Anda di halaman 1dari 2

BRONCHOPNEUMONIA

(ICD 10:J18.0 )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 dari 2

PANDUAN KLINIS Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,

9 Januari 2017
Definisi Suatu peradangan/inflamasi parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli, sertamenimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat. Disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
Anamnesis 1. batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang
disertai darah
2. sesak napas
3. demam tinggi
4. pernafasan cepat
Pemeriksaan Fisik 1. Pasien tampak sakit berat, kadang disertai sianosis
2. Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat.
3. Respirasi meningkat tipe cepat dan dangkal.
4. Sianosis.
5. Nafas cuping hidung.
6. Retraksi intercostals disertai tanda pada paru, yaitu:
a. Inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas.
b. Palpasi fremitus dapat meningkat,
c. Perkusi redup,
d. Auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah
halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi.
Pemeriksaan Penunjang 1. Thorax foto PA terlihat perselubungan pada daerah yang
terkena.
2. Laboratorium
Leukositosis (10.000-15.000/mm3) dengan hitung jenis
pergeseran ke kiri (neutrofil batang tinggi). Leukosit
<3.000/mm3, prognosisnya buruk.
Kriteria Diagnosis 1. Batuk
2. Demam
3. Sesak
Diagnosis Bronchopneumonia
Diagnosis Banding 1. Bronkiolitis
2. Hyperreactive bronchus

Terapi Terapi oksigen bila saturasi oksigen tidak tercapai


Terapi definitif dapat dilakukan menggunakan antibiotik
sebagai berikut:
Gentamycin 4mg/kgBB (2x sehari)
Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi.
Makrolid: azitromisin 1x7.5mg/kgBB selama 3 hari
Edukasi 1. Informasikan pada pasien dan keluarga mengenai
pencegahan rekurensi dan pola hidup sehat, termasuk
tidak merokok
2. Dilakukan dengan vaksinasi, vaksin yang dapat
diberikan adalah vaksinasiinfluenza (HiB) dan vaksin
pneumokokal.
Prognosis Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Tingkat Evidens IV
Tingkat Rekomendasi C
Penelaah kritis
Indikator Medis 1. Berkurangnya gejala demam, batuk, dan sesak
Kepustakaan 1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Komuniti.
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta.
2003.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Nosokomial.
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta.
2005.

Anda mungkin juga menyukai