PROSES MENELAN DAN

ODINOFAGIA
OLEH:
MARIA NATALIA (15710114)
SMF ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
RSUD SIDOARJO

Proses Menelan

Pada proses menelan tonsil, faring dan

laring bergerak
Gerakan ini akibat otot-otot di sekitar
tonsil, faring, laring yang bergerak
Tonsil bergerak karena kontraksi :

Muskuli glossofaringeus di depan

Muskuli faringopalatinus di belakang
Muskuli konstriktor faringeus superior tonsil
bergerak ke median

Faring bergerak

ke atas oleh kontraksi muskuli levator

stilofaringeus dan muskuli faringopalatinus

Laring bergerak

Epiglotis yang menutup lumen laring sering

bergerak bergerak ke atas oleh otot-otot
ekstrinsik

Fisiologis menelan

Dalam proses menelan akan terjadi :

Pembentukan bolus makanan dengan ukuran

dan konsistensi yang baik
Uoaya sfingter mencegah terhamburnya bolus
ini dalam tahapan menelan
Mempercepat masuknya bolus makanan ke
dalam faring saat ekspirasi
Mencegah masuknya makanan dan minuman
ke dalam nasofaring dan laring
Kerjasama otot rongga mulut untuk mendorong
bolus makanan ke dalam lambung
Usaha untuk membersihkan kembali esofagus

Fase Proses Menelan

3 fase dalam proses menelan :

Fase oral
Fase faringeal
Fase esofageal

Fase oral

Fase faringeal

Terjadi secara reflek pada akhir fase oral

Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi
dari :

M.
M.
M.
M.

stilofaring
salfingofaring
tirohiod
palatofaring

Aditus laring tertutup oleh epiglotis karena

kontraksi m. ariepiglotika dan m. aritenoid oblique
Bersamaan ini terjadi penghentian aliran udara ke
laring maka bolus makanan tidak balik ke
esofagus

Fase Esofagal

Fase perpindahan bolus makanan dari

esofagus ke lambung
Relaksasi m. krikofaring introtus esofagus
terbuka bolus makanan ke esofagus
sfingter kontraksi lebih kuat ( makanan tidak
kembali ke faring)
Geraj bolus makanan di esofagus bagian atas
karena kontraksi m.konstriktor faring inferior
Bolus makanan di dorong oleh peristaltik
esofagus

Odinofagia

Odinofagi nyeri tenggorok

Geajal yang muncul karena ada kelainan di
daerah nasofaring, orofaring, dan hipofaring
Fungsi laring adalah respirasi, pada waktu
proses menelan, resonasi suara, artikulasi
Bila terjadi kelaianan akan terasa
menganjal pada waktu menelan
Kunci anamnesa adalah dimana letak rasa
sakit oada waktu menelan ludah ?

Faringitis Akut

Radang akut mukosa dan jaringan

limfoid faring dan sering sebagai gejala
permulaan
dari
Influenza,
morbili,
varicela, parotitis, pneumonia, arthritis
rhematoid

Menular secara percikan ludah/droplet

infection maupun alat makan/ minum

Etiologi

Streptococcus Hemolitikus
Adenovirus
Influenza virus
ECHO
Streptococcus pnemoni
Hemophillus influenza

Gambaran Klinik

Keluhan

Batuk, pilek atau keluhan tenggorokan

seperti rasa kering dan panas serta sedikit
nyeri telan
Badan lemah, sakit kepala, sumer / panas /
demam, nyeri tenggorok/odinofagia dan
mual

Pemeriksaan

Mukosa faring tampak merah dan

oedema, terutama lateral band dimana
granula faring menjadi lebih besar
Sering disertai pembesaran kelenjar
limfe regional dimana bila di tekan agak
sakit

Komplikasi

Bila daya tahan tubuh baik jarang terjadi

komplikasi
Radang dapat menjalar

Ke atas (cavum timpani otitis media)

Ke bawah (Laringitis, trakeitis, pneumoni,
bronkitis)
Ke depan (rhinitis akut, sinusitis)

Lewat sistemik

Bakteremi/septikemi terutama streptococcus

dapat terjadi endokarditis sub akut

Terapi

Dapat sembuh sendiri. Cukup simptomatis,

analgesik/antipiretik
(acetosal/paracetamol), dan obat kumur
(Gargarism Khan / air garam hangat)
Antibiotik diberikan bila ada komplikasi atau
daya tahan tubuh kurang

Faringitis Kronik

Mempunyai 2 bentuk

Hiperplastik
Atrofi

Gambaran Klinik

Faringitis kronik hiperplastik/granulosa

Mukosa dan kelenjar limfe mengalami hipertrofi

Keluhan : bisa ringan - berat

Faring terasa kering, gatal-gatal sampai panas

Berlendir yang sukar keluar
Rasa mengganjal

Pemeriksaan nampak faring merah (kadang

tidak merah), namun granulanya saja yang
merah

Faringitis Kronik Atrofi (Faringitis Sika)

Sering timbul bersamaan dengan rhinitis atroficans

karena udara pernafasan tidak di atur suhu dan
kelembapannya
sehingga
dapat
menimbulkan
rangsangan serta infeksi pada faring
Gejala :
Keluhan : Tenggorok terasa kering dan tebal, kadang
mulut berbau
Pemeriksaan : mukosa faring tertutup lendir yang
melekat, ketika lendir diangkat mukosa tampak kering

Terapi

Menghilangkan iritasi
Mengobati penyebab dirongga hidung
Menghindarkan kontak dengan alergen
Granulae yang tebal dapat di kauter
dengan AgNO3 50% atau dengan
electrocauter
Obat-obat topikal : obat kumur, tablet
hisap
Edukasi

Tonsilitis Akut

Radang akut pada jaringan tonsil

Sering pada anak-anak, terbanyak pada
anak usia 5-10 tahun
Etiologi

Bakteri : Streptococcus Hemolitikus,

streptococcus viridan, streptococcus piogenes
Virus : adenovirus, virus influenza, herpes

Patologi Radang

Mula-mula terjadi infiltrasi ada lapisan epitel, lama-lama

jaringan limfoid superisial berekasi sehingga terjadi
pembendungan radang oleh infiltrasi leukosit PMN

Cripta berisi bercak kuning yang disebut detritus

Bentuk tonsilitis akut dengan detritus disebut tonsilitis

folicularis

Bila detritus berdekatan menjadi satu disebut tonsilitis

lakunaris

Bila detritus melebar membentuk membran semu disebut

tonsilitis membranacea

Cara Infeksi

Penyakit ini cenderung residu periodik

Gambaran Klinik

Pemeriksaan

Umum

kadang suara seperti terisi penuh makanan panas

(plummy voice)
Bau mulut busuk
Piyalismus

Lokal

Tonsil merah, bengkak dengan detritus, Isthmus faucium

mengecil
Hiperemi dan edema pada arcus anterior/posterior
palatu mole
Kelenjar regional (jugulo digastricus) membesar dan
nyeri tekan

Komplikasi

Lokal

Infiltrat peritonsil abses perintosil

Abses parafaring (diantara m.konstriktor faring
sup dan fasia servicalis profunda)
Limfadenitis servical sampai supuratif
Otitis Media Akut (pada anak)

Umum

Terutama streptococcus hemolitikus hemaogen

ke ginjal (nefritis), sendi (arthritis), jantung
(endocarditis), vascular (phlebitis), paru
(bronchitis)

Terapi

Istirahat, makan makanan lunak, minum

hangat
Obat kumur (Gargarism khan)
Analgetik/antipiretik

Acetosal/paracetamol 3-4xsehari 500 mg

Pemberian antibiotik pada tonsilitis karena

streptococcus

Untuk kasus berat (sulit menelan) : Penisilin procain

2x0,6-1,2 juta UI/hari (IM), dilanjutkan dengan
fenoksimetil penisilin 4x500 mg/hari secara oral (5-10
hari)
Untuk kasus ringan : Fenoksimetil penisilin 4x500
mg/hari (anak-anak 7,5-12,5 mg/kgBB/dosis (4x/hari),
Eritomycin 4x500 mg/hari
Bila terjadi komplikasi abses peritonsil/parafaring
dilakukan insisi

Tonsilitis Kronik

Terjadi akibat rangsangan radang yang

menahun (rokok, higiene mulut yang
buruk, pengaruh cuaca) dan pengobatan
tonsilitis akut yang tidak adekuat

Gejala Klinik

Tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata
Kriptus melebar
Beberapa kriptus terisi detritus
Rasa mengganjal pada tenggorok
Rasa kering pada tenggorok
Nafas berbau

Terapi

Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut

dengan berkumur atau obat hisap
Tonsilektomi

Dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang

dengan gejala sumbatan serta kecurigaan
neoplasma

Indikasi Tonsilektomi
The Americans Academy of Otolaryngology-Head
and Neck Surgery Clinical Indicators Compendium
tahun 1995
1.Serangan tonsilitis lebih dari 3x/tahun walaupun
telah mendapat terapi adekuat
2.Tonsil hipertrofi yang menimbulkan mal-oklusi gigi
dan menyebabkan pertumbuhan orofasial terganggu
3.Sumbatan jalan nafas berupa hipertrofi tonsil, sleep
apnea, gangguan menelan, gangguan bicara, dan
Cor Pulmonale

4. Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis,

abses peritonsil yang tidak hilang dengan
pengobatan
5.
Napas bau yang tidak berhasil dengan
pengobatan
6.
Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus hemolitikus
7.
Hipertrofi tonsil yang dicurigai keganasan
8.
Otitis media efusa/otitis media supuratif

Epiglotitis Akut

Radang akut pada epiglotis

Gejala

Mendadak
Sakit menelan yang mendadak dan hebat
perhatikan : bila penyakit laring dengan sakit
menelan, epiglotis juga terkena, sebab pada
proses menelan laring bergerak naik, epiglotis
menutup rima glotis supaya makanan tidak
masuk ke trakea, namun makanan akan tetap
menyentuh permukaan atas epiglotis

Panas tinggi
Lama-lama sesak nafas obstruksi jalan nafas

Pemeriksaan dengan tongue spatel

dengan menekan lidah akan tampak epiglotis

hiperemi dan bengkak seperti bola

Terapi

Kortikosteroid (Dexamethasone 0,3 mg/kbBB (IM)

Bila abses : insisi dengan posisi terlentang,
kepala direndahkan
Nebulizer atau stoom up
Antibiotik golongan cephalosporin generasi ke-3
Intubasi dan trakeostomi (bila diperlukan)

Difteri Faring Tonsil

Radang akut pada tonsil sampai mukosa

faring yang disebabkan Corynebacterium
Diphtiriae
Masa tunas 2-4 hari
Penderita anak umur kurang dari 10 tahun
(2-5 tahun), terkadang juga orang dewasa
Penularan

Kontak langsung penderita/carier

Percikan ludah/droplet infection

Patologi

Gejala

Diagnosa dibuat berdasarkan :

Gejala klinis
Diagnosa pasti dengan swab tonsil untuk
pemeriksaan bakteriologis

Komplikasi

Lokal

Pseudomembran dapat meluas ke

hipofaring sampai laring sehingga dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas

Umum

Akibat exotoksin
Kolap

vaskular
Miocarditis
Parase saraf perifer, seperti

Fenomena palatum mole (-), rhinolalia aperta

Otot mata : strabismus, sulit akomodasi
Otot pernapasan
Otot ekstremitas
Gagal ginjal akut

Terapi

Harus cepat, tidak perlu tunggu hasil laboratorium

Pasien harus diisolasi ketat 3-4 minggu
Istirahat 10-14 hari
ADS (anti difteri serum) secara IM

Single dose 20.000-45.000 U dan untuk yang berat 60.000100.000 U

Antibiotik penisilin 12-14 hari

Tonsilektomi untuk mencegah kambuh atau carier
(4-6 minggu setelah sembuh)
Kriteria sembuh bila pseudomembran (-), 4 hari di
ulang

Epiglotitis TB

Radang epiglotis yang disebabkan oleh

kuman tuberculosis
Gejala klinik

Sakit menelan (kronis) pada bagian muka

tengah tenggorok
Pada pemeriksaan ditemukan ulcus
epiglotis

Diagnosa pasti

Swap tenggorok untuk mencari kuman TB

Terapi

OAT
Simptomatik