Shimada Y, Tabeta K, Sugita N, Yoshie H. Profiling biomarkers in gingival crevicular fluid using multiplex bead immunoassay. Arch. Oral Biol. 2013 Jun;58(6):724-30.
Marchesan JT, Girnary MS, Moss K, Monaghan ET, Egnatz GJ, Jiao Y, Zhang S, Beck J, Swanson KV. Role of inflammasomes in the pathogenesis
of periodontal disease and therapeutics. Periodontol. 2000. 2020 Feb;82(1):93-114.
Klasifikasi
Gingivitis Akut Gingivitis Rekuren Gingivitis Kronis
Terjadi tiba-tiba, durasinya singkat dan disertai Gingivitis yang muncul kembali Terjadi secara perlahan, memiliki durasi
rasa sakit. setelah gingivitis sembuh. yang lama, dan tidak disertai rasa sakit
● Pembengkakan yang berasal dari peradangan Gingivitis rekuren juga dapat kecuali terdapat eksaserbasi akut
akut dan gingiva yang lunak. hilang secara tiba-tiba. ● Pembengkakan lunak yang dapat
membentuk cekungan sewaktu
● Debris yang berwarna keabu-abuan (bakteri,
ditekan
leukosit polimorfonuklear dan degenarasi
epitel fibrous) ● Pada saat dilakukan probing terjadi
perdarahan dan permukaan gingiva
● Terjadi pembentukan vesikel dengan edema
tampak kemerahan.
interseluler dan intraseluler serta ruptur sel
● Konsistensi kaku dan kasar
● Mikroskopis nampak fibrosis dan
proliferasi epitel adalah akibat dari
peradangan kronis yang
berkepanjangan
Faktor Risiko
1. Perokok
2. Kondisi sitemik
3. Genetik (hereditary gingival fibromatosis)
4. Kondisi lokal (mulut kering, gigi padat)
5. Kehamilan (Hormonal Gingivitis)
Epidemiologi
Rathee M, Jain P. Gingivitis. [Updated 2021 Apr 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557422/
Etiologi
Gingivitis disebabkan oleh deposit plak mikroba yang terletak di atau dekat dengan
sulkus gingiva. Mikroorganisme yang lebih kuat terkait dengan etiologi gingivitis
termasuk spesies Streptococcus, Fusobacterium, Actinomyces, Veillonella, dan
Treponema. Bacteroides, Capnocytophaga, dan Eikenella juga berpotensi terkait
dengan etiologi penyakit
Rathee M, Jain P. Gingivitis. [Updated 2021 Apr 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557422/
Patofisiologi Gingivitis
Berhubungan dengan mekanisme pembersihan plak
yang tidak adekuat → akumulasi plak dan bakteri →
respon inflamasi akut
Patofisiologi Gingivitis
Initial Lesion :
- Respon inflamasi eksudatif akut, peningkatan aliran cairan ke gingiva, migrasi
neutrofil ke sulcus gingiva.
- Terjadi deposisi fibrin dan kerusakan kolagen
- Terjadi 4 hari sejak awal akumulasi plak
Patofisiologi Gingivitis
Early lesion:
- Kemerahan dan perdarahan mulai muncul
- Sel inflamasi seperti limfosit dan makrofag semakin banyak terdapat di gingica
- 1 minggu setelah deposisi plak
Patofisiologi Gingivitis
Established lesion:
- Peningkatan aktivitas kolagenolitik, peningkatan sel makrofag, sel plasma, limfosit
T dan B (dominan sel plasma dan limfosit B).
- Bisa bertahan menjadi kronis bertahun-tahun atau menjadi destruktif (perubahan
flora mikrobial atau infeksi)
- Belum ada kehilangan tulang
Patofisiologi Gingivitis
Advanced lesion:
- Resorpsi tulang alveolar irreversible.
- Transisi menuju periodontitis (mempengaruhi gigival, periodontal ligament, alveolar
bone)
- Pembentukan infiltrat inflamasi yang lebih padat
- Bisa berujung pada tooth loss
DIAGNOSIS
Anamnesis
● Perdarahan dari gingiva saat mengosok gigi, flossing, dan kadang saat makan makanan keras,
disertai dengan halitosis yang tidak menghilang dengan oral higiene
● Gusi mudah berdarah dan berwarna kemerahan, terdapat pembesaran pada tepi gusi dan gigi
Pemeriksaan Fisik
Gingivitis Kronis
1. Ukuran jaringan gingiva
membesar karena edema atau
hiperplasia
2. False pocket
a. Probing > 3mm
b. Tidak ada attachment loss
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium (jika dicurigai sistemik)
2. Pemeriksaan smear
3. Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan, untuk membedakan dengan periodontitis
Tatalaksana
Fase akut
1. Debrimen setiap hari
2. Obat kumur klorheksidin (0,12-0,2% dua kali sehari)
3. Hidrogen peroksida 3% (membersihkan lesi dan memberikan efek antibakteri anaerob)
4. Metronidazole 250 mg/ 8 jam
Pre-esixting condition
5. Scaling dan root planning
Tatalaksana
Pengobatan korektif
1. Gingivektomi atau prosedur gingivoplasti (kawah yang superfisial)
2. Operasi flap periodontal atau bahkan operasi regeneratif (kawah yang lebih dalam)
Note: Pada acute necrotizing ulcerative gingivitis memerlukan antibiotik, NSAID dan xylocaine topikal untuk
mengurangi nyeri.
Edukasi
Prognosis Komplikasi
● Jika diidentifikasi dan diobati, dapat Gejala sisa yang paling umum dari gingivitis
dengan mudah diatasi karena kronis :
kondisinya reversibel dan jaringan ● Perkembangan peradangan ke arah
yang berubah dapat kembali normal jaringan dan tulang di bawahnya ->
setelah biofilm gigi dihilangkan. periodontitis -> kehilangan gigi.
● Jika berkembang menjadi ● Gingivitis adalah prekursor
periodontitis -> kehilangan perlekatan periodontitis. Namun, gingivitis tidak
jaringan ikat dan kerusakan tulang selalu berkembang menjadi
akan terjadi -> kehilangan gigi. periodontitis.
Daftar pustaka
Rathee M, Jain P. Gingivitis. [Updated 2021 Oct 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557422/
Agrawal A. A. (2015). Gingival enlargements: Differential diagnosis and review of literature. World journal of clinical cases,
3(9), 779–788. https://doi.org/10.12998/wjcc.v3.i9.779
Terima Kasih!