Bronkiektasis J.47 Bronkiektasis No. Dokumen : Halaman : 1 dari 3 halaman VII.1.22/09/2016 1. Definisi Ialah penyakit paru dengan pelebaran bronkus dan kerusakan dinding bronkus yang bersifat kronik dan menetap. Biasanya terjadi pada percabangan ke 4/5 dari bronkus yang penampangnya lebih dari 2 mm 2. Anamnesis Batuk kronik Bercak darah atau batuk darah Sputum produktif purulen Demam Lemah dan berat badan menurun Sesak napas pada keadaan lanjut 3. Pemeriksaan Fisis Tergantung luas, derajat serta ada tidaknya obstruksi jalan napas. Pada auskultasi sering dijumpai ronki basah biasanya pada basal paru dan sering dijumpai jari tabuh 4. Kriteria Diagnosis Anamnesis , pemeriksaan fisis, foto toraks : honeycomb appearance , HRCT ( standar emas ) terlihat diameter bronkus lebih besar dari diameter arteri yang berdekatan, dinding bronkus terlihat menebal (68%) 5. Diagnosis Banding Fibrosis paru TB paru Bronkitis kronik Fibrosis kistik Intertitial lung diseases (ILD) 6. Pemeriksaan a. Umum Penunjang Foto toraks PA & lateral Laboratorium rutin darah: hitung lekosit meningkat Biakan mikroorganisme & uji kepekaan sputum b. Khusus CT scanning toraks resolusi tinggi (HRCT) Pengambilan bahan untuk biakan & uji kepekaan mikroorganisme penyebab dengan aspirasi transtrakeal, bronkoskopi dengan sikat kateter terlindung ganda Foto sinus paranasalis jika dicurigai ada sinusitis Faal paru Pemeriksaan fokal infeksi di gigi 7. Terapi a.Medikamentosa Antibiotika bila ada tanda-tanda infeksi (amoxilin clavulanat, kuinolon respirasi ) Anti inflamasi jangka panjang (makrolid dosis rendah) Kortikosteroid pada saat inflamasi akut Simptomatik: mukolitik dan ekspektoran Bronkodilator untuk eksaserbasi (salbutamol, terbutalin, fenoterol, ) dalam bentuk sistemik (iv, im, oral ) dan inhalasi (nebulasi, inhalasi dosis terukur) Obat anti pendarahan bila batuk darah b.Non Medikamentosa Oksigen Fisioterapi - Postural drainage bila dahak amat banyak - Breathing Exercises - Coughing Exercises Bilasan bonkus atau bronchial toilet, bila produksi sputum amat banyak c. Khusus Pembedahan lobektomi atau pneumonektomi bila kelainan unilateral disertai keluhan infeksi dan batuk darah berulang 8. Prognosis Ad fungsionam : Dubia ad bonam Ad sanasionam : Dubia ad bonam Ad vitam : Dubia ad bonam 9. Edukasi Pemberian nutrisi Kebersihan rongga mulut, THT lingkungan yang baik, Imunisasi Pengobatan yang adekuat pada penderita pneumonia, bronkopneumonia, pertusis serta morbili. Menghindarkan diri dari bahan-bahan yang dapat merangsang produksi sekret yang berlebihan, bahan iritan, obat tidur dan obat penekan batuk 10. Kepustakaan 1. Luce JM. Bronchiectasis. Dalam : Murray JF, Nadel JA, Mason RJ, Boushey HA ,eds.Textbook of Respiratory Medicine,ed 3, Philaelphia, WB Saunders Co; 1998.p. 1325 – 41 2. Swartz MN. Bronchiectasis . In : Fishman APeds. Fishman’ S Pulmonary Diseases and Disorders , ed 3. New York, Mc Graw- Hill; 1998.p. 2045-70.
Jakarta, ......................... 2016
Ketua Komite Medik SMF Paru
Dr. Sri Sulastri Katarnida SpA(K) Dr. Adria Rusli, SpP