Anda di halaman 1dari 14

Parotitis

Wirid Sirri Nurrobbi G992202170


Muhammad Alfaiz Hamdan G992202143
Kevlar Azri Ghurafa G992208022
Gloria Putri Samapta G992302053

Pembimbing: Dr. Risya Cilmiaty, drg., M. Si, Sp. KG

KEPANITERAAN KLINIK GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET/RUMAH SAKIT UNS
SURAKARTA
2023
Definisi
● Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva bersamaan dengan kelenjar submandibular dan sublingual.
● Merupakan kelenjar eksokrin yang mensekresikan saliva yang berfungsi dalam proses mengunyah,
menelan, dan mencerna.
● Parotitis merupakan inflamasi pada kelenjar parotis , dan yang paling umum terjadi diantara inflamasi
kelenjar saliva lainnya.
● Parotitis dapat menyebabkan gejala lokal maupun sistemik.
Klasifikasi
Parotitis

Parotitis kronis
Akut
rekuren

Parotitis Parotitis
akut akut post
purulenta operatif
Etiologi
● Parotitis Bakterial
Jarang dijumpai, tetapi dapat terjadi pada lansia (setelah operasi abdomen) dan neonatus.
Penyebabnya umumnya S. aureus, bisa juga karena Strep. Viridans, E.coli, dan flora oral
anaerobik.
● Parotitis Virus
Umumnya karena mumps (paramyxovirus) yang merupakan penyebab klasik epidemik parotitis.
Virus lain dapat berupa CMV, echovirus, enterovirus, influenza, dan parainfluenza.
● Penyebab lain yang tidak umum dapat berupa trauma, pembedahan, paparan obat, dan terapi
radiasi.
Epidemiologi
Pada parotitis bakterial akut kasusnya tidak umum, angka kejadian pada laki-laki maupun
perempuan juga seimbang, namun lebih sering ditemukan pada lansia → terjadi pada 0.002-
0.04% pasien post op.

Pada parotitis virus, 85% kasus terjadi pada anak-anak usia <15 tahun, dengan proporsi
tertinggi usia 5-9 tahun, dengan rasio laki-laki dan perempuan ialah 1:9.

Pada negara dengan imunisasi kurang baik dapat mengalami kasus tiap 3-5 tahun dengan
insiden 100-1000 kasus per 100.000 penduduk.

Wilson, M., Pandey, S. Parotitis. [Updated 2020 Dec 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560735/
Faktor Resiko
● Fibrosis kistik, dehidrasi, malnutrisi, operasi abdomen, imunosupresi, dan
infeksi dental dapat meningkatkan resiko parotitis bakterial akut
● Dehidrasi atau obat yang menyababkan kekeringan seperti atropin,
antihistamin, agen psikotropik dapat menurunkan produksi saliva yang
meningkatkan resiko parotitis
● Anak-anak, tinggal di daerah endemik, imunopromis,kekurangan iodium, dan
belum mendapat vaksin MMR meningkatkan resiko parotitis epidemik

(Whilson dan Pandey,2021)


PATOFISIOLOGI

Kekeringan/ menurunya Sialolithiasis adalah batu


Katup saliva yang tidak
produksi saliva (atropin, (kristal anorganik) Parotitis Autoimun
kompeten dan menyebabkan
antihistamin) menyumbat pada kelenjar
infeksi bakteri meningkat
saliva

Sarkoidosis dapat (HIV) dapat menyebabkan


menyebabkan peradangan pembengkakan parotis tanpa
kelenjar parotis gejala

Wilson Michael; Pandey Shivlal.Parotitis.Last Update: August 11,


2021.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560735/
Diagnosis
Anamnesis : Pemeriksaan fisik :
- Demam, nafsu makan menurun, - Kelenjar parotis teraba membesar,
malaise, myalgia, sakit kepala 3 hari edema, nyeri tekan, hangat
- Pembesaran progresif, nyeri unilateral - Bakterial = mengeluarkan
(bakterial)/ bilateral sekret purulen dari ductus
(inflamasi/mumps) stensen bila dilakukan
- Nyeri saat mengunyah, menelan, pemijatan.
makan atau minum sesuatu yang asam - Autoimun = mengeluarkan
- Kontak dengan penderita parotitis bongkahan kristal kuning kecil
sebelumnya - Akut = nyeri tekan dan hangat
- Kronik = tidak nyeri tekan
- Sialolithiasis = pembesaran
ductus stensen (terkadang batu
bisa terlihat atau diraba)
Diagnosis - pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik.
- Bisa ditemukan leukopenia dengan limfositosis relatif. Namun, penyulit pada akibat penyakit ini
menyebabkan leukositosis PMN.
- Peningkatan kadar amilase serum pada kebanyakan kasus parotitis
- Diagnosis etiologi tergantung pada keberhasilan untuk mengisolasi virus dan juga bisa dari pemeriksaan
serologik.
TATALAKSANA

Tatalaksana Parotitis umumnya bersifat simtomatis dan tergantung dari etiologinya. Pengobatan
simtomatis yang dapat dilakukan:
● Kompres hangat
● Massage glandular parotis secara perlahan dari posterior ke anterior
● Sialogogues 🡪 Obat / substansi yang meningkatan produksi saliva (makanan asam atau permen
lemon)
● Hidrasi adekuat
● NSAIDs bila dibutuhkan (Acetaminophen / Ibuprofen)
● Bila ada purulent, discharge yang keluar saat pemijatan glandula parotis 🡪 dilakukan swab
untuk terapi antibiotik
TATALAKSANA
Sialolithiasis → Kompres hangat, Masase, Neonatal Bacterial Parotitis→ Antibiotik IV
Sialogogues, terkadang memerlukan ekstraksi (gentamicin atau levofloxacin + antibiotik Anti
MRSA antistaphylococus), Parotidectomy (bila
tidak ada perbaikan dalam 48 jam)
Acute Bacterial Parotitis → Hidrasi IV,
Analgesik, Antibiotik IV 7-10 hari
● Community-acquired parotitis 🡪 Penisilin Konsul TS THT→ Terkait dengan insisi dan
antistaphylococcal (nafcillin, oxacillin), drainase pada parotitis akut refrakter
cefazolin, vancomycin, atau klindamycin
pada suspect MRSA Parotitis e.c. sekunder dari kondisi autoimun
● Health-care associated parotitis 🡪 Cefoxitin, (RA, Sjogren, HIV)--> tatalaksana penyebab (ARV
ertapenem, atau ampisilin/sulbactam, dengan atau steroids)
levofloxacin atau klindamisin sebagai
alternative.
Parotitis Kronis → Pertimbangkan superficial
parotidectomy
EDUKASI DAN PENCEGAHAN
Edukasi
● Menjaga hidrasi
● Menghindari pengobatan yang menyebabkan mulut kering, seperti antihistamin,
antidepresan, dekongestan atau antidepresan, diuretik, dan beberapa obat
antihipertensi, relaksan otot, dan antibiotik.
● Menghindari paparan obat seperti kokain, metamfetamin, alkohol, tembakau
kunyah, atau merokok tembakau atau ganja karena dapat menyebabkan penurunan
aliran saliva
Pencegahan
● MMR (campak, gondok, rubella) telah secara dramatis menurunkan insiden
parotitis gondok hingga 99% → diberikan pada umur 15 bulan dan booster pada
umur 5 tahun
Komplikasi
● Orchitis, epididymitis (dapat berujung pada infertilitas bila pada anak)
● Miokarditis
● Meningitis
● Ensefalitis
● Pankreatitis
● Neuritis
● Kerusakan kelenjar parotis permanen (menyebabkan gangguan sekresi saliva yang
akhirnya meningkatkan risiko infeksi dan karies gigi)

Prognosis
● Prognosis relatif baik untuk semua bentuk parotitis. Penyakit terkait atau yang
mendasari adalah penentu sebenarnya dari prognosis.
DAFTAR PUSTAKA
Wilson M, Pandey S. Parotitis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560735/
Davison P, Morris J. Mumps. [Updated 2021 Aug 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534785/

Anda mungkin juga menyukai