Anda di halaman 1dari 7

ANALISI SWOT KEPERAWATAN

Dosen Koordinator : Ns. Rusdi.,S.M.Kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Achamd Hidayatullah
2. Azhar Aziz
3. Fegi Tamaran
4. Khairul Rahman
5. Agustina
6. Deby Okta Fitri
7. Desy Haslinda Atika S
8. Hayatunnisa Nadyaputri
9. Ika Fransiska Natalia
10. Maria Kristinana
11. Norlinda
12. Nurlia
13. Rida Yuliana
14. Sulitiawati
15. Widya Azhariana
16. Adolfina
17. Eka Fitri
18. Zahra Ratna Sari

PROGRAM PROFESI NERS

INSTITUSI TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA

SAMARINDA

2020
ANALISIS SWOT DALAM HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN
KEPALA RUANGAN DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUANG
PERAWATAN RSUD KOTA MAKASSAR

S (KEKUATAN) W (KELEMAHAN)
1. Keinginan pihak rumah sakit dalam 1. Pelaksanaan fungsi manajemen
upaya peningkatan mutu pelayanan perencanaan kepala ruangan belum
rumah sakit yang komprehensif dan dilakukan secara maksimal dan sebagai
integratif meliputi proses dan outcome mana mestinya.
secara obyektif, sistematik dan 2. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian
berlanjut memantau dan menilai mutu perlu ditingkatkan dan dioptimalkan.
pelayanan terhadap pasien, sehingga 3. Pelaksanaan fungsi pengarahan kepala
pelayanan yang diberikan di rumah ruangan belum dilakukan sebagai mana
sakit lebih bermutu. mestinya.
2. Keinginan kepala ruangan untuk 4. Pelaksanaan fungsi pengendalian kepala
melaksanakan fungsi manajemen ruangan telah dilakukan tetapi
keperawatan meliputi (merencanakan, pelaksanaannya perlu ditingkatkan dan
mengorganisasikan, mengarahkan, dan diefektifkan agar penerapan patient
mengendalikan dan mengevaluasi safety oleh perawat dapat memberikan
sarana dan prasarana yang tersedia pelayanan asuhan keperawatan yang
untuk dapat memberikan jaminan berkualitas.
keamanan dan kenyamanan yang
melindungi keselamatan pasien
perawat dan keluarga pasien.

O (PELUANG) T (HAMBATAN)
1. Dengan adanya fungsi pengawasan 1. Pelaksanan fungsi pengorganisasian
diharapkan pelaksanaan dari kepala ruang dalam menerapkan patient
perencanaan yang telah ditetapkan safety menyatakan bahwa belum
dapat lebih terarah sesuai dengan ada pembagian khusus pada pasien
standar yang telah ditetapkan. tertentu dengan jenis penyakit
Pengawasan yang sistematis akan tertentu.
berdampak pelaksanaan asuhan 2. Perawat dituntut untuk memberikan
keperawatan yang sesuai standar, asuhan keperawatan yang seefektif dan
sehingga pelayanan yang diberikan seefisien mungkin bagi individu,
lebih efektif dan efesien. keluarga dan masyarakat sesuai kode etik
dan standar praktek keperawatan.
3. Profesi perawat merupakan salah satu
profesi tersibuk dengan jam kerja yang
tinggi dan tuntutan kerja yang tinggi
pula.
4. Jam kerja perawat sangat padat, dalam
sehari perawat bekerja dalam shift kerja
yaitu shift pagi, siang dan malam.
Karena beban kerja yang tinggi
menjadikan perawat memiliki resiko
dalam melindungi keselamatan dirinya
sendiri, pasien dan keluarga pasien.
5. Tingkat kesadaran masing-masing
perawat yang berbeda, perawat yang
mudah menerima masukan dan koreksi
akan cenderung menerima dengan
mudah perubahan yang ada, sehingga
perawat yang akan lebih mudah untuk
memberikan asuhan keperawatan yang
lebih baik.
ANALISIS SWOT DALAM PENGARUH KEPEMIMPINAN YANG
BERINTEGRITAS TERHADAP KINERJA PERAWAT

S (KEKUATAN) W (KELEMAHAN)
3. Kinerja organisasi dalam suatu 5. Pemimpin masih kurang konsisten dalam contoh
organisasi ditunjukan dengan kedisiplinan
kinerja seorang perawat. Untuk 6. Pemimpin masih kurang memahami kesulitan
meningkatkan kinerja perawat, stafnya.
perlu ditempuh melalui berbagai 7. Pemimpin masih banyak berorientasi pada tugas
cara diantaranya melalui 8. Pemimpin kurang bisa berkomunikasi yang
kepemimpinan, integritas perilaku membangun saat menegur dan membina staf
dan kepercayaan yang melakukan pelanggaran, juga cenderung
4. Rumah sakit selalu dituntut untuk permisif ketika staf beberapa kali melakukan
memberikan pelayanan optimal pelanggaran.
kepada pasien dan meningkatkan
serta mempertahankan kinerja
perawat agar selalu baik. Mengingat
kinerja perawat tidak selalu
mengalami kenaikan, ada kalanya
kinerja perawat juga mengalami
penurunan. Pada sumber daya yang
dimiliki oleh rumah sakit yaitu
perawat dimana selalu dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan
optimal dan pelayanan yang terbaik
kepada pasien

O (PELUANG) T (HAMBATAN)
2. Dengan demikian dari seorang 1. Saat ini rumah sakit mengalami berbagai
pemimpin dapat berpengaruh masalah yang berhubungan dengan tenaga
terhadap kinerja. Kepemimpinan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
memiliki pengaruh positif pada 2. Ketidakpuasan kerja perawat terhadap
kinerja, dengan hadirnya kepemimpinan dan kepemimpinan yang kerap
kepemimpinan yang tentunya tidak adil dalam memberikan reward dan
memiliki integritas dan punishment
transformasional, kinerja dapat 3. Lingkungan kerja yang buruk yang pada
terlaksana dengan baik. akhirnya mempengaruhi kepada kinerja perawat
3. Dengan adanya pemimpin yang 4. Adanya ketidakselarasan antara apa yang
mempunyai integritas, kompetensi dikatakan dengan apa yang dilakukan
dan loyalitas yang tinggi terhadap
bawahan dan juga tehadap
pekerjaannya. Pemimpin dalam
organisasi yang mempunyai
bawahan, tentu saja menginginkan
bawahannya memiliki integritas,
kompetensi dan loyalitas yang
tinggi terhadap pekerjaannya
kepada pemimpinnya.
4. Pemimpin harus memiliki
integritas, kompetensi dan loyalitas
yang tinggi terhadap pekerjaannya
sebagai seorang pemimpin karena
pemimpin dan bawahan mempunyai
integritas kompetensi dan loyalitas
yang tinggi terhadap pekerjaannya,
maka akan menimbulkan
kepercayaan kedua belah pihak
yang akan dapat meningkatkan
kinerja dan suasana kerja yang
kondusif
Hubungan Pengetahuan Perawat Dan Fungsi Pengawasan Kepala
Ruangan Dengan Motivasi Perawat Dalam Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien
Strength (kekuatan) Oppotynity (peluang )
1. Keselamatan pasien meruoakan salah 1. Keterampilan ini dalam diperoleh
satu indikator penentu mutu rumah melalui pelatihan, pendidikan serta
sakit. pengalaman. Tidak hanya itu,
2. Perawat menjadi tenaga profesional penerapan komunikasi efektif juga
dengan. jumlah terbanyak dan kontak diperlukan. Hal tersebut dapat
terlama dengan diperoleh melalui pendidikan
Pasien. 2. Kepala ruangan akan lebih mudah
3. Sebagian besar perawat menyerap informasi melalui
berpengetahuan cukup baik tentang pelatihan, pendidikan dan
pelaporan pengalaman.
insiden keselamatan pasien
4. Sebagian besar responden berlatar
belakang pendidikan DIII
Keperawatan. Perawat yang berlatar
belakang pendidikan DIII
Keperawatan, DIV Keperawatan
maupun Ners memiliki pandangan
yang sama terkait penerapan
keselamatan pasien.
5. Seseorang yang berada pada rentang
usia produktif lebih mudah menyerap
informasi, hal ini dikarenakan pada
usia tersebut seseorang memliki
kemampuan daya tangkap yang lebih
baik
6. Kepala ruangan memiliki
pengaruh yang besar terhadap
berlangsungnya proses pelayanan.
Keterampilan yang baik menjadi
salah satu kemampuan yang wajib
dimiliki oleh kepala ruangan

Weaknes (kelemahan) Threatened (Ancaman)


1. Perawat sering kali dikaitkan dengan 1. Terjadinya insiden keselamatan
beban kerja yang cenderung tinggi pasien tentunya dapat memberikan
sehingga menjadi lebih mudah stress dampak yang tidak baik bagi pasien
dan menjadi tidak menyukai hal yang maupun pihak rumah sakit.
sedang dikerjakannya. 2. Dampak yang terjadi dapat berupa
2. Kondisi tersebut dapat menurunkan kerugian secara fisik
motivasi perawat dalam melakukan maupun psikologis
setiap pekerjaan. 3. masa rawat pasien yang lama,
3. Motivasi seseorang berkaitan dengan 4. menurunkan mutu rumah sakit.
pengetahuan tentang suatu hal dan
fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh atasannya.

Anda mungkin juga menyukai