Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

TONSILITIS KRONIS
HIPERTROFIKAN +
FARINGITIS KRONIK
dr. Oleh :
dr. Imma Rachmawati

Pembimbing :
dr. Hendryk Kwandang ( Pembimbing IGD dan Rawat Inap )
dr. Bnediktus Setyo Untoro ( Pembimbing Rawat Jalan )
PENDAHULUAN

■ Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau


biasa disebut amandel) yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor,namun hampir 50% kasus tonsilitis
disebabkan karena infeksi bakteri streptokokkus.
■ Tonsilitis merupakan salah satu penyakit yang paling
umum ditemukan di masyarakat. Angka kejadian
tertinggi terutama antara anak-anak dalam kelompok
usia antara 5 sampai 10 tahun dan dewasa berumur
di atas 45 tahun yang mana radang tersebut
merupakan infeksi dari berbagai jenis bakteri
LAPORAN KASUS

Identitas
■ Nama : An. H
■ Jenis Kelamin : laki – laki
■ Umur : 10 tahun
■ Alamat : Kepanjen
■ Pekerjaan : Pelajar
■ Tgl Pemeriksaan : 10-10-2018
ANAMNESA

Keluhan Utama
■ Nyeri tenggorokan sejak ± 4 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


■ Pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak 4 hari yang
lalu, awalnya pasien sudah sering merasa sakit pada tenggorokan
sejak ± 2 bulan yang lalu tetapi hilang timbul, tenggorokan terasa
kering, mengganjal dan terasa nyeri saat menelan. Suara sering serak
dan batuk pilek, ibu pasien mengatakan pasien juga sering demam
yang bersifat hilang timbul. Nafas terasa bau dan nafsu makan yang
semakin berkurang. Anak sering mendengkur saat tidur.
Riwayat Penyakit Dahulu
■ Sejak 2 bulan yang lalu pasien sering mengeluh seperti yang bersifat
hilang timbul

Riwayat Penyakit Keluarga


■ Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat Alergi
■ Alergi makanan, obat dan udara disangkal oleh ibu pasien

Riwayat Pengobatan
 Pasien belum pernah berobat sebelumnya

Riwayat Psikososial
■ pasien sering membeli jajanan dipinggir jalan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
■ Keadaan Umum
Pasien tampak sakit ringan, Compos Mentis
■ Kepala
a. Bentuk : Normocephal
B. Ukuran : Tidak dilakukan
c. Mata : Tidak dilakukan
d. Telinga : Lihat Status Lokalis
e. Hidung : Lihat Status Lokalis
f. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak sianosis
g. Tenggorok : Lihat Status Lokalis
h. Leher : Tidak dilakukan
■ Abdomen : tidak dilakukan
■ Ekstremitas : tidak dilakukan
STATUS LOKALIS
■ Telinga
Hidung
Rhinoskopi Anterior
Sinus Paranasal
■ -Inspeksi : hiperemis (-), bengkak (-)
■ - Palpasi : nyeri tekan pada sinus maksilla (-), sinus ethmoidales (-),
■ sinus frontalis (-)

Transluminasi
■ - Sinus maksilaris : tampak bayangan terang di bawah orbita
berbentuk
■ bulan sabit
■ - Sinus frontalis : dinding depan sinus frontalis tampak terang
■ - Kesan : normal
Tenggorok
Nasofaring ( Rhinoskopi posterior ) : tidak dilakukan

Orofaring
■ Tonsil
Resume
■ Anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan
nyeri tenggorokan sejak 4 hari yang lalu, awalnya pasien
sudah sering merasa sakit pada tenggorokan sejak ± 2
bulan yang lalu hilang timbul, tenggorokan terasa
kering, mengganjal dan nyeri saat menelan. Suara
sering serak, batuk pilek, dan demam timbul. Nafas
terasa bau, nafsu makan yang semakin berkurang dan
sering mendengkur saat tidur. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tonsil T2 T2 mukosa hiperemis, kripta (+),
detritus (+), faring hiperemis (+) granula (+).
■ DIAGNOSIS
Tonsilitis kronis hipertrofikan + Faringitis kronik

■ TERAPI
Farmakologis
a. Amoxcicilin 125 mg 3 dd 1 cth
b. Antihistamin : cetirizin 10 mg 1 dd 1/2 tab
c. Antipiretik : parasetamol 125 mg 3 dd 1 cth
TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tonsilitis
■ Ada beberapa jenis utama dari tonsilitis, yaitu:
■ •Tonsilitis akut - terjadi ketika tonsilitis disebabkan oleh salah satu
bakteri atau virus.Infeksi ini biasanya sembuh sendiri.
■ •Tonsilits falikularis – tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya
diliputi oleh eksudat dan bercak putih yang mengisi kripta tonsil yang disebut
detritus.
■ . Tonsilitis Lakunaris – bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi
lacuna ( lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
■ •Tonsilitis kronis - terjadi ketika tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri yang
dapat bertahan jika tidak diobati.
DEFINISI

■ Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering


terjadi,pada tenggorokan terutama pada usia muda.
Penyakit ini terjadi disebabkan peradangan pada tonsil
oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian
antibiotik pada penderita tonsilitis akut. Tonsilitis
kronis timbul karena rangsangan yang menahun dari
rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang
buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
FAKTOR RESIKO

■ Yang merupakan faktor resiko :


Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Paparan asap beracun, asap industri dan populasi udara lainnya
Anak-anak, remaja dan orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas
Mulut yang tidak higiene
Gejala Klinis

■ Seperti rasa tidak enak badan atau malaise


■ nyeri kepala
■ demam subfebris
■ Rasa tidak enak di tenggorok
■ sakit tenggorok,
■ sulit sampai sakit menelan
Diagnosis

■ Adapun tahapan menuju diagnosis tonsilitis kronis adalah sebagai


berikut :

Anamnesa
Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena
hampir 50% diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa saja.
Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok
yang terus menerus, sakit waktu menelan, nafas bau busuk,
malaise, sakit pada sendi, kadang-kadang ada demam dan nyeri
pada leher .
Pemeriksaan fisik pasien dengan tonsilitis dapat
menemukan:
■ •Demam dan pembesaran pada tonsil yang inflamasi serta ditutupi pus.
■ •Bila dilakukan penekanan pada plika anterior dapat keluar pus atau
material menyerupai keju.
■ •Group A beta-hemolytic Streptococcus pyogenes (GABHS) dapat
menyebabkan tonsilitis yang berasosiasi dengan perjumpaan petechiae palatal.
■ •Pernapasan melalui mulut serta suara terendam disebabkan
pembesaran tonsil yang obstruktif.
■ Pembesaran unilateral pada salah satu sisi tonsil disebabkan abses
peritonsilar.
■ •Warna kemerahan pada plika anterior bila dibanding dengan mukosa
faring, tanda ini merupakan tanda penting untuk menegakkan
diagnosa infeksi kronis pada tonsil.
■ Thane & Cody membagi pembesaran tonsil
dalam ukuran T1 – T4:
■ •T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak
pilar anterior – uvula.
■ •T2 : batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior –
uvula sampai ½ jarak anterior – uvula.
■ •T3 : batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior –
uvula sampai ¾ jarak pilar anterior – uvula.
■ •T4 : batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior – uvula
sampai uvula atau lebih
PENATALAKSANAAN

■ Medikamentosa
tonsilitis kronis dapat diatasi dengan menjaga higiene mulut
yang baik, obat kumur, obat hisap dan tonsilektomi jika
terapi konservatif tidak memberikan hasil.

dapat diberikan antibiotik golongan penisilin atau


sulfonamida,namun bila terdapat alergi penisilin dapat
diberikan eritromisin atau klindamisin.
Operatif
■ Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau
kronik,gejala sumbatan serta kecurigaan neoplasma.
■ Tonsilektomi juga merupakan tatalaksana yang diaplikasikan untuk
Sleep-Disordered Breathing(SDB) serta untuk tonsilitis rekuren yang
lebih sering terjadi pada anak –anak.
■ Indikasi tonsilektomi
indikasi utama nya adalah obstruksi saluran nafas dan hipertrofi tonsil.

Berdasarkan The American Academy of


Otolaryngology- Head and Neck Surgery (AAO-HNS)
tahun 2011 indikasi tonsilektomi terbagi menjadi:
■ Indikasi Absolut
■ Indikasi Relatif
■ Kontra-indikasi
KOMPLIKASI
■ Komplikasi tonsilitis akut dan kronik yaitu:
• Abses peritonsil
• Otitis media akut
• Mastoiditis akut
PROGNOSIS

■ Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat


dan pengobatan suportif.
PEMBAHASAN

■ Pada pasien ini ditegakkan diagnosa Tonsilitis kronis hipertrofikan +


Faringitis kronik. Penegakkan diagnosa ini didasarkan pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik
■ Dari hasil anamnesis, ditemukan bahwa pasien mengeluhkan keluhan
nyeri tenggorokan sejak 4 hari yang lalu, awalnya pasien sudah sering
merasa sakit pada tenggorokan sejak ± 2 bulan yang lalu tetapi
hilang timbul, tenggorokan terasa kering, mengganjal dan terasa
nyeri saat menelan. Suara sering serak dan batuk pilek, ibu pasien
mengatakan pasien juga sering demam yang bersifat hilang timbul.
Nafas terasa bau dan nafsu makan yang semakin berkurang. Anak
sering mendengkur saat tidur.
■ Dari pemeriksaan fisik didapatkan ditemukan tonsil T2 T2 mukosa
hiperemis, kripta (+), detritus (+), faring hiperemis (+) granula (+).

■ Terapi farmakologis yang diberikan pada pasien ini adalah :


Amoxcicilin 125 mg 3 dd 1 cth
Antihistamin : cetirizin 10 mg 1 dd 1/2 tab
Antipiretik : parasetamol 125 mg 3 dd 1 cth
KESIMPULAN

■ Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa


disebut amandel) yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor,namun hampir 50% kasus tonsilitis disebabkan
karena infeksi bakteri streptokokkus
■ Penegakkan dignosa dilakukan atas dasar anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang didapatkan tonsil T2 T2 mukosa
hiperemis, kripta (+), detritus (+), faring hiperemis (+)
granula (+). Terapi meliputi terapi farmakologis
■ Pada pasien ini, ditemukan bahwa pasien menderita
Tonsilitis kronis hipertrofikan + Faringitis kronik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai