Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi Tonsilitis
Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada
tenggorokan terutama pada usia muda. Penyakit ini terjadi disebabkan
peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian
antibiotik pada penderita tonsilitis akut (Palandeng, Tumbel, Dehoop,
2014).Tonsilitis kronis timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan
fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat (Soepardi et al.,2007).

Ada tiga jenis utama dari tonsilitis, yaitu:

• Tonsilitis akut - terjadi ketika tonsilitis disebabkan oleh salah satu bakteri atau
virus.Infeksi ini biasanya sembuh sendiri (Eunice, 2014).
• Subakut tonsilitis - terjadi ketika tonsilitis disebabkan oleh Actinomyces bakteri -
organisme anaerob yang bertanggungjawab untuk keadaan suppuratif pada
tahap infeksi. Infeksi ini bisa bertahan antara tiga minggu dan tiga bulan
(Eunice, 2014).
• Tonsilitis kronis - terjadi ketika tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri yang
dapat bertahan jika tidak diobati (Eunice, 2014).

B. Etiologi Tonsilitis
Virus herpes simplex, Group A beta-hemolyticus Streptococcus pyogenes
(GABHS), Epstein-Barr virus (EBV),sitomegalovirus, adenovirus, dan virus campak
merupakan penyebab sebagian besar kasus faringitis akut dan tonsilitis
akut.Bakteri menyebabkan 15-30 persen kasus faringotonsilitis; GABHS adalah
penyebab tonsilitis bakteri yang paling banyak ( American Academy of Otolaryng
ology — Head and Neck Surgery, 2011).
Tonsilitis kronis disebabkan oleh bakteri yang sama yang terdapat pada
tonsilitis akut, dan yang paling sering adalah bakteri gram positif namun
terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan gram negatif. Pada hasil
penelitian Suyitno S, Sadeli S, menemukan 9 jenis bakteri penyebab
tonsilofaringitis kronis yaitu Streptokokus alpha, Staphylococcus aureus,
Streptokokus β hemolitikus grup A, Enterobakter, Streptokokus pneumonie,
Pseudomonas aeroginosa, Klebsiela sp., Escherichea coli, Staphylococcus
epidermidis (Suyitno S, Sadeli S, 1995 dalam Farokah, 2005).

C. Tanda dan Gejala Tonsilitis


Menurut Effiaty Arsyad Soepardi, et al, (2007),yang merupakan gejala klinis:

 Gejala lokal, yang bervariasi dari rasa tidak enak di tenggorok, sakit
tenggorok, sulit sampai sakit menelan.
 Gejala sistemis, seperti rasa tidak enak badan atau malaise, nyeri kepala,
demam subfebris, nyeri otot dan persendian.

 Gejala klinis, seperti tonsil dengan debris di kriptenya (tonsilitis folikularis


kronis), edema atau hipertrofi tonsil (tonsilitis parenkimatosa kronis), tonsil
fibrotik dan kecil (tonsilitis fibrotik kronis),plika tonsilaris anterior hiperemis
dan pembengkakan kelenjar limfe regional.Pada pemeriksaan tampak tonsil
membesar dengan permukaanyang tidak rata, kriptus melebar dan beberapa
kriptus terisi oleh detritus. Rasa ada yang mengganjal di tenggorokan,
dirasakan kering di tenggorokan dan nafas berbau.
Menurut Adams ( 2001 ) yang merupakan gejala klinis:
 Pada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari Tonsilitis Kronis
yang mungkin tampak, yakni:
 Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke
jaringan sekitar, kripte yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang
purulen atau seperti keju.

 Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti


terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripte yang
melebar dan ditutup eksudat yang purulen.
Menurut (Adam et al., 2000; Sasaki, 2008) yang merupakan gejala klinis:
 Sakit kepala

 Malaise

 Demam

 Sakit saat menelan (Disfagia)

 Halitosis

 Kurangnya nafsu makan

 Mual dan muntah

 Pembesaran atau terjadinya tenderness pada kelenjar getah bening servikal


serta sakit telinga disebabkan persarafan yang sama kepada kedua telinga
serta tenggorokan

Gambar 2.1:Gambaran Gejala Klinis Tonsilitis


Dikutip dari: http://tonsilspictures.com/tonsil-infection/

D. Patofisiologi Tonsilitis

Karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa juga
jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid
diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti
melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan terus
sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan dengan
jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar limfa dengan submandibula (Soepardi, 2007). Detritus
merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas. Akibat dari
proses ini akan terjadi pembengkakan atau pembesaran tonsil ini, nyeri menelan,
disfagia. Kadang apabila terjadi pembesaran melebihi uvula dapat menyebabkan
kesulitan bernafas.Apabila kedua tonsil bertemu pada garis tengah yang disebut
kissing tonsils dapat terjadi penyumbatan pengaliran udara dan makanan.
Komplikasi yang sering terjadi akibat disfagia dan nyeri saat menelan, penderita
akan mengalami malnutrisi yang ditandai dengan gangguan tumbuh kembang,
malaise, mudah mengantuk (Stephanie, 2011). Pembesaran adenoid mungkin
dapat menghambat ruang samping belakang hidung yang membuat kerusakan
lewat udara dari hidung ke tenggorokan, sehingga akan bernafas melalui
mulut.Bila bernafas terus lewat mulut maka mukosa membrane dari orofaring
menjadi kering dan teriritasi, adenoid yang mendekati tuba eustachus dapat
meyumbat saluran mengakibatkan berkembangnya otitis media (Reeves,
Charlene, 2001 ).

E. Deteksi Dini Tonsilitis


Kita kenali Gejala umum dari tonsilitis :
 Radang tenggorokan
 Kesulitan atau sakit saat menelan
 Suara yang serak
 Batuk
 Napas bau
 Kehilangan napsu makan
 Sakit kepala
 Leher kaku
 Nyeri pada rahang dan leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
 Amandel yang tampak berwarna merah dan bengkak
 Amandel yang memiliki bercak putih atau kuning
 Kesulitan membuka mulut
 Kelelahan.

Kita harus menghubungi dokter bila kita mengalami gejala-gejala berikut ini:

 Demam di atas 39.5°C


 Kelemahan otot
 Leher kaku
 Sakit atau kesulitan saat menelan
 Tidak dapat membuka mulut
 Kesulitan bernapas

Jika memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas segera konsultasikanlah


dengan dokter. Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
membantu mengatasi radang amandel :

 Minum banyak cairan


 Istirahat yang cukup
 Kumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari
 Makan pelega tenggorokan (lozenges)
 Gunakan humidifier untuk melembabkan udara di ruangan
 Hindari asap
PAPER KOMUNITAS III

TONSILITIS KRONIK

Dosen Kordinator : Ns. Siti Mukaromah S.Kep., M.Kep,

Disusun Oleh :

Hayatunissa Nadiya Putri


NIM : 15.0175.510.01

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIYATA HUSADA

SAMARINDA

2018

Anda mungkin juga menyukai