TONSILLITIS
Disusun Oleh :
Rantidika Rachman
202001040
2. Etiologi
Penyebab tonsilofaringitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut
dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (dropletinfections )
Di mulai dengan sakit tenggorokan ringan sehingga menjadi parah. Pasien hanya
mengeluh merasa sakit tenggorokan nya sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat
menyebabkan kesukaran menelan,panas,bengkak dan kelenjar getah bening melemah
didalam daerah submandibuler,sakit pada sendi dan otot,kedingan, seluruh tubuh
sakit,sakit kepala dan biasa nya sakit telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien
sukar menelan,belakang tenggorokan merasa mengental. Hal-hal yang tidak
menyenangkan tersebut biasa nya berakhir 72 jam ( Edward,2001 Reeves Charlene
J.Roux,Gayle dkk,2001).
PATHWAY TONSILITIS
5. Manefistasi klinis
Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :
1. Sakit tenggorokan dan leher
2. Nyeri telan
3. Drooling pada anak-anak
4. Demam ( suhu tubuh yang lebih dari 37,5c untuk orang dewasa dan lebih dari 38c
untuk anak-anak)
5. Kehilangan nafsu makan dan umum nya tidak sehat
6. Amandel merah dan bengkak (dengan nanah)
7. Bengkak dan kelenjar getah bening tender ( kelenjar) di kedua sisi leher
8. Perubahan suara mereka ( seperti terdengar serak atau teredam)
6. Komplikasi
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat. Demam
rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman Streptokokus.
Komplikasi yang lain dapat berupa :
a. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi
beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group
A(Soepardi, Effiaty Arsyad.dkk. 2007). Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah
melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat
Mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga
(Soepardi, Effiaty Arsyad, dkk. 2007).
c. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel
mastoid (Socpardi, Effiaty Arsyad, dkk. 2007).
d. Laringitis
e. Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih dari sinus
paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara dari dinding
yang terdiri dari membran mukosa ( Reeves Roux, Lockhart, 2001).
f. Rhinitis
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx
(Reeves, Roux, Lockhart, 2001).
7. Pemeriksaan diagnostik
Dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, dan pengumpulan riwayat kesehatan
yang cermat untuk menyingkirkan kondisi sistemik atau kondisi yang berkaitan. Usip
tonsilar dikultur untuk menentukan adanya infeksi bakteri. Jika tonsil adenoid ikut terinfeksi
maku dapat menyebabkan otitis media supuratif yang mengakibatkan kehilangan
pendengaran, pasien harus diberikan pemeriksaan audiometik secara menyeluruh
sensitivitas resistensi dapat dilakukan jika diperlukan.
8. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tonsillitis secara umum:
a. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari.
jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
b. Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi) dilakukan jika
1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih tahun
2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
Penatalaksanaan tonsillitis adalah
a. Penatalaksanaan tonsillitis akut
1) Antibiotik golongan penelitian atau sulfanamid selama 5 hari dan obat
kumur atau ohat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan
eritromisin atau klidomisin
2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,
kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat
simptomatik.
3) Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari
komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan
tenggorok 3 kali negatif
4) Pemberian antipiretik
b. Penatalaksanaan tonsillitis kronik
1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur/hisap
2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila teraterapi medikamentosa atau
terapi konservatif tidak berhasil. Tonsilektomi menurut Firman S (2006),
yaitu :
a. Perawatan Prabedah
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus
dipuasakan. Membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas
b. Teknik pembedahan Anestesi umum selalu diberikan sebelum
pembedahan.pasien diposisikan terlentang dengan kepala sedikit
direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi mulut ditahan 10
terbuka dengan suatu penutup dan lidah didorong keluar dari jalan.
Penyedotan harus dapat diperoleh untuk mencegah inflamasi dari
darah. Tonsil diangkat dengan diseksi quillotine. Metode apapun yang
digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap.
Perdarahan dikendalikan dengan menginsersi suatu pak kasa ke dalam
ruang post nasal yang harus diangkat setelah pembedahan. Perdarahan
yang berlanjut dapat ditangani dengan mengadakan ligasi pembuluh
darah pada dasar tonsil.
c. Perawatan paska-bedah
1) Berbaring kesamping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.
2) Memantau tanda-tanda perdarahan:
1). Menelan berulang
2). Muntah darah segar
3) Peningkatan denyut nadi pada saat tidur
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah, pendidikan
terakhir, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan, TB/BB, alamat2
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat.
c. Riwayat kesehatan
Tingkat kesadaran/GCS (< 15), konvulsi, muntah, dispnea / takipnea, sakit
kepala, wajah simetris / tidak, lemah, luka di kepala, paralise, akumulasi sekret
pada saluran napas, adanya liquor dari hidung dan telinga dan kejang Riwayat
penyakit dahulu harus lah diketahui baik yang berhubungan dengan sistem
persarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya. demikian pula riwayat
penyakit keluarga terutama yang mempunyai penyakit menular. Riwayat
kesehatan tersebut dapat dikaji dari klien atau keluarga sebagai data subyektif.
Data-data ini sangat berarti karena dapat mempengaruhi prognosa klien.
d. Pengkajian persistem
1) Keadaan umum
2) Tingkat kesedaran : composmetis, apatis, somnolen, sopor, koma
3) TTV
4) Sistem Pernapasan
5) Sistem Kardiovaskuler
6) Sistem Perkemihan
7) Sistem Gastrointestinal
8) SistemMuskuloskeletal
9) Sistem Persarafan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi b.d proses penyakit
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
3. Difisit nutrisi b.d faktor psikologis
3. Intervensi Keperawatan
REVISI
1. Bagaimana proses terjadinya hipertermi pada tonsilitis?
Demam pada manusia terjadi ketika hipotalamus mengatur suhu
yang lebih tinggi dibandingkan biasanya. Perubahan kontrol
pengaturan suhu bagian otak ini biasanya disebabkan molekul kecil
di dalam darah yang dikenal dengan sebutan pirogen.
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih
(monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa
toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih
tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen
endogen.
2. Proses terjadinya gangguan pendegaran
Rongga dan saluran sinus semuanya terhubung dan bekerja
bersama. Misalnya, tabung Eustachius menghubungkan setiap telinga
tengah ke bagian belakang tenggorokan di belakang saluran
hidung. Tabung yang terhubung ke tenggorokan akan membuka dan
menutup untuk menyegarkan udara di telinga, mengalirkan sekresi,
dan mengatur tekanan udara. Pada anak-anak, tabung ini jauh lebih
sempit dan horizontal, membuatnya lebih sulit untuk dikeringkan dan
lebih mudah tersumbat.
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Biodata
Nama : An.”J”
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : ISLAM
Pendidikan :-
R.Rawat : Hyasinta
Dx.medis : Ton
Tgl.Masuk : 09-08-2023
Tgl.Pengkajian : 11-08-2023
Penanggung Jawab
Nama : Ny.”I”
Umur : 34 Tahun
2) Keluhan Utama
Ibu An.” j” mengatakan pada tanggal 08 Agustus 2023 jam 21.39 wib anaknya
mengalami demam, mual, muntah, dan nyeri menelan, saat sakit anak hanya di
kompres dan diberikan obat paracetamol saja. Ibu dari An.”j” mengatakan pada
tanggal 09 Agustus 2023 jam 05.26 wib keluarga dari An.”j” memutuskan
membawa anak ke RS misi untuk dilakukan perawatan, saat di IGD An.”j” dikaji
dan di anjurkan untuk dilakukan rawat inap. Pada jam 13.23 WIB anak
dipindahkan ke ruang hyasinta. Pada tanggal 11 Agustus 2023 pasien dikaji dan
anak teraba hangat, tampak tonsil mengalami peradangan, ibu dari An.”J” tampak
selalu menanyakan tentang penyakit anak nya, ibu dari An.”J” mengatakan anak
sering menangis dan makan tidak selalu habis karena anak mengeluh nyeri
Ibu dari An.”J” mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit menular dan penyakit herediter seperti (Hipertensi, Dm, Tb.Paru, Hiv,
dll)
6) Genogram
7) Riwayat Prenatal
keluhan yang di rasa hanya penyakit ringan saja seperti mual dan muntah
8) Riwayat Intranatal
Ny.”I” mengatakan saat kelahiran anaknya dilahirkan di puskesmas terdekat,
9) Riwayat Postnatal
bulan. Ibu An.”J” mengatakan anaknya sudah bisa mengayuh sepeda yang
beroda tiga, Ibu dari An.”J” mengatakan jika anak setelah makan selalu mencuci
dan mengeringkan tangannya, An.”J” tampak bisa berdiri dengan satu kaki
selama >2 detik, An.”J” tampak bisa melompati kertas tanpa berlari, An.”J”
jatuh, Ibu An.”J” mengatakan bahwa An.”J” selalu mentaati aturan saat bermain
petak umpet, Ibu An.”J” mengatakan bahwa An.”J” sudah mampu mengenakan
pakaian tanpa dibantu bila sedang tidak sakit, An.”J” mampu menyebutkan
nama lengkapnya.
a) Tanda-tanda vital
(1)Kesadaran
Kualitatif : Komposmentis
Kuantitatif : Motorik :6
Bicara :5
Mata :4
b) Antropomentri
(1) BB : 39 Kg
(2) TB : 104 Cm
IMT : 14
c) Pemeriksaan Fisik
mukosa hidung merah muda, tidak ada pernafasan cuping hidung, bentuk
dada simetris, vocal premitus getar kedua sisi, pengembangan paru sama
kedalaman : ringan, saat diperkusi sonor di lapang paru, tidak nyeri tekan
Mukosa bibir sedikit pucat, tidak ada clubing finger, tidak ada
tidak ada lesi atau edema di thorax, akral teraba dingin, Crt : <3 detik,
batas jantung ics 2 sampai ics 5 sinistra, penyebaran ictus cordis 1 cm (ics
4-ics 5), tidak ada nyeri ketuk atau tekan dibagian thorax, suara jantung bj
1 lub bj 2 dub, tidak ada iramana jantung tambahan (murmur, gallop, dll),
Conjungtiva merah muda, lidah tampak kuning, tidak ada caries gigi,
tampak peradangan pada tonsil, nyeri saat menelan skala : 7 (0-10), tidak
ada asites di abdomen, BU : 14 x/mnt, tidak ada nyeri ketuk dan tekan di
mengikuti pergerakan jari, tekstur mata kenyal, tidak ada masa tambahan
Pina kiri dan kanan tampak simetris, tidak ada serumen, reflek
politezer kiri dan kanan memantul pada reaksi cahaya, tidak ada nyeri
tekan dibagian kedua telinga, tekstur telinga kenyal, tidak ada masa
Tidak ada nyeri tekan dibagian kandung kemih, tidak ada nyeri ketuk
dibagian ginjal, BAB dan BAK tampak dibantu perawat dan keluarga.
Rom : 5 5
5 5
tidak ada lesi atau edema, tidak tampak poliuri, tidak tampak polidipsi,
tidak ada lesi atau edema, ada nyeri saat menelan skala : 7 (0-10)..
Warna kulit putih, kulit tampak sedikit pucat, tidak ada lesi atau
edema, warna rambut hitam, kuku utuh, turgor kulit elastis, tekstur kulit
kenyal, kulit tampak sedikit kotor dan berminyak, kulit teraba lengket
1 2 3 4
1 Pola makan dan Ibu dari An.”J” Ds: Ibu dari An.”J” mengatakan saat
minum mengatakan anaknya sakit tidak selalu menghabiskan
selalu makan 3-4 makan nya karena anak mengeluh
x/hari, dan minum nyeri menelan, makan hanya 5-6
kurang lebih 8-9 sendok saja.
gelas/hari Do: Pasien tampak tidak
menghabiskan makanan yang
diberikan dari RS, anak tampak
meringis saat menelan.
2 Pola istirahat dan Ibu dari An.”J” Ds: Ibu dari An.”J” mengatakan saat
tidur mengatakan anaknya setelah sakit pola tidur anak tidak
selalu tidur dibawah ada perubahan.
jam 22.00 wib. Do: An.”J” tampak berbaring dengan
Dan terkadang rileks
anaknya tidur di
siang hari.
3 Personal hygiene Ibu dari An.”J” Ds: Ibu dari An.”J” mengatakan saat
mengatakan anaknya setelah sakit anak belum mandi.
mandi 2x/hari selalu Do: An.”J” tampak kotor dan
gosok gigi dan berminyak, kulit anak teraba
memakai sampo lengket
4 Eliminasi BAB dan Ibu dari An.”J” Ds: Ibu dari An.”J” mengatakan saat
BAK mengatakan anaknya setelah sakit BAB dan BAK tidak
selalu BAB dipagi ada masalah.
hari saat setelah Do: BAB dan BAK dibantu perawat
bangun tidur, dan dan keluarga
BAK tidak ada
masalah
5 Pola aktifitas Ibu dari An.”J” Ds: Ibu dari An.”J” mengatakan saat
mengatakan hari-hari setelah sakit anak tidak melakukan
anaknya hanya aktifitas apapun.
bermain di rumah Do: An.”J” tampak berrbaring, aktifitas
saja. anak dibantu perawat dan keluarga
(12) Data penunjang
Tekanan darah
rendah.
1.2. Analisa data post op
DO.
Do.
Do.
2) Ibu dari
An.”J” tampak
selalu
menanyakan
tentang
penyakit anak
nya
1.4.Implementasi Keperawatan
Ro :
- -
RS :
Ro :
12.25
5) Memberikan obat sesuai
intruksi dokter (Iprox
3x7,5 ml/oral)
RS :
Ro :
6) Memonitor efektifitas
penggunaan analgetik
RS :
Ro :
Evaluasi
RS :
Ro :
Ro : - Masalah resiko
defisit nutrisi
- An.”J” tampak meringis teratasi sebagian
bila menelan
08.25 - An.”J” tampak tidak selalu P:
menghabiskan makanan
nya - Lanjutkan semua
intervensi
RS :
Ro :
RS :
- An.”J” mengatakan
mengerti apa yang di
ajarkan
Ro :
RS :
- -
Ro :
- Memberikan makanan
pada An.”J”
Evaluasi
RS :
Ro :
- An.”J” tampak
menghabiskan makanan
yang dihabiskan
- - P:
10.00
Ro : - Akhiri intervensi
3) Menjadwalkan penkes
RS :
- Pasien mengatakan
bersedia diberikan penkes
pada jam yang sudah
ditentukan perawat
10.18
Ro :
4) Mengidentifikasi
kesiapan menerima
informasi
10.25 RS :
Ro :
5) Menjelaskan penkes
10.40
sesuai dengan masalah
(Tonsilitis)
RS :
Ro :
- Penkes dilakukan
10.55
6) Memberikan kesempatan
untuk bertanya
RS :
Evaluasi
RS :
Ro :
2) Mengidentifikasi skala O:
nyeri - An.”J” masih
RS : tampak tidak terlalu
meringis saat
- An.”J” mengatakan skala
nyeri nya 3 (0-10) menelan
08.25
Ro : A:
P:
RS :
Ro :
RS :
Ro :
Evaluasi
RS :
2) Menganjurkan oral
hygiene sebelum makan
RS :
Ro :
3) Menganjurkan posisi
duduk saat makan
RS :
11.50 - Ibu dari An.”J”
mengatakan mengerti apa
yang di anjurkan
Ro :
13.30
RS :
- -
Ro :
- Memberikan makanan
pada An.”J”
Evaluasi
RS :
Ro :
- An.”J” tampak
menghabiskan 1 porsi
makanan.