Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TONSILITIS

DI RS CINTA KASIH CIPUTAT

Dosen Pembimbing : Ns Suroso, M. Kep

Oleh:

DESYANA
20227060

UNIVERSITAS ICHSAN SATYA BINTARO


STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022

1
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A DEFINISI TONSILITIS

Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut


amandel) yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50%
kasus tonsilitis adalah karena infeksi. Tonsilitis akut sering dialami oleh anak
dengan insidensi tertinggi pada usia 5-6 tahun, dan juga pada orang dewasa di
atas usia 50 tahun.

Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya


sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut
sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,2017 )

Seseorang terpredisposisi menderita tonsillitis jika memiliki resistensi


yang rendah, memiliki tonsil dengan kondisi tidak menguntungkan akibat
tonsilitis berulang sebelumnya, sebagai bagian dari radang tenggorok
(faringitis) secara umum, atau sekunder terhadap infeksi virus (biasanya
adenovirus yang menyebabkan tonsil menjadi mudah diinvasi bakteri.

B KLASIFIKASI
Macam-macam tonsillitis menurut Mansjoer, dkk (2016)
1 Tonsillitis akut
Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians,
dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.
2 Tonsilitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat
diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus.

2
Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan
sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3 Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)
permukaan tonsil.
4 Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat)
Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut
menyerupai membrane. Membran ini biasanya mudah diangkat atau
dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.
5 Tonsilitis Kronik
Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok,
makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat
dan hygiene mulut yang buruk.

C EPIDEMIOLOGI/INSIDEN KASUS

Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, terutama berusia 5


tahun dan 10 tahun dimana penyebarannya melalui droflet infection yaitu alat
makan dan makanan.

D ETIOLOGI TONSILITIS
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut
dibawah ini yaitu :

1. Streptokokus Beta Hemolitikus


2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet
infections)

3
E PROSES PATOLOGI TONSILITIS

Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas, akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limfa ke tonsil.

Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya


proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat
keluar masuknya udara.

Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring


serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau
mulut serta otalgia. (Smeltzer & Bare, 2001)

F MANIFESTASI KLINIS TONSILITIS

Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :

1. Nyeri tenggorok
2. Nyeri telan
3. Sulit menelan
4. Demam
5. Mual
6. Anoreksia
7. Kelenjar limfa leher membengkak
8. Faring hiperemis
9. Edema faring
10. Pembesaran tonsil
11. Tonsil hiperemia
12. Mulut berbau
13. Otalgia (sakit di telinga)
4
14. Malaise

Manifestasi klinik yang mungkin timbul pada tonsilitis sangat


bervariasi untuk tiap penderita, diantaranya rasa mengganjal atau kering di
tenggorokan, nyeri tenggorok (sore throat) rasa haus, malaise, demam,
menggigil, nyeri menelan (odinofagia), gangguan menelan (disfagia), nyeri
yang menyebar ke telinga, pembengkakan kelenjar getah bening regional,
perubahan suara, nyeri kepala, ataupun nyeri pada bagian punggung dan
lengan.

G PEMERIKSAAN PENUNJANG TONSILITIS

Menurut Mansjoer, Arif (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat


dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan
laboratorium meliputi :

1. Leukosit : terjadi peningkatan


2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

H KOMPLIKASI TONSILITIS

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat tonsillitis akut atau


berulang, di antaranya:

1 Abses peritonsilar (quinsy) : Biasanya timbul pada pasien dengan


tonsillitis berulang atau kronis yang tidak mendapat terapi yang adekuat.
2 Abses parafaringeal : Timbul jika infeksi atau pus (cairan abses)
mengalir dari tonsil atau abses peritonsilar melalui otot konstriktor
superior, sehingga formasi abses terbentuk di antara otot ini dan fascia
servikalis profunda. Komplikasi ini berbahaya karena terdapat pada area

5
di mana pembuluh darah besar berada dan menimbulkan komplikasi
serius.
3 Abses retrofaringeal : Keadaan ini biasanya disertai sesak nafas
(dyspnea), ganggaun menelan, dan benjolan pada dinding posterior
tenggorok, dan bisa menjadi sangat berbahaya bila abses menyebar ke
bawah ke arah mediastinum dan paru-paru.
4 Tonsilolith : Tonsilolith adalah kalkulus di tonsil akibat deposisi kalsium,
magnesium karbonat, fosfat, dan debris pada kripta tonsil membentuk
benjolan keras. Biasanya menyebabkan ketidaknyamanan, bau mulut, dan
ulserasi (ulkus bernanah).
5 Kista tonsil : Umumnya muncul sebagai pembengkakan pada tonsil
berwarna putih atau kekuningan sebagai akibat terperangkapnya debris
pada kripta tonsil oleh jaringan fibrosa.
6 Komplikasi sistemik : Kebanyakan komplikasi sistemik terjadi akibat
infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A. Di antaranya: radang ginjal
akut (acute glomerulonephritis), demam rematik, dan bakterial
endokarditis yang dapat menimbulkan lesi pada katup jantung.
(Adams, George L. 2017)

I PENATALAKSANAAN TONSILITIS

Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :

1 Penatalaksanaan medis
a Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin, eritromisin dll
b Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol,
ibuprofen.
c Analgesik untuk meredakan nyeri
2 Penatalaksanaan keperawatan
a Kompres dengan air hangat
6
b Istirahat yang cukup
c Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d Kumur dengan air hangat
e Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

Meskipun kebanyakan kasus tonsilitis dapat sembuh dengan


penanganan konvensional, seperti istirahat (bedrest), asupan makanan yang
baik, penurun panas (antipiretik), di mana tanpa pemberian antibiotik,
tonsilitis biasanya berlangsung selama kurang lebih 1 minggu. Adapun
pemberian antibiotik dalam kasus seperti ini, umumnya ditujukan untuk
mengurangi episode penyakit dan lamanya gejala yang diderita seperti nyeri
tenggorok, demam, nyeri kepala, ataupun pembengkakan kelenjar getah
bening. Antibiotika sendiri menjadi indikasi jika pada pemeriksaan kultur dan
resistensi ditemukan bakteri Streptokokus beta hemolitikus grup A, dengan
tujuan mengeradikasi kuman dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Penanganan tonsillitis bisa sangat bervariasi tergantung dari perjalanan


penyakitnya sendiri, mulai dari penanganan konvensional hingga tindakan
pembedahan seperti tonsilektomi dan adenoidektomi. Jika pun keputusan
pembedahan yang diambil, maka harus berdasarkan indikasi yang jelas dan
telah mempertimbangkan cost/benefit ratio dari tindakan tersebut, selain itu
telah diperhitungkan komplikasi yang mungkin terjadi.

Beberapa indikasi untuk tonsilektomi/adenoidektomi antara lain:


tonsillitis rekuren atau kronis dengan kriteria yang telah ditentukan, difteria
yang tidak berespon terhadap terapi medikamentosa, demam rematik,
tonsillitis yang berkaitan dengan infeksi telinga tengah atau sinusitis
maksilaris, formasi abses, obstruksi jalan napas, dugaan keganasan tonsil, dan
lain sebagainya. (Doengoes, Marilynn D, 2019)

7
J PATHWAY

8
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Biodata Pasien

1. Nama : An. K

2. Usia : 4 tahun 11 bulan

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Alamat : Kampung Sawah, Ciputat

5. Suku/ bangsa : Jawa

6. Agama/ keyakinan : Islam

7. Diagnostik medik : Tonsilitis

8. No. Medikal record : 0076859

9. Tanggal masuk : 12/12/2022

10. Tanggal pengkajian : 12/12/2022

2. Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. D

2. Usia : 33 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Pekerjaaan / sumber pengahsilan : Ibu Rumah Tangga

5. Hubungan dengan klien : Ibu Kandung


9
3. Riwayat Kesehatan Sekarang

An. K diantar oleh keluarganya ke IGD RS Cinta Kasih Ciputat


pada tanggal 12 Desember 2022 pada jam 08.00 WIB dengan
keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, terdapat sariawan, setiap
menelan makan terasa sakit, terdapat mula namun tidak muntah
Setelah diperoleh data An. K di diagnosa medis Tonsilitis.

Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 Desember 2022


pukul 16.30 didapatkan hasil :

a. Data subyektif :

Berdasarkan pernyataan ibunya, An. K suhu badannya demam


naik turun sudah sejak 4 hari yang lalu. An. K mengeluh nyeri
menelan ketika sedang makan dan mulut sakit ketika sedang
mengunyah makan. Terdapat rasa mual ketika sedang makan namun
tidak muntah. An. K sempat sering minum es seminggu yang lalu.

b. Data obyektif :

Keadaan umum An. K lemah, akral teraba hangat, Pernapasan


: 24 x/menit, Suhu : 38,1ºC, Nadi : 100 x/menit. Terdapat peradangan
dikedua tonsilnya dan sariawan pada rongga mulutnya hingga kesulitan
untuk makan serta tampak meringis sebab merasa nyeri dengan skala 4
menggunakan Skala nyeri 4 dengan Wong Baker Faces Pain Scale. An.
D tampak mual ketika sedang makan namun tdak muntah. Ditemukan
hasil laboratorium :
 Hb : 12,3 /dl
 Hematokrit : 36%
 Leukosit : 2.400
 Trombosit : 203.000

10
4 Data Penggobatan

No Nama Dosis Waktu Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping


Obat Pember
ian
1 Paraceta 200 per 6 meredakan  Hipersensitiv  Gangguan pada
mol mg/oral jam gejala itas hepar
demam dan  Penyakit  Mual dan
nyeri hepar aktif muntah
derajat berat  Diare
 Konstipasi
 dispepsia
2 Isprinol 125 per 8 infeksi yang  hipersensitiv  ruam kulit / gatal
mg/oral jam diseabkan  penyakit gout  rasa lelah
oleh virus  penyakit  diare
jantung  peningkatan
 wanita hamil sementara asam
& laktasi urat dalam urine
3 Nystatin 100.000 per 6 infeksi hipersensitifitas  Diare
drop IU/oral jam jamur dalam  Mual
rongga  Muntah
mulut  Rasa tidak
nyaman pada
gastrointestinal
4 Ondance 28 mg / per 8 mencegah  Hipersensitifi  Nyeri dada
jam
ntron IV mual dan tas  Takikardi
muntah  Pengunaan  Hipotensi
bersamaan  Aritmia
dengan  Hipoksia
11
apomorphine
5 Kanalog 0.6 cm per 8 mengilangk  Hipersensitifi  Supresi adrenal
jam
/suc an gejala tas  Perubahan
lesi  Infeksi metabolisme
inflamasi jamur/bakteri glukosa
oral & lesi pada mulut /  Katabolisme
ulseratif tenggorokkan protein
akibat  Lesi herpes  Aktivasi tukak
trauma  Lesi intraoral peptik

B ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS:
virus Hipertermia
- Ibu An. K mengatakan
↓ berhubungan
anaknya demam naik
masuk melalui kontak dengan
turun sejak 4 hari yang cairan oral proses
lalu
↓ penyakit

DO : peradangan tonsil infeksi

- KU. Lemah ↓
- Akral teraba hangat tonsilitis
- TTV : Suhu : 38,1ºC ↓
peningkatan suhu
tubuh

Hipertermia
2 DS :
virus Nyeri akut
- An. K tampak meringis
↓ berhubungan
ketika saat sedang
12
menelan makan masuk melalui kontak dengan
cairan oral inflamasi
- Ibu An. K mengatakan
↓ rongga mulut
anaknya mengeluh sakit
peradangan tonsil
ketika sedang menelan

makan
DO : tonsilitis

- An. K tampak meringis ↓

ketika sedang makan observasi mekanik


- Terdapat peradangan ↓
dikedua tonsil nyeri telan
- terdapat lesi pada mulut ↓
dan lidah nyeri akut
- Skala nyeri 4 dengan
Wong Baker Faces Pain
Scale

13
14
C INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi


Hipertermia berhubungan dengan proses Termoregulasi ( L.14134) Manajemen Hipertermia ( I.15506)
penyakit infeksi. Ditandai dengan : Setalah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 1X24 jam Identifikasi penyebab hipertermia
DS: diharapkan hipertermia teratasi Monitor suhu tubuh
- Ibu An. K mengatakan anaknya demam naik ditandai dengan : Terapeutik :
turun sejak 4 hari yang lalu  Sediakan lingkungan yang dingin
 Suhu tubuh membaik  Longgarkan atau lepaskan pakaian
DO :
 Suhu kulit membaik  Lakukan pendingan eksternal berupa
- KU. Lemah
kompres dingin pada dahi, dada, leher,
- Akral teraba hangat
abdomen dan aksila
- TTV : Suhu : 38,1ºC
Edukasi :
 Jelaskan ke orangtua penyebab demam
Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan untuk pemberian
paracetamol 4 x 200 mg/oral

15
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi Tingkat Nyeri ( L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
rongga mulut. Ditandai dengan : Setalah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 2X24 jam  Identifikasi skala nyeri
DS : diharapkan nyeri akut teratasi  Idenifikasi respon nyeri non verbal
- An. K tampak meringis ketika saat sedang ditandai dengan :  Monitor keberhasilan terapi
menelan makan
komplementer yang sudah
- Ibu An. K mengatakan anaknya mengeluh sakit  Keluhan nyeri menurun saat diberikan
ketika sedang menelan makan menelan  Monitor efek samping penggunaan
DO :  Tampak meringis menurun saat analgesik
- An. K tampak meringis ketika sedang makan mengunyah makanan Terapeutik :
- Terdapat peradangan dikedua tonsil  Skala nyeri membaik  Anjurkan orang tua untuk
- terdapat lesi pada mulut dan lidah memberikan mainan dan menonton
- Skala nyeri 4 dengan Wong Baker Faces Pain TV yang disukai anak bertujuan
Scale untuk mengalihkan perhatian An.
D dari rasa sakit
Edukasi :
 Jelaskan pada orangtua penyebab
nyeri pada mukosa mulut dan
tenggorokan sebab adanya invasi virus
ke mukosa oral, yang mana akan

16
membentuk vesikel atau lepuhan pada
mulut, saat lepuhan ini pecah akan
menyebabkan stomatitis atau sariawan
serta peradanga pada tonsil yang
mengakibatkan adanya rasa nyeri saat
makan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antivirus dan antijamur
per oral berupa isoprinol 3 x 125 mg/oral,
Nystatin drop 3 x 1 ml /oral dan kenalog
3x1 oles/oral

D IMLEMENTASI KEPERAWATAN

17
Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Senin Hipertermia berhubungan dengan 1 Mengidentifikasi penyebab Subjektif :
12 Desember 2022
proses penyakit infeksi hipertermia Ibu An. K mengatakan suhu
Jam : 16.30
Hasil : An. K terdiagnosa tubuh anaknya tampak mulai
Tosilitis dalam masa inkubasi menurun
proses virus Objektif :
2 Memonitor suhu tubuh  Akral masih teraba
Hasil : An. K mengalami hangat
peningkatan suhu tubuh 38,1ºC  Suhu tubuh 37,7ºC
3 Menyediakan suhu lingkungan Assesment :
yang dingin dengan masalah An. K belum
menurunkan suhu AC ruangan teratasi
Hasil : An. K tampak merasa Planning :
nyaman berada dalam suhu ruang Intervnsi tetap di lanjutkan
yang dingin
4 Melepaskan pakaian An. K
Hasil : An. K tampak merasa
nyaman keika pakaiannya dilepas
5 Melakukan pendingan eksternal
berupa kompres dingin pada
dahi, dada, leher, abdomen dan

18
aksila
Hasil : Suhu tubuh An. K mulai
kembali membaik dengan nilai
37,7ºC
6 Menjelaskan ke orangtua
penyebab demam
Hasil : Orangtua mengerti
mengenai suhu tubuh meningkat
akibat dari proses perjalanan
penyakit yang menginfeksi An. K
7 Mengkolaborasikan dengan
dokter untuk pemberian
paracetamol 4 x 200 mg/oral
Hasil : Suhu tubuh An. K mulai
kembali turun dengan nilai 37,7ºC

Senin Nyeri akut berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi skala nyeri Subjektif :


12 November 2022
inflamasi rongga mulut Hasil : skala nyeri 4 dengan Wong
jam : 16.30  An. K tampak mulai rsaat

19
Baker Faces Pain Scale
rilex saat sedang makan
2. Memonitor keberhasilan
Objektif :
terapi komplementer yang
 lesi pada mulut dan lidah
sudah diberikan
masih ada & peradangan
Hasil : An. K tampak mulai rilex
tonsil mulai membaik
saat mengunyah makanan dan
 Skala nyeri 1 dengan
minum
Wong Baker Faces Pain
3. Meganjurkan orang tua untuk
Scale
memberikan mainan dan
Assesment :
menonton TV yang disukai
masalah An. K teratasi
anak bertujuan untuk
sebagian
mengalihkan perhatian An. K
Planning :
dari rasa sakit
Intervnsi tetap di lanjutkan
Hasil : An. K mampu teralihkan
:
dari rasa nyeri samil bermain
pada saat makan

4. Menjelaskan pada orangtua


penyebab nyeri pada mukosa
mulut dan tenggorokan sebab
adanya invasi virus ke

20
mukosa oral, yang mana akan
membentuk vesikel atau
lepuhan pada mulut, saat
lepuhan ini pecah akan
menyebabkan stomatitis atau
sariawan dan juga terdapat
peradanga pada tonsil yang
mengakibatkan adanya rasa
nyeri
Hasil : Orangtua An. K mengerti
penyebab dari nyeri saat An. K
Menelan makanan
5. Melakukan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat
antivirus dan antijamur per
oral berupa isoprinol 3 x 125
mg/oral, Nystatin drop 3 x 1
ml /oral dan Kennalog 3 x 1
Hasil : Lesi An. K pada rongga
mulutnya masi ada dan tonsil

21
masih sedikit meradang

22
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, dkk. 2016. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta ; EGC

Adams, George L. 2017. BOISE Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta:EGC.

Doengoes, Marilynn D. 2019. Rencana Asuhan Keparawatan. Jakarta:EGC.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aeus Calpius.

Ngastiyah. 2017. Perawatan anak Sakit. Jakarta:EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai