Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN Esofagitis adalah peradangan dari esofagus. Esofagitis sering terjadi pada orang dewasa.

Penyebab dari esofagitis ini sendiripun bermacam macam. Pembagian penyebab di latar belakangi oleh jenis dari esofagitisnya sendiri. berdasarkan jenis dari esofagitisnya terdapat 4 macam esofagitis yaitu esofagitis reflux, esofagitis infeksi, esofagitis karena bahan kimia dan esofagitis basa. Jenis esofagitis yang paling sering terjadi adalah esofagitis reflux, sedangkan esofagitis infeksi biasanya terjadi pada pasien yang mengalami penurunun kekebalan tubuh. Pada pasien yang menderita esofagitis pemeriksaan lab kurang begitu berarti. Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada esofagitis untuk mengetahui jenis dari esofagitis yang diderita pasien adalah endoskopy (esophagogastroduodenoscopy [EGD]). Dengan pemeriksaan endoskopi dapat dilihat peradangan yang terjadi di esofagus. Selain itu dengan endoskopi juga dapat diambil sampel dari esofagus untuk selanjutnya dilakukan biakan untuk mengetahui penyebab. Prognosis dari esofagitis biasanya baik. Tetapi pada pasien yang mengalami penurunan sistem imun dapat terjadi komplikasi komplikasi lain yang jarang sekali terjadi pada pasien yang tidak mengalami kelainan pada sistem imunnya, seperti perforasi dari esofagus, atau pada esofagitis infeksi, mikroorganisme penginfeksi dapat masuk ke peredaran darah.

BAB II
1

TINJAUAN PUSTAKA

ESOFAGUS Definisi Esofagus (dari bahasa Yunani: oeso - "membawa", dan phagus - "memakan") atau kerongkongan adalah tabung berotot dilalui makanan sewaktu mengalir dari mulut ke dalam gaster.

Anatomi Panjang esophagus 25 cm dengan diameter 2 cm. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan kartilago krikoid menghubungkan esofagus dengan rongga mulut pada ruas ke-6 vertebra. Esofagus terletak dibelakang trakea dan jantung dan didepan dari vertebra, kemudian melalui diafragma sebelum memasuki gaster. Di dalam toraks, esophagus melewati mediastinum superior di atas dan mediastinum posterior di bawah. Setelah miring sedikit ke kiri di daerah leher, esophagus kembali ke garis tengah di toraks setinggi T5. Dari situ, esophagus turun kea rah bawah dan depan sampai ke pintu esophageal di diafragma (T10). Kedua ujung esophagus ditutup oleh konstriksi muskulus, disebut sebagai sfingter. Di ujung anterior atau superior oleh sfingter esophagus superior, di distal atau inferior oleh sfingter esophagus inferior. Sfingter esophagus superior terdiri dari otot sirkular dan lebih sering tertutup. Ketika makanan memasuki faring, sfingter ini akan relaksasi kemudian makanan bisa masuk ke esophagus. Sfingter akan tertutup kembali untuk mencegah refluks dari makanan tersebut. Peristaltik akan edorong makanan makin kebawah dari esophagus menuju sfingter esophagus inferior. Ketika sfingter esophagus inferior terbuka, makanan akan masuk ke dalam gaster, kemudan segera tertutup kembali untuk mencegah refluks dari enzim-enzim gaster ke esophagus. Menurut anatomi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot polos), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot polos).
2

Distribusi darah esofagus mengikuti pola segmental, bagian atas disuplai oleh cabangcabang arteria tiroidea inferior dan subklavia. Bagian tengah disuplai oleh cabang-cabang segmental aorta dan arteria bronkiales, sedangkan bagian sub diafragmatika disuplai oleh arteria gastrika sinistra dan frenika inferior. Begitu pula drainase vena berbeda-beda di sepanjang esophagus. Bagian atas oleh vena tiroidea inerior. Bagian tengah oleh system azigos. Bagian bawah oleh system azigos dan vena gastrika sinistra. Persarafan utama esofagus dilakukan oleh serabut-serabut simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom. Serabut-serabut parasimpatis dibawa oleh nervus vagus yang dianggap merupakan saraf motorik. Selain persarafan ekstrinsik tersebut, terdapat juga jala-jala longitudinal (Pleksus Allerbach) dan berperan untuk mengatur peristaltik esofagus normal. Histologi

Dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu : 1. Mukosa Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam
4

2. Sub Mukosa Mengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia.

3. muskularis Otot bagian esofagus, merupakan otot rangka. Sedangkan otot pada separuh bagian bawah merupakan otot polos, bagian yang diantaranya terdiri dari campuran antara otot rangka dan otot polos.

4. lapisan bagian luar (Serosa) Terdiri dari jaringan ikat yang jarang menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur yang berdekatan, tidak adanya serosa mengakibatkan penyebaran sel-sel tumor lebih cepat (bila ada kanker esofagus) dan kemungkinan bocor setelah operasi lebih besar.

ESOFAGITIS Definisi Suatu keadaan dimana mukosa esofagus mengalami peradangan, dapat terjadi secara akut maupun kronik Epidemiologi Esofagitis biasa terjadi pada orang dewasa dan jarang pada anak anak. Tipe paling sering dari esofagitis adalah tipe reflux. Sedangkan pada esofagitis infeksi yang paling sering adalah esofagitis karena candida. Prevalensi dari esofagitis infeksi tertinggi adalah pada pasien dengan AIDS, leukemia, dan limfoma, sedangkan pada populasi secara general, prevalensinya rendah. Esofagitis candida adalah jenis esofagitis yang tersering, di ikuti oleh Herpes simplex tipe I. Penelitian terbaru juga menunjukan bahwa CMV (cytomegalovirus) juga merupakan salah satu penyebab dari esofagitis.
5

Pasien AIDS adalah pasien yang tersering terkena esofagitis infeksi. Tetapi prevalensi dari esofagitis infeksi pada pasien AIDS menurun karena penggunaan terapi antiviral. Macam-macam Esofagitis a. Esofagitis Peptik (Refluks) Inflamasi mukosa esofagus yang disebabkan oleh refluks cairan lambung atau duodenum esofagus. Cairan ini mengandung asam, pepsin atau cairan empedu. b. Esofagitis Refluks basa Terjadinya refluks cairan dari duodenum langsung ke esofagus, misalnya pada pos gastrekstomi total dengan esofagoduodenostomi atau esofagojejenostomi. c. Esofagitis infeksi Esofagitis Candida Terjadi karena gangguan sistem kekebalan motilitas esofagus, metabolisme hidrat arang terutama proses menua. Esofagitis herpes Disebabkan oleh infeksi virus herpes zoster / herpes simpleks. d. Esofagitis yang disebabkan oleh bahan kimia Esofagitis korosif Terjadi karena masuknya bahan kimia yang korosifke dalam esofagus. Hal ini biasanya terjadi karena kecelakaan atau dalam usaha bunuh diri. Esofagitis karena obat (pil esofagitis) Disebabkan oleh pil atau kapsul yang ditekan karena tertahan di esofagus dan kemudian mengakibatkan timbulnya iritasi dan inflamasi.

KANDIDIASIS Etiologi. Kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama Candida albicans. Jamur jenis ini hampir dapat ditemukan dimana saja. Beberapa dapat hidup tidak merugikan
6

bersama bakteri normal yang jumlahnya lebih dominan yang berkoloni di mulut, traktus gastrointestinal, dan vagina.

ESOFAGITIS KANDIDA Faktor resiko Faktor resiko yang dapat meningkatkan insiden dari esofagitis kandida antara lain: -

Diabetes Kanker (leukemia, limfoma) HIV Penggunaan antibiotic Obat-obatan yang menurunkan system imun (kortikosteroid) Kemoterapi Transplantasi organ Stasis dari esophagus Pengguna alcohol Malnutrisi Geriatri

Patofisiologi Kandida dapat dikontrol hidupnya oleh bakteri normal dan system imun tubuh. Jika keberadaan bakteri diganggu oleh penggunaan antibiotic, kelembaban disekitar tubuh bakteri normal ini akan mengubah keasaman dan kimiawi dirinya. Hal ini akan menyebabkan jamur dapat tumbuh dan menempel pada permukaan epitel tubuh, sehingga timbulkan gejala-gejala
7

yang disebabkan oleh jamur. Jika system imun dilemahkan oleh penyakit (terutama pada AIDS dan diabetes), malnutrisi, atau kondisi lain (obat kortikosteroid dan anti kanker), jamur kandida dapat menyebabkan gejala lebih sering. Kandidiasis dapat mengenai banyak bagian dari tubuh, tergantung dari keadaan kesehatan secara umum dari seseorang. Pertumbuhan berlebih dari jamur biasanya terjadi pada keadaan stasis dari esofagus yang terjadi karena kelaianan motilitas esofagus. Penurunan sistem imun akan membuat invasi dari jamur masuk ke mukosa menjadi lebih mudah. Infeksi Candida di mulut dapat menyebar ke esophagus menyebabkan esofagitis. Infeksi ini biasanya sering terdapat pada penderita AIDS juga pada pasien yang menjalani kemoterapi untuk kanker.

Gejala klinis Gejala klinis yang sering adalah disfagia, odinofagia, keputihan di mulut, demam jika kandida sudah menyebar lebih jauh. Pada beberapa penderita mengeluh dapat merasakan jalannya makanan yang ditelan dari kerongkongan ke lambung, rasa nyeri retrosternal yang menyebar sampai ke daerah skapula atau terasa disepanjang vertebra torakalis, sinistra.

Diagnosis Untuk mediagnosis esofagitis kandida, pemeriksaan yang akan dilakukan adalah menggunakan endoskop untuk melihat esophagus. Selama pemeriksaan ini, dikatakan sebagai endoskopi, akan diambil sampel dari jaringan dari esophagus untuk diperiksakan di laboratorium.

Pemeriksaan penunjang
-

Pemeriksaan endoskopi (EGD) dengan atau tanpa biopsi, pewarnaan, ataupun kultur.
8

Tampak mukosa rapuh, eritemateus, berlapiskan selaput tebal, irregular dan granuler, dan berwarna putih seperti susu kental tersebar di seluruh esofagus, terutama pada 2/3 distal. Pada keadaan lebih berat mukosa edema dan tampak beberapa tukak. Bila infestasi jamur masuk ke lapisan sub mukosa, maka edema akan bertambah parah, tukak yang kecil makin besar dan banyak sampai terlihat gambaran divertikel. Biopsi dari selaput tersebut akan menunjukkan jamur atau pseudohifa yang karakteristik dari spesies kandida

Kultur swab mulut atau tenggorok

Radiologi. Dengan menggunakan double-contrast esophagography diperlihatkan lesi seperti plak di esophagus. Plak biasanya memanjang, linear ataupun irregular filling defect diantara mukosa yang normal. Plak dapat terlokalisir atau difus, biasanya didapatkan di bagian atas atau tengah dari esophagus. Beberapa pasien dapat memiliki plak-plak kecil yang multipel.

Pada infeksi kandida lebih lanjut didapatkan gambaran esophagus yang tidak teratur. Dengan double-contrast esophagram menunjukkan adanya kontur esophagus yang irregular dikarenakan banyaknya plak dan psudomembran, dengan barium yang terjebak diantara lesi. Pasien dengan gambaran esophagus seperti ini biasanya juga menderita AIDS.

10

Pengobatan Bagi kebanyakan pasien, obat-obatan anti jamur seperti nystatin, fluconazole (paling efektif untuk penderita HIV), imidazole, itraconazole (oral), miconazole, atau amphotericin (injeksi) dan caspofungin yang digunakan pada kasus sistemik dapat mengontrol infeksi kandida. Beberapa pasien juga memerlukan obat anti nyeri. Nystatin 200.000 unit diberikan sebagai obat kumur yang ditelan maupun yang dimakan setiap 2 jam pada saat pasien tidak sedang tidur, merupakan pengobatan standar, cukup efektif dan hampir tidak ada efek sampingnya. Bila pasien resisten terhadap Nystatin, maka pilihan kedua adalah Flusitosine 100 mg per Kg BB, tiap hari dibagi dalam 3 kali pemberian setiap sesudah makan, selama 4-6 minggu. Obat-obat antifungal lain yang dinyatakan efektif yaitu Imidazole, Ketoconazole, Amphotericine dan Miconazole.

Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi dari esofagitis kandida, antara lain: Lubang di esophagus (perforasi) Infeksi berulang
11

Penyebaran kandida ke bagian lain dari tubuh

Pencegahan Mencegah faktor resiko akan menurunkan resiko terkena infeksi kandida. Perawatan hygiene mulut yang baik juga dapat mengurangi resiko dari infeksi. Pola hidup yang baik, mencakup gizi yang cukup. Pada penderita diabetes diusahakan untuk menjaga ketat kadar gula darah.

Prognosis Esofagitis biasanya dapat diobati secara efektif tanpa meninggalkan kerusakan permanen. Pada penderita dengan penyakit kronik dan system imun yang lemah, kandidiasis menjadi lebih resisten terhadap pengobatan dan dapat muncul kembali setelah pengobatan selesai. Pada pasien dengan kandidiasis yang dalam, prognosis lebih baik jika dapat terdiagnosa lebih awal dan ditatalaksana secara efektif, terutama jika infeksi tersebut dapat dihentikan sebelum menyebar ke organ vital.

12

Anda mungkin juga menyukai