DiSUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Nama Nim
Ahmad Hidayatullah P1908067
Fegi Tamaran P1908087
Hayatunnisa Nadya Putri P1908090
Norlinda P1908112
Widya Ashariana P1908131
Zahra Ratna Sari P1908134
KONSEP KINERJA PERAWAT
1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu
keamanan pasien (Rofii, 2015). sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui
2. Pada jurnal yang sudah di telaah dengan judul “Analisis Deskriptif Penerapan Komunikasi Efektif dengan Teknik SBAR (Situation,
Background, Assessment, Recommendation) untuk Patient Safety pada Perawat Pelaksana Rumah Sakit di Kabupaten Pati”
didapatkan desain penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan desain penelitian cross sectional study melalui kuesioner yang
dibagikan menggunakan google form dengan linkhttp://bit.ly/KuesSantSBAR yang di sebarkan melalui Watshapp Group Perawat Pati.
Jumlah sampel 85 orang.
3 Pada jurnal yang sudah di telaah dengan judul “Optimalisasi Ketepatan Pemberian Obat dengan Penerapan Prosedur dan
Komunikasi SBAR dalam Pelaksanaan Clinical Handover Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Depok Periode Juli
2019” didapatkan desain penelitian adalah analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 40 orang
dengan teknik nonprobability sampling, yaitu total sampling.
4. Pada jurnal yang sudah di telaah dengan judul “Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang”. Didapatkan desain penelitian adalah survey kuantitatif (non-eksperimental) dengan
pendekatan Cross Sectional. pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 96 dengan tehnik Purposive
Sampling.
5. Pada jurnal yang sudah di telaah dengan judul “Analisis Penyebab Insiden Pasien Jatuh di Bangsal Penyakit Dalam dan Instalasi
Paviliun Ambun Pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang”. Didapatkan desain penelitian adalahPenelitian kualitatif dengan Framework
Analysis. Peneliti melakukan wawancara semi terstuktur kepada 21 informan, telaah dokumen, serta observasi.
6. Pada jurnal yang sudah di telaah dengan judul “Analisis Penyebab Insiden Pasien Jatuh di Bangsal Penyakit Dalam dan Instalasi
Paviliun Ambun Pagi RSUP Dr. M. Djamil Padang”. Didapatkan desain penelitian adalahPenelitian kualitatif dengan Framework
Analysis. Peneliti melakukan wawancara semi terstuktur kepada 21 informan, telaah dokumen, serta observasi.
7. Pada jurnal yang sudah di telaah dengan judul “Hubungan Quality Of Work Life (QWL) dengan Kinerja Perawat di UPDT
Puskesmas Lakessi Kota Parepare” didapatkan desain penelitian ini adalah cross sectional study, jumlah sampel 32 orang, dan teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling.
8. Pada jurnal yang sudah di telaah dengan judul “Hubungan Antara Pendidikan dan Pelatihan serta Penghargaan dengan Kinerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Kota Manado”. didapatkan desain penelitian ini adalahsurvei
analitik dengan rancangan Cross Sectional Study, dan jumlah sampel 61 orang.
PEMBAHASAN
Perawat merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit dan tenaga
yang paling lama berhubungan dengan pasien, serta kualitas pelayanan
yang dilaksanakan oleh perawat dapat dinilai sebagai salah satu
indikator baik atau buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit (Makta
dkk, 2013).
dengan beberapa cara yaitu dengan sosialisasi, pelatihan berkelanjutan, dan belajar ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Melalui tindakan dan belajar, seseorang akan
bertambah kepercayaan dirinya dan berani mengambil sikap terhadap sesuatu yang
dituntut mempunyai jiwa caring dalam memberikan asuhan keperawatan, dimana tahap
pertama pada caring adalah knowing yang artinya berusaha memahami arti suatu
kejadian dalam kehidupan klien, berfokus pada perawatan untuk klien, melakukan
Pendidikan dan pelatihan merupakan unsur yang sangat penting dilakukan dalam suatu pekerjaan,
karena dapat membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka
yang sekarang atau yang akan datang. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu cara yang
dilakukan pada setiap perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut, dan dalam
mencapai tujuannya tenaga kerja dituntut untuk memiliki semangat dan gairah kerja yang tinggi
agar keluaran kerjanya (produktivitas kerjanya) akan tinggi pula (Sastrohadiwiryo, 2015).
Kebutuhan akan penghargaan merupakan kebutuhan semua orang terlepas
dari kedudukan dan jabatannya (Notoadmojo, 2016) . Oleh karenanya,
pimpinan perlu memberikan penghargaan dalam bentuk apapun terhadap
perawat terlepas dari jabatan ataupun kedudukannya, terlebih lagi pujian
ataupun perhatian serta dukungan dalam melaksanakan tugas dan kerjanya
sebagai perawat.
Pemberian reward non financial seperti pujian atas kinerja yang baik maupun
ide untuk upaya meningkatkan keselamatan pasien dapat meningkatkan
kebanggaan perawat akan kinerja sehingga berusaha mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya dalam implementasi keselamatan pasien. Upaya
membangun keselamatan pasien memerlukan komitmen yang di pengaruhi oleh
pengetahuan perawat. Pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
menjamin mereka memiliki tanggung jawab untuk perbaikan proses.
Sistem komunikasi SBAR digunakan untuk mengkomunikasikan pasien dan
pengelolaannya, terutama komunikasi verbal baik langsung maupun melalui
sambungan telepon antar tenaga kesehatan yaitu antara: