Anda di halaman 1dari 35

ONKOLOGI THT

1. KARSINOMA NASOFARING
2. KARSINOMA LARING
3. ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENIL
4. INVERTED PAPILOMA
5. CA SINUS MAXILLARIS
KARSINOMA NASOFARING

 Laki – laki : Wanita = 2 : 1


 Rata – rata umur 30 – 50 tahun ( tertua umur 79 tahun )
 Insiden :
• Pada ras Mongoloid ( Cina, Vietnam, Malaysia,
Hongkong, Thailand, Singapura dan Indonesia )
• Pada ras Non Mongoloid ( Yunani, Eskimo, afrika
bagian utara )
 Faktor yang berperan :
 Faktor ras
 Bahan Karsinogenik : “ Asap Roko “
 Iritasi menahun oleh karena :
• Nasofaringitis
• Lombok
• Mustard
 Hormonal : “ Estrogen tinggi “
 Virus : “ Ebstein Bair “
Karsinoma Nasofaring di bagi :

A. Berdasarkan Histologi :
I.Epidermoig Karsinoma
a. Well Differentiated
b. Undifferentiated Epidermoid Ca ( Anaplastik
Carcinoma )
c. Menurut WHO : - Ca Sel Squamosa berkeratinisasi
- Ca tidak berkeratinisasi
- Ca tidak berdiferensiasi
II. Adenocystic Carcinoma ( Silindroma )
III. Sarkoma ( jarang )
B.Menurut Bentuk dan Cara Tumbuh :
i. Ulceratif
ii. Exophitic
iii. Endophitic ( Creeping tumor )

C. Menurut Lokasi :
a. Fossa Rosen Mulleri
b. Sekitar Tuba Eustachius
c. Dinding belakang nasofaring
d. Atap nasofaring
Gejala
1. Gejala Lokal ( Tumor Primer )
a. Epistaksis
b. Obstruksi nasi
c. Obstruksi tuba
2. Gejala akibat pertumbuhan Ekspansif :
a. Ke depan : Obstruksi nasi
b. Ke bawah : Mendesak palatum molle ( Bombans )
c. Ke samping : Ke spatium pada pharyngeum
3. Akibat Metastase
a. Melalui aliran getah bening
b. Melalui aliran darah ke hati, paru, ginjal, limpa, tulang
TRIAS CA NASOFARING

1. Tumor Coli dengan gejala hidung dan telinga


2. Tumor Coli dengan gejala hidung dan telinga
serta gejala intracranial ( saraf / mata )
3. Gejala hidung, telinga dan intracranial
KLASIFIKASI & STADIUM CA
NASOFARING
I. Berdasarkan Gejala di atas
1. Stadium Dini : tumor masih di dalam nasofaring, kadang
tumornya belum nampak
2. Stadium Lanjut : tumor telah melewati batas – batas
nasofaring maupun telah metastase
II. Menurut Union International Centre Le Cancre ( U.I.C.C ) 1992 :
Menggunakan sistem T.N.M
T = Tumor Primer
N = Pembesaran KGB Regional
M = Metastase Jauh
STADIUM I T1 N0 M0

STADIUM II T2 N0 M0

STADIUM III T1, T2, T3 N1 M0


ATAU T3 N0 M0

STADIUM IV T4 N0 / N1 M0
ATAU T1, T2, T3, T4 N2 / N3 M0
ATAU T1, T2, T3, T4 N0, N1, N2, N3 M1
DIAGNOSTIK

1. Klinis :
• Umur
• Gejala Subyektif ( Trias Nasofaring )
• Pemeriksaan Obyektif hidung dengan RA dan RP

2. Dasar hasil PA dengan Biopsi dan Sitologi


DIAGNOSA BANDING

 Angiofibroma Nasofaring Juvenil


 Angiofibroma
 Adenoid Persisten dan TBC Nasofaring
TERAPI

1. Radioterapi
2. Pengobatan tambahan :
• Kemoterapi
• Deseksi Leher
• Seroterapi, Vaksin dan antivirus, interferon, faktor
transfer, tetracyclin.
KARSINOMA LARING
Umur diatas 40 tahun, sebagian besar ( 90 % ) adalah Epidermoid
Ca

 Menurut Lokasi :
1. Supraglotik
2. Glotik
3. Sub Glotik
GEJALA

1. Suara Parau
2. Bila ada sesuatu di laring
3. Sesak nafas ketika inspirasi
4. Pembesaran kelenjar limfe regional
PEMERIKSAAN

1. Laringoskop indireck / direck


2. Biopsi mikro - Laring
DIAGNOSA

 Penyempitan 50% baru terjadi sesak kalau bekerja


keras
 Tumor Supraglotik stadium dini belum menyebabkan
parau
TERAPI

 Stadium I dan IV : Radiasi


Stadiium II dan III : Dianjurkan Laringektomi
ANGIOFIBROMA NASOFARING
JUVENIL
Tumor di nasofaring yang terdiri dari pembuluh darah
yang berukuran besar seperti kapiler dengan hiperplasi
endotel dan stroma yang terdiri dari :
a. Fibroma
b. Serat kolagen tanpa elemen muskularis tunika muskularis

 Lokasi : pada atap nasofaring dinding lateral, jarang pada garis


tengah. Umumnya Unilateral

 Penderita umur 10 – 17 tahun


SIFAT TUMOR :
• Histologis : jinak

• Klinis : ganas karena tumbuh secara ekspansif kuat


ETIOLOGI

o Belum diketahui secara pasti

o Tidak adanya keseimbangan dalam hormon sex dan


sistim pitutary androgenital, tampak adanya
kecenderungan regresi spontan dengan matang nya
sex.
GEJALA KLINIK
1. Sifat tumor pembuluh darah :
Epistaksis yang berulang dan hebat
2. Sifat tumor yang tumbuh ekspansif :
• ke lateral : menutup ostium tuba eustachii oklusio tuba
kl
pendengaran menurun sampai ke otitis media.
• Ke anterior : masuk cavum nasi mendesak septum nasi
keluar dari vestibulum nasi menutup ostium sinus paranasal
terjadi pan sinusitis menutup fissura olfactoria ( terjadi hiposmia
sampai anosmia ) masuk sinus maxillaris dan terus ke fossa
sphenomaxillaris
• ke bawah : mendesak palatum molle ke bawah bombans
palatum molle menutup jalan nafas dan mengakibatkan
kesukaran bernafas serta gangguan menelan
• ke atas : mendesak basis kranial dan masuk ke cavum cranial
DIAGNOSA

• Umur penderita 10 – 17 tahun

• Gejala Subyektif di atas

• Pemeriksaan Obyektif pada RA dan RP adanya tumor


berwarna merah ungu

• Biopsi
DIAGNOSA BANDING

1. Kanal Polip
2. Adenoid
3. Kanker Nasofaring
4. Fibroma Nasofaring
TERAPI

1. Obat – obat hormonal :


a. Estrogen
b. Zytonal
2. Radiasi
3. Pengangkatan : dengan pengikat jerat
INVERTED PAPILOMA

 Laki – laki 4x lebih sering terkena di bandingkan wanita

 mengenai usia 60 tahun

Termasuk tumor jinak pada cavum nasi

1. Bersifat invasif lokal, terkadang menyebabkan erosi


tulang yang luas.
2. Dalam papiloma di temui fokus – fokus karsinoma sel
gepeng
ETIOLOGI & PATOLOGI
Etiologi : - Tidak diketahui
- HPV ( Human Papiloma Virus )

Patologi :
Menurut WHO 1995 dibagi menjadi 3 kelas klasifikasi papiloma
intranasal berdasar histopatologi :
1. Kolumna sel papiloma
2. Eksofitik papiloma
3. Inverted papiloma
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala awal Inverted Papiloma sama seperti gejala Sinusitis
Maxillaris
1. Nyeri muka Unilateral
2. Obstruksi hidung
3. Keluarnya Pus
4. Terkadang di dapati darah dalam hidung yang bercampur
dengan pus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG &
DIAGNOSIS

 CT – SCAN

 MRI

Diagnosis :

 Biopsi
PENATALAKSANAAN

 RHINOTOMI LATERAL dengan MAXILLECTOMI


MEDIAL
CA SINUS MAXILLARIS

 Laki – laki > wanita


 Terjadi pada usia 40 – 60 tahun

ETIOLOGI :
1. Belum di ketahui dengan pasti
2. Sinusitis Kronis meningkatkan resiko terbentuknya
tumor
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala tergantung dari asal tumor primer serta arah dan


perluasannya

 Biasanya di dapatkan darah pada secret hidung dan adanya


gejala Obstruksi nasi

 Gejala lainnya : timbul setelah tumor besar, dapat mendorong


atau menembusbdinding tulang dan meluas ke rongga hidung /
mulut, pipi atau orbita.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Histopatologi

 Foto polos sinus paranasal

 CT – Scan

 MRI ( Magnetic Resonance Imaging )


STADIUM TUMOR SINUS MAXILLARIS
Menurut American Joint Commite On Cancer ( AJCC ) 2006 yaitu :

Stadium Tumor Sinus Maxillaris T N M


0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
III T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4a N2 M0
IV B T4b Semua N M0
Semua T N3 M0
IV c Semua T Semua N M1
PENATALAKSANAAN

 Pembedahan : RHINOTOMI LATERAL dengan MAXILLECTOMI


MEDIAL

 Kemoterapi

 Radiasi

Anda mungkin juga menyukai