TONSILITIS KRONIS
HIPERTROFIKAN +
FARINGITIS KRONIK
dr. Oleh :
dr. Imma Rachmawati
Pembimbing :
dr. Hendryk Kwandang ( Pembimbing IGD dan Rawat Inap )
dr. Bnediktus Setyo Untoro ( Pembimbing Rawat Jalan )
PENDAHULUAN
Identitas
■ Nama : An. H
■ Jenis Kelamin : laki – laki
■ Umur : 10 tahun
■ Alamat : Kepanjen
■ Pekerjaan : Pelajar
■ Tgl Pemeriksaan : 10-10-2018
ANAMNESA
Keluhan Utama
■ Nyeri tenggorokan sejak ± 4 hari yang lalu
Riwayat Alergi
■ Alergi makanan, obat dan udara disangkal oleh ibu pasien
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Psikososial
■ pasien sering membeli jajanan dipinggir jalan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
■ Keadaan Umum
Pasien tampak sakit ringan, Compos Mentis
■ Kepala
a. Bentuk : Normocephal
B. Ukuran : Tidak dilakukan
c. Mata : Tidak dilakukan
d. Telinga : Lihat Status Lokalis
e. Hidung : Lihat Status Lokalis
f. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak sianosis
g. Tenggorok : Lihat Status Lokalis
h. Leher : Tidak dilakukan
■ Abdomen : tidak dilakukan
■ Ekstremitas : tidak dilakukan
STATUS LOKALIS
■ Telinga
Hidung
Rhinoskopi Anterior
Sinus Paranasal
■ -Inspeksi : hiperemis (-), bengkak (-)
■ - Palpasi : nyeri tekan pada sinus maksilla (-), sinus ethmoidales (-),
■ sinus frontalis (-)
Transluminasi
■ - Sinus maksilaris : tampak bayangan terang di bawah orbita
berbentuk
■ bulan sabit
■ - Sinus frontalis : dinding depan sinus frontalis tampak terang
■ - Kesan : normal
Tenggorok
Nasofaring ( Rhinoskopi posterior ) : tidak dilakukan
Orofaring
■ Tonsil
Resume
■ Anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan
nyeri tenggorokan sejak 4 hari yang lalu, awalnya pasien
sudah sering merasa sakit pada tenggorokan sejak ± 2
bulan yang lalu hilang timbul, tenggorokan terasa
kering, mengganjal dan nyeri saat menelan. Suara
sering serak, batuk pilek, dan demam timbul. Nafas
terasa bau, nafsu makan yang semakin berkurang dan
sering mendengkur saat tidur. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tonsil T2 T2 mukosa hiperemis, kripta (+),
detritus (+), faring hiperemis (+) granula (+).
■ DIAGNOSIS
Tonsilitis kronis hipertrofikan + Faringitis kronik
■ TERAPI
Farmakologis
a. Amoxcicilin 125 mg 3 dd 1 cth
b. Antihistamin : cetirizin 10 mg 1 dd 1/2 tab
c. Antipiretik : parasetamol 125 mg 3 dd 1 cth
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tonsilitis
■ Ada beberapa jenis utama dari tonsilitis, yaitu:
■ •Tonsilitis akut - terjadi ketika tonsilitis disebabkan oleh salah satu
bakteri atau virus.Infeksi ini biasanya sembuh sendiri.
■ •Tonsilits falikularis – tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya
diliputi oleh eksudat dan bercak putih yang mengisi kripta tonsil yang disebut
detritus.
■ . Tonsilitis Lakunaris – bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi
lacuna ( lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
■ •Tonsilitis kronis - terjadi ketika tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri yang
dapat bertahan jika tidak diobati.
DEFINISI
Anamnesa
Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena
hampir 50% diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa saja.
Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok
yang terus menerus, sakit waktu menelan, nafas bau busuk,
malaise, sakit pada sendi, kadang-kadang ada demam dan nyeri
pada leher .
Pemeriksaan fisik pasien dengan tonsilitis dapat
menemukan:
■ •Demam dan pembesaran pada tonsil yang inflamasi serta ditutupi pus.
■ •Bila dilakukan penekanan pada plika anterior dapat keluar pus atau
material menyerupai keju.
■ •Group A beta-hemolytic Streptococcus pyogenes (GABHS) dapat
menyebabkan tonsilitis yang berasosiasi dengan perjumpaan petechiae palatal.
■ •Pernapasan melalui mulut serta suara terendam disebabkan
pembesaran tonsil yang obstruktif.
■ Pembesaran unilateral pada salah satu sisi tonsil disebabkan abses
peritonsilar.
■ •Warna kemerahan pada plika anterior bila dibanding dengan mukosa
faring, tanda ini merupakan tanda penting untuk menegakkan
diagnosa infeksi kronis pada tonsil.
■ Thane & Cody membagi pembesaran tonsil
dalam ukuran T1 – T4:
■ •T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak
pilar anterior – uvula.
■ •T2 : batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior –
uvula sampai ½ jarak anterior – uvula.
■ •T3 : batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior –
uvula sampai ¾ jarak pilar anterior – uvula.
■ •T4 : batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior – uvula
sampai uvula atau lebih
PENATALAKSANAAN
■ Medikamentosa
tonsilitis kronis dapat diatasi dengan menjaga higiene mulut
yang baik, obat kumur, obat hisap dan tonsilektomi jika
terapi konservatif tidak memberikan hasil.