga
• Skor 4 → perdarahan banjir meluas hingga interdental, dapat menutup sebagian mahkota dan
margin gingiva

TINGKAT KEPARAHAN PERIODONTITIS (Probing depth)


Cara: Menggunakan Probe UNC 15. Pegang probe dengan modified pen grasp. Probe dimasukkan ke
sulkus gingiva menempel permukaan gigi dan sejajar sumbu gigi sampai menyentuh dasar poket. Probe
digerakkan secara walking stroke dari distofasial – midfasial-mesiofasial-mesiolingual-midlingual-
distolingua. Catat kedalaman probing

• Mild periodontitis → Poket 4-5 mm


• Moderate periodontitis → Poket 6-7 mm
• Severe periodontitis → Poket > 7 mm

12. Bakteri yg dominan pada periodontitis


→ Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, actinobacyllus actinomycetemcomitans (gram -,
anaerob)
Pada plak supragingiva → Bakteri gram positif c/: S. sanguinis, S. oralis, fakultatif anaerob
Plak subgingiva → bakteri gram negatif obligat anaerob

13. Lesi endo-perio


• Lesi endo primer
→ lesi apikal kronis pada gigi dengan pulpa nekrosis dapat menyebar ke koronal melalui
membran periodontium ke sulkus gingiva. Lesi endo mengakibatkan resorbsi tulang secara apikal
dan lateral.
Diagnosa klinis → terbentuk trak sinus sepanjang ruang perio yg mengakibatkan pembukaan
traktus ke sulkus gingiva dan poket perio yg dapat ditelusuri dengan probe
Perawatan : PSA

• Lesi endo primer-perio sekunder


→ lesi endo tidak dirawat akan menyebabkan destruksi periapikal tulang alveolar dan
berkembang ke area interradikular/furkasi menyebabkan kerusakan jaringan keras dan lunak.
Pembentukan plak di margin ggv di daerah sinus traktus menginduksi periodontitis
Diagnosa klinis : Penumpukan plak dan kalkulus, nekrosis pulpa, abses perio yg simptomatik
Perawatan : terapi endo dulu baru terapi perio
• Lesi perio primer
→ proses periodontitis kronis berkembang dari sulkus ggv lalu bermigrasi ke apeks sebagai hasil
dari penumpukan plak dan kalkulus yg menghasilkan inflamasi shg kehilangan tulang alveolar di
sekelilingnya dan jaringan lunak perio.
- Kehilangan perlekatan dan pembentukan abses perio
- Ciri klinis : kegoyahan gigi, tes pulpa positif, ada poket dan akumulasi plak serta kalkulus
Perawatan : Periodontal

• Lesi perio primer dan endo sekunder


→ Kerusakan jaringan pulpa dicapai bila poket perio mencapai foramen apikal atau pulpa
terekspos akibat kanal lateral atau tubulus dentin
Ciri2 : Pulpa bisa nekros,
• Lesi kombinasi
→ Penyakit pulpa dan perio terjadi secara independen atau secara bersamaan.

14. Instrument dalam perio


Probe Periodontal

• Probe UNC 15 → Panjang 15 mm, setiap 1 mm diberi tanda dengan kode warna tiap 5, 10 dan 15
mm
• Probe WHO → dengan tip 0,5 mm dan tanda mm pada 3.5 , 8.5 , 11,5 mm dan kode warna dari 3.5
– 5.5 mm
• Probe “o” universitas michigan → dengan tanda williams yaitu pada 1,2,3,5,7,8,9,10. No 4 dan 6
tidak ada
• Probe Michigan → tanda pada 3,6,8 mm
Instrumen SRP

• Sickle skaler → Karakteristik bentuk triangular, double cutting edge, dan pointed tip
• Hoe skaler → u/ skaling kalkulus yg melekat seutuhnya pada gigi atau membentuk lingkaran
• File skaler → u/ memecah deposit kalkulus yg besar. (-) bikin akar gigi kasar jadi tidak cocok
untuk fine SRP
• Chisel skaler → u/ permukaan proksimal gigi dgn ruang yg sempit. Biasa untuk anterior.
Karakteristik double ended dgn curved shank pada satu ujung dan ujung yg lain shank lurus

Alat alat untuk kuretase:

• Kuret gracey
Satu sisi yg tajam, membentuk sudut 60-70 derajat
No 1-4 → anterior
No 5-6 → anterior dan premolar
No 7-10 → fasial lingual molar
No 11-12 → mesial molar
No 13-14 → distal molar
• Kuret universal

Alat untuk FLAP

15. Teknik sikat gigi


16. aa

Anda mungkin juga menyukai