Sadiman, Msc
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian
pokoknya tanpa detail.Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula
dipakai untuk tujuan tersebut.
c) Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan symbol, diagram
atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan
hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram yang
baik untuk digunakan sebagai media pendidikan adalah diagram yang:
Benar, digambar rapi, diberi titel, label, dan penjelasan-penjelasan yang perlu
Cukup besar dan ditempatkan secara strategis
Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari
atas ke bawah.
d) Bagan/Chart
Pesan yang disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan
atau hubungan-hubungan penting. Di dalam bagan sering kali kita jumpai jenis media grafis yang
lain, seperti gambar, diagram, kartun, atau lambing-lambang verbal.
e) Grafik
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas. Ada beberapa macam grafik yang sering digunakan. Ada yang berupa grafik
garis, batang, atau lingkaran.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik kalau memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas
Hanya menyajikan satu ide tiap grafik
Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya
Warna yang digunakan kontras dan harmonis
Berjudul dan ringkas
f) Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretative
yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu sikap terhadap orang, situasi,
atau kejadian-kejadian tertentu.
g) Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu
pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi
untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti
program Keluarga Berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.
Ukurannya bermacam-macam, tergantung kebutuhan. Namun secara umum, poster yang
baik hendaklah:
Sederhana;
Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok;
Berwarna;
Slogannya ringkas dan jitu;
Tulisannya jelas;
Motif dan desain bervariasi.
BAB III
Untuk selajutnya pada Bab ketiga ini saya akan membahas tentang “Pemilihan Media”
yang sangat berguna dan penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
Adapun macam-macam dari pemilihan data ini sebagai berikut:
A. Media Jadi dan Media Rancangan
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media
jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan
siap pakai (media by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan
secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design).Masing-masing
jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan.Kelebihan dari media jadi adalah hemat
dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang
dirancangan khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga
maupun biaya karena untuk mendapat keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian
kegiatan validasi prototipenya. Kekurangan dari media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk
mendapatkan meida jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan
pembelajaran setempat.
B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Beberapa penyebab sebagian orang memilih media antara lain adalah: a. bermaksud
mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media; b. merasa sudah akrab dengan
media tersebut; c. ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret; dan d. merasa
bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya. Jadi, dasar pertimbangan untuk
memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai
tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc Connel (1974) mengatakan bila media itu susah pakailah,
“If The Medium Fits, Use It!”.
C. Kriteria Pemilihan
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun 1982
mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media
merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan
dan isinya sudah diketahui, factor-faktor lain, seperti karakteristik siswa, strategi belajar
mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya
juga perlu dipertimbangkan.
Factor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka watu yang panjang.Namun
bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang
panjang program media grafis merupakan salah satu contoh media yang dapat digunakan.
D. Model/Prosedur Pemilihan Media
Bila dilihat dari bentuknya, cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga model
yaitu model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam
pengambilan keputusan pemilihan, model matriks yang menangguhkan proses pengambilan
keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi, dan model checklist
yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriteriany dipertimbangkan.
Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya model checklist lebih sesuai
untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model matriks lebih serasi digunakan untuk
pemilihan media rancangan, sedang model flowchart dapat digunakan baik untuk
menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media perancangan.
BAB IV
Pada bab keempat ini yang akan saya bahas adalah mengenai “Pengembangan Media
Pendidikan”. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan Rancangan
Secara sistematis, urutan dalam mengembangkan program media itu dapat diutarakan
sebagai berikut.
Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa;
Merumuskan tujuan instruksional (instructional objectives) dengan operasional dank has;
Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan;
Mengembangkan alat pengukur keberhasilan;
Menulis naskah media;
Mengadakan tes dan revisi.
BAB V
Untuk bab yang kelima ini dibahas mengenai “Pemanfaatan Program Media”. Di Bab
terdahulu telah diuraikan bahwa program media dibuat dengan rancangan yang sistematis
melalui berbagai langkah pengembangan yang melibatkan berbagai tenaga terampil dan ahli,
diharapkan program yang dihasilkan dapat merupakan program media yang efektif. Namun
demikian, betapa baiknya sebuah program media, bila program itu tidak dimanfaatkan dengnan
baik tentulah tidak akan banyak gunanya.
Oleh karena itu, yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya pembuatan media itu
sendiri.Pemanfaatan media itu pun juga perlu diatur dan dirancang sebaik-baiknya.Lebih-lebih
bila media itu merupakan media pembelajaran.Supaya media pembelajaran itu efektif,
pemanfaatan media itu harus direncanakan dan dirancang secara sistematis.Penjelasannya adalah
sebagai berikut ini :
1) Pola Pemanfaatan
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran.Berikut ini pola-pola pemanfaatan
media pembelajaran yang dapat dilakukan.
Pemanfaatan Media dalam Situasi Kelas (classroom setting)
Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya
tujuan tertentu. Pemanfaatannya pun dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi
kelas.
Pemanfaatan Media di Luar Situasi Kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi dapat dibedakan dalam dua kelompok
utama, yaitu:
a) Pemanfaatan secara bebas
Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi.
Pembuat program media mendistribusikan program media, itu di masyarakat pemakai media,
baik dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas. Salah satu contoh
pemanfaatan jenis media secara bebas adalah penggunaan kase trekaman bahasa inggris untuk
menunjang mata pelajaran bahasa inggris.
b) Pemanfaatan media secara terkontrol
Pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu
rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untu kmencapai tujuan tertentu.Apabila media
itu berupa media pembelajaran, sasaran didik diorganisasikan dengan baik.Salah satu contoh
pemanfaatan media secara terkontrol adalah pemanfaatan siaran radio pendidikan untuk
penataran guru.
2) Strategi Pemanfaatan
Pada bab terdahulu telah dibicarakan bahwa media ini seharusnya digunakan dengan
perencanaan yang sistematis. Media digunakan jika media itu mendukung tercapainya tujuan
instruksional yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi instruksionalnya yang telah
dirumuskan.Supaya media dapat digunakan secara efektif dan efisien ada tiga langkah utama
yang perlu diikuti dalam menggunakan media.
Persiapan sebelum menggunakan media.
Sebelum penggunaan media dapat berjalan dengan baik, kita perlu membuat persiapan yang
baik pula. Dengan mempelajari buku petunjuk atau buku panduan berupa bahan ajar, yang
nantinya akan disesuaikan dengan penggunaan jenis media.
Kegiatan selama menggunakan media.
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media ialah suasana dan ketenangan. Gangguan-
gangguan yang dapat mengganggu harus diminimalisir sesedikit mungkin, agar tercapai proses
penyampaian bahan ajar melalui media tersebut secara efektif.
Kegiatan tindak lanjut.
Maksud kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai.Selain
itu, untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui
media yang bersangkutan.
3) Contoh kasus penggunaan media dalam Pendidikan
Kasus penggunaan media dalam pendidikan ini, baik yang terdapat dalam Negara maju
maupun di Negara yang sedang berkembang. Sungguh diluar dugaan sebagaimana dicatat oleh
Wilbur Schramm dari sekian banyak kasus penerapan teknologi pendidikan dengan media
tersebut, 75% atau lebih kurang 170 kasus terdapat di Negara ketiga atau di Negara yang sedang
berkembang. Maksudnya agar pengalaman-pengalaman tersebut dapat belajar menganalisis suatu
permasalahan pensisikan yang mungkin timbul.Selain itu, mempunyai kepekaan pula dalam
menghadapi kasus serupa.
Bab VI
Dan untuk bab terakhir ini dijelaskan tentang “Peralatan Media”. Pembahasan peralatan
media berikut ini meliputi jenis, kegunaan, model, nama bagian dan kegunaannya,
pengoperasiannya, perawatannya, dan pemanfaatan (perletakan) peralatan media.
Berikut adalah beberapa penjelasan singkat beberapa peralatan media yangsering
digunakan dalam pembelajaran.
A. Over Head Projector
Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP adalah peralatan yang paling sederhana yang
menggunakan sistem optic (lensa) dan elektrik yang berfungsi untuk memproyeksikan
(menyajikan) transparansi.
B. Microform Reader
Microform reader adalah peralatan untuk membaca bahan-bahan yang disimpan pada film
dalam bentuk mikro.Ada dua bentuk film yang digunakan, yaitu berbentuk gulungan (roll) da
nada yang berbentuk lembaran ‘microfiche’.
Berdasarkan bentuk bahan yang akan dibaca tersebut, ada dua jenis peralatan untuk
membaca, yaitu microfilm reader dan microfiche reader.
C. Proyektor Film Rangkai Film Strip Projector
Proyektor ini digunakan untuk memproyeksikan film rangkai (strip).Ada beberapa model
yang dibuat untuk berbagai penggunaan, baik untuk penggunaan individual ataupun penggunaan
kelompok.Beberapa model dilengkapi dengan fasilitas perekam kaset audio sehingga
dimungkinkan untuk memutar program film rangkai bersuara.
Berdasarkan sistem atau cara memproyeksikan gambar, maka proyektor fim dibagi menjadi
3 jenis, yaitu proyeksi belakang layar, proyeksi depan layar dan ( proyeksi belakang dan depan
layar.)
D. Proyektor Film Bingkai (Slide Projector)
Peralatan ini termasuk dalam kelompok peralatan proyeksi (optic), karena fungsi utamanya
ialah memproyeksikan film bingkai.Pada umumnya program-program film bingkai
bersuara.Suara film bingkai terpisah.Maka untuk menyajikan program film bingkai bersuara
(sound-slide) selain diperlukan proyektor film bingkai juga diperlukan perekam kaset audio,
untuk memainkan ulang kaset tersebut.Penggantian film bingkai yang satu ke film bingkai
berikutnya dilakukan dengan suatu sistem mekanik.Gerakan mekanik tersebut ada yang
sepenuhnya dilakukan dengan tangan dan ada juga yang menggunakan sistem elektronik.
Berdasarkan cara menggerakkan sistem mekanik tersebut, proyektor ini dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu sistem manual ( dengan tangan ) dan sistem elektronik.
E. Proyektor film gelang
Proyektor ini digunakan untuk memutar film gelang. Film yang digunakan adalah film 8mm,
yang dikemas dalam sambaing ( Cartridge ).Disamping jenis proyektor film gelang tidak
bersuara, ada juga jenis proyektor film gelang yang bersuara.Pada proyektor film gelang bersuara
yang digunakan adalah sistem magnetic dan sistem optic.
F. Video
Video sistem dalam penggunaannya sebagai peralatan pemain ulang (play back) dari suatu
program rekaman, terdiri dari minimal satu buah tape recorder dan satu buah monitor atau
lebih.VTR mempunyai banyak jenis baik mengenai sistem scan (penjejakan), ukuran pita yang
digunakan maupun kemasan dari pita itu sendiri. Berdasarkan segi kemampuan dan fasilitas serta
kemudahan operasi, hal ini juga akan berbeda sesuai dengan tujuan penggunanya.